KESEHATANMUHAMMADIYAH KLATEN 2019 KONSEP DASAR A. Definisi Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul 2008). Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2004). Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml-3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus. B. Etiologi Secara umum, faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain: 1. Umur Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Kebutuhan cairan pada bayi dan anak perharinya yaitu: a. Untuk berat badan sampai 10 kg, kebutuhan cairan perhari 100ml/kgBB. b. Berat badan 11-20 kg, kebutuhan cairan per hari 1000ml + 50ml/kgBB c. Beratbadan >20kg, kebutuhan cairan per hari 1500ml + 20ml/kgBB Kebutuhan cairan pada orang dewasa menggunakan rumus 30- 50ml/kgBB/hari 2. Iklim Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udara rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit. 3. Diet Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. 4. Stress Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan rentensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah. 5. Kondisi sakit Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh misalnya : a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran. c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, Sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : a. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml/24 jam, atau sekitar 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. b. IWL (Invisible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL/hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. c. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. d. Feces Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL/hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). 6. Tindakan medis 7. Pengobatan Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif. 8. Pembedahan Faktor yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan cairan harian diantaranya: 1. Demam, kebutuhan meningkat 12% setiap 10C. 2. Hiperventilasi. 3. Suhu lingkungan yang tinggi. 4. Aktivitas yang ekstrim/berlebihan. 5. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria Faktor yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian, diantaranya: 1. Hipotermi. 2. Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi. 3. Oliguria atau anuria. 4. Hampir tidak ada aktivitas. C. Penatalaksanaan 1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral a. Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien- pasien tertentu, misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I. b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari. c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman. 2. Pemberian therapy intravena a. Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif untuk memenuhi cairan extrasel secara langsung. b. Tujuan terapy intravena : 1). Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan peroral secara adekuat. 2). Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit. c. Jenis cairan intravena yang biasa digunakan : 1).Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air, misalnya dextrosa dan glukosa. Yang digunakanyaitu 5% dextrosa in water (DSW), amigen, dan aminovel. 2).Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik, hypotonik, maupun hypertonik yang banyak digunakan yaitu normal saline (isotonik) : NaCL 0,9%. 3).Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat. 4).Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma. Cara kerjanya adalah meningkatkan tekanan osmotik darah. 3. Menghitung balance cairan. a. Input Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan, ataupun cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun parenteral. Cairan yang termasuk input yaitu: 1.) Minuman dan makanan 2.) Terapi infus 3.) Terapi injeksi 4.) Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari) 5.) NGT masuk b. Output Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan tersebut berupa: 1.) Muntah 2.) Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc. 3.) Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari 4.) Cairan NGT terbuka 5.) Urin 6.) Drainage dan perdarahan 4. Hipovolemia a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa dan elektrolit. b. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik. c. Rehidrasi oral pada diare pediatrik. 5. Hipervolemia, tindakan: a. Pembatasan natrium dan air. b. Diuretik. c. Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup. I. PENGKAJIAN A. Riwayat Kesehatan 1. Asupancairan dan makanan (oral dan Parental). 2. Tanda dan gejala gangguankeseimbangancairan dan elektrolit. 3. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit. 4. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status cairan. 5. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial). 6. Faktor psikologis (perilaku emosional). B. Pengukuran Klinik 1. Berat Badan (BB) Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang berhubungan dengan berat badan : a. Ringan : ± 2% b. Sedang : ± 5% c. Berat : ±10% Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama. 2. Keadaan Umum Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta tingkat kesadaran. 