Anda di halaman 1dari 5

Keistimewaan Bulan Muharam

‫ب‬ ِ ‫ تَ ْذكِرةً أِل ُوىِل الْ ُقلُ و‬،‫ م َك ِّو ِر اللَّْي ِل َعلَى النَّه ار‬،‫ اَلْع ِزيْ ِز الْغَ َّفار‬،‫اح ِد الْ َق َّهار‬ ِ ‫هلل الْو‬ِ
ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ‫اَحْلَ ْم ُد‬
‫ك لَ ْه‬ َ ْ‫َش َه ُد أَ ْن الَ إِٰلهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬ ْ ‫ أ‬.‫اب َوااْلِ ْعتِبَ ْار‬ ِ ‫صر ًة لِّ َذ ِوي اأْل َلْب‬
َ
ِ
َ ‫ َوَتْب‬،‫ص ْار‬ َ ْ‫َواأْل َب‬
ٰ ِ ِ
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم‬ َ ‫ اَللّ ُه َّم‬.‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َس يِّ ُد اخْلَالَئ ِق َوالْبَ َش ْر‬ َّ ‫َش َه ُد أ‬
ْ ‫ َوأ‬،‫ك الْغَ َّف ْار‬ُ ‫الْ َمل‬
‫ َفيَآأَيُّ َه ا الْ ُم ْس لِ ُم ْو َن! أ ُْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي‬.‫ أ ََّما َب ْع ُد‬.‫ص ْحبِ ِه اأْل َطْ َه ْار‬ ِ ِٰ ٍ ِ
َ ‫َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َوأل ه َو‬
:‫ال اهللُ َت َع اىَل يِف ْ كِتَابِ ِه الْ َك ِرمْيِ يِف ْ ُس ْو َر ِة الَْب َق َر ِة‬
َ ‫ َف َق‬.‫اعتِ ِه َف َق ْد فَ َاز َم ِن َّات َقى‬ ِ
َ َ‫بَِت ْق َوى اهلل َوط‬
‫ إِ َّن الَّ ِذيْ َن اٰ َمنُ وا َوالَّ ِذيْ َن‬. ‫ بِ ْس ِم ٱل ٰلّ ِه ٱل رَّمْح ٰ ِن ٱل َّر ِحي ِم‬،‫ان ال َّر ِجْي ِم‬ ِ َ‫الش يط‬ ِِ
ْ َّ ‫أَعُ ْوذُ بِاهلل م َن‬
.ٌ‫اهللۚ َواهللُ َغ ُف ْوٌر َّر ِحْيم‬
ِ ‫ك يرجو َن رمْح ت‬ ِ ِ
َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ‫اج ُروا َو َٰج َه ُدوا يِف ْ َسبِْي ِل اهلل أُولَٓئ‬ َ ‫َه‬
Saudara-saudara Kaum Muslimin, jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah, Bulan
Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang
diharamkan berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan.
Oleh karenanya, kita disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut
pendapat mayoritas ulama, tanggal 10 Muharram. Di antara fadhilah bulan Muharram, adalah
ia dipilih oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa
dan kesalahan. Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut karena dipilih sebagai awal
tahun dalam kalender Islam. Untuk itu, marilah kita bersama-sama mengulas kembali sejarah
tahun baru Hijriah, yakni sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam, yang diawali
dengan 1 Muharram. Mengapa para sahabat memilih bulan Muharram sebagai awal
penanggalan Islam? Dalam kitab Shahih al-Bukhari, pada kitab Manâqib al-Anshâr (biografi
orang-orang Anshar) pada Bab Sejarah Memulai Penanggalan, disebutkan

‫ث النَّيِب ِّ ﷺ َواَل ِم ْن َوفَاتِ ِه َم ا َع د ُّْوا إِاَّل ِم ْن‬


ِ ‫ال م ا ع دُّوا ِمن مبع‬ ٍ
َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ‫ َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْعد ق‬,
.َ‫َم ْق َد ِم ِه الْ َم ِدينَة‬
“Dari Sahl bin Sa’d ia berkata: mereka (para sahabat) tidak menghitung (menjadikan
penanggalan) mulai dari masa terutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak pula
dari waktu wafatnya beliau, mereka menghitungnya mulai dari masa sampainya Nabi di
Madinah”. Hal itu dilakukan meskipun tidak diketahui bulan kehadirannya itu, karena sejarah
itu sebenarnya merupakan awal tahun. Sebagian sahabat berkata pada ‘Umar, ”Mulailah
penanggalan itu dengan masa kenabian”; sebagian berkata: ”Mulailah penanggalan itu
dengan waktu hijrahnya Nabi”. ‘Umar berkata, ”Hijrah itu memisahkan antara yang hak
(kebenaran) dan yang batil, oleh karena itu jadikanlah hijrah itu untuk menandai kalender
awal tahun Hijriah”.
Ma’âsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Setelah para sahabat sepakat mengenai peristiwa
hijrah dijadikan sebagai awal penanggalan Islam, ada sebagian sahabat yang berpendapat
bahwa untuk awal bulan Hijriyah itu: ”Mulailah dengan bulan Ramadhan”, tetapi ‘Umar
radliyallahu 'anh berpendapat: ”Mulailah dengan Muharram”, itu karena Muharram
merupakan masa selesainya umat Islam dari menunaikan hajinya. Lalu disepakatilah tahun
baru hijriah itu dimulai dengan bulan Muharram. Ibn Hajar dalam kitab Fath al-Bârî Syarah
Kitab Shahîh al-Bukhârî mengatakan bahwa: "Sebagian sahabat menghendaki awal tahun
baru Islam itu dimulai dengan hijrahnya Nabi, itu sudah tepat. Ia melanjutkan, ada empat hal
atau pendapat yang mungkin dapat dijadikan sebagai awal penanggalan Islam, yaitu masa
kelahiran Nabi (maulid al-Nabi), masa diutusnya Nabi, masa hijrahnya Nabi, dan masa
wafatnya Nabi. Tetapi pendapat yang diunggulkan adalah menjadikan awal tahun baru itu
dimulai dengan hijrah karena masa maulid dan masa kenabian itu keduanya tidaklah terlepas
dari kontradiksi atau pertentangan pendapat dalam menentukan tahun. Adapun waktu
wafatnya beliau itu, banyak tidak dikehendaki oleh para sahabat untuk dijadikan sebagai awal
tahun, karena mengingat masa wafatnya Nabi justru menjadikan kesedihan bagi umat. Jadi
kemudian pendapat dan pilihan itu jatuh pada peristiwa hijrah. Kemudian mengenai tidak
dipilihnya bulan Rabiul Awal sebagai awal tahun tetapi justru dipilih bulan Muharram
sebagai awal tahun karena awal komitmen berhijrah itu ada pada bulan Muharram, sehingga
cocoklah hilal atau awal bulan Muharram itu dijadikan sebagai awal tahun baru Islam.”
Ma’âsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Menurut satu pendapat, ada banyak hikmah
dipilihnya peristiwa hijrah sebagai penanda Kalender Islam, Tahun Baru Hijriah. Di
antaranya adalah dengan peristiwa hijrah itu, umat Islam mengalami pergeseran dan peralihan
status: dari umat yang lemah kepada umat yang kuat; dari perceraiberaian atau perpecahan
kepada kesatuan negara; dari siksaan yang dihadapi mereka dalam mempertahankan agama
kepada dakwah dengan hikmah dan penyebaran agama; dari ketakutan disertai dengan
kesukaran kepada kekuatan dan pertolongan yang menenteramkan; dan dari kesamaran
kepada keterang-benderangan. Di samping itu, dengan adanya hijrah itu terjadi peristiwa
sungguh penting antara lain, perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perjanjian Hudaibiyah (Shulh
al-Hudaibiyah), dan setelah 8 (delapan) tahun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hijrah di
Madinah, beliau kembali ke Makkah al-Mukarramah dengan membawa kemenangan yang
dikenal dengan Fath Makkah. Itulah peristiwa-peristiwa yang penting kita ingat. Oleh karena
itulah, Al-Quran menjadikan hijrah itu sebagai sebuah pertolongan. Al-Quran mengingatkan
kita:

‫َخَر َج هُ الَّ ِذيْ َن َك َف ُر ْوا ثَ ايِن َ ا ْثَننْي ِ إِ ْذ مُهَ ا يِف الْغَ ا ِر إِ ْذ َي ُق ْو ُل‬
ْ ‫ص َرهُ اهللُ إِ ْذ أ‬ َ َ‫ص ُر ْوهُ َف َق ْد ن‬ُ ‫إِل َّۗا َتْن‬
َ‫ٰحبِ ِهۦ اَل حَتَْز ْن إِ َّن اهللَ َم َعنَاۖ فَأَْنَز َل اهللُ َس ِكْينَتَهٗ َعلَْي ِه َوأَيَّ َد ٗه جِب ُُن ْو ٍد مَلْ َتَر ْو َه ا َو َج َع َل َكلِ َم ة‬
ِ ‫لِص‬
َ
ِ ‫الس ْف ٰلَىۗ و َكلِمةُ اللَّ ِه ِهي الْع ْلياۗ واهلل ع ِزيز ح‬
.‫كْي ٌم‬ ُّ ‫وا‬‫ر‬ ‫ف‬
َ ‫ك‬َ ‫ن‬ ‫ي‬ ِ َّ‫ال‬
‫ذ‬
َ ٌ ْ َ ُ َ َُ َ َ َ ُ َ ْ
“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya: ”Jangan
engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan
kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak
terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah
itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa Mahabijaksana” (QS. Al-Taubah [9]: 40). Allah pun
telah memuji orang-orang yang berhijrah, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. setelah hari
kemenangan Fath Makkah bersabda:
َ‫ال‬:ُ‫ َو َم ْعنَ اه‬.)‫(مَّت ّف ٌق َعلَْي ه‬ ِ ِ ‫الَ ِهج رةَ بع َد الْ َفْت ِح ولَ ِكن ِجه اد ونِيَّةٌ وإِذَا‬
ُ ‫اس ُتْنف ْرمُتْ فَ انْف ُر ْوا‬
ْ َ ٌَ َ ْ َ َْ َ ْ
.‫ت َد َار إِ ْسالٍَم‬ ‫أِل‬ ِ ِ
َ ‫ه ْجَر َة م ْن َم َّكةَ َنَّ َها‬
ْ ‫ص َار‬
”Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah, akan tetapi jihad dan niat, dan jika kalian
diminta untuk pergi berjihad maka pergilah” (Muttafaq ‘alaih dari jalur ‘Aisyah radliyallahu
‘anha) Maknanya: Tidak ada hijrah dari Makkah karena dia telah menjadi negeri Islam.
Hijrahnya Rasul dari Makkah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 M., bukanlah sekadar
peristiwa dalam sejarah Islam, tetapi banyak petuah dan pelajaran berharga bagi kita, yang
terpenting di antaranya adalah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika keluar dari
Makkah berhijrah menuju Madinah itu tidaklah dalam keadaan membenci penduduk Makkah,
justru beliau cinta kepada penduduk Makkah. Oleh karena itu ketika beliau keluar
meninggalkan Makkah beliau berkata:
ِ ِ ‫ُخ ِرج‬ ِ ِ ِ ‫ب أَر‬ ِ ِ ‫ك خَل ي ر أَر‬
ِ ِ
‫ت‬
ُ ‫ت مْن ك َم ا َخ َر ْج‬ُ ْ ْ ‫ َولَ ْواَل أَيِّنْ أ‬،‫ض اهلل إِىَل اهلل‬ ْ ُّ ‫َح‬
َ ‫ض اهلل َوأ‬ ْ ُ َْ َّ‫َواهلل إِن‬
)‫(رواه الرتميذي والنسائي عن عبد اهلل بن عدي بن محراء رضي اهلل عنه‬

Artinya ”Demi Allah, sungguh kamu (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi
Allah yang paling dicintai Allah, seandainya aku tidak dikeluarkan darimu (Makkah) maka
tiadalah aku keluar --darimu.” (HR. al-Tirmidzi, al-Nasa’i, Ibn Mâjah dll, dari ‘Abdullâh bin
‘Addî bin Hamrâ’ radliyallahu ‘anhum). Ini menunjukkan betapa kecintaan beliau kepada
Makkah dan penduduk Makkah, sebagaimana maqalah populer menyatakan hubbul wathan
minal iman, cinta tanah air adalah ekspresi kesempurnaan iman. Dan satu hal yang penting
dalam hijrah adalah bahwa hijrah itu adalah bermakna luas, sebagaimana disebutkan dalam
hadits yang mulia bahwa:
ِ ‫والْمه‬
)‫اج ُر َم ْن َه َجَر َما َن َهى اهللُ َعْنهُ (رواه البخاري‬ َُ َ
Artinya: ”Orang yang berhijrah itu adalah orang yang berhijrah, meninggalkan apa-apa yang
dilarang oleh Allah” (HR. al-Bukhârî).
Hijrah di sini bermakna luas, meninggalkan adat atau tradisi fanatisme kesukuan, dan
menegaskan hijrah itu meninggalkan dari segala yang dilarang oleh Allah dan yang di
dalamnya membahayakan manusia. Ma’âsyiral muslimîn hafidhakumullâh, Berdasarkan
keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan memuliakan bulan
Muharram dan memperingati tahun baru Hijrah. Bahwa dalam memuliakan dan
memperingati tahun baru Hijriah harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga
dari peristiwa hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya, yang dapat
disebutkan dalam tujuh poin penting berikut ini: 1. Hijrah itu adalah perpindahan dari
keadaan yang kurang mendukung dakwah kepada keadaan yang mendukung. 2. Hijrah itu
adalah perjuangan untuk suatu tujuan yang mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan
pengorbanan. 3. Hijrah itu adalah ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan
dan kemaslahatan. 4. Hijrah itu harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan. 5.
Hijrah itu adalah jalan untuk mencapai kemenangan. 6. Hijrah itu mendatangkan rezeki dan
rahmat Allah. 7. Hijrah itu adalah teladan Nabi dan para sahabat yang mulia, yang
seyogianya kita ikuti. Kaum muslimin yang dikasihi Allah, Demikianlah keistimewaan bulan
‫‪Muharram dan poin-poin penting dari hikmah hijrah. Sebagai penutup khutbah ini, marilah‬‬
‫‪kita renungkan firman Allah dalam surat al-Anfâl (8) ayat 74:‬‬

‫ك ُه ُم الْ ُم ْؤ ِمُن ْو َن‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬


‫ص ُر ْواۧ أ ُْولَٓئِ َ‬
‫اه ُد ْوا يِف ْ َسبِْي ِل اهلل َوالَّذيْ َن اٰ َو ْوا َونَ َ‬ ‫َوالَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا َو َه َ‬
‫اج ُر ْوا َو َج َ‬
‫َح ًّقاۗ هَّلُم َّم ْغ ِفَرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِرمْيٌ‪.‬‬

‫‪Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan‬‬
‫‪orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang‬‬
‫‪muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan‬‬
‫‪dan rezeki (nikmat) yang mulia. Demikian khutbah ini semoga bermanfaat. Semoga kita,‬‬
‫‪keluarga kita, masyarakat kita, dan bangsa kita Indonesia, dapat berhijrah kepada kebaikan‬‬
‫‪dan kemuliaan. Amin.‬‬

‫الذ ْك ِر احْلَ ِكْي ِم‪,‬‬


‫ات و ِّ‬ ‫بار َك اهلل يِل ولَ ُكم بِاْلُْقرء ِان اْلع ِظي ِم و َن َفعيِن وإِيَّا ُكم مبَا فِي ِه ِمن اْآلي ِ‬
‫َ َ ْ َ ََْ ْ ْ َ َ َ‬ ‫ََ ُ ْ َ ْ‬
‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ُه َو اْلغَ ُف ْو ُر َّ‬
‫الر ِحْي ُم‬ ‫‪.‬فَ ْ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َش َه ُد‬ ‫ت أ َْع َمالِنَ ا‪ .‬أ ْ‬ ‫حَنْم ُد اهلل ونَس تَعِينُه ونَس َت ْغ ِفره‪ ،‬و َنع وذُ بِ ِه ِمن ُش رو ِر أَْن ُف ِس نَا و ِمن س يِّئاَ ِ‬
‫َ ْ َ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ َ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ُْ‬
‫ٰ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم‬ ‫َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬ ‫َش َه ُد أ َّ‬ ‫ك لَ ْه‪َ ،‬وأ ْ‬ ‫أَ ْن اَل ۧ إِٰلهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ِ‬ ‫ع ٰلى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد نَيِب الرَّمْح ْة‪ ،‬وعلَى آلِِه و ِ ِ ِ‬
‫ض ْة ‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد‪.‬‬ ‫ص ْحبِه م ْن َي ْومنَا َه َذا إِىَل َي ْوم الن َّْه َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ِّ َ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ال َت َع اىَل خُمْرِب ًا َوأٰ ِم ًرا‪ :‬إِ َّن‬ ‫اعتِ ِه َف َق ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّاس! أ ُْوص ْي ُك ْم َبت ْق َوى اهلل َوطَ َ‬ ‫أَيُّ َه ا الن ُ‬
‫ٰ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل‬ ‫صلُّ ْوا َعلَْي ه َو َس لِّ ُم ْوا تَ ْس لْي ًما‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬ ‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَآأَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا َ‬
‫اهللَ َو َماَل ٓئ َكتَ ٗه يُ َ‬
‫ت َع ٰلى َس يِّ ِدنَا‬ ‫ت َوبَ َار ْك َ‬ ‫ص لَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫ِٰ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫َو َس لِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َو َع ٰلى أل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك يَآ أ َْر َح َم‬ ‫ك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪ ،‬بَِرمْح َتِ َ‬ ‫راهْي َم يِف الْ ٰعلَ ِمنْي َ إِنَّ َ‬ ‫ِٰ‬
‫إِ ْب َراهْي َم َو َع ٰلى أل َس يِّدنَا إِبْ َ‬
‫َحيَ ِاء ِمْن ُه ْم‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫ٰ‬ ‫مِح ِ‬
‫ال َّرا نْي َ ‪ ....‬اَللّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْؤمننْي َ َواملُْؤمنَ ات َوالْ ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َمات اَأْل ْ‬
‫َعَّز اإِلِ ْس الَ َم َوالْ ُم ْس لِ ِمنْي َ ‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم‬
‫ت‪ .‬اَل ٰلّه َّم أ ِ‬
‫ُ‬
‫اضي احْل اَجاَ ِ‬ ‫ِ‬
‫َّع َوات يَا قَ َ‬
‫ك جُمِ يب الد ِ‬ ‫ِ‬
‫َواأْل َْم َوات إِنَّ َ ْ ُ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ مِب ِ ِ‬ ‫أ ِ‬
‫ك َرمْح َةً َو َه ِّي ْء‬ ‫صالَ ُح اإِلِ ْسالَِم َوالْ ُم ْسل ِمنْي َ ‪َ .‬ربَّنَا أتِنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬ ‫َصل ْح ُوالَةَ الْ ُم ْسلمنْي َ َا فْيه َ‬ ‫ْ‬
‫ت‬ ‫ْ‬‫ن‬‫َ‬‫أ‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫ة‬
‫ً‬ ‫مْح‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ْ‬‫ن‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫لَنَا ِمن أَم ِرنَا ر َش ًدا‪ .‬ربَّناَ الَ تُِز ْغ ُقلُوبنَا بع َد اِ ْذ ه َديَتنَا وهب لَنَا ِ‬
‫م‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ َْ َ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ َ‬
‫اج َع ْلنَ ا لِْلمت َِّقنْي َ إِ َم ًام ا‪َ .‬ربَّنَ ا أتِنَ ا يِف‬
‫ْ‬ ‫و‬
‫َّ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن أ َْزو ِاجنَ ا وذُِّريَّاتِنَ ا ُق َّرةَ أ َْعنُي ٍ‬
‫اب‪َ .‬ربَّنَا َه ْ‬
‫الْ َو َّه ُ‬
‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َّويِف اْآلخَر ِة َح َسنَةً َّوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ُّ‬

‫ان َوإِ ْيتَ اِۤء ِذي اْل ُق ْرىَب ٰ َو َيْن َه ٰى َع ِن اْل َف ْخ َش آ ِء‬
‫ِعب اد اهلل! إِ َّن اهلل يعم ر بِاْلع ْد ِل واْ ِإلحس ِ‬
‫َ َْ ُ ُ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ ْ‬
‫اش ُك ُر ْوهُ َعلَى‬ ‫َوالْ ُمْن َك ِر َواْ َلب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ ،‬فَا ْذ ُك ُروااهللَ اْ َلع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫نِع ٍم يَِّز ْد ُكم واسَئلُوا ِمن فَ ْ ِ ِ ِ‬
‫ضله يُ ْعط ُك ْم َولَذ ْك ُر اهلل أَ ْ َ ُ‬
‫كب ر ‪.‬‬
‫َْ ْ ْ ْ‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai