Anda di halaman 1dari 2

Gaya pengambilan keputusan mencerminkan kombinasi dari bagaimana seorang individu

memandang dan memahami rangsangan dan cara umum yang dia pilih untuk menanggapi informasi
tersebut. Sebuah tim peneliti mengembangkan model gaya pengambilan keputusan yang
didasarkan pada gagasan bahwa gaya itu bervariasi di sepanjang dua dimensi yang berbeda:
orientasi nilai dan toleransi untuk ambiguitas. Orientasi nilai mencerminkan sejauh mana seseorang
berfokus pada salah satu antara masalah teknis dan tugas atau orang lain dan masalah sosial saat
membuat keputusan.

Beberapa orang, misalnya, sangat fokus pada tugas di tempat kerja dan tidak memberi banyak
perhatian pada masalah orang, sedangkan yang lain justru sebaliknya. Dimensi kedua berkaitan
dengan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Perbedaan individu ini menunjukkan sejauh mana
seseorang sangat membutuhkan struktur atau kendali dalam hidupnya. Beberapa orang
menginginkan banyak struktur dalam hidup mereka (toleransi rendah untuk ambiguitas) dan
menemukan situasi yang ambigu membuat stress dan tidak nyaman secara psikologis. Sebaliknya,
orang lain tidak memiliki kebutuhan yang tinggi akan struktur dan dapat berkembang dalam situasi
yang tidak pasti (toleransi yang tinggi untuk ambiguitas). Situasi ambigu dapat memberi energi pada
orang-orang dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas. Ketika dimensi orientasi nilai dan
toleransi terhadap ambiguitas digabungkan, keduanya terbentuk empat gaya pengambilan
keputusan: directive, analytical, conceptual, behavioral

Directive: Orang dengan gaya direktif memiliki toleransi yang rendah untuk ambiguitas dan
berorientasi pada tugas dan masalah teknis saat membuat keputusan. Mereka efisien, logis, praktis,
dan sistematis dalam pendekatan mereka untuk memecahkan masalah. Orang dengan gaya ini
berorientasi pada tindakan dan tegas serta terfokus pada fakta. Individu ini mengejar kecepatan dan
hasil, namun, cenderung otokratis, memegang kekuatan dan kendali, dan fokus pada jangka pendek.
Menariknya, gaya direktif tampaknya cocok untuk pengontrol lalu lintas udara. Inilah yang dikatakan
Paul Rinaldi tentang gaya pengambilan keputusannya kepada seorang reporter dari Fortune.
(melihat kecepatan pesawat, arah angin, berapa cepat waktu yang diperlukan pilot untuk merespon
– membuat keputusan dalam waktu sepersekian detik)

Analytical: Gaya ini memiliki toleransi yang jauh lebih tinggi terhadap ambiguitas dan dicirikan oleh
kecenderungan untuk menganalisis situasi secara berlebihan. Orang dengan gaya ini suka
mempertimbangkan lebih banyak informasi dan alternatif daripada arahan. Individu analitik adalah
pengambil keputusan yang cermat yang membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat
keputusan, tetapi juga pengambil keputusan yang mampu menanggapi dengan baik situasi baru atau
tidak pasti. Mereka seringkali otokratis. Zhang Guangming adalah contoh yang baik tentang
seseorang dengan gaya analitis. (menghabiskan berjam-jam meneliti majalah penggemar mobil Cina,
menjelajahi berbagai situs web dan menjelajahi berbagai dealer sebelum akhirnya memilih
Volkswagen Bora atau Hyundai Sonata)

Conceptual: Orang dengan gaya konseptual memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas dan
cenderung berfokus pada orang atau aspek sosial dari suatu situasi kerja. Mereka mengambil
perspektif yang luas untuk pemecahan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan
kemungkinan masa depan. Tipe konseptual mengadopsi perspektif jangka panjang dan
mengandalkan intuisi dan diskusi dengan orang lain untuk memperoleh informasi. Mereka juga rela
mengambil risiko dan pandai menemukan solusi kreatif untuk masalah. Namun, di sisi negatifnya,
gaya konseptual dapat mendorong pendekatan yang idealis dan bimbang untuk pengambilan
keputusan. Howard Stringer, CEO kelahiran asing pertama Sony Corporation, memiliki ciri-ciri gaya
konseptual.

Behavioral: Gaya pengambilan keputusan ini adalah yang paling berorientasi pada orang dari
keempat gaya yang ada. Orang-orang dengan gaya ini bekerja dengan baik dengan orang lain dan
menikmati interaksi sosial di mana bertukar pendapat dapat dilakukan secara terbuka. Jenis perilaku
ini mendukung, menerima saran, menunjukkan kehangatan, dan lebih suka informasi lisan daripada
tertulis. Meskipun mereka suka untuk mengadakan pertemuan, orang dengan gaya ini cenderung
menghindari konflik dan untuk terlalu peduli tentang orang lain. Hal ini dapat menyebabkan tipe
perilaku mengadopsi pendekatan plin-plan dalam pengambilan keputusan dan kesulitan mengatakan
tidak kepada orang lain dan mengalami kesulitan membuat keputusan yang sulit.

Riset dan Implikasi Praktis Riset menunjukkan bahwa sangat sedikit orang yang hanya memiliki satu
gaya pengambilan keputusan yang dominan. Sebaliknya, sebagian besar manajer memiliki
karakteristik yang terbagi dalam dua atau tiga gaya. Studi juga menunjukkan bahwa gaya
pengambilan keputusan bervariasi menurut usia, pekerjaan, tingkat pekerjaan, jenis kelamin, dan
negara.

Anda mungkin juga menyukai