Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN (LITERATURE REVIEW)

“PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN HALUSINASI”

Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Klinik Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen Pengampu : Indra Gunawan, MSN

Oleh:

Dika Dwi Mochammad Azis


C1814201069

KELAS III B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2021
A. Analisa Jurnal

Judul artikel yang di P I C O


reviw
1. Efektivitas Tehnik Penelitian Pada desain Terlihat nilai
Terapi Musik pengambila kuantitatif penelitian ini, mean perbedaan
Klasik n sampel menggunak peneliti hanya skor antara
Terhadap dalam an melakukan sebelum dan
Penurunan penelitian rancangan intervensi sesudah adalah
Tanda dan ini quasi pada satu 5,200 dengan
Gejala pada menggunak eksperimen kelompok standar deviasi
Pasien an total dengan tanpa 2,882. Hasil uji
Halusinasi populasi disain pembanding. statistik
Pendengaran dengan penelitian didapatkan 0,000
sampel 30 pre and (p < 0,05), maka
responden post test dapat disimpulkan
without ada perbedaan
control. antara tanda dan
gejala halusinasi
pendengaran pada
pasien halusinasi
pendengaran
sebelum dan
sesudah terapi
musik klasik atau
ada efektivitas
terapi musik
klasik terhadap
penurunan tanda
dan gejala
halusinasi
pendengaran pada
pasien halusinasi
pendengaran

2. PENGARUH Jumlah Desain Tidak ada Penelitian analisis


TERAPI sampel ada penelitian perbandingan univariate hasil
MUSIK 54 ini adalah dalam jurnal terbanyak adalah
KLASIK responden quasi ini pada kategori
MOZART dengan exsperimen umur dewasa
TERHADAP teknik t one group sebesar 24
KEMAMPUA purposive pre test- responden, hasil
N sampling post test jenis kelamin
MENGONTRO design terbanyak adalah
L laki-laki sebanyak
HALUSINASI 30 responden,
PADA hasil pendidikan
PASIEN responden paling
HALUSINASI banyak adalah
DI RSJ Dr. SLTA dengan
AMINO jumlah 18
GONDOHUTO responden, hasil
MO pekerjaan
PROVINSI responden paling
JAWA banyak adalah
TENGAH wiraswasta/pedag
ang dengan
jumlah 20
responden. Data
penelitian analisis
bivariate dengan
uji Wilcoxon
didapatkan hasil
nilai p-value =
0.000
3. EFEKTIVITAS Dengan Penelitian Tidak ada Didapat hasil
TERAPI sampel 22 ini adalah perbandingan berdasarkan uji
MUSIK responden penelitian dalam jurnal Paired Sample T-
TERHADAP kuantitatif, ini Test terdapat
PENURUNAN menggunak perbedaan yang
TINGKAT an signifikan Antara
HALUSINASI pendekatan sebelum dan
PENDENGAR Eksperimen sesudah dengan
AN PADA Semu hasil nilai
PASIEN (Quasy sebelum
GANGUAN Experiment dilakukan
JIWA ). tindakan terapi
DI RUMAH Penelitian musik klasik
SAKIT JIWA Quasi meliputi nilai
PROF. DR.M. Eksperimen mean adalah
ILDREM t adalah 4,32 , nilai
penelitian standar deviation
yang adalah ,646, nilai
menguji minimum adalah
coba suatu 3, nilai maximum
intervensi 5, dan nilai
pada sesudah dilakukan
sekelompo tindakan terapi
k subyek musik klasik:
dengan atau nilai mean adalah
tanpa 1,68, nilai standar
kelompok deviation adalah ,
pembandin 568, nilai
g minimum adalah
1, nilai maximum
4. Maka ditarik
kesimpulan Ada
pengaruh sebelum
dan sesudah
tindakan terapi
musik terhadap
penurunan tingkat
halusinasi
pendengaran pada
penderita
gangguan jiwa di
RSJ Prof M.
Ildrem Provinsi
Sumatera Utara
dengan nilai
0,000 (p < 0.05),
4. EFEKTIFITAS Sample of Desain Membanding Hal ini berarti ada
TERAPI this penelitian kan perbedaan antara
MUSIK research is yang Kelompok pretest dan
KLASIK 34 people digunakan control dan posttest dan
TERHADAP devided adalah eksperimen terjadi penurunan
PENURUNAN into 17 quasi nilai rata-rata
TINGKAT people as eksperimen pretest dan
HALUSINASI the tal design posttest diberikan
PADA exsperiment berupa terapi musik
PASIEN al group rancangan klasik yaitu dari 3
HALUSINASI and 17 pretest- menjadi 2, dapat
DENGAR DI people as a posttest disimpulkan
RSJ TAMPAN control design with bahwa adanya
PROVINSI group with control penurunan tingkat
RIAU using group halusinasi pada
purposive kelompok
sampling of eksperimen yang
techniques telah diberikan
sampling terapi musik
klasik. Hasil uji
pada kelompok
kontrol yang tidak
diberikan terapi
musik klasik
didapatkan nilai
significancy (p
value) 0,414 atau
p value > α
(0,05), maka Ha
ditolak. Hal ini
berarti tidak ada
perbedaan yang
signifikan antara
pretest dan
posttest pada
kelompok
kontrol. Hal ini
ditunjukkan tidak
adanya perubahan
nilai ratarata
antara pretest dan
posttest pada
kelompok
kontrol, dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada
penurunan tingkat
halusinasi pada
kelompok
kontrol.
Perbedaan tingkat
halusinasi posttest
pada kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol
didapatkan p
value 0,000 < α
(0,05), maka Ho
ditolak berarti ada
perbedaan yang
signifikan tingkat
halusinasi setelah
(posttest)
diberikan terapi
musik klasik
antara kelompok
eksperimen dan
kelompok
kontrol.
5. PENGARUH Subyek Penelitian Tidak ada Sebelum
TERAPI penelitian ini perbandingan diberikan terapi
MUSIK berjumlah merupakan dalam jurnal musik klasik
KLASIK 10 orang penelitian ini kesepuluh
TERHADAP pasien analitik responden
PERUBAHAN skizofrenia dengan memiliki skor
GEJALA DAN yang pendekatan GAF Scale yaitu
FUNGSI diambil eksperimen 51-60 (Sedang)
PADA dengan tal pasien tampak
PASIEN teknik afek masih datar,
HALUSINASI purposive halusinasi mulai
RAWAT INAP sampling berkurang,
SKIZOFRENI dan waham masih
A DI RUMAH dikelompok ada, gelisah
SAKIT an dalam ringan, cukup
KHUSUS one group kooperatif,
DAERAH pretest- komunikasi
PROVINSI posttest relevan, kontak
MALUKU mata dan verbal
positif, memiliki
kesukaran ringan
dalam fungsi
sosial, perawatan
diri, interpersonal.
2. Setelah diterapi
musik klasik
selama 30 menit
sebanyak tujuh
kali, kesepuluh
responden
mengalami
peningkatan skor
GAF Scale, 50%
menjadi 61-70
(Sedang) tampak
gejala ringan,
perubahan mood,
insmonia ringan,
fungsi secara
umum cukup
baik. Sebanyak
50% menjadi 71-
80 (Tinggi)
pasien terlihat
tenang, kooperatif
B. Pembahasan ( Literature Review )

Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa diklasifikasikan dalam bentuk penggolongan
diagnosis. Penggolongan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia menggunakan Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ). Salah satu diagnosis gangguan jiwa yang
sering dijumpai adalah Skizofrenia

Halusinasi adalah perasaan tanpa adanya suatu rangsangan (objek) yang jelas dari luar
diri klien terhadap panca indera pada saat klien dalam keadaan sadar atau bangun. 4 Halusinasi
terbagi dalam 5 jenis, yaitu halusinasi penglihatan, halusinasi penghidu, halusinasi pengecapan,
halusinasi perabaan, dan halusinasi pendengaran. 1 Halusinasi pendengaran adalah halusinasi
yang paling sering dialami oleh penderita gangguan mental, misalnya mendengar suara
melengking, mendesir, bising, dan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Individu merasa suara
itu tertuju padanya, sehingga penderita

Musik klasik Mozart mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan presepsi spasial. Pada
gelombang otak, gelombang alfa mencirikan perasaan ketenangan dan kesadaran yang
gelombangnya mulai 8 hingga 13 hertz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai, puas,
dan damailah perasaan kita, jika seseorang melamun atau merasa dirinya berada dalam suasana
hati yang emosional atau tidak terfokus, musik klasik dapat membantu memperkuat kesadaran
dan meningkatkan organisasi metal seseorang jika didengarkan selama sepuluh hingga lima belas
menit

Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran dan kemudian melalui saraf
pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi yaitu sistem limbik. 8 Pada
sistem limbik di dalam otak terdapat neurotransmitter yang mengatur mengenai stres, ansietas,
dan beberapa gangguan terkait ansietas. 13 Musik dapat mempengaruhi imajinasi, intelegensi,
dan memori, serta dapat mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan endorfin

Dari ke-5 jurnal diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Pemberian Terapi Musik
Klasik(Mozart) pada pasien Halusinasi Dengar dari tiap jurnal ada pengaruh yang signifikan
dibuktikan dengan adanya perbandingan pada kelompok control dan kelompok eksperimen
ataupun pada one group test adanya penurunan tingkat halusinasi dari sebelum dan sesudah
dilakukan Terapi Musik Klasik Mozart pada responden, jadi dapat disimpulkan bahwa
pemberian Terapi Musik Klasik pada pasien Halusinasi Dengar sangat efektif terhadap
penurunan tingkat halusinasi dengar pada pasien halusinasi, dan bisa dijadikan alternatif Terapi
Keperawatan pada pasien Halusinasi

Anda mungkin juga menyukai