Anda di halaman 1dari 7

SUMBERDAYA ALAM

 Sumberdaya alam adalah meliputi keadaan lingkungan alami termasuk ekosistem


perairan laut dan perairan darat beserta unsur-unsur bahan mentah yang terdapat
di dalamnya yang mempunyai nilal dan diperlukan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya baik secara materil dan rohani.

 Jadi sumberdaya meliputi sediaan cadangan sumberdaya alam, input proses


produksi, atau sesuatu yang bernilai yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Sumberdaya alam terdirl dari kelompok:

 Renawble resources (dapat pulih)


 Unrenawble resources (tidak dapat pulih)
 Continous resources (sumberdaya kontinu atau tidak pemah habis).

SUMBERDAYA IKAN
Sumberdaya Ikan menurut FAO adalah organisme perairan laut/perairan tawar yang
didalamnya bukan hanya lkan tetapi termasuk krustacea (kepiting dan udang),
molluska (cumi, gurita, kerang), penyu, paus, rumput laut, fitoplankton, atau
sumberdaya ikan adalah keseluruhan sumberdaya perairan yang terdiri dari beragam
organisme. Defenisi ini telah diadopsi sebagai defenisi ikan dalam konteks perikanan
di Indonesia menurut Undang Undang Perikanan Indonesia.

SUMBERDAYA PERIKANAN
Sumberdaya perikanan adalah meliputi sumberdaya hayati (ikan), sumberdaya
lingkungan, serta segala sumberdaya buatan manusia yang digunakan untuk
memanfaatkan sumberdaya ikan. Eksositem perairan (lingkungan perairan) sebagai
lahan produksi perikanan juga termasuk sumberdaya perikanan seperti laut, pantai,
mangrove, sungai, danau dan sebagainya. Pada ekosistem perairan ini terdapat
sumberdaya ikan yang dimanfaatkan oleh manusia. Komponen hayati merupakan
sumberdaya perikanan yang terdiri dari berbagai kelompok hewan dan tumbuhan
yaitu Ikan ( fishes), udang (Crustacea), bintang laut (Echinodermata), binatang lunak
(molluska), dan rumput laut (sea weed). Sumberdaya flora dan fauna ini
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan, sumber protein, mineral,
vitamin, bahan obat-obatan dan kosmetik, material bangunan, industri dan beraneka
macam assesori. Sumberdaya hayati peralran bersifat:
 dapat pulih pada batas-batas daya dukung tertentu.
 multi spesis,
 bergerak (mobile),
 passif (non mobile),
 common property dan open acces.

1
Permasalahan sumberdaya perikanan dewasa ini adalah (1) overeksploitasi, (2)
Degradasi habitat, (3) Degradasi spesies, kelangkaan dan ancaman kepunahan.
Degradasi habitat (ekosistem) dan degradasi stok memiliki dampak sosial ekonomi
seperti hasil tangkapan menurun, pendapatan menurun, konflik kepentingan,
lapangan kerja tertutup, nilai pasar sumberdaya, perikanan rekreasi menurun,
sampai pada masalah kemiskinan. Semua permasalahan tersebut disebabkan oleh
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan hidup penduduk, dan pengelolaan
perikanan yang tidak effektif.

PERIKANAN
Perikanan adalah usaha manusia di dalam memanfaatkan sumberdaya ikan.
Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Perikanan dapat dipandang
sebagai sistem yang terdiri dari unsur atau subsistem lkan, manusia, dan habitat atau
lingkungan ikan. Untuk memanftatkan sumberdaya ikan dan sumberdaya lingkungan,
manusia perlu pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan modal. Bentuk usaha dan
kegiatan manusia di dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan tersebut yaitu
Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Perikanan Rekreasi. Mulai dari
perencanaan pemanfaatan, penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
kegiatan pasca panen, pengolahan, dan pemasaran.

SIFAT DAN KENDALA SUMBERDYA


Renawble Resources
Sumberdaya Ikan adalah sumberdaya dapat pulih (renawble resources) artinya jika
diambil sebahagian maka sisa yang tertinggal memiliki kapasitas untuk
memperbaharui dirinya dengan cara berkembang biak. Kapasitas pulih sumberdaya
Ikan terbatas, apabila dimanfaatkan tanpa memperhatikan struktur umur, jenis
kelamin, kematangan gonad, jumlah lkan dewasa (Induk pemijah), dan ukuran
populasi yang tersedia. Begitu pula masalah lingkungan sebagai faktor pembatas
yang menentukan pertumbuhan dan keberlangsungan fase-fase siklus hidup. Jika
kondisi ini tidak baik maka kapasitas pemulihan dirinya juga rendah bahkan lika
konditinya semakin buruk maka tidak tertutup kemungkinan ikan menjadi hampir
punah atau punah. Potensi stok yang akan dimanfaatkan ditetapkan melalui analisis
limiah, sesuai metodologi standar yang disepakati. Kajian stok yang rasional dan
dapat dipercaya harus menjadi landasan pengambilan keputusan pengelolaan agar
diperoleh keuntungan. Jika analisis ilmiah tidak tersedia maka perkiraan-perkiraaan
melalui pengalaman empiris dari historls tingkat eksploitasi sumberdaya dapat
dilakukan. Populasi ikan adalah sumberdaya yang mempunyai kapasitas untuk
memperbaharui dirinya sendiri sehingga yang terpenting bagaimana kapasitas itu
dapat berlanjut terus walaupun tereksploitasi, tetapi tetap tersedia cadangan tersisa
agar kapasitas untuk memperbaharul dirinya tetap ada. Namun harus disadarl
bahwa, kapasitas untuk memperbaharul dirinya Mau kocepatan pulihnya sangat
bergantung pada berapa besar bagian yang disisahkan. Pemanfaatan stok ikan
yang melampaui kapasitas pertumbuhan stok biomassa yang diambil melampaui

2
ketentuan MSY (maximum sustainable yield) atau TAC (total allowable cath) akan
mengancam kelestarian sumberdaya. Apabila pengelolaan perikanan tidak
memperhatikan MSY maka CPUE (cath per unit effort) akan menurun, keuntungan
ekonomi tidak optimal atau rugi, dan jika tidak ada tindakan perbaikan akan terjadi
pomberosan ekonoml, kehancuran biologi dan kepunahan sumberdaya perikanan
yang lebih serius.

Multi Spesis
Sumberdaya Ikan biasanya terdiri dari beberapa jenis (multi spesis). Setiap spesis
memiliki kapasitas untuk pulih sendiri. Pengelolaan harus difokuskan pada suatu stok
tertentu secara terpisah darl spesis-spesis lain. Stok yang menjadi target ditetapkan
jumlah tangkapan lestarinya (MSY) sehingga tidak berada pada tingkat yang
berbahaya, karena pengurangan stok yang, berlebihan akan menyebabkan
kepunahan lokal. Pemanfaatan berlebihan sumberdaya stok khusus (ekonomis)
dapat menyebabkan keruglan keanekaragaman hayati (sumberdaya ikan), begitupula
penangkapan pada individu tertentu seperti yang berukuran besar dapat menurunkan
frekwensi ciri istimewa genetik dan mengurangi heterozigositas. Pengelolaan
perikanan spesis tunggal selalu berdampak tertangkapnya spesis lain akibat interaksi
teknologi, serta berdampak terhadap rantai makanan misainya merosotnya
kelimpahan prey (mangsa) dan peredator (pemangsa) yang dapat mempengaruhi
perubahan keunggulan spesis, dan mempengaruhi kesetimbangan-kesetimbangan
dinamis sistem sumberdaya yang secara potensial dapat mempengaruhi pilihan
sumberdaya masa depan. Pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab harus
menjamin spesis target dan spesis tangkapan sampingan tidak dimanfaatkan
dibawah level MSY. Perikanan multi spesis tidak mungkin dapat memanfaatkan
potensi MSY dari masing-masing spesis secara serentak dalam suatu wilayah
dimana spesis pemangsa dan mangsa bercampur. Setiap spesis mempunyai
parameter biologi tersendiri dan membutuhkan alat tangkap spesifik dan dalam
penerapannya sangat sullt dilakukan. Berubahnya kelimpahan pemangsa atau
mangsa akan berpengaruh pada kelimpahan unsur lain dimana perubahan interaksi
tersebut masih sulit meramalkannya. Oleh karena itu pengelolaan sumberdaya
perikanan melalui pendekatan MSY dari seluruh komponen multi spesis perlu
dihindari karena mungkin berpengaruh pada komponen stok yang lain.

Mobilitas
Ikan pelagik adalah lkan yang hidup di kolom atas atau permukaan air, memiliki
kemampuan gerak dan mobilitas tinggi seperti tuna dan cakalang yang dapat
melintasi samudera dan batas negara. lkan pelagik yang mobilitasnya sedang adalah
Ikan pelagik kecil seperti teri, sardinella, layang. lkan demersal umumnya
mobilitasnya rendah sehingga terkesan menetap di dasar perairan (sedentari) bahkan
beberapa spesis bersifat sessil. Sifat lkan yang berpindah-pindah (migrator), dan
tidak terlihat menyebabkan pendugaan stoknya merupakan pekerjaan yang sulit,
sehingga pengelolaan perikanan bukanlah suatu hal yang mudah, dan akurasi atau
kebenaran estimasi stok sering menjadi perdebatan. Perpindahan populasi Ikan dari

3
suatu daerah ke daerah lain menyebabkan estimasi stok pada suatu daerah mungkin
lebih tinggi atau lebih rendah dari Stok sebenamye. Sebagai metode pendugaan stok
moderen dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai akurasi stok seperti metoda
akustik, metoda inderaja, sistem informasi geografis, percobaan penangkapan
(sweapt area), serta berbagal model perhitungan matematis.

Kendala sumberdaya
Populasi hayati atau stok mampu tumbuh dalam kelimpahan biomassa, akan
tetapi hanya sampai suatu batas tertentu. Batas-batas terhadap pertumbuhan
ditentukan oleh ukuran populasi saat ini dalam hubungannya dengan kelimpahan
rataratanya dalam keadaan tidak diusahakan, dan oleh lingkungan dimana stok itu
berada. Dalam mempertahankan suatu stok pada tingkat-tingkat produktif
memerlukan suatu kelimpahan yang cukup dari hewan dewasa yang secara
reproduktif matang, para pemijah, dan lingkungan yang sangat cocok untuk agar
melewati tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah hidupnya. Akan tetapi.
teristimewa sebagai akibat dari variabilitas dalam lingkungan, pertumbuhan suatu
stok dari tahun ke tahun biasanya sangat bervariasi.

Produktivitas potensial stok ikan paling baik dipahami melalui analisis ilmiah,
yang didasarkan pada konsep yang disepakati, menggunakan metodologi standar
untuk memberikan hasil yang bisa diproduksi ulang dan bisa diperbandingkan. Akan
tetapi, jika kemampuan tidak tersedia untuk itu (analisis ilmiah), umpamanya pada
beberapa komunitas pesisir tradisional, beberapa perkiraan bisa diperoleh dari
pengamatan empiris mengenai tingkat-tingkat tangkapan historis. Menentukan status
yang ada mengenai suat stok, dan hasil potensial dari stok tersebut dalam lingkup
strategi pengelolaan yang berbeda, merupakan tuJuan dari pengka.iian stok modem.
Kajian kajian stok yang tersedia dan terpercaya harus melandasi keputusan
pengelolaan perikanan mengenai sumberdaya tersebut dan dengan demikian
menghasilkan keuntungan dari sumberdaya tersebut melalui penggunaannya.

Perikanan yang bertanggungjawab tidak membolehkan lebih banyak yang dipanen


dari sumberdaya tersebut secara rata-rata dibandingkan dengan yang dapat
digantikan oleh pertumbuhan bersih stok. Hal ini tidak berarti bahwa tangkapan
tahunan tidak pernah boleh melampaui produksi tahunan bersih, dan dalam lingkup
kebanyakan strategi pemanenan, variabilitas alami dan ketidakpastian sedemikian
rupa sehingga hasil tangkapan ikan mungkin melampaui produksi dalam beberapa
tahun. Akan tetapi, tindakan tidak harus berakibat biomassa dari stok atau stok-stok
berada di bawah titik batas rujukan yang ditetapkan sebelumnya, di mana risiko
kehancuran sumberdaya menjadi demikian tinggi yang tidak dapat diterima. Bila lalai
mematuhi aturan ini akan berarti bahwa sumberdaya tersebut akan menipis atau
terkuras dengan berjalannya waktu, menjurus ke hasil yang lebih rendah
dibandingkan hasil dan keuntungan ekonomi rata-rata yang optimal. Jika tidak diambil

4
langkah untuk memperbaiki situasi yang demikian, risiko kehancuran biologi yang
laman\a tidak pasti. dan pemborosan ekonomi atau punahnya perikanan tersebut
akan meningkat hingga ke suatu tingkat yang tidak bisa diterima.

Spesies-spesies ikan yang berada dalam populasi mungkin terdiri atas


sejumlah stok yang sebagian besar melestarikan dirinya sendiri, secara efektif dan
genetik terisolasi satu terhadap lainnya sesuai menurut ciri perilaku, osenografis atau
topografis. Sejauh mungkin, pengelolaan, perikanan harus memusatkan perhatian
pada setiap stok secara terpisah dan berusaha menangkap tiap stok secara lestari
atau menetapkan suatu laju pengusahaan menyeluruh yang tidak mendorong
komponen komponen suatu sumberdaya multi-spesies ke tingkat rendah yang
berbahaya. Gagal mematuhi ketentuan akan berakibat pada suatu risiko terjadinya
kepunahan atau penipisan hebat dari stok individu, sekalipun selagi populasi sebagai
suatu keseluruhan tampaknya berada dalam keadaan sehat. Isolasi genetik yang
efektif dari stok-stok dapat berarti bahwa kepunahan lokal seperti itu tidak dapat
pulih, dan kerusakan permanen sudah dilakukan pada status dan produktivitas dari
populasi tersebut secara keseluruhan demikian juga pada daerah-daerah
penangkapan ikan lokal.

Sebagai tambahan atas upaya menghindari lebih-tangkap stok khusus, otoritas


pengelolaan perikanan perlu pula menghindari tindakan yang secara merugikan akan
mempengaruhi keanekaragaman genetik suatu stok atau populasi. Tekanan
penangkapan jangka panjang di atas tingkat lestari terhadap bagian-bagian terpilih
dari suatu stok, seperti misainya individu yang berukuran besar, dapat berpengaruh
mengurangi frekuensi dari ciri istimewa genetik terpilih, karena itu mengurangi
heterozigositas dari stok atau populasi. Pengaruh selektif yang terus berlarut-larut
semacam ini harus dihindari.

Walaupun banyak perikanan dan banyak pengkajian stok dan strategi pengelolaan,
memusatkan upaya pada spesies tunggal atau stok, dalam kenyataannya semua
spesies sumberdaya akuatik yang berfungsi di dalamnya dan tergantung pada
komunitas yang kompleksitasnya berbeda dipandang dari segi banyaknya spesies.
Oleh karena itu, memanen satu spesies apa pun hampir pasti berdampak terhadap
spesies yang lain, baik melalui interaksi teknologi seperti misalnya tertangkapnya
secara kebetulan spesies lain selama penangkapan, maupun melalui pengaruh rantai
makanan seperti misalnya mengurangi kelimpahan suatu pemangsa, mangsa atau
pesaing spesies lain dengan cara penangkapan. Dampak terhadap hubungan ekologi
[contohnya melalui rantai tropik] di antara spesies, bisa menjurus ke pada perubahan
dalam keunwgulan spesies dan mempengaruhi kesetimbangan-kesetimbangan
dinamis dari sistem sumberdaya yang secara potensial mempengaruhi opsi masa
depan. Pengaruh multi-spesies ini perlu dipertimbangkan dalam penangkapan yang
bertanggungjawab, yang harus dituJukan untuk menjamin bahwa tidak ada spesies,
apakah spesies yang ditargetkan, spesies hasil tangkapan sampingan atau spesies
yang secara tidak langsung terpengaruh oleh penangkapan, terkurangi sampai ke
bawah tingkat-tingkat yang bisa didukung secara lestari akibat penangkapan.

5
Suatu konsekuensi penting dari efek multi-spesies dalam penangkapan adalah
bahwa tidak mungkin memanen secara serentak hasil lestari maksimum dari tiap
spesies dalam suatu kumpulan di suatu kawasan tertentu yang meliputi campuran
spesies pemangsa dan mangsa. Tiap unsur dari kumpulan mempunyai parameter
dan ciri biologinya sendiri dan akan membutuhkan suatu sistem penangkapan
spesifik yang menangkap hanya spesies tersebut, suatu kondisi yang tidak mungkin
terpenuhi dalam praktek. Sebagai tambahan, memodifikasikan kelimpahan
pemangsa atau spesies man-sa] akan mempengarLihi kelimpahan dari unsur-unsur
lain dari kumpulan dimana mereka berinteraksi sedemikian rupa yang secara umum
masih sukar meramaInya. Sebagai akibatnya, hasil multi-spesies optimal dari suatu
kawasan akan selalu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah dari hasil potensial
spesies secara individu. Oleh karena itu penangkapan yang bertanggungjawab tidak
boleh bertuJuan untuk memperoleh hasil lestari maksimum dari tiap komponen dari
suatu komunitas multispesies, karena hal ini akan menjurus pada pengusahaan lebih
dari paling tidak beberapa dari komponen stok.

BAHAN BACAAN:

01. Fisheries biologi, assesment and management (Michael King)


02. Living marine resources, their utilization and management (Edwin S. Iversen)
03. Rezim pentgelolaan mnnbw&ya perikanan (Viktor P.H. Nikulujuw)
04. Sumberdaya Perikanan Laut di Indonesia (Komisi Stok Assesment PLI)
05- Pengelolaan SD Pesisir dan Lautan secara terpadu (Rohmin Dahuri dkk).
06. Pengelolan perikanan, FAO
07. Perikanan Darat, FAO
08. Integrasi perikanan dalarn pengelolaan kawasan pesisir,FAO

6
7

Anda mungkin juga menyukai