3. Asupan cairan Asupan cairan meliputi: a. Cairan oral : NGT dan oral b. Cairan parental : termasuk obat-obat intravena c. Makanan yang cenderung mengandung air d. Iritasi kateter 4. Pengukuran keluaran cairan 1). Urin : Volume, kejernihan/kepekatan 2). Feses : Jumlah dan konsistensi 3). Muntah 4). Tube drainage dan IWL 5. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc. C. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik difokuskan pada : 1. Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan, otot, tetani dan sensasi rasa. 2. Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin dan bunyi jantung. 3. Mata : cekung, air mata kering. 4. Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkatkesadaran. 5. Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah- muntah D. Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan elektrolit serum Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat. b. Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit (Ht). Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok. Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik. Hb naik : adanya hemokonsentrasi Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik. c. pH dan berat jenis urine Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030. E. Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan Volume Cairan 2. Kelebihan Volume Cairan F. Intervensi (Perencanaan) Tujuan dan kriteria No Diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan Rasional hasil 1. Kekurangan volume cairan Tujuan : Menyeimbangkan volume a. Kaji cairan yang disukai a. Membuat klien lebih cairan sesuai dengan klien dalam batas diet. kooperatif. kebutuhan tubuh b. Rencanakan target b. Mempermudah untuk Kriteria Hasil: pemberian asupan cairan memantauan kondisi a. Terjdi peningkatan untuk setiap sif, mis : siang klien. asupan cairan min. 1000 ml, sore 800 ml dan c. Pemahaman tentang 2000ml/hari (kecuali malam 200 ml. alasan tersebut terjadi kontraindikasi). c. Kaji pemahaman klien membantu klien dlm b. Menjelaskan perlu-nya tentang alasan mengatasi gangguan. meningkatkan asupan mempertahankan hidrasi yg d. Untuk mengontrol cairan pada saat adekuat. asupan klien. stress/cuaca panas. d. Catatan asupan dan e. Untuk mengetahui c. Mempertahankan berat haluaran. prkembangan status jenis urine dalam batas e. Pantau asupan per oral, min. kesehatan klien. normal. 1500 ml/ 24 jam.
d. Tidak menunjukan f. Pantau haluaran cairan
tanda-tanda dehidrasi. 1000-1500ml /24jam. Pantau beratjenis urine. 2. Kelebihan volume cairan Tujuan: Kebutuhan cairan klien a. Kaji asupan diet dan a. Untuk mengontrol dapat terpenuhi sesuai kebiasaan yang mendorong asupan klien. dengan kebutuhan tubuh terjadinya retensi cairan. b. Konsumsi garam yang klien. b. Anjurkan klien untuk berlebihan me- Kriteria hasil: menurunkan konsumsi ningktkan tekanan a. Klien akan garam. darah. menyebutkan faktor c. Anjurkan klien untuk: c. Makanan yg meng- penyebab dan metode 1) Menghindari makanan gunakan penyedap rasa pencegahan edema. gurih, makanan kaleng dan pengawet. b. Klien mperlihatkan dan makanan beku. d. Na+mengikat air,jadi penurunan edema 2) Mengkonsumsi mkann tubuhakan lebihmerasa tnpa garam dan lebihcepat haus. menambahkan bumbu e. Venostasis dapat aroma. mengakibatkan 3) Mggunakan cuka terhambatnya aliran pengganti garam utk darah. penyedap rasa sop, f. Guna memperlancar rebusan dll. sirkulasi. d. Kaji adanya tanda venostasis g. Perlukaan pada daerah dan bendungan vena pada yang sakit bagian tubuh yang menyebabkan kurang mengantung. lancarnya sirkulasi e. Untuk drainase limfatik yang peredaran darah di tidak adekuat. daerah tsb. h. Semua kegiataan tersebut memperparah f. Tinggikan ekstremitas keadaan klien dengan mnggunakn bantal, imobilitas, bidai/ balutan yang kuat, serta berdiri/duduk dlm waktu yg lama. g. Jangan memberikan i. Untuk mepercepat suntikan/infuse pada lengan perbaikan jaringan yang sakit. tubuh.
h. Tingatkan klien untuk
menghindari detergen yang keras, membawa beban berat, memegang rokok, mencabut kutikula/ bintil kuku, me- nyentuh kompor gas, memgenakan perhiasan atau jam tangan. i. Lindungi kulit yg edema dari cidera. G. Evaluasi tindakan keperawatan 1. Output urine pasien seimbang dengan intake cairan, membran mukosa lembab, turgor kulit baik. 2. Karakterisitik urine menunjukkan fungsi ginjal yang baik. 3. Pasien akan mengkonsumsi cairan sesuai dengan program (per oral, therapy intravena atau TPN). 4. Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi. 5. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan. DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. (2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC. Doenges, Moorhouse, Geissler. (2015). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Harnawatiaj.(2008). Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. http://wordpress.com. Diakses 15 Mei 2017. Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Faqih, Moh. Ubaidillah. (2009). Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia. http://www.scribd.com. Diakses 15 Mei 2017. Perry dan Potter. (2015). Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis