Anda di halaman 1dari 4

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa

Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang
mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah (Budirahayu, 2014).
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis
(Heryahyadi, 2013).
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai lebih dari satu inti atau
nukleus. Protozoa memiliki beberapa kelas, salah satunya adalah Rhizophoda. Pada kelas
Rhizophoda terdapat Entamoeba histolityca, Entamoeba coli, Entamoeba Gingivalis,
Entamoeba nana, serta Entamoeba fragilis. Organisme-organisme tersebut tumbuh di dalam
usus manusia dan beberapa jenis parasit dapat menyebabkan penyakit amebiasis (Gerrald
& Larry, 2009).

Protozoa usus
Protozoa usus merupakan protozoa yang terdapat pada intestitum (usus) manusia, salah
satunya adalah protozoa Blastocystis sp merupakan protozoa usus yang paling umum
ditemukan dalam feses manusia dan dianggap sebagai parasit dengan distribusi yang luas
di seluruh dunia.Infeksi Blastocystis sp. pada manusia disebut dengan
Blastocystosis.Blastocystis hominis (B. hominis) adalah penyakit water-borne dan ditularkan
oleh kista melalui jalur oral-fekal. Patogenesis pada
manusia masih belum jelas karena infeksi
B. hominis bisa menimbulkan gejala atau
tanpa gejala.Namun demikian, The Panamerican Health Organization mengakui bahwa B.
hominis merupakan parasit usus yang dapat menyebabkan diare dan manifestasi
gastrointestinal seperti nyeri perut, muntah dan perut kembung. B. hominis juga sering
ditemukan pada pasien HIV/AIDS, Irritable Bowel
Syndrome (IBS), urtikaria akut dan kronik. B. hominis dianggap sebagai organisme
patogen ketika diperiksa di bawah
mikroskop dalam 5 lapang pandang
ditemukan dalam bentuk amuboid dan tidak
ada organisme patogen lain yang
teridentifikasi B. hominis merupakan
parasit oportunistik yang baru menimbulkan manifestasi klinis ketika sistem imun dalam
tubuh menurun
DAFTAR PUSTAKA
Budirahayu, Ni Luh Eka. 2014. Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa. www.e-
jurnal.com. Diakses 2 Maret 2015
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7536/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

Entamoeba H (Afra)
Epidemiologi
Penyebaran kosmoplolit ( seluruh dunia) tetapi banyak ditemukan di daerah yang tropis
dengan keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Dalam suatu studi perbandingan
pada tahun 1969 persentase sampel tinja yang positif untuk tropozoit dan atau kista
Entamoeba histilytica ialah 7% di bangkok, 10 % di Calcuta,India. 50% di Meddelin
(Colombia) dan 72% di San Jose (costa rica)

Morfologi
Bentuk morfologi dari E.histolytic adalah termasuk dalam kelas Rhizopoda dalam
Protozoa. Ada 2 bentuk dalam perkembangan hidupnya yaitu, bentuk tropozoit dan bentuk
kista.Bentuk tropozoit Entamoeba histolytica dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika dan
bentuk minuta.

            

     Bentuk histolitika
– Ukuran 20-40 µm
– Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat nyata
– Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung bakteri/sisa gandung sel eritrosit
        dan inti enemobia.
– Berkembangbiak dengan pembelahan biner
– Patogen pada usus besar, hati, paru-paru, otak, kulit dan vagina

     Bentuk minuta
– Ukuran 10-20 µm
      – Ektoplasma tampak berbentuk pseupodium dan tidak terlihat nyata
      – Endoplasma berbutir kasar, mengandung bakteri/sisa makanan, mengandung
         inti entamoeba tetapi tidak mengandung eritrosi

     Bentuk kista
– Ukuran 10-20 µm
      – Bentuk kista dibentuk sebagai bentuk dorman pertahanan terhadap lingkungan
      – Dinding kista dibentuk oleh hialin.
– Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola
– Kista immatur: kromosomsausage-lik e
      – Kista matang: 4 nukleus

Patologi

Amebiasis adalah infeksi parasit usus besar karena amoeba Entamoeba histolytica.

Patogenesis E. histolytica terdiri dari 3 tahapan, yaitu kematian sel pejamu, inflamasi, dan
proses invasi. Pada tahapan pertama, parasit akan melakukan penempelan dengan sel pejamu.
Penempelan atau adherens ini dimediasi melalui molekul lektin Gal/GalNAc yang merupakan
salah satu faktor virulensi dari protozoa. Sel pertama yang diserang adalah sel epitel
intestinal. Trofozoit yang berhasil menempel dengan sel, dapat membunuh sel pejamu
melalui berbagai mekanisme seperti menginduksi apoptosis, fagositosis, maupun trogositosis.
[4]

Kematian sel pejamu ini akan menginduksi proses inflamasi di kolon sehingga menimbulkan
gejala-gejala amebiasis kolitis. Selain melakukan penempelan sel, trofozoit juga akan
mensekresikan modulator sel imun yang akan meningkatkan produksi sitokin dan infiltrasi
sel inflamatori.[5]

E. histolytica juga menskresikan protein homolog sitokin proinflamatori yang disebut sebagai
EhMIF (E. histolytica mammalian macrophage migration inhibitory factor). Protein ini akan
menginduksi inflamasi dan meningkatkan produksi matriks metaloproteinase yang akan
menghancurkan matriks ekstraseluler pada saluran pencernaan. Dengan hancurnya matriks,
migrasi sel akan meningkat dan parasit dapat menginvasi pejamu. Protein ini juga dinilai
memiliki korelasi positif dengan proses inflamasi pada pasien amebiasis kolitis. [6] Infeksi
trofozoit ke sistem organ ekstraintestinal dapat terjadi secara hematogen.[7]

Diagnosis
Diagnosis Amebiasis
Tes tinja, untuk menemukan keberadaan histolytica. Tes darah, untuk mendeteksi infeksi di
darah dan ada tidaknya anemia, serta untuk menilai fungsi hati. Pemindaian dengan CT scan
atau USG, untuk mendeteksi peradangan atau abses pada hati atau organ tertentu.
Terapi
Antibiotik, seperti metronidazole atau tinidazole, digunakan untuk membunuh parasit di
dalam tubuh. Obat ini biasa diberikan bersama antiparasit, seperti diloxanide furoate. Obat
antimual diberikan untuk meredakan mual yang sering terjadi pada penderita amebiasis.
-Iodo-hydroxquinolines terhadap bentuk kista
-Ekstra intestinal : a. hcl emetin terhadap bentuk histolycita
b. Metronidazole/Trinidazole : drug of choice
Pencegahan
1.   Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan
melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2.   Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.   Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan
atau sesudah buang air besar.
4.   Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai
pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5.   Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit,
sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat
cacing.
6.   Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.
7.   Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka
tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari
tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara
teratur memeriksa dan mengobatinya.

Anda mungkin juga menyukai