Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RUTIN 3

TAKSONOMI ORGANISME TINGKAT RENDAH

“ PROTISTA MIRIP TUMBUHAN “

DOSEN PENGAMPU : Dina Handayani, S,Pd, M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

ANDRYANA RAHAYU (4201220021)

DEA AYU PUTRI (4203220010)

GLARE ANGELINA SINURAT (4203520020)

HEGERT SITUMORANG (4203220009)

MELANI OCTRINIDIA TAMBUNAN (4203220030)

ROSMIDA VALENTINA SIMANULLANG (4203220014)

WIDYA ANGRAINI (4201220017)

CINDY ELVIANI SEMBIRING (4202220006)

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2021
Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang/Alga)

Ganggang (alga) adalah protista yang bersifat fotoautrotof karena memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang
mudah ditemukan dilingkungan perairan, baik di air tawar maupun di air laut. Ada yang hidup
menempel di suatu tempat atau melayang-layang di air dalam air. Ganggang menyebabkan air
danau, air sawah, air kolam, atau akuarium tampak berwarna hijau. Namun, masyarakat sering
keliru menyebutnya dengan lumut. Ganggang berbeda lumut. Lumut tidak terendam air,
sedangkan ganggang hidup dalam air. Bila dipegang, lumut terasa seperti beludru dan lebih
kering, sedangkan ganggang terasa basah, licin atau berlendir. Di laut, ganggang mudah
ditemukan, kadang-kadang terdampar dipantai, berbentuk menyerupai tumbuhan yang berwarna-
warni (merah, hijau, cokelat, atau kuning). Orang awam menyebutnya dengan rumput laut.

Istilah ganggang sanggup diartikan sebagai suatu organisme fotosintetik air (aquatic
photosynthesizer). Ganggang pertama kali ditemukan sekitar 500 juta hingga 600 juta tahun yang
lalu. Ganggang dipercaya sebagai leluhur dari semua flora darat. Diperkirakan 20.000 spesies
ganggang di bumi telah dan sudah teridentifikasi dan masih banyak lagi spesies ganggang
lainnya, terutama yang berada di lautan belum teridentifikasi.

A. Ciri-Ciri Ganggang
1. Ukuran dan bentuk tubuh ganggang
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), adapula bersel banyak
(multiseluler). Ukuran tubuh ganggang bervariasi, mulai dari yang makroskopis
berukuran 60 meter. Contoh ganggang mikroskopis, antar lain Volvox, Chlorella,
Synura, Scendesmus, Gloeobotrys, Goniochloris, Euglena, Naviculla, Mischococcus,
Ceratium, dan Cyclotellal. Contoh ganggang yang makrokopis, antara lain
Macrocystis, Sargassum, Laminaria, Turbinaria, Fucus, Palmaria, Corallina, dan
Spirogyra.

Ganggang memiliki bentuk tubuh yang tetap karena sel-selnya memiliki


dinding sel. Ganggang mikroskopis terdiri atas satu sel dengan bentuk yang
bervariasi, yaitu bulat, oval, kotak, segitiga, batang, dan seperti bintang. Ganggang
uniseluler ada yang hidup soliter (sendiri-sendiri), ada pula yang berkoloni. Ganggang
hidup yang hidup soliter, misalnya Botrydiopsis arhiza, Goniochloris sculpta,
Chlorella, dan Euglena. Ganggang uniseluler yang hidup berkoloni (selnya
berkelompok dan bergandengan), misalnya Volvox, Hydrodictyon, dan Gonium.
Ganggang makroskopis terdiri atas banyak sel, dengan bentuk tubuh yang bervariasi,
yaitu seperti benang (filamen), Lembaran, menyerupai rumput, serta ada pula yang
seperti tumbuhan tingkat tinggi.

B. Struktur Tubuh Ganggang


Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu bersifat eukariotik
(memiliki membran inti) serta memiliki dinding sel dan kloroplas. Dinding sel ganggang
ada yang mengandung selulosa, hemiselulosa, silica, kalsium karbonat, polisakarida,
pectin, algin, agar, dan karangenan. Bahan-bahan tersebut membentuk gel sehingga
ganggang terasa berlendir atau seperti karet. Ganggang dapat melakukan fotosintesis,
sehingga hidupnya dikatakan bersifat autotrof. Selain itu, juga ditemukan pigmen lain
berupa fikosianin (pigmen biru), fikoeritrin (pigmen merah), fukosantin (pigmen cokelat),
karotin (pigmen keemasan), dan xantofil (Pigmen kuning). Adanya pigmen-pigmen
tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam mengklasifikasikan ganggang.

C. Cara Hidup dan Habitat Ganggang


Berdasarkan tempat hidupnya di perairan, ganggang dibedakan ke dalam beberapa
kelompok berikut :
1. Ganggang subaerial, hidup di permukaan air.
2. Ganggang intertidal, secara periodik muncul ke permukaan air karena terbawa oleh
pasang surut air.
3. Ganggang sublitoral, berada dibawah permukaan air.
4. Ganggang edafik, hidup di lumpur atau pasir di dasar perairan.
D. Reproduksi Ganggang
Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generafit). Ada
ganggang yang hanya mampu bereproduksi secara aseksual, misalnya Euglena, yang
melakukan pembelahan biner. Ada pula ganggang yang mampu bereproduksi secara
aseksual dan seksual misalnya Spirogyra. Spirogyra bereproduksi secara aseksual dengan
fragmentasi (pemutusan) sebagian tubuhnya dan bereproduksi secara seksual dengan
konjugasi. Namun, ada pula ganggang yang bereproduksi baik secara aseksual maupun
seksual, tetapi terjadi secara bergiliran dalam siklus hidupnya yang disebut dengan
metagenesis. Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi gametofit
(penghasil sel kelamin) dengan generasi sporofit (penghasil spora), misalnya Laminaria
dan Ulva.

E. Klasifikasi Ganggang
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya, alga atau ganggang
diklasifikasikan menjadi 7 Filum.

1. Chlorophyta (Alga Hijau)


Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya yang
bewarna hijau. Warna hijau ini ada karena pigmen yang dominan adalah klorofil
a dan klorofil b, selain itu jenis pigmen yang lain yaitu karoten dan santofil. Bentuk
kloroplas pada ganggang hijau bermacam-macam, ada yang seperti mangkuk
(misalnya pada Chlamidomonas), berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan
berbentuk seperti bintang. Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam
karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Banyak terdapat di danau,
kolam tetapi sebagian ada juga yang hidup di laut.

 Contoh dari Chlorophyta (Alga Hijau)


Beberapa contoh jenis alga hijau antara lain Chlamydomonas, Volvox,
Protococcus, Spyrogyra, Ulothrix, Oedogonium, Chlorella, Chlorococcum, Ulva, dan
Chara.
a. Chlorococcum dan Chlorella
Chlorococcum dan Chlorella merupakan Chlorophyta bersel satu yang
tidak dapat bergerak dan bersifat mikroskopis. Kloroplasnya berbentuk
mangkuk, berukuran mikroskopis, dan hidup sebagai plankton air tawar.
Chlorococcum dan Chlorella dapat berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk zoospora yang bergerak dengan dua flagella. Chlorella dapat
berkembang biak dengan pembelahan sel.
Chlorella dapat dimanfaatkan sebagai obat, bahkan sekarang sedang
dikembangkan untuk obat yang dikemas dalam bentuk kapsul. Chlorella juga
memberikan harapan besar untuk mengatasi kebutuhan bahan makan
alternatif pada masa yang akan datang. Perkembangbiakannya sangat cepat
dalam lingkungan yang baik, suhu ideal untuk fotosintesis berkisar 25o C.
Proses di laboratorium Chlorella digunakan dalam penelitian
fotosintesis. Dalam fotosintesisnya menghasilkan karbohidrat, protein dan
lemak. Zat organik, karbon dioksida dan mineral yang diberikan pada
substrat dan intesitas cahaya serta lamanya penyinaran dapat diatur untuk
menghasilkan karbohidrat, lemak maupun protein yang dikehendaki.

b. Chlamydomonas
Chlamydomonas merupakan Chlorophyta bersel satu yang dapat
bergerak dan bersifat mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Sel
Chlamydomonas mengandung satu inti, satu vakuola, dan kloroplas. Alat
gerak berupa dua flagel. Kloroplas berbentuk mangkuk. Bintik mata dan
pirenoid terletak di dalam mangkuk yang berfungsi sebagai tempat
pembentukan zat tepung. Chlamydomonas dapat berkembang biak dengan
dua cara, yaitu dengan pembentukan zoosprora dan konjugasi.

c. Spