Anda di halaman 1dari 8

Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development

Volume 1 Nomor 2: 134-141 (2019)

KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN, KEPUASAN PETANI,


DAN PRODUKTIVITAS USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN NATAR,
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
(Performance of Agricultural Extension Worker, Farmer Satisfaction, and
Productivity of Corn Farming in in Natar District, South Lampung Regency)

Tubagus Hasanuddin1*, Begem Viantimala1, dan Ade Fitriyani1


1
Program Studi Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145
*Email korespondensi: tb_sijati @yahoo.com
Received: 3 September 2018; Revised: 13 November 2019; Accepted: 15 27 November 2019

Abstrak
Peranan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam meningkatkan produktivitas usahatani petani sangat
penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) kinerja PPL, tingkat kepuasan petani terhadap kinerja
PPL, tingkat produktivitas usahatani, dan pendapatan usahatani, 2) faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkat kinerja PPL, 3) hubungan antara tingkat kinerja PPL dengan tingkat kepuasan petani, dan 4) hubungan
antara kinerja PPL dan tingkat kepuasan petani dengan produktivitas dan pendapatan usahatani petani. Penelitian
dilaksanakan di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan metode yang digunakan adalah
metode survei. Responden penelitian terdiri dari 8 orang PPL dan 54 petani jagung. Metode analisis data
menggunakan metode deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan metode statistik nonparametrik
Koefisien Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja penyuluh pertanian
lapangan (PPL) tergolong baik; tingkat kepuasan petani terhadap kinerja penyuluh pertanian lapangan
(PPL) tergolong cukup puas; dan rata-rata produktivitas usahatani petani jagung sebesar 6,49 ton/ha; rata-rata
pendapatan usahatani jagung sebesar Rp 10.143.750,00/Ha, 2) faktor- faktor yang berhubungan dengan kinerja
PPL adalah umur PPL, masa kerja PPL, dan ketersediaan sarana dan prasarana, sedangkan yang tidak
berhubungan dengan tingkat kinerja PPL adalah tingkat pendidikan dan status PPL, 3) tingkat kinerja PPL
memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat kepuasan petani jagung, dan 4) kinerja PPL dan kepuasan petani
berhubungan nyata dengan produktivitas dan pendapatan usahatani petani.
Kata kunci: Kinerja PPL, Kepuasan petani, produktivitas, pendapatan usahatani jagung

Abstract
The role of agricultural extension workers (PPL) in increasing the farming productivity of farmer is very
important. This study aims to determine 1) the performance of PPL, the level of farmer satisfaction with PPL
performance, the level of farm productivity, and farm income, 2) the factors related to the performance the
PPL, 3) the relationship between the level of the performance and the level of farmers’ satisfaction, and 4) the
relationship between the performance and the farmer satisfaction with farmer productivity and farm income.
This research was conducted in Natar District, South Lampung Regency, and the research method used is a
survey method. Respondents in this study consisted of 8 PPL and 54 corn farmers. Data analysis method uses
descriptive method, and the hypothesis testing uses nonparametric statistical methods Rank Spearman
Correlation Coefficient. The results showed that 1) the performance of agricultural extension workers (PPL) is
quite good; the level of farmer satisfaction with the performance of agricultural extension workers (PPL) is
quite satisfied; and the average productivity of corn farming is 6.49 tons / ha; average corn farm income of
IDR 10,143,750.00 /ha, 2) factors related to the performance of agricultural extension workers (PPL) are
their age, the work time, and the availability of facilities and infrastructure, while those not related are
education level and PPL status, 3) the level of performance of agricultural extension workers (PPL) has a
significant relationship with the level of satisfaction of corn farmers, and 4) the performance of agricultural
extension workers (PPL) and farmer satisfaction is related to the productivity and income of farming.

Keywords: Performance of Agricultural Extension Worker, Farmer Satisfaction, productivity, corn farming
income
135
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

PENDAHULUAN jagung yaitu Kabupaten Lampung Selatan,


Kabupaten Lampung Timur, dan Kabupaten
Sub sektor tanaman pangan memegang Lampung Tengah.
peranan sangat penting dalam pembangunan
nasional di Indonesia. Hal ini karena sub Tabel 1. Data produksi, luas panen, dan
sektor tanaman pangan merupakan pemasok produktivitas jagung di sentra
kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia dan produksi jagung Indonesia, 2015
memelihara stabilitas ekonomi nasional.
Namun demikian saat ini sektor pertanian No Produksi Produktivitas
Propinsi
Indonesia mengalami permasalahan dalam (ton) (ton/ha)
meningkatkan jumlah produksi pangan yang 1. Jawa Timur 6.131.163 5,05
2. Jawa Tengah 3.212.391 5,91
ada. Oleh karena itu, Departemen Pertanian 3. Sulawesi Selatan 1.528.414 5,17
(2015) telah merumuskan sebuah kebijakan 4. Sumatera Utara 1.519.407 6,23
untuk mencapai ketahanan pangan di 5. Lampung 1.502.800 5,12
Indonesia berupa swasembada berkelanjutan 6. NTB 959.973 6,70
dari komoditas padi, jagung, dan kedelai. 7. Jawa Barat 959.933 7,56
8. NTT 685.081 2,50
Jagung merupakan salah satu komoditas 9. Gorontalo 643.512 4,98
sub sektor tanaman pangan di Indonesia dan 10. Sumatera Barat 602.549 6,86
memiliki posisi strategis karena merupakan Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
makanan pokok penduduk setelah padi.
Jagung juga banyak digunakan sebagai bahan Kecamatan Natar merupakan salah satu
baku industri pakan ternak. kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan
Perkembangan komoditas jagung di yang merupakan salah satu sentra produksi
Indonesia tidak terlepas dari perkembangan jagung. Jumlah produksi dan luas panen
sistem komoditas jagung di dunia, baik yang jagung di Kecamatan Natar dalam kurun waktu
berkaitan dengan produksi, konsumsi, maupun 3 tahun terakhir menunjukkan mengalami
aspek-aspek kelembagaanya. Di pihak lain, peningkatan dan penurunan. Peningkatan
meningkatnya kebutuhan jagung akan produksi jagung di Kecamatan Natar tersebut
berdampak pada meningkatnya permintaan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pasar dan terbukanya peluang usaha serta penggunaan benih, penggunaan pupuk,
peningkatan produksi pada tingkat usahatani ketersediaan sarana dan prasarana serta
jagung. peranan penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Provinsi Lampung merupakan salah satu Penyuluhan pertanian yang dilakukan
daerah penghasil jagung terbesar ke lima dari oleh PPL merupakan suatu proses
sepuluh daerah sentra produksi jagung di pembelajaran bagi pelaku utama (petani) agar
Indonesia. Berdasarkan data Badan Statistik mereka mau dan mampu menolong dan
Indonesia (2016), dari kesepuluh daerah mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
produksi jagung terbesar di Indonesia, informasi pasar, teknologi, permodalan dan
produksi jagung Propinsi Lampung cukup sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk dapat
tinggi, yaitu sebesar 1.502.800 ton pada tahun meningkatkan produktivitas, efisiensi,
2015, namun jika dilihat dari tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani serta
produktivitas yang dicapai tampak masih meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
belum optimum. Tingkat produktivitas jagung fungsi lingkungan hidup (Departemen
Propinsi Lampung pada tahun 2015 masih Pertanian, 2009), sedangkan penyuluh
sebesar 5,12 ton/hektar. Tingkat produktivitas pertanian lapangan (PPL) merupakan
ini masih lebih rendah dari produktivitas seseorang yang memberikan pembelajaran
jagung yang dicapai oleh Propinsi Jawa Barat, terhadap petani agar mereka tahu, mau, dan
NTB, dan Sumatra Utara. Data produksi, luas mampu menentukan keputusan dalam
panen, dan produktivitas jagung di beberapa menghadapi masalah yang dihadapinya.
daerah di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa (BPPP) Kecamatan Natar, Kabupaten
produktivitas jagung di Propinsi Lampung Lampung Selatan memiliki 18 orang penyuluh
berada pada urutan ke tujuh dari sepuluh yang membawahi beberapa wilayah binaan (26
provinsi sentra penghasil jagung di Indonesia. wilayah binaan) dengan jumlah kelompok tani
Berkaitan dengan produksi jagung ini, Propinsi sebanyak 386 kelompok tani. Jumlah
Lampung memiliki tiga daerah sentra produksi
Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)
136
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

kelompok tani yang menjadi binaan PPL di METODE PENELITIAN


wilayah ini berkisar antara 5-25 kelompok
Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah
tani. Dengan demikian distribusi jumlah
Balai Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
kelompok tani yang menjadi binaan PPL
(BPPP) Kecamatan Natar, Kabupaten
masih belum merata.
Lampung Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan
Banyaknya jumlah kelompok tani binaan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
untuk setiap penyuluh menyebabkan kelompok
Kabupaten Lampung Selatan merupakan
tani tidak dapat bertemu secara intensif dengan
Kabupaten yang memiliki tingkat produksi
penyuluh. Padahal peranan penyuluh sangat
jagung tertinggi di Provinsi Lampung.
diperlukan karena dapat menunjang hasil
Pertimbangan lain pemilihan lokasi di atas
produksi jagung petani melalui pengadopsian
adalah karena Kecamatan Natar merupakan
berbagai teknologi baru yang diperkenalkan
salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten
oleh penyuluh. Begitu pula berbagai program
Lampung Selatan. Penelitian dilakukan mulai
pembangunan pertanian yang telah digagas
dari bulan September 2017 sampai dengan
oleh pemerintah akan diikuti atau tidak oleh
bulan Januari 2018.
petani tergantung sejauh mana keterlibatan
Penelitian dilakukan dengan
peranan penyuluh tersebut.
menggunakan metode survei. Pengumpulan
Badan Penyuluhan dan Pengembangan
data dilakukan dengan menggunakan teknik
Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Pusat
wawancara dan dibantu dengan penggunaan
Pelatihan Pertanian (2015) menyatakan bahwa
kuesioner untuk memperoleh data primer,
produktivitas jagung bisa mencapai 10-12
sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
ton/ha. Namun, produktivitas jagung di
literatur, laporan-laporan, publikasi, dan
Kecamatan Natar hanya 5,11 ton/ha sehingga
pustaka lainnya yang berhubungan dengan
hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas
penelitian ini.
jagung di Kecamatan Natar masih tergolong
Responden penelitian adalah petani yang
rendah. Rendahnya produktivitas jagung di
membudidayakan tanaman jagung yang
atas diduga disebabkan oleh beberapa faktor
tergabung dalam anggota kelompok tani di
antara lain karena kondisi kesuburan tanah,
BPPP Kecamatan Natar. Pengambilan sampel
faktor iklim, tenaga kerja, faktor usahatani,
diambil dari sembilan desa yaitu Desa
dan faktor kinerja penyuluh itu sendiri. Hal ini
Sidosari, Pancasila, Krawang Sari, Negara
karena kinerja PPL yang baik tentu saja akan
Ratu, Mandah, Rulung Helok, Rulung Sari,
membantu para petani dalam memecahkan
Purwosari dan Bandarejo. Penentuan desa
masalah usaha taninya secara efektif dan
dan jumlah sampel dilakukan dengan sengaja
menggali potensi yang ada pada petani serta
dengan pertimbangan bahwa desa tersebut
membantu petani untuk menghasilkan
merupakan desa yang memiliki potensi
produksi jagung yang lebih tinggi. Hal ini
tanaman jagung yang cukup tinggi di
karena tingginya produktivitas jagung yang
Kecamatan Natar.
diperoleh petani pada akhirnya diharapkan
PPL di BPPP Kecamatan Natar berjumlah
akan meningkatkan pendapatan petani dan
18 orang, dan dari jumlah tersebut diambil 8
kesejahteraan hidup petani. Oleh karena itu
orang penyuluh yang membina sembilan desa
kepuasan petani terhadap kinerja penyuluh dan
yang dipilih menjadi sampel penelitian. Setiap
peningkatan produktivitas usahatani yang
desa diambil sampel 2 kelompok tani dan
diperoleh diduga saling terkait . Berdasarkan
setiap kelompok tani dipilih 3 orang petani
ulasan tersebut, maka penelitian tentang kaitan
responden sehingga diperoleh 54 responden
antara kinerja penyuluh, tingkat kepuasan
petani jagung dan 8 penyuluh pertanian
petani terhadap kinerja penyuluh pertanian
lapangan (PPL).
lapangan (PPL), produktivitas usahatani, dan
Metode analisis yang digunakan pada
pendapatan usahatani yang diperoleh petani
penelitian ini adalah metode deskriptif.
penting untuk dilakukan. Bagaimanakah
Pengukuran kepuasan petani jagung terhadap
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL) di
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL)
lapangan? Faktor-faktor apakah yang
menggunakan pendekatan tradisional
berhubugan dengan kinerja PPL tersebut?
(traditional approach) menurut Rangkuti
Apakah kinerja PPL berhubungan dengan
(2006), yakni petani diminta memberikan
tingkat produktivitas usahatani dan pendapatan
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan
yang diperoleh oleh petani?
oleh PPL, misalnya dengan memberikan rating

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)


137
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

dari sangat tidak puas sampai sangat puas, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk pengujian hipotesis menggunakan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
statistik non parametrik uji Koefisien Korelasi
BPPP Kecamatan Natar berjumlah 18 orang
Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut
penyuluh yang terdiri dari PPL PNS (11 orang)
(Siegel, S, 1997):
dan PPL THL (7 orang). PPL di BPPP
6 ∑𝑛 𝑑𝑖 2
Kecamatan Natar membawahi 26 wilayah
𝑟𝑠 = 1 − 𝑖−1𝑛3
binaan dengan jumlah kelompok tani sebanyak
Keterangan : 386 kelompok tani.
rs = Penduga koefisien korelasi. Umur petani yang menjadi responden
di = Perbedaan setiap pasangan rank . berkisar antara 32 – 55 tahun, sedangkan
N = Jumlah responden. tingkat pendidikan responden petani jagung
masih tergolong rendah yaitu tamat SMP
Bila terdapat rank kembar baik pada (35,19%), namun tidak sedikit pula mencapai
variabel X maupun pada variabel Y, maka jenjang SMA (33,33%). Tingkat produktivitas
dilakukan pengujian lanjutan untuk menjaga usahatani jagung responden rata-rata sebesar
tingkat signifikasi pengujian sehingga 6490 kg/ha atau 6,49 ton/ha yang berada pada
dibutuhkan faktor koreksi t dengan rumus kalasifikasi cukup tinggi. Menurut Badan
sebagai berikut : Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian Pusat Pelatihan Pertanian (2015),
∑ 𝑥 2 +∑ 𝑌 2 −∑ 𝑑𝑖 2 produktivitas jagung Hibrida bisa mencapai
𝑟=
2√∑ 𝑥 2 ∑ 𝑌 2 10-12 ton/ha, namun menurut Pembina PPL di
Kecamatan Natar kapasitas produksi usahatani
∑ 𝑥2 =
𝑛3 −𝑛
− ∑ 𝑇𝑋 jagung di Kecamatan Natar sebesar 6 – 7
12 ton/ha. Hal tersebut dikarenakan tingkat
kondisi kesuburan tanah yang minim sehingga
𝑛3 − 𝑛 produksi maksimal hanya bisa mencapai 6 – 7
∑ 𝑌2 = − ∑ 𝑇𝑌 ton/ha. Pendapatan usahatani jagung di
12
Kecamatan Natar sebagian besar masih rendah,
𝑡 3 −𝑡 yaitu antara Rp. 9.539.201 – 15.854.400 per
𝑇= 12 hektar. Namun jika dilihat berdasarkan
besarnya R/C usahatani jagung yang diperoleh
Keterangan : tampak bahwa usahatani jagung masih
∑ 𝑥 2 = jumlah kuadrat variabel X yang menguntungkan karena nilai R/C atas biaya
dikoreksi tunai sebesar 3,71, sedangkan nilai R/C atas
∑ 𝑌 2 = jumlah kuadrat variabel Y yang biaya total sebesar 1,89. Nilai R/C yang
dikoreksi diperoleh yang lebih besar dari 1 di atas
∑ 𝑇𝑋 = jumlah faktor koreksi variabel X menunjukkan bahwa usahatani jagung masih
∑ 𝑇𝑌 = jumlah faktor koreksi variabel Y menguntungkan jika dilakukan.
T = faktor koreksi
t = banyaknya observasi berangka sama Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan
pada peringkat tertentu
n = jumlah sampel Kinerja penyuluh pertanian lapangan
(PPL) yang baik diduga akan berdampak pada
perbaikan kinerja petani dalam meningkatkan
Kaidah pengambilan keputusan dalam
produktivitas usahatani petani. Dalam
penelitian ini ditentukan dengan bantuan
penelitian ini, kinerja penyuluh pertanian
aplikasi SPSS Versi 16. Kaidah pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut : lapangan (PPL) ini terarah pada pemecahan
1. Jika nilai signifikansi ≤ (α) = 0,05 atau (α) masalah yang dihadapi oleh petani dalam
melaksanakan usahatani jagung. Masalah
= 0,01 maka terima H1, berarti terdapat
yang dihadapi petani dapat berupa berbagai
hubungan antara kedua variabel yang diuji.
masalah baik yang berkaitan dengan masalah
2. Jika nilai signifikansi > (α) = 0,05 atau (α)
= 0,01 maka tolak H1, berarti tidak terdapat teknis maupun masalah non teknis. Peraturan
Menteri pertanian Nomor 91 tahun 2013
hubungan antara kedua variabel yang diuji.
menjelaskan bahwa untuk menilai kinerja
penyuluh pertanian terdapat tiga indikator

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)


138
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

untuk menilai kinerja tersebut yaitu berkaitan diserahkan kepada PPL. Hal ini tentu sangat
dengan 1) persiapan pelaksanaan penyuluhan menyulitkan petani dan menyebabkan petani
pertanian, 2) pelaksanaan penyuluhan sangat tidak puas dengan kinerja dari PPL
pertanian, dan 3) evaluasi pelaporan tersebut. PPL yang enggan membantu petani
penyuluhan pertanian. Berdasarkan ke tiga sebagian besar PPL yang berjenis kelamin
indikator di atas, maka kinerja penyuluh wanita, hal tersebut menurut sebagian petani
pertanian lapangan (PPL) di wilayah penelitian dikarenakan lokasi wilayah kerja yang
sebagian besar termasuk dalam klasifikasi letaknya cukup jauh dan keterbatasan
cukup baik – sangat baik. Tabel 2 berikut ini kendaraan sehingga membuat PPL jarang
menunjukkan kinerja penyuluh pertanian berkunjung ke wilayah kerjanya tersebut.
lapangan (PPL) di lokasi penelitian menurut Selain itu, PPL perempuan terasa lebih lamban
penilaian petani. dalam menangani permasalahan yang ada pada
petani, terkadang PPL tidak perduli dan tidak
Tabel 2. Tingkat kinerja Penyuluh Pertanian menghiraukan dan jarang memberi jalan keluar
Lapangan (PPL) di BPPP Kecamatan terhadap permasalahan petani. Dipihak lain,
Natar, Kabupaten Lampung Selatan hal di atas berbeda dengan PPL laki-laki yang
menurut petani dinilai oleh petani lebih sigap dan cekatan
dalam membantu petani dalam pemecahan
Klasifikasi Persentase
(%) masalah dan rutin melakukan kunjungan.
Kinerja PPL
Sangat baik 25,0 Tingkat Kepuasan Petani terhadap Kinerja
Baik 12,5 PPL
Cukup baik 37,5 Kinerja penyuluh pertanian yang baik
Tidak baik 0 akan berdampak terhadap perbaikan kinerja
petani dalam meningkatkan produksi jagung.
Sangat tidak baik 25,0
Kinerja penyuluh ini terarah pada pemecahan
masalah yang dihadapi oleh petani dalam
Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa melaksanakan usahatani jagung. Masalah yang
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL) di dihadapi petani dapat berupa masalah yang
BPPP Kecamatan Natar sebagian besar berada berkaitan dengan masalah teknis maupun
dalam klasifikasi cukup baik – sangat baik. masalah non teknis. Penilaian kinerja
Namun demikian masih dijumpai penilaian berkenaan dengan seberapa baik seseorang
kinerja PPL oleh petani yang menilai kinerja melakukan pekerjaan yang menjadi
PPL sangat tidak baik yang cukup besar tanggungjawabnya (Sinambela, 2012).
(25%). Menurut PPL, persiapan penyuluhan Dalam membangun sumberdaya manusia
pertanian sudah dilakukan dengan cukup baik, (SDM) pertanian yang berkualitas dan handal,
PPL sudah memiliki peta wilayah dan potensi diperlukan sosok penyuluh pertanian yang
wilayah kerja masing-masing serta telah profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan
penyusun program penyuluhan dan membuat global dalam penyelenggaraan penyuluhan
rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian, yang produktif, efektif dan efisien. Kinerja
begitu pula menurut petani kinerja PPL dalam penyuluh pertanian yang sangat baik akan
persiapan penyuluhan pertanian sudah cukup memberikan kepuasan bagi petani, dan jika
baik, PPL sudah memiliki peta wilayah dan petani merasa puas dengan kinerja penyuluh,
potensi wilayah kerja masing-masing serta maka petani akan bersemangat dalam
telah penyusun program penyuluhan dan melakukan produksi dalam usahataninya
membuat rencana kerja tahunan penyuluhan sehingga dapat menghasilkan produksi yang
pertanian. PPL juga telah memandu petani tinggi.
dalam penyusunan RDKK. Namun demikian, Dilihat berdasarkan kepuasan petani
menurut pendapat beberapa petani masih terhadap kinerja PPL, maka tampak bahwa
dijumpai PPL yang sama sekali tidak sebagian besar petani cukup puas (50%)
memandu atau mendampingi petani dalam terhadap kinerja PPL tersebut. Hal ini
pembuatan RDKK. Dalam hal ini PPL hanya menunjukkan bahwa kinerja PPL di BPPP
menyuruh petani namun tidak mendampingi Kecamatan Natar sudah tergolong cukup baik
dan membiarkan petani bermusyawarah sendiri yang ditunjukkan PPL tersebut telah cukup
dan hasil musyawarah tersebut dimohon rutin melakukan kunjungan ke kelompok tani,

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)


139
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

membantu petani dalam pemecahan masalah penyuluh yaitu, umur, tingkat pendidikan,
dan memberikan penyuluhan sesuai dengan masa kerja, ketersediaan sarana dan prasarana,
apa yang diharapkan oleh petani. Namun dan status penyuluh pertanian. Di pihak lain,
masih ada sebagian petani yang berpendapat Amron (2009) menyatakan bahwa semakin
bahwa mereka tidak puas dengan kinerja PPL banyak pengalaman yang didapatkan oleh
karena ada PPL yang selama musim tanam seorang pekerja, maka akan membuat pekerja
tidak melakukan kunjungan ke petani sehingga semakin terlatih dan terampil dalam
ketika petani menghadapi masalah hanya melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal yang
memecahkan sendiri dengan kelompoknya saja berkaitan dengan kepuasan, maka kepuasan
tanpa di damping oleh PPL. Hal ini sesuai dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh senang, dan kelegaan seseorang dikarenakan
Muhammad Nashruddin (2016) bahwa kinerja mendapatkan pelayanan suatu jasa. Jika
PPL di lokasi yang ditelitinya kurang pelayanan yang dirasakan sama atau lebih
memuaskan. Tabel 3 berikut ini menunjukkan besar dari yang diharapkan, maka pelanggan
tingkat kepuasan petani terhadap kinerja PPL merasa puas. Dengan demikian dapat
di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung disimpulkan bahwa kepuasan seseorang yang
Selatan, Propinsi Lampung. dilayani adalah persepsi dan perasaan senang
atau kecewa yang di rasakan oleh seseorang
Tabel 3. Tingkat kepuasan petani terhadap terhadap kinerja pendamping dengan harapan
kinerja penyuluh pertanian lapangan yang dimiliki oleh seseorang tersebut sebelum
(PPL) di BPPP Kecamatan Natar, mendapat pendampingan (Choliq, 2014).
Kabupaten Lampung Selatan Menurut Departemen Pertanian (2009),
untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan
Tingkat Kepuasan
Responden Persentase
penyuluhan dan kinerja penyuluh, maka
petani terhadap diperlukan sarana dan prasarana yang
(orang) (%)
kinerja PPL memadai agar penyuluhan dapat
Sangat puas 5 9,26 diselenggarakan dengan efektif dan efisien.
Puas 8 14,81 Sarana dan fasilitas kerja merupakan unsur
Cukup puas 27 50,00 yang penting dalam menunjang keberhasilan
Tidak puas 9 16,67 kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan.
Sangat tidak puas 5 9,26 Ketersediaan sarana dan fasilitas kerja yang
Jumlah 54 100 mendukung juga akan berpengaruh terhadap
kinerja penyuluh dalam membantu para petani
Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa untuk meningkatkan tingkat produksi
tingkat kepuasan petani terhadap kinerja PPL usahatani yang diperoleh serta pendapatan
sebagian besar cukup puas (50%), namun usahatani dan kesejahteraan mereka. Berkaitan
dijumpai pula ketidak puasan petani terhadap dengan hal ini, maka hasil penelitian yang
kinerja PPL yang masih cukup besar (26%). dilakukan menunjukkan bahwa kinerja
Memperhatikan hal ini, maka perbaikan penyuluh pertanian memiliki hubungan yang
kinerja PPL perlu dilakukan agar petani dapat nyata dengan tingkat produktivitas usahatani
merasakan kehadiran PPL sebagai pendamping dan pendapatan usahatani petani. Tabel 4
mereka dalam menghadapi dan memecahkan berikut ini menunjukkan faktor-faktor yang
masalah dan hal-hal lain yang dihadapinya, berhubungan dengan tingkat kinerja penyuluh,
baik yang menyangkut masalah teknis maupun hubungan tingkat kinerja penyuluh dengan
yang berkaitan dengan masalah non teknis. tingkat kepuasan petani, produktivitas
Dengan demikian, kehadiran penyuluh usahatani, dan pendapatan usahatani petani.
pertanian lapangan (PPL) ditengah-tengah
masyarakat petani sangat penting dan Tabel 4. Analisis korelasi faktor-faktor yang
diperlukan. berhubungan dengan kinerja PPL,
tingkat kepuasan petani,
Kinerja PPL, Kepuasan Petani, produktivitas dan pendapatan
Produktivitas usahatani, dan Pendapatan usahatani petani
Usahatani Koefisien
Sig
Peubah Peubah Kolerasi α
Menurut Purnomojati (2012), beberapa (rs)
faktor yang berhubungan dengan kinerja Umur PPL Kinerja PPL 0.833 0.010 0.05

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)


140
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

Tingkat Kinerja PPL -0.327 0.429 0.05 kinerja PPL adalah umur PPL, masa kerja
Pendidikan
PPL
PPL, dan ketersediaan sarana dan prasarana
Masa Kerja Kinerja PPL 0.717 0.046 0.05 pendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan
Ketersediaan Kinerja PPL 0.794 0.019 0.05 pertanian, sedangkan faktor yang tidak
Sarana dan
Prasarana berhubungan dengan kinerja PPL adalah
Status PPL Kinerja PPL -0.078 0.854 0.05 tingkat pendidikan PPL dan status PPL, 6)
Kinerja PPL Kepuasan 0,925 0.000 0.01 tingkat kinerja PPL memiliki hubungan yang
petani
jagung nyata dengan tingkat kepuasan petani terhadap
Kepuasan Produktvitas 0.714 0.04 0.05 PPL, dan 7) kinerja PPL dan kepuasan petani
petani Usahatani
Kinerja PPL Pendapatan 0.297 0.475 0.05
terhadap PPL berhubungan nyata dengan
usahatani produktivitas usahatani dan pendapatan
usahatani yang diperoleh petani.
Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa umur
PPL, masa kerja PPL, ketersediaan sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan DAFTAR PUSTAKA
penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh Amron dan Taufik Imran, 2009. Analisis
PPL berhubungan dengan tingkat kinerja PPL faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tersebut. Di pihak lain, berdasarkan Tabel 4 di produktivitas tenaga kerja. Jurnal
atas juga tampak bahwa kinerja PPL memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel
hubungan dengan tingkat kepuasan petani. Indonesia.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Choliq, A. 2014. Pengantar Manajemen.
Mohamad Ikbal Bahua, dkk (2010) bahwa Penerbit Ombak. Yogyakarta
umur dan masa kerja berhubungan dengan Departemen Pertanian (2009). Dasar-dasar
tingkat kinerja penyuluh. Penyuluhan Pertanian. Modul
Berdasarkan Tabel 4 juga tampak bahwa Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh
tingkat kepuasan petani terhadap kinerja PPL Pertanian 2009. Departemen Pertanian
memiliki hubungan dengan tingkat Badan Pengembangan Sumberdaya
produktivitas usahatani jagung yang dicapai Manusia Pertanian, Jakarta
oleh petani, sedangkan terhadap pendapatan __________________. 2009. Revitalisasi
usahatani petani tampak bahwa tingkat kinerja Penyuluhan Pertanian. Modul
PPL tersebut tidak memiliki hubungan. Pembekalan Bagi THL-TB Penyuluh
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan Pertanian 2009. Departemen Pertanian
diperoleh kenyataan bahwa tingkat pendapatan Badan Pengembangan Sumberdaya
usahatani sangat dipengaruhi oleh banyak Manusia Pertanian, Jakarta
variabel seperti besarnya biaya produksi yang Departemen Pertanian, 2015. Pelatihan Teknis
harus dikeluarkan, kualitas produksi yang Budidaya Jagung bagi Penyuluh dan
dihasilkan, dan tingkat harga jual produksi Babinsa. Badan Penyuluhan dan
yang diperoleh pada saat panen. Oleh karena Pengembangan SDM Pertanian. Jakarta
itu diperlukan kebijakan harga di tingkat petani Mohammad Ikbal Bahua, dkk, 2010. Faktor-
oleh pemerintah agar peningkatan produksi faktor yang mempengaruhi Kinerja
yang dicapai masyarakat petani dapat Penyuluh Pertanian dan Dampaknya
meningkatkan pendapatan usahatani dan pada Perilaku petani Jagung di Provinsi
tingkat kesejahteraan petani. Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan.
Volume 3 Nomor 1, April 2010.
KESIMPULAN Nashrudin, Muhammad, 2016. Tingkat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kepuasan Petani terhadap Kinerja
kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL) Penyuluh Pertanian di Desa Jerowaru,
tergolong cukup baik – sangat baik; 2) tingkat Kecamatan Jerowaru, Kabupaten
kepuasan petani terhadap kinerja penyuluh Lombok Timur. Jurnal GaneC Swara,
pertanian lapangan (PPL) sebagian besar Vol.10, No.2 September 2016.
tergolong cukup puas; 3) rata-rata Purnomojati Anngorosetyo, 2012. Faktor-
produktivitas usahatani petani jagung sebesar faktor yang mempengaruhi Kinerja
6,49 ton/ha; 4) rata-rata pendapatan usahatani Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber
jagung sebesar Rp 10.143.750,00/Ha, 5) Extention di Kabupaten Bogor. Program
faktor- faktor yang berhubungan dengan Pascasarjana UNS. Surakarta.

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)


141
Hasanuddin et al (2019): Kinerja PPL, kepuasan petani dan produktivitas usahatani jagung

Siegel, S, 1997. Statistik Non Parametrik


Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT.Gramedia.
Jakarta.
Sinambela, L. 2012. Kinerja Pegawai. Graha
Ilmu: Yogyakarta.

Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development 1 (2): 134-141 (2019)

Anda mungkin juga menyukai