Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATERI TEKS EDITORIAL

MATA PELAJARAN BAHASA Indonesia

1. Pengertian Teks Editorial


Teks editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang
merupakan pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa
yang aktual atau sedang menjadi perbincangan hangat pada saat surat
kabar itu diterbitkan. Isu atau masalah aktual itu dapat berupa masalah
politik, sosial, maupun masalah ekonomi yang berkaitan dengan politik.
Contoh isu yang diangkat misalnya tentang kenaikan bbm, reshuffle
kabinet, kebijakan impor dll. Teks editorial biasanya akan muncul secara
rutin di koran atau majalah.
Teks editorial merupakan opini atau pendapat yang ditulis oleh redaksi
sebuah media terhadap isu aktual di masyarakat. Opini yang diulis oleh
redaksi tersebut dianggap sebagai pandangan resmi suatu penerbit atau
media terhadap suatu isu aktual.
Meskipun teks editorial adalah opini atau pendapat, namun dalam
penulisannya tidak bisa sembarangan. Penulisan pendapat atau opini
harus dilengkapi dengan fakta, bukti dan argumentasi yang logis.
Pengertian Teks Editorial Menurut Para Ahli
Menurut Dja’far H Assegaf dalam bukunya “jurnalistik masa kini” yang
dikutip dari Lyle Spencer dalam “editoril writing”, tajuk rencana
merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis,
menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi
pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang
menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar
akan menyimak pentingnya arti berita yang ditajukkan tadi (Dja’far H.
Assegaff : 1991).
2. Tujuan Teks Editorial
Setidaknya terdapat 2 tujuan utama dari teks editorial:
 Teks editorial bertujuan mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang
isu aktual yang sedang hangat dibicarakan atau sedang terjadi di
kehidupan sekitar.
 Teks editorial bertujuan untuk memberikan opini atau pandangan redaksi
kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
3. Manfaat Teks Editorial
 Memberikan informasi kepada pembaca
 Bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca
 Teks editorial terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk
bertindak.

4. Fungsi Teks Editorial


Teks editorial memiliki beberapa fungsi diantaranya, sebagai berikut:
 Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada
masyarakat.
 Memberi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan
sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
 Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan
masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
 Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

5. Ciri-Ciri Teks Editorial


 Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan
dibicarakan secara luas oleh masyarakat), bersifat aktual dan faktual.
 Teks editorial bersifat sistematis dan logis.
 Teks editorial merupakan sebuah opini / pendapat yang bersifat
argumentative.
 Teks editorial menarik untuk dibaca, karena ditulis dengan menggunakan
kalimat yang singkat, padat dan jelas.

6. Struktur Teks Editorial


Terdapat 3 struktur yang menyusun teks editorial/opini, yaitu:
 Pernyataan pendapat (tesis), bagian yang berisi sudut pandang penulis
tentang masalah yang dibahas, biasanya berisi sebuah teori yang akan
diperkuat oleh argumen.
 Argumentasi, merupakan alasan atau bukti yang digunakan guna
memperkuat pernyataan dalam tesis. Argumentasi yang diberikan dapat
berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
 Pernyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), merupakan bagian
yang berisi penegasan ulang pendapat yang didukung oleh fakta di bagian
argumentasi guna memperkuat/menegaskan. Penegasan ulang berada di
bagian akhir teks.

7. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial


 Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam tek editorial tidak berbeda
jauh dengan teks prosedur kompleks yaitu menggunakan verba material.
 Adverbia, bertujuan agar pembaca meyakini teks yang dibahas dengan
menggunakan kata keterangan seperti selalu, sering, biasanya, kadang-
kadang, jarang dan lain sebagainya.
 Konjungsi yaitu kata penghubung pada teks, seperti bahkan dan lain
sebagainya.
 Verba material yaitu verba yang menunjukan perbuatan fisik atau
peristiwa.
 Verba rasional yaitu verba yang menunjukan hubungan
intensitas(Pengertian B adalah C) dan milik (Mengandung pengertian B
memiliki C)
 Verba mental yaitu verba yang menunjukan persepsi (melihat, dan
lainnya), afeksi (khawatir dan lainnya), dan kognisi (mengerti dan
lainnya). Pada verba mental ada partisi[am pengindra dan fenomena.

8. Jenis jenis Teks Editorial


 Interpretaive editorial, editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu
dengan menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
 Controversial editorial, editorial bertujuan untuk meyakinkan pembaca
pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu
isu. Dalam editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan
digambarkan lebih buruk.
 Explantory editorial, editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar
dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk
mengeidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masayarakat untuk
memperhatikan suatu isu.
Contoh Teks Editorial Dalam Surat Kabar
Sedia Mitigasi Sebelum Bencana
Tim Redaksi Lampung Post 09 Aug 2018 – 1:30 199
SEDIA payung sebelum hujan, menjadi ungkapan yang diajarkan nenek
moyang dan menjadi patokan untuk mengantisipasi setiap problem yang akan
datang. Untuk itulah pemerintah menggaungkan program mitigasi untuk setiap
daerah yang rawan bencana.
Sudah sepatutnya pemerintah menggelar berbagai upaya pencegahan,
kesiapsiagaan, peringatan dini, antisipasi, dan mitigasi hingga penanggulangan
becana. UU No 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal 5
menyebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Tolok ukur kesiapsiagaan dan mitigasi yang dilakukan pemerintah itu
tecermin dari gempa dua kali di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Gempa pertama terjadi pada 28 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 skala Richter
(SR) dan tidak ada korban jiwa. Selain itu, juga tidak terjadi tsunami di
sepanjang pantai Lombok Utara itu.
Dan sepekan kemudian, pada 5 Agustus 2018 gempa kembali
mengguncang Lombok Utara, saat warga sedang menunaikan salat magrib. Kali
ini gempa berkekuatan makin dahsyat, yakni 7 SR. Walau tidak terjadi tsunami,
korban jiwa jatuh sangat banyak. Ratusan warga meninggal dunia terkena
reruntuhan bangunan saat gempa itu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebagian
besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh. Sementara Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berteori bahwa gempa
pertama merupakan pendahuluan, sementara gempa utamanya atau main
earthquake pada 5 Agustus dengan kekuatan 7 SR. Selanjutnya gempa susulan
dengan kekuatan yang relatif lebih kecil.
Jika disimak dari penjelasan dua badan pemerintah yang dipercaya untuk
menanggulangi bencana itu, berarti sudah ada prediksi bahwa Lombok Utara
adalah daerah rawan gempa. Sebab, daerah itu berada di atas patahan lempeng
bumi, sehingga jauh hari mestinya sudah bisa dilakukan mitigasi bencana.
Pengertian mitigasi sendiri sesuai dengan UU 24/2007 itu adalah upaya
mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan
bencana. Hal itu berarti di daerah Lombok Utara semestinya sudah dilakukan
upaya itu, setidaknya sosialisasi kepada masyarakat menghadapi gempa.
Sosialisasi konstruksi bangunan antigempa dan jalur-jalur evakuasi sudah
disiapkan.
Kini Lampung juga merupakan daerah rawan bencana gempa bumi,
terkait posisi Bumi Ruwa Jurai di atas patahan lempeng Eurasia dan Indo-
Australia. Sehingga akan ada ancaman korban jiwa, jika pemerintah lalai untuk
menyediakan mitigasi sebelum bencana itu datang, penderitaan bagi masyarakat
banyak akan menjadi pemandangan tragis yang tidak dapat terelakkan lagi.
Jangan sampai akibat kurangnya mitigasi, bencana yang datang akan
memakan banyak korban. Apalagi jika mitigasi dan penanggulangan bencana
hanya dijadikan proyek. Maka, korban yang sudah sangat terluka justru makin
menjerit pada dalamnya sakit. Sedia mitigasi sebelum bencana datang
menerjang adalah keharusan.
Contoh Teks Editorial dan Struktur Analisanya
CBT, Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia
            Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak
dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh
negara lain. Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
tentang kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang
digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor
untuk berkembangnya suatu negara.

                Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional
dengan berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.

                 Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang
sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini
tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan
lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas.
Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Tidak
hanya itu, biaya pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.

Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang


diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan
saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak focus
menghitamkan jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah
memengaruhi pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal mengeklik jawabannya. Jadi, waktu
nya tidak terbuang sia-sia.

                Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa
menyetujui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan
siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan
itu mereka akan termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada
dasarnya saat ini banyak sekali test-test yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak
setuju, masih belum bisa untuk diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik.
Kecenderungan seperti itu dapat memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas.
Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang
lebih baik.

                Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain
yang ada di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu
suatu kemajuan.

MENGANALISIS TEKS EDITORIAL/OPINI

1. Struktur teks

Struktur teks Kalimat dalam teks


1.      Di masa kini, pendidikan sangatlah penting
dalam menjalani kehidupan. Tak dapat dipungkiri
bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia
akan tertinggal jauh oleh negara lain. Oleh karena
itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh
Pernyataan pendapat pemerintah Indonesia tentang kemajuan
pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya
adalah teknologi yang digunakan dalam suatu
proses pendidikan, karena teknologi merupakan
salah satu faktor untuk berkembangnya suatu
negara.

Argumentasi 2.      Baru-baru ini tidak jarang orang yang


membicarakan mengenai Ujian Nasional berbasis
computer. Itulah salah satu upaya pengembangan
teknologi di Indonesia.

3.      Computer Based Test atau yang sering


disebut dengan istilah CBT ini memang sudah
seharusnya diberlakukan pada sistem UN di
Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya
untuk pengembangan teknologi saja, namun
sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat
dibanding dengan Paper Based Test  yang harus
mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta
Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai
jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman
naskah soal pun tidak sedikit.

4.      Pemanfaatan teknologi seperti itu


sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang
diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat
tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan
saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu,
karena mereka sudah tidak focus menghitamkan
jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas
LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka.
Mereka hanya tinggal mengeklik jawabannya.
Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia.

5.      Kendala dari program tersebut adalah


beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui
hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT
tersebut akan membebankan siswa, terutama pada
siswa yang belum lancar dalam masalah
teknologi. Padahal,dengan itu mereka akan
termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi
seperti computer, karena pada dasarnya saat ini
banyak sekali test-test yang menggunakan sistem
CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa
untuk diajak berjalan menuju suatu perubahan
yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat
memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan
kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara
yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang
lebih baik.
6.      Suatu negara memerlukan suatu kondisi
paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada
Pernyataan ulang pendapat di dunia. Indonesia merupakan negara
berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu
kemajuan.

2. Kaidah Kebahasaan

Kata keterangan / adverbial frekuentatif

Adverbia
No. Kalimat
Frekuentatif

Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan


1 Jarang
mengenai Ujian Nasional berbasis computer.

Computer Based Test atau yang sering disebut dengan


2 istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan Sering
pada sistem UN di Indonesia.

3. Konjungsi

No Kalimat Konjungsi Fungsi

Oleh karena itu, banyak sekali upaya


Untuk
yang dilakukan oleh pemerintah Oleh karena
1 menyatakan
Indonesia tentang kemajuan itu
akibat
pendidikan.

Salah satu contoh pengupayaan nya


adalah teknologi yang digunakan dalam Untuk
2 suatu proses pendidikan, karena karena menyatakan
teknologi merupakan salah satu faktor akibat
untuk berkembangnya suatu negara.
Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya Untuk
untuk pengembangan teknologi saja, menyatakan
namun sistem ini juga lebih efisien dan keadaan
3 Namun
lebih hemat dibanding dengan Paper pertentangan
Based Test yang harus mencetak soal dengan keadaan
ke dalam kertas. sebelumnya

Padahal, peserta Ujian Nasional


Memperkuat
4 sangatlah banyak, dapat mencapai Padahal
argumentasi
jutaan peserta.

Manfaat tersebut tidak hanya didapat


oleh pemerintahan saja. Untuk siswa, Untuk
5 mereka akan lebih terbantu, karena karena menyatakan
mereka sudah tidak focus akibat
menghitamkan jawaban.

Selama ini, factor menjawab pada Untuk


6 kertas LJK sangatlah memengaruhi Selama ini menyatakan
pada nilai mereka. waktu

Untuk
7 Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia. Jadi menyatakan
konsekuensi

Padahal, dengan itu mereka akan


termotivasi untuk lebih bisa dalam
teknologi seperti computer, karena Memperkuat
8 padahal
pada dasarnya saat ini banyak sekali argumentasi
test-test yang menggunakan sistem
CBT.

Padahal, untuk menjadi suatu negara


Memperkuat
9 yang maju, berubah itu perlu, berubah padahal
argumentasi
untuk yang lebih baik.

4. Pengelompokan Verba

Verba material/
No Kalimat Verba
relasional/ mental

1 Salah satu contoh pengupayaan nya merupakan Verba relasional


adalah teknologi yang digunakan
dalam suatu proses pendidikan,
karena teknologi merupakan salah
satu faktor untuk berkembangnya
suatu negara.

Computer Based Test atau yang


sering disebut dengan istilah CBT ini
2 memang sudah seharusnya disebut Verba relasional
diberlakukan pada sistem UN di
Indonesia.

Selama ini, factor menjawab pada


3 kertas LJK sangatlah memengaruhi menjawab Verba material
pada nilai mereka.

Mereka menganggap bahwa CBT


tersebut akan membebankan siswa,
4 menganggap Verba mental
terutama pada siswa yang belum
lancar dalam masalah teknologi.

Padahal, untuk menjadi suatu negara


5 yang maju, berubah itu perlu, menjadi Verba relasional
berubah untuk yang lebih baik.

Indonesia merupakan negara


6 berkembang dan Indonesia sendiri Merupakan Verba relasional
perlu suatu kemajuan.

5. Kosakata

No Kosakata Arti kosakata


tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)
1 Efisien sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya)
keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah
2 Kendala pencapaian sasaran; kekuatan yang memaksa pembatalan
pelaksanaan;
3 Kreasi hasil daya cipta; hasil daya khayal
4 Kreativitas kemampuan untuk mencipta; daya cipta

Anda mungkin juga menyukai