DIMENSI LINGKUNGAN
Ekosistem perairan terdiri dari massa air yang merupakan medium fluid selalu
bergerak dan berpindah sehingga sangat mudah dan cepat menyebarkan material
pollutan, proses ekologi dinamik, rentan terhadap perubahan, jaring-aring makanan
kompleks, produktivitas relatif tinggi, dan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Setiap fase siklus hidup ikan seperti dalam fase reproduksi, pemijahan,
pertumbuhan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana fase-fase awal
merupakan fase rentan sehingga berpengaruh terhadap kelimpahan berdasarkan
ruang dan waktu. Sehingga perubahan ketersediaan ikan tidak ditafsirkan sebagai
perubahan ukuran stok yang dapat menjurus pada kebijakan pengelolaan yang
salah yang dapat menyebabkan overfishing atau overinvestasi yang merugikan.
o Sumberdaya ikan khususnya di daerah tropis memiliki spesis yang banyak tetapi
ukuran populasi kecil sehingga tekanan eksploitasi yang tinggi pada spesies
tertentu dapat menyebabkan lebih tangkap.
o Secara potensial suatu sumberdaya tidak akan punah atau hilang karena bersifat
renawble resources tetapi karena eksploitasi tidak terkendali, degradasi
lingkungan dan pencemaran maka hasil tangkapan menurun yang terindikasikan
pada trend produksi dan terend unit upaya penangkapan.
o Pada umumnya spesies mempunyai potensi reproduksi lebih dari cukup untuk
menjaga tingkat populasinya pada level yang tinggi, fekunditas biota air adalah
merupakan indikator potensi reproduksi yang sangat besar, tetapi peningkatan
populasi secara spektakuler dan secara reguler di alam tidak terjadi. Fakta ini
menunjukkan bahwa kendali utama pertumbuhan populasi bukan pada jumlah
fekunditas tetapi kendali lingkungan sangat effektif mempengaruhi fase-fase
perekembangan siklus hidup organisme.
o Kegagalan fase-fase siklus kehidupan ikan terjadi mulai dari fase telur sampai
fase dewasa akibat tekanan lingkungan seperti: produksi telur rendah,
pembuahan gagal, fertilisasi rusak, telur gagal menetas, kematian larva, mati
kelaparan, termangsa oleh predator, penyakit, perubahan temperatur ekstrim,
oksigen terbatas, effek toksik dalam air, kegagalan menemukan daerah
pemijahan, mati secara alami, dan tertangkap oleh manusia.
o Ecologist menjelaskan bahwa habitat adalah tempat hidup ikan, niche adalah
peranan spesies dalam ekosistem, pengambilan ikan dari ekosistemnya oleh
manusia, manusialah yang berperan dalam pengurangan populasi, manusialah
melakukan perusakan langsung maupun tidak langsung. Degradasi stok ikan
dan habitat diwilayah pantai disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang pada
suatu saat mungkin surplus produksi akan habis. Oleh karena itu faktor
masyarakat perlu dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam proses
managemen perikanan.
perubahan faktor lingkungan lain ke arah yang lebih kompleks. Jika faktor
lingkungan kurang baik maka kapasitas pulih rendah, dan apabila semakin buruk
maka stok ikan semakin menipis bahkan dapat punah. Suatu spesies tumbuh
dengan baik jika faktor lingkungan tetap dalam kondisi optimum, sebaliknya akan
menurun jika di luar kondisi optimalnya, bahkan dapat mematikan jika sudah
berada pada level kritis.
o Kajian stok harus menjadi landasan keputusan, analisis potensi stok dilakukan
secara ilmiah dengan metode standar yang disepakati sehingga dapat di ulang
dan dikomparasi.
o Panen tidak melebihi hasil rata-rata pertumbuhan bersih dari suatu stok, stok
yang sisa tidak boleh dibawah batas rujukan yang telah ditetapkan sebelumnya.
o Populasi ikan mungkin terdiri dari sejumlah stok atau spesis yang secara genetik,
prilaku, dan oseanografis terpisah dengan lainnya (multispesies).
o Penangkapan pada satu spesies target atau spesis non target (bycacth) akan
berdampak pada spesies lain karena adanya interaksi rantai makanan, yang
berpengaruh terhadap keseimbangan sistem sumberdaya. Spesises target
mungkin dapat terkendali pada posisi MSY tetapi non target bisa dibawah atau
melampaui MSYnya karena tidak terencana.
o Sumberdaya yang memiliki tingkat mobilitas rendah seperti ikan karang dan ikan
demersal serta sumberdaya yang bersifat sessil seperti kekerangan lebih banyak
mengalami lebih tangkap dibanding dengan ikan pelagik.
Sumberdaya perikanan dipandang sebagai stok modal yang jika dikelola dengan
baik akan memberi manfaat secara sosial ekonomi kepada stake holders: nelayan,
pengolah, pemasar, eksporter, industri, konsumen, penduduk dan sebagainya
sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara optimal dan berkelanjutan.
Dimensi ekonomi mencakup keuntungan dan biaya yang bervariasi yang berkaitan
dengan tekanan pasar yang dinamik.
Budiman yunus
Dimensi sosial dan ekonomi sering konflik sehingga harus hati-hati mencari
koinsidensi tujuan sosial dan tujuan ekonomi. Perikanan industri dimensi
ekonominya lebih unggul sedangkan perikanan skala kecil dimensi sosialnya lebih
unggul. Konflik terbesar akan terjadi pada perikanan multigear, dan multispesies
dalam suatu wilayah tangkap.
Dimensi sosial berkaitan pula dengan prilaku interaksi antar individu atau antar
kelompok dalam suatu pola budaya, kebiasaan, adat, dan lembaga sebagai
perantara dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan.
KENDALA EKONOMI
Permintaan pasar dan harga ikan yang optimal tidak berlaku dalam perikanan
karena dapat menjadi sumber terjadinya kelebihan tangkap dan pemborosan secara
ekonomi.
Pengelolaan perikanan yang baik, tidak mengarah pada kegiatan perikanan jangka
pendek maupun jangka panjang yang menjurus ke dalam overfishing secara
ekonomi atau upaya penangkapan melampaui titik hasil ekonomi maksimum.
Interaksi negatif antara kapal-kapal industri berskala besar dengan nelayan skala
kecil pada suatu wilayah penangkapan dapat menyebabkan terjadinya perubahan
prilaku dan strategi penangkapan yang dapat mendorong terciptanya konflik dan
pengeluaran biaya yang signifikan.
Konflik antara pengguna perairan dengan pengguna lain seperti penangkapan dan
pariwisata antara penangkapan dan pertanian di lahan atas sehingga otoritas perlu
meminimumkan konflik agar perikanan dapat memperoleh keuntungan optimal, hal
ini diatasi melalui dialog antar sektor, Perikanan, Pertanian, Pariwisata, Keuangan ,
dan Perencanaan melalui kebijakan makroekonomi dan strategi pembangunan lokal,
provinsi, atau Nasional.
Kendala lain adalah adanya perbedaan kepentingan dan tujuan antara perikanan
internasional dan tujuan nasional seperti tingkat diskon, biaya produksi, selera
konsumen, dan harga ikan dipasar nasional.
DIMENSI TEKNOLOGI
Pengaturan jenis alat, jumlah upaya, metode penangkapan, dimana dan kapan
menangkap bertujuan untuk mengendalikan tangkapan biomassa, ukuran, dan
umur.
DIMENSI MANUSIA
Effektifnya lembaga tergantung mutu dan fungsi organisasi, bentuk interaksi, dan
tingkat keabsahan. Kelompok yang berkepentingan lebih effektif sebagai anggota
Budiman yunus
seperti kelompok produksi, pemasar, konservasi, komunitas alat tangkap dan tipe
sumberdaya.
Lembaga bersifat dinamis, perlu dievaluasi secara berkala, perlu adopsi tatanan
kelembagaan agar berfungsi lebih effektif, tatanan kelembagaan pengelolaan
perikanan harus fleksible, negosiasi ulang dapat dilakukan untuk memperbaiki
langkah pengelolaan, negara harus meninjau ulang kinerja otoritas pengelolaan
dalam waktu 3-5 tahun.
FUNGSI LEMBAGA
Peraturan memuat tentang hak dan kewajiban yang didukung oleh perangkat
kebijakan; sifat dan luas hak, syarat akses, kebijakan fiskal, pajak, sewa dan
sebagainya yang aturannya dibuat oleh negara atau otoritas melalui sistem hukum
dan disetujui pada tingkat kebijakan.
Suatu otoritas pengelolaan dapat menggabungkan dengan sub struktur atau badan-
badan lain bila diperlukan untuk menjalankan berbagai fungsi, atau terdiri dari badan
otonomi yg terpisah secara politis, geografis, atau konteks perikanan berdasarkan
Budiman yunus
wewenang dan mandat, yang penting komunikasi dan umpan balik berjalan secara
efisien dan effektif.
Kelembagaan pengelolaan stok ikan pelintas batas, ikan stradling, peruaya jarak
jauh dan perikanan laut lepas diatur dalam Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 ,
Konvensi PBB tahun 1995, agenda 21, Konvensi PBB tahun 1992 (UNEC).
Kerangka kelembagaan dalam tatanan perikanan internasional, regional, antar
negara, dimana setiap negara mempunyai otoritas pengelolaan untuk mencapai
keseimbangan dan kepentingan bersama.
Bila terjadi tumpang tindih tanggungjawab otoritas pengelolaan suatu kawasan lebih
dari satu otoritas dapat dinbentuk mekanisme kerjasama atau tatanan kelembagaan
bilateranal, regional yang spesifik, kerjasama tersebut meliputi pengumpulan data
biologi, sosial, ekonomi, lingkungan dengan metode seragam dan meliputi
jangkauan distribusi stok.