Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putu Galuh Luwihati Arkananda

Nim : 1904551129

Kelas : C (Reguler Pagi)

TUGAS 3

HUKUM ADAT LANJUTAN

1. Sebut dan jelaskan sistem-sistem kekeluargaan yang dikenal dalam masyarakat Indonesia.
Tunjukkan minimal 1 (satu) contoh daerah yang menganut sistem kekeluargaan yang
dimaksud.
Jawab :
Sistem sistem kekeluargaan yang dikenal dalam masyarakat Indonesia pada umumnya
terbagi menjadi 3 sistem, yaitu :
a. Sistem Garis Keturunan Pratilinial
Yang dimana garis keturunan ini berdasarkan garis keturunan sang laki-laki atau
bapaknya, contoh pada masyarakat suku Nias, Batak, Bali, Sumba
b. Sistem Garis Keturunan Matrilinial
Yang dimana garis keturunan ini berdasarkan garis keturunan sang wanita atau ibunya,
contoh pada masyarakat suku Minangkabau
c. Sistem Garis Keturunan Parental
Yang dimana garis keturunan ini berdasarkan garis keturunan sang laki-laki (bapak)
dan juga garis keturunan sang wanita (ibunya), contoh pada masyarakat suku Jawa,
Sunda, Aceh, Dayak1

1
Prof. Dr. Tjok. Istri Putra Astiti, S.H., M.S, dkk, 2017, Buku Ajar Hukum Adat Lanjutan, Fakultas Hukum,
Universitas Udayana, hlm 31
2. Apa pengaruh sistem kekeluargaan terhadap
a. Hukum perkawinan;
b. Hukum waris

Jawab :

a. Pengaruh Sistem Kekeluargaan terhadap Hukum Perkawinan


Perkawinan adalah ikatan lahir batin anaara seorang pria dan wanita sebagai seorang
suami dan istri dengan tujuan membangun rumah tangga yang bahagia dan atas dasar
Tuhan Yang Maha Esa, hal tersebut diatur dalam Pasal 1 Undang–undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP). Pasal 2 ayat (1) mengatur bahwa seorang
pria terikat perkawinan secara sah dengan seorang wanita apabila perkawinan
merekatersebut dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaannya. Setelah pelaksanaan perkawinan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya kemudian dalam ayat (2) nya perkawinan tersebut
dimohonkan untuk dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perkawinan yang mengikat kedua mempelai secara lahir akan memiliki kekuatan
hukum yang pasti dengan terpenuhinya ketentuan dasar perkawinan seperti yang
dimaksud di atas. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal dalam masyarakat adat perkawinan itu bertujuan untuk membangun, membina,
dan memelihara hubungan kekerabatan yang damai.
b. Pengaruh Sistem Kekeluargaan terhadap Hukum Waris
Dalam hukum pewarisan, berpatokan juga dengan sistem kekeluargaan adat yang ada,
Eman Suparman menyebutkan yaitu :
- Sistem Patrilineal garis keturunan menurut pihak laki-laki, jadi waris dijatuhkan
kepada pihak laki-laki
- Sistem Matrilineal garis keturunan menurut pihak wanita, jadi waris dijatuhkan
kepada pihak wanita
- Sistem Parental garis keturunan menurut pihak laki-laki dan pihak perempuan,
sistem ini metupakan gabungan antara sistem patrilineal dan matrilineal, jadi waris
dijatuhkan kepada pihak laki-laki dan wanita dengan hal lain kedudukan kedua
pihak sama.2

Soepomo menyebutkan pewarisan dalam hukum waris adat memuat peraturan-


peraturan yang mengatur proses meneruskan dan mengoperkan barang-barang harta
benda dan barang-barang yang tidak berwujud benda (immateriile goederen) dari
suatu angkatan manusia (generatie) kepada turunannya.3

2
Eman Suparman, Intisari Hukum Waris Indonesia, Armico Bandung 1985, hlm 49
3
Soepomo, Bab-Bab tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989, hlm. 79.
Daftar Pustaka

Prof. Dr. Tjok. Istri Putra Astiti, S.H., M.S, dkk, 2017, Buku Ajar Hukum Adat Lanjutan,
Fakultas Hukum, Universitas Udayana, hlm 31

Eman Suparman, Intisari Hukum Waris Indonesia, Armico Bandung 1985, hlm 49

Soepomo, Bab-Bab tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1989, hlm. 79.

Anda mungkin juga menyukai