DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
BIOLOGI
MARET 2021
Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/Alga)
Ganggang (alga) adalah protista yang bersifat fotoautrotof karena memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang
mudah ditemukan dilingkungan perairan, baik di air tawar maupun di air laut. Ada yang hidup
menempel di suatu tempat atau melayang-layang di air dalam air. Ganggang menyebabkan air
danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat sering
keliru menyebutnya dengan lumut. Ganggang berbeda lumut. Lumut tidak terendam air,
sedangkan ganggang hidup dalam air. Bila dipegang, lumut terasa seperti beludru dan lebih
kering, sedangkan ganggang terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang mudah
ditemukan, kadang-kadang terdampar dipantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-
warni (merah, hijau, cokelat, atau kuning). Orang awam menyebutnya dengan rumput laut.
Istilah ganggang sanggup diartikan sebagai suatu organisme fotosintetik air (aquatic
photosynthesizer). Ganggang pertama kali ditemukan sekitar 500 juta hingga 600 juta tahun yang
lalu. Ganggang dipercaya sebagai leluhur dari semua flora darat. Diperkirakan 20.000 spesies
ganggang di bumi telah dan sudah teridentifikasi dan masih banyak lagi spesies ganggang
lainnya, terutama yang berada di lautan belum teridentifikasi.
A. Ciri-Ciri Ganggang
1. Ukuran dan bentuk tubuh ganggang
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), adapula bersel banyak
(multiseluler). Ukuran tubuh ganggang bervariasi, mulai dari yang makroskopis
berukuran 60 meter. Contoh ganggang mikroskopis, antar lain Volvox, Chlorella,
Synura, Scendesmus, Gloeobotrys, Goniochloris, Euglena, Naviculla, Mischococcus,
Ceratium, dan Cyclotellal. Contoh ganggang yang makrokopis, antara lain
Macrocystis, Sargassum, Laminaria, Turbinaria, Fucus, Palmaria, Corallina, dan
Spirogyra.
E. Klasifikasi Ganggang
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga atau ganggang
diklasifikasikan menjadi 7 Filum.
b. Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan Chlorophyta bersel satu yang dapat
bergerak dan bersifat mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Sel
Chlamydomonas mengandung satu inti, satu vakuola, dan kloroplas. Alat
gerak berupa dua flagel. Kloroplas berbentuk mangkuk. Bintik mata dan
pirenoid terletak di dalam mangkuk yang berfungsi sebagai tempat
pembentukan zat tepung. Chlamydomonas dapat berkembang biak dengan
dua cara, yaitu dengan pembentukan zoosprora dan konjugasi.
d. Chara
Chara dan Ulva merupakan Chlorophyta yang berbentuk lembaran.
Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar, mempunyai ruas-ruas
yang mengandung nukula dan globula. Nukula mengandung arkegonium
penghasil ovum. Globula mengandung anteridium penghasil spermatozoid.
Pembuahan ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigospora yang
selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Reproduksi secara
aseksual dilakukan dengan fragmentasi.
e. Ulva
Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel.
Bentuk talus Ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok.
Ulva dapat hidup di air payau, air asin, atau menempel pada kayu-kayu dan
batu-batu sepanjang pantai. Ulva bereproduksi secara aseksual dengan
zoospora berfl agella dan akan membentuk Ulva yang haploid. Reproduksi
secara seksual ditandai dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi Ulva yang diploid.
f. Hydrodictyon
Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak
bergerak. Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala.
Berkembang biak secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan
secara seksual dengan konjugasi.
g. Volvox
Volvox merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni dan bergerak.
Volvox hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma,
bentuk koloni seperti bola dengan jumlah sel 500 – 50.000 buah. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, sedangkan secara
seksual dengan konjugasi.
5. Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang artinya
sejati dan gleen yang artinya mata. Dinamakan Euglenophyta karena organisme yang
termasuk dalam kelompok ini memiliki bintik mata (stigma) bewarna merah yang
dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot) dan kloroplas.
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Contoh spesies Dinoflagellata yang paling banyak dijumpai
yaitu Pfiesteria piscicidia, Gonyaulax catanella, dan Noctiluca scintillans. Berikut ini penjelasan
ketiga jenis Dinoflagellata tersebut:
■ Pfiesteria piscicidia adalah spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas pantai North
Carolina. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab atas pembunuhan
sejumlah besar ikan dengan mensekresi racun. Spesies ini memiliki strategi makan yang
menarik. Hal ini diketahui menggunakan racun untuk membunuh ikan kemudian menunggu
untuk mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari dari organisme yang membusuk. Hal ini
membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa dinoflagellata.
■ Gonyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak
dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies
bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di perairan yang
mereka huni.
■ Noctiluca scintillans adalah spesies dinoflagellata heterotrofik yang memakan plankton yang
ditemukan di muara dan daerah dangkal dari landas kontinen. Spesies ini sering disebut sebagai
kilauan laut karena menunjukkan bioluminesensi dan menjadi sangat terang ketika terganggu
dalam air.
7. Bacillariophyta (Diatom)
Bacillariophyta atau Diatom merupakan alga uniseluler yang tersebar luas di
perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang lembab. Jumlah diatom
sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000 Jenis. Karena jumlahnya yang banyak,
diatom yang berperan sebagai salah satu fitoplankton menjadi komponen produsen
penting di perairan laut.
Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni membentuk filamen. Sebagian
hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain hidup menempel pada substrat.
Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes
minyak dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.
Bentuk sel diatom memanjang dengan dinding sel atau cangkang yang terdiri atas dua
bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Cangkang tersebut tersusun atas
pektin dan silika dengan berbagai bentuk ornamentasi. Apabila diatom mati, tersisa cangkang
silika yang tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang
memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan air.
Diatom mempunyai kelimpahan paling tinggi dan dapat ditemukan di berbagai jenis habitat
misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit kayu. Selain itu, Diatom
dapat dilihat sebagai buih kuning di atas lumpur pada selokan atau kolam. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwa diatom bersifat kosmopolit. Selain bersifat kosmopolit, diatom juga memiliki
laju pertumbuhan yang tinggi, misalnya pada perairan yang subur dan tidak tercemar kepadatan
populasinya dapat mencapai 2.000 – 10.000 sel per liter air.
Peranan Bacillariophyta (Diatom) dalam Kehidupan
Peranan diatom sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan
produsen dalam rantai makanan yakni sebagai penghasil bahan organik dan oksigen.
Pada ekosistem air tawar, diatom mengambil alih peran flora lain khususnya
Cyanophyta dan Chlorophyta. Diatom yang hidup di lautan mempunyai bagian yang
penting dalam kehidupan, yaitu sebagai sumber makanan bagi Protista tak berwarna
atau hewan-hewan kecil sehingga dapat memperpanjang kehidupan organisme
lainnya.
Apabila diatom ini mati, maka ia akan jatuh ke dasar laut, dan karena
mengandung silika, dinding selnya tidak akan hancur dan tetap lestari. Endapan
besar bahan ini, yang dikenal dengan tanah diatom, dijumpai di banyak bagian
permukaan bumi ini. Di tanah Amerika serikat, kumpulan yang terbesar setebal
1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi lembam dan memiliki sifat-sifat fisika
yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya
digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan
zat berwarna dari produk-produk seperti bensin dan gula. Karena bukan penghantar
panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa
uap.
Cangkang diatom juaga bersifat menyerap bunyi, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan
cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga
dipakai dalam bahan pelicin dan bahan pengampelas. Selain itu, juga dimanfaatkan
sebagai bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit.
F. KESIMPULAN
Dari materi yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Protista mirip tumbuhan disebut juga ganggang/alga
2. Protista merupakan organisme eukariotik pertama atau paling sederhana
3. Protista mirip tumbuhan (ganggang/alga) hidup di daerah perairan dan bersifat
fotoautotrof (cahaya)
4. Ganggang (alga) adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik
lainnya
G. SARAN
Kita harus lebih membudidayakan dan melestarikan keberadaan Protista mirip
tumbuhan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://nurfirstavita.wordpress.com/2014/01/27/makalah-tentang-protista-mirip-tumbuhan/
Diakses tanggal 12 Maret 2021, 15.40