Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN KUOTA IMPOR SAPI

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Pt Great Giant Livestock


(GGLC), Lampung Tengah- Lampung)
Audio Valentino Himawan Marhendra
Zainul Arifin
Yusri Abdillah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-Mail: dio.valentino@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak kebijkan kuota impor sapi yang diberlakukan
pemerintah Indonesia terhadap kinerja perusahaan-perusahaan pengimpor sapi, salah satunya PT Great Giant
Livestock, Lampung Tengah- Lampung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi
pada PT Great Giant Livestock. Penelitian ini menggunakan 3 teknik analisis data yaitu pengumpulan data,
penyajian data dan pengambilan keputusan. Hasil Penelitian menyebutkan bahwa kebijkan kuota impor sapi
yang diberlakukan pemerintah Indonesia berdampak pada kinerja perusahaan PT Great Giant Livestock.
Dampak tersebut terlihat dari pengurangan jumlah sapi impor, pengurangan penjualan sapi, pengurangan kinerja
fasilitas, dan penurunan kinerja sumber daya manusia. Semua aspek tersebut pada akhirnya akan mengurangi
input keuntungan atau profit dari perusahaan.

Kata Kunci : Kebijakan, Kinerja, Impor, Pemasaran


ABSTRACT
This research aims to describe the impact of the policy of cattle import quota launched by the Indonesian
government on the performance of companies importing cows, case study is conducted in PT Great Giant
Livestock, Central Lampung Lampung. This research is descriptive with a qualitative approach. Data
collection techniques in this research uses observation and documentation at PT Great Giant Livestock. This
research uses three data analysis techniques, data reduction, data presentation and decision-making or
verification. The Research Findings show that development policy of cattle import quotas applied by Indonesian
government have an impact on the performance of the company PT Great Giant Livestock. The visible impact
are reduction of number of imported cattle, cattle sales, facility performance, and human resource performance
. All these aspects will ultimately reduce the input advantage or profit of the company.

Keyword : Policy, performance, Import, Marketing

PENDAHULUAN oleh ketersediaan produksi daging sapi lokal,


Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik sehingga tidak terjadi keseimbangan pasar.
dari tahun ke tahun dan bertambahnya jumlah Kondisi ini membuat pemerintah
penduduk Indonesia, menyebabkan peningkatan mengeluarkan kebijakan membuka kran impor baik
jumlah kebutuhan/konsumsi protein hewani seperti dalam bentuk bakalan maupun daging sapi guna
daging, telur dan susu. Permintaan daging sapi yang mengimbangi tingkat kebutuhan akan protein
semakin besar tersebut ternyata tidak bisa diimbangi hewani yang semakin meningkat di Indonesia.
Namun ternyata hasilnya tidak seperti harapan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dimana kebutuhan daging nasional lebih banyak penurunan kinerja perusahan yang cukup signifikan
dicukupi oleh impor, tanpa dibarengi dengan akibat kebijakan tersebut. Penurunan kinerja ini
peningkatan produksi ternak lokal. Kondisi ini disebabkan harga bakalan sapi luar yang terus
menunjukkan bahwa Indonesia tidak mampu menanjak akibat terbatasanya stok yang ditetapkan
mengeksploitasi lebih dalam terhadap usaha pemerintah, kenaikan jumlah biaya produksi,
peternakan sapi lokal dan pada akhirnya semakin kenaikan biaya pemeliharaan dan bahkan penurunan
tergantung pada impor daging maupun bakalan sapi kinerja SDM yang ditandai dengan semakin
untuk memenuhi permintaan akan protein hewani menurunya motivasi kerja para pekerja karena
nasional. penurunan jumlah sapi impor yang dipelihara.
Mengingat sudah terjadi gejala Pengurangan gaji serta ancaman phk yang
ketergantungan ini, maka dalam rangka dikarenakan penurunan income atau pendapatan
penyelamatan Program Swasembada Daging Sapi perusahaan terkait pembatasan impor sapi juga
(PSDS) Tahun 2014, pemerintah membuat menjadi akar permasalahan dari penurunan kinerja
kebijakan untuk membatasi kuota impor baik SDM PT Great Giant Livestock.
bakalan maupun daging sapi untuk meningktakan
sumber daya sapi lokal yang selama ini tidak TINJAUAN PUSTAKA
mampu bersaing, yaitu dengan menetapkan volume Teori Merkantilisme
impor sebesar 500.000 ekor /tahun sejak 2011 Dalam perdagangan internasional terdapat
hingga semakin menipis menjadi 80.000 ekor untuk beberapa aliran pemikiran, dimulai dari aliran
periode tahun 2013 (Rapat Koordinasi Tingkat pemikiranyang dikenal sebagai aliran
Menteri Yang Dipimpin Menteri Koordinator merkantilisme. Aliran merkantilisme ini
Ekonomi, 28 November 2012 yang dikutip dari berpendapat bahwa perdagangan internasional akan
Dokumen Berita Direktorat Jendral Peternakan dan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh
Kesehatan Hewan ) . Selain itu, pemerintah juga surplus neraca transaksi berjalan.
tidak ingin devisa negara semakin terkuras dengan Oleh karena itu, kegiatan ekspor-impor
semakin tingginya nilai impor untuk bakalan diletakkan sebagai lokomotif utama yang dipacu
maupun daging sapi. melalui peningkatan industri dalam negeri. Dari
Penetapan kebijakan pembatasan kuota hasil ekspor inilah, dipergunakan untuk memenuhi
impor sapi memang menjadi angin segar bagi kebutuhan impor. Barang/ komoditas impor selain
kelangsungan peternak sapi lokal. Keberlangsungan untuk pemenuhan kebutuhan primer, utama juga
usaha sapi lokal yang tadinya tidak mampu bersaing dapat merupakan pelengkap hingga substitusi, yang
dengan sapi Impor diharapkan bisa membaik beberapa jenis dari barang-barang impor tersebut
dengan adanya kebijakan ini. Namun, terdapat efek sebagian dapat diklasifikasikan sebagai barang
domino yang ditimbulkan oleh penetapan kebijakan saingan untuk produk-produk lokal (yang dihasilkan
pembatasan kuota impor sapi tersebut yang di dalam negeri).
dikarenakan semakin minimnya stok sapi impor Aliran merkantilisme sangat
yang ada di Indonesia lantas membuat kinerja mengetengahkan pemikiran bahwa kegiatan
perusahaan yang berorientasi pada impor sapi produksi dalam negeri dan ekspor harus
mengalami penurunan. Harga daging sapi yang ditingkatkan dengan memberikan rangsangan
beredar di masyarakat tentu akan mengalami berupa subsidi dan fasilitas-fasilitas lain dari
kenaikan yang cukup tinggi karena stok daging sapi pemerintah. Sebaliknya impor harus dibatasi
impor yang sebelumnya membanjiri pasar menjadi melalui serangkaian hambatan impor yang berupa
sulit untuk di dapat. proteksi hingga perlindungan khusus, khususnya
PT Great Giant Livestock Company untuk industri-industri strategis maupun industri
(GGLC) yang berlokasi di Jalan Raya Menggala rakyat.
KM 77 merupakan salah satu perusahaan Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage)
pengimpor sapi terbesar di provinsi lampung yang Aliran klasik yang dipelopori oleh Adam
terkena dampak dari kebijakan pembatasan impor Smith ini menolak perdagangan merkantilisme yang
sapi. PT GGLC yang berkonsentrasi pada impor dilakukan atas pengorbanan penduduk kedua negara
bakalan sapi dari Australia tentu akan mengalami yang berdagang. Dengan adanya invisible hands,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kaum klasik yakin bahwa perdagangan bebas akan membuat pemerintah akhirnya memberlakukan
menguntungkan semua pihak yang terlibat, undang-undang tentang kegiatan impor sapi di
meningkatkan efisiensi produk, dan pada gilirannya Indonesia. Adapun kebijakan-kebijakan tentang
meningkatkan kesejahteraan setiap negara yang kegiatan impor sapi antara lain:
berdagang. 1.Peraturan Menteri Pertanian Nomor
Menurut teori keunggulan absolut, setiap (19/Permentan/OT.140/2/2010)
negara mampu memproduksi suatu barang tertentu Hal ini berisi tentang Progam Swasembada
secara lebih efisien daripada negara lain (memiliki Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) yang
keunggulan absolut untuk barang tersebut), merupakan upaya untuk mewujudkan ketahan
sehingga melalui spesialisasi dan pertukaran pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya
internasional (International devision of labor), domestik khususnya sapi potong. Adapun sasaran
maka setiap negara yang berdagang akan dari Progam Swasembada Daging Sapi (PSDS)
mendapatkan keuntungan. tersebut antara lain :
Teori Keunggulan Komparatif ( Comparative A. Meningkatnya populasi sapi potong menjadi 14,2
Advantage) juta ekor tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan
Teori keunggulan komparatif yang sebesar 12,48%.
dikemukakan oleh Ricardo ini sebenarnya B. Meningkatnya produksi daging dalam negeri
merupakan perluasan dari teori absolut Adam sebesar 420,3 ribu ton pada tahun 2014 atau
Smith, dimana ketika negara tersebut tidak bisa meningkat 10,4% setiap tahunnya.
memproduksi barang secara lebih efisien dari C. Tercapaianya penurunan impor sapi dan daging
negara lain, tetapi dapat memproduksinya secara sehingga hanya mencapai 10% dari kebutuhan
lebih efisien dibanding barang lain. Dengan kata konsumsi masyarakat.
lain, perdagangan tetap menguntungkan jika suatu D. Bertambahnya penyerapan tenaga kerja sebagai
negara tidak efisien dalam memproduksi dua dampak dari pertambahan populasi dan produksi
barang, selama dapat memproduksi salah satu ternak sebesar 76 ribu orang/tahun.
barang secara lebih efisien dari barang lain. E. Meningkatnya pendapatan peternak sapi potong
Perbedaan antara teori absolut dengan teori minimal setara dengan UMR masing-masing
keunggulan komparatif memang hamper tidak propinsi
kelihatan, keunggulan absolut melihat pada (Dokumen Negara- Peraturan Kementerian
perbedaan produktivitas absolut, sedangakan Pertanian No 19/OT 410/ 2010)
keunggulan komparatif melihat pada produktivitas 2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
relatif. Perbedaan ini terjadi karena keuntungan 24/M-DAG/PER9/2011 dan Peraturan Menteri
komparatif memasukakn konsep biaya kesempatan Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/9/2011.
dalam menentukan barang mana yang seharusnya Peraturan menteri tersebut masing-masing
diproduksi suatu negara. berisi tentang ketentuan impor dan ekspor hewan
Sapi Bakalan dan produk hewan serta rekomendasi persetujuan
Menurut Sarwono (2003), sapi bakalan pemasukan karkas, daging, jeroan dan olahan ternak
merupakan anak sapi jantan dan betina umur 1-2 ke dalam negeri yang menyimpulkan bahwa
tahun untuk selanjutnya digemukkan. Tingkat kegiatan impor akan dibatasi untuk memenuhi
keberhasilan penggemukan sapi dilihat dari kebutuhan bahan pangan yang berasal dari hewan
pemilihan bibit sapi yang baik serta pemeliharaaan lokal serta perewujudan progam swasembada
yang tepat. Bakalan yang hendak digemukkan pangan nasional.
dengan pemebrian nutrisi serta pakan yang baik
dapat berasal dari sapi lokal atau sapi impor yang 3. Peraturan Meteri Pertanian Nomor
belum maksimal pertumbuhannya. 87/Permentan/ PD.410/9/2013
Kebijakan Pemerintah Tentang Pembatasan Peraturan kementrian pertanian ini berisi
Kuoata Impor Sapi tentang rekomendasi persetujuan pemasukan sapi
Semakin tingginya tingkat ketergantungan bakalan, sapi indukan dan sapi siap potong ke
masyarakat Indonesia akan kebutuhan daging impor dalam wilayah negara Indonesia. Pemerintah
serta keterpurukan kinerja usaha sapi lokal, memberikan kepastian dalam pelayanan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kepabeanan, kode HS Sapi dalam lampiran Teknik Analisa Data
peraturan/PD.410/8/2013 harus diharmonisasikan 1. Reduksi Data
dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Reduksi data dimaksud sebagai proses
dan peraturan perundang-undangan. pemilihan , pemusatan perhatian pada
4. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699/ penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi
M-DAG/ KEP/ 7/ 2013 data yang mucul dari catatan-catatan tertulis di
Keputusan menteri ini berisi tentang stabilitas lapangan.
harga daging sapi. Harga daging sapi yang terus 2. Penyajian Data
melonjak sepanjang tahun 2012 hingga 2013 Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
membuat Menteri Perdagangan membutuskan untuk uraian singkat, bagan hubungan antarkategori,
menghapus peraturan pembatasan kuota impor sapi. flowchart, dan sejenisnnya. Peneliti menyajikan
Hal ini dikarenkan tidak mampunya sumber daya data berupa kata-kata deskriptif didukung dengan
ternak lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional penyajian data tabel agar data yang ada dimengerti
yang semakin besar yang akhirnya menimbulkan dengan jelas.
inflasi pada harga daging sapi. 3. Penarikan Kesimpulan
Sejak awal memasuki lapangan dan selama
METODE PENELITIAN proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
Jenis Penelitian menganalisis dan mencari makna dari data yang
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dikumpulkan yaitu mencari pola, tema, hubungan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis,
Lokasi Penelitian dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada PT Great Giant yang bersifat tentatif.
Livestock Jalan Raya Manggala KM 77, Lampung
Tengah- Lampung. ANALISIS DAMPAK PEMBATASAN KUOTA
Sumber Data IMPOR TERHADAP PT GREAT GIANT
Data Penelitian ini terdiri dari 2 sumber data yaitu LIVESTOCK
data primer dan data sekunder .Data primer diambil PT Great Giant Livestock merupakan salah
pada arsip PT Great Giant Livestock sedangkan satu perusahaan yang berkonsentrasi pada sapi
data sekunder diambil dari website kementrian impor yang kemudian dipasarkan di Indonesia.
perdagangan, pertanian , APPFINDO dan badan Kegiatan bisnis dari PT Great Giant Livestock
pusat statistic (BPS). adalah mendatangkan sapi dari Australia dengan
jenis Brahman cross (Bx) dan menjualnya kepada
Teknik Pengumpulan Data para costumer di seluruh sumatera dan jabodetabek.
1. Observasi PT Great Giant Livestock sangat tergantung akan
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan keberadaan dari sapi impor di Indonesia. Hal ini
percatatan secara sistematik terhadap gejala yang dikarenakan sapi impor merupakan objek utama
tampak pada obyek penelitian. dari kegiatan bisnis dari PT Great Giant Livestock,
2. Wawancara meskipun perusahaan ini juga memiliki kegiatan
Wawancara adalah teknik pengumpalan data penggemukan pada sapi lokal.
dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan Ketergantungan PT Great Giant Livestock
pihak-pihak yang berhubungan dengan obyek akan keberadaan sapi impor tentu tidak lepas dari
penelitian untuk memperoleh kejelasan mengenai peranan pemerintahan yang memiliki andil dalam
data yang ingin diperoleh. setiap kegiatan perdagangan internasional. Setiap
3. Dokumentasi kegiatan impor ataupun ekspor tentu akan
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data berhubungan dengan pemerintah, baik itu
melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip- pemerintah home country maupun host country
arsip dan termasuk juga buku-buku tentang (Government to Company). Pada tahun 2011
pendapat, teori, dalil/hukum dan lain-lain yang pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan
berhubungan dengan masalah penyelidikan. kuota impor sapi dalam rangka rencana
swasembada daging nasional (PSDS 2014). Hal ini

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang kemudian mempengaruhi kinerja perusahaan - Dari tabel 2 dijelaskan bahwa terjadi
perusahaan yang berkonsentrasi pada sapi impor, penurunan drastis paska penetapan kebijakan
termasuk PT Great Giant Livestock. Pembatasan pembatasan kuota impor dari tahun 2011 hingga
kuota impor sapi tentu akan menguras keberadaan 2013. Pada tahun 2011, data menyebutkan bahwa
atau produksi dan pasar sapi impor yang ada di jumlah sapi impor yang masuk PT Great Giant
Indonesia. Livestock mengalami penurunan sebesar 7% dari
Populasi Sapi penjualan tahun 2010. Memasuki tahun 2012 dan
Kebijakan pembatasan kuota impor sapi yang 2013 angka penurunan sapi impor kembali
ditetapkan kementrian perdagangan tentu mengalami penurunan hingga mencapai 40 %
mempengaruhi populasi sapi pada perusahaan Great dibanding pada tahun 2010 dimana kebijkaan
Giant Livestock. Keberadaan sapi impor yang pembatsan kuota impor belum di tetapkan pada
semakin menipis dari tahun ke tahun menjadikan tahun 2010. Selisih jumlah sapi impor yang
perusahaan semakin tertekan oleh adanya kebijakan mencapai angka 45.000 ekor dari tahun 2010 hingga
tersebut. Data populasi PT Great giant Livestock 2013 tentu membuktikan bahwa kebijakan
menyebutkan bahwa terjadi penurunan populasi dari pembatasan impor sangat memiliki dampak bagi
tahun 2011 hingga 2013 baik untuk sapi impor pemasukan sapi PT Great Giant Livestock.
maupun lokal(Tabel 1)
Tabel 1 Populasi Sapi PT Great Giant Livestock Sapi Keluar (Penjualan)
2010-2013 Kebijakan pembatasan kuota sapi impor
tentu akan berdampak besar bagi penjualan dari PT
Jenis Sapi Sapi Impor Sapi Lokal (PO) Great Giant Livestock. Keberadaan dari sapi impor
(Brahmana yang semakin menipis tentu membuat sisi penjualan
Tahun Cross) sapi akan mengalami penurunan juga (Tabel 5.4).
2010 23.500 ekor 2500 ekor
Manajer pemasaran PT Great Giant Livestock, Sigit
2011 15.300 ekor 1700 ekor
+HUPDZDQ PHQJDWDNDQ ³Kebijakan pembatasan
2012 15.300 ekor 1700 ekor
jelas memberikan dampak yang cukup signifikan
2013 11.700 ekor 1300 ekor
Sumber : Arsip GGLC 2014 (data diolah)
bagi penjualan perusahaan. Para petani atau
konsumen cenderung berpindah ke sapi lokal
Sapi Masuk (Impor) karena ketidakpastian jumlah sapi impor yang ada´
(GGLC, 3 Februari 2014, 10.00 WIB).
Sapi masuk atau impor adalah komponen Tabel 3 Jumlah Penjualan Sapi PT Great Giant
atau objek yang terkena dampak paling signifikan. Livestock 2010-2013
Kebijakan pemerintah yang membatasi kuota impor
secar otomatis membuat pemasukan sapi PT Great Bulan Jumlah Sapi Keluar (Ekor)
Giant Livestock mengalami penurunan drastis 2010 2011 2012 2013
Tahun
(Tabel 2) dan dapat diasumsikan bahwa nantinya
JUMLAH 74,500 47,500 45,500 33,900
akan terjadi penurunan profit atau target perusahaan
Sumber : Arsip GGLC 2014 (data diolah)
karena perusahaan Great Giant Livestock sangat
Dari data penjualan pada tabel 3 jelas
tergantung pada penjualan dan keberadaan sapi
terlihta adanya penurunan penjualan pasca
impor. Penurunan profit dan tidak tercapainya target
diberlakukannya kebijkan pembatsan kuota yang
perusahaan kemudian membuat kinerja perusahaan
berlangsung mulai tahun 2011 higga 2013.
secara menyeluruh mengalami penurunan, baik
Penurunan penjualan hingga mencapai 50% yang
sarana prasarana ,usaha, tenaga kerja, hingga
terjadi sepanjang tahun 2010 hingga 2013
panjualan dan pasar PT Great Giant Livestock.
menujukan bahwa semakin terbatasnya jumlah sapi
Tabel 2 Jumlah Sapi Masuk atau Impor PT Great
Giant Livestock 2013 impor yang ada, semakin menurun sisi penjualan .
Bulan Jumlah Sapi Masuk/ Impor (Ekor Semakin minimnya sapi yang masuk ,tentu juga
Tahun 2010 2011 2012 2013 membuat perusahaan untuk membatasi sisi
Jumlah 60,000 50,000 17,000 15,000 penjualannya agar tidak terjadi kelangkaan sapi
Sumber : Marketing GGLC 2013 impor. Hal inilah yang membuat para konsumen
dan para petani merubah konsentrasi bisnis mereka

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pada sapi lokal. Keterbatasan sapi impor dan dikeluarkan perusahaan, juga akan memberikan
ketersediaan sapi yang tidak menentu atau pasti dampak penurunan motivasi kerja pada tenaga kerja
ditambah semakin sulitnya mendapatkan atau non permanaen. Kabang HRM PT Great Giant
membeli sapi impor dari Feedloot yang tersedia Livestock, Poerwanto menyatakan bahwa ³0RWLYDVL
adalah permasalahan yang kemudian membuat kerja saat sapi padat dan saat sapi sedikit
pasar sapi impor semakin berkurang. sangatlah berbeda. Hal ini karena besaran
kompensasi untuk pekerja non permanen didasari
Analisis Pengaruh Kebijakan Kuota Impor Sapi oleh keberadaan sapi yang ada. Ketika sapi padat
Terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia tentu secara psikologis juga akan memopa motivasi
(Human Resources) kerja, berbeda ketika sapi dibatasi motivasi kerja
Sumber daya manusia merupakan penggerak para pekerja non permanen cenderung berkurang
utama dalam pencapain tujuan organisasi atau ´ **/& IHEUXDUL :,% Hal ini
perusahaan. Dalam permasalahan pembatasan kuota dapat dianalisis dengan ketika adanya pengurangan
impor ini, kinerja perusahaan Great Giant Livestock atau pemberhentian sementara, maka akan ada
pada bagian sumber daya manusia juga terkena penurunan kompensasi bagi para pekerja.
dampak yang besar, terlepas dari sisi produktifitas Penurunan kompensasi tentu akan membuat biaya-
dan penjualan yang juga terkena dampak biaya produksi bisa diminimalisir ketika input atau
mendalam. Dampak paling signifikan dirasakan pemasukan sapi impor dibatasi. Jadi dapat
oleh para tenaga kerja atau sumber daya manusia disimpulkan bahwa keberadaan dari tenaga kerja
PT Great Giant Livestock adalah pada keberadaan non permanen sangat tergantung dari besaran
tenaga kerja non permanen. Hal ini dikarenakan volume impor serta populasi sapi impor yang ada.
tenaga kerja non permanen sangat rentan akan Berbeda dengan tenaga kerja non permanen,
keberadaan atau perubahan suatu kebijakan. Tenaga tenaga kerja permanen tidak terpengaruh akan
kerja non permanen sangat tergantung akan adanya kebijkan pembatasan kuota impor sapi.
keberadaan object perusahaan yaitu sapi. 3RHUZDQWR PHQ\DWDNDQ EDKZD ³ Dilihat dari
Dari sini dapat dianalisis bahwa ketika sumber daya manusia yang ada, kebijakan tersebut
kebijakan pembatasan impor sapi diberlakukan, memang berpengaruh, namun tidak untuk
perusahan-perusahaan yang berkonsentrasi pada keberadaaan tenaga kerja permanen yang
impor sapi akan mengalami penurunan jumlah input merupakan pekerja tetap dengan gaji bulanan.
sapi. Penurunan jumlah input sapi tersebut, lantas Tenaga kerja permananen tetap dibayar dan
membuat kinerja tenaga kerja non permanen bekerja baik ada sapi maupun tidak ada
menjadi turun karena secara psikologis akan VDSL´ **/& )HEUXDUL :,%
menimbulkan overtime work atau waktu kerja yang Keberlangsungan dan keberadaan dari tenaga kerja
sedikit dibanding saat populasi sapi maksimal. permanen terihat lebih terjamin dan lebih aman
Keadaan tersebut lantas membuat adanya daripada kinerja non permanen karena baik populasi
pengurangan atau pemberhentian tenaga kerja sapi baik maupun buruk, para tenaga kerja tetap
terencana oleh perusahaan Great Giant Livestock mendapat gaji per bulan dan tidak ada pengurangan
(tabel 5.5) dikarenakan akan menambah biaya tenaga kerja.
ketika jumlah objek (sapi) sedikit sedangkan subjek
(pekerja Non Permanen) tetap. Strategi Atau Alternatif Solusi PT Great Giant
Tabel 4.Jumlah Tenaga kerja Non Permanen Livestock
Tahun Jumlah Pekerja Non Permanen Kebijakan pembatasan kuota impor sangat
(Rata-Rata) berdampak bagi kinerja PT Great Giant Livetsock.
2010 303 Orang Hal ini kemudian mengharuskan perusahaan
2011 290 Orang mencari alternative strategi atau solusi agar tetap
2012 307 Orang bertahan dalam bisnis sapi impor. Strategi- strategi
2013 283 Orang yang dibentuk oleh PT Great Giant Livestock dalam
Sumber : HRM PT GGLC 2013 (data diolah)
menghadapi kebijakan pembatasan kuota impor sapi
Pengurangan atau pemberhentian sementara antara lain:
yang merupakan kebijakan tenaga kerja yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. Volume to Peformance (Jumlah ke Peforma) 1. Teori Merkantilisme mengatakan bahwa
Perusahaan Great Giant Livestock merubah negara harus mampu memaksimalkan sumber daya
mindset bisnis dari berbasis volume sapi menjadi yang dimiliki untuk diproduksi dan diekspor ke
performance sapi pasca diberlakukanya kebijkan negara lain serta semaksimal mungkin untuk
kuota impor. Perusahaan tidak lagi berdasar pada menutup kran impor agar negara tidak tergantung
volume atau besaran jumlah sapi untuk dijual oleh negara lain. Hal ini tentu bertolakbelakang
dikarenakan sapi impor yang masuk ke Indonesia dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
semakin terbatas. Perusahaan lebih mementingkan Indonesia tidak bisa menerapkan teori
ADG (Avarage Daily Gain) pada saat populasi sapi merkantilisme untuk kasus sapi dan daging sapi
terbatas. karena sumber daya lokal tidak mampu memenuhi
2. Pengalokasian kebutuhan daging nasional sehingga membuat
Keterbatasan jumlah sapi yang masuk ke Indonesia harus mengimpor sapi dari Australia.
Indonesia membuat PT Great Giant Livestock Ketidakmampuan sumber daya sapi lokal dalam
mengeluarkan strategi alokasi dalam penjualan sapi- memenuhi kebutuhan daging nasional tentu juga
sapi kepada para customer. Hal ini dilakukan meminimalisir keinginan Indonesia untuk
perusahaan untuk meminimalisir terjadinya mengaplikasikan teori merkantilisme yang
kelangkaan sapi impor di Indonesia. Populasi sapi mengharuskan suatu negara untuk lebih banyak
impor yang semakin terbatas akibat pembatasan mengeskpor dari dapa melakukan impor melalui
jumlah sapi impor yang masuk ke Indonesia harus program swasembada daging sapi nasional 2014
di managemen dan di kelola dengan baik untuk (PSDS).
menjaga keberadaan dari sapi impor. Customer 2. Ketidakkonsekuenan pemerintah
tidak dapat menentukan jumlah sapi yang dapat Indonesia dalam memberlakukan kebijkaan-
dibeli dari PT Great Giant Livestock melainkan kebijkan berkaitan dengan impor sapi juga
perusahaan yang menentukan jumlah sapi yang menunjukan adanya pengaruh atau dampak dari
dijual. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat perubahan suatu kebijakan. Kebijakan yang
tetap menjaga populasi sapi impor yang ada di berubah-ubah dimulai dari pembatasan kuota impor
Indonesia dan meminimalisir terjadinya kelangkaan sapi tahun 2011 yang kemudian berubah menjadi
sapi impor. kebijakan stabilitas harga pada tahun 2012
3. Pembentukan Tim Pencarian Sapi Lokal memberikan dampak bagi perusahaan yang
Keterbatasan sapi impor yang tersedia di berkonsentrasi pada impor sapi. Perubahan kebijkan
Indonesia akibat diberlakukannya kebijkaan tersebut membuat perusahan harus mengganti
pembatasan kuota impor membuat value atau nilai strategi bisnis untuk mempertahankan
dari sapi lokal mengalami kenaikan. Kenaikan kinerja.Perusahaan dituntut untuk tanggap tidak
harga sapi lokal membuat perusahaan Great Giant hanya pada pemberlakuan kebijkan baru namun
Livestock mencoba menggali keuntungan dari juga terhadap perubahan-perubahan kebijkan yang
keadan tersebut. PT Great Giant Livestock terkesan mendadak dari pemerintah.
membentuk tim pencarian sapi lokal untuk
mendapatkan sapi-sapi lokal dari seluruh wilayah 3. Ketidakmampuan sumberdaya lokal dari
Indonesia terkhususkan wilayah Jawa Timur yang Indonesia untuk memnuhi kebutuhan daging
merupakan wilayah dengan populasi sapi lokal nasional serta tingkat ketergantungan yang tinggi
terbesar. terhadap keberadaan sapi impor menunjukan bahwa
Temuan Gap Teori mindset bisnis peternak lokal masih kalah dari
Kebijakan pembatasan kuota impor sapi negara lain. Peternak lokal yang cenderung
yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia memelihara sapi dalam satuan mikro tentu tidak
memberikan dampak bagi kinerja PT Great Giant mampu bersaing dari pengusaha Australia yang
Livestock seperti pengurangan penjualan, memelihara dan menjualbelikan sapi dalam jumlah
pemberhentian tenaga kerja hingga pengurangan yang besar. Mindset Australi yang menjadikan
kinerja ddari sarana prasaran produksi. Hasil kegiatan peternakan sapi sebagai industri bisnis
penelitian yang diperoleh mengahasilkan beberapa membuat sumberdaya sapi lokal Indonesia tidak
temuan temuan atau Gap teori sebagai berikut : mampu bersaing dengan sapi impor sehingga

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
membuat tingkat ketergantungan masayrakat yang Halwani, Hendra. 2002. Ekonomi Internasional dan
tinggi pada sapi dan daging impor. Globalisasi Ekonomi. Jakarta: Ghalia
Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699 Tahun
Kesimpulan
2013 Tentang Stabilitas Harga Daging Sapi.
Penetapan kebijakan pembatasan kuota
Jakarta. Departemen Perdagangan (Depdag)
impor sapi jelas sangat berdampak pada kinerja
perusahaan-perusahaan yang berkonsentrasi pada Nawawi hadari.2012. Metode Penelitian Bidang
impor sapi, salah satu nya adalah PT Great Giant Sosial.Yogyakarta : Gajahmada University
Livestcok. Pengurangan kuota sapi impor yang Press
masuk ke Indonesia jelas memotong volume Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun
populasi sapi impor yang akan dijual oleh PT Great 2011 Tentang Ketentuan Ekspor dan Impor
Giant Livestock. Produksi sapi impor impor yang Hewan dan Produk Hewan. Jakarta.
rata rata bisa mencapai 30.000 ekor pertahun Departemen Perdagangan (Depdag)
(Sebelum kebijkanan) berkurang dengan hanya
mencapai rata-rata 12.000 ekor pertahun pasca Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun
kebijakan kuota impor tahun 2011. Jumlah sapi 2013 Tentang Ketentuan Ekspor dan Impor
masuk (pembelian) dan sapi keluar (penjualan) dari hewan dan Produk Hewan. Jakarta.
PT Great Giant Livestock yang juga mengalami Departemen Perdagangan (Depdag)
penurunan terkait penetapan kebijakan pembatasan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19 Tahun
kuota impor sapi pada akhirnya akan membuat goal 2010 Tentang Progam Swasembada Daging
atau tujuan dari perusahaan (profit) tidak dapat Sapi (PSDS) Tahun 2014. Jakarta.
tercapai. Departemen Pertanian ( Deptan)

Saran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun


Kebijakan pembatasan kuota impor sapi 2011 Tentang Rekomendasi Pemasukan
merupakan kebijakan yang berdampak positif bagi Karkas, Daging, Jeroan,Dan/Atau
kinerja sapi lokal. Namun pemerintah seharusnya Olahannya ke Dalam Wilayah Negara
juga melihat survey dan kondisi lapangan yang Republik Indonesia. Jakarta. Departemen
ternyata sumberdaya sapi lkal masih belum mampu Pertanian (Deptan)
memenuhi kebutuhan daging nasional, sehingga Peraturan Menteri pertanian Nomor 87 Tahun 2013
masih membutuhkan sapi impor. Pemerintah Tentang Rekomendasi Pemasukan Karkas,
seharusnya memperhitungkan waktu untuk Daging, Jeroan,Dan/Atau Olahannya ke
membatasi impor sapi dengan memastikan terlebih Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
dahulu kinerja sapi lokal. Pembatasan akan sangat Jakarta. Departemen Pertanian (Deptan)
efektif apabila kinerja sapi lokal telah stabil. Salvatore. D. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi
Kelima. Jakarta. Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. B. 2003. Penggemukan Sapi Potong
Ball, Donald 2005. Bisnis Internasional : secara Cepat. Jakarta. Penebar Swadaya.
Tantangan Perubahan Global. Jakarta :
Salemba Empat.
Daryanto. A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri
Peternakan. IPB Press. Bogor.
2010. Blue Print Kegiatan
Prioritas Pencapaian Swasembada Daging
Sapi (PSDS) tahun 2014. Direktorat Jenderal
Peternakan. Jakarta.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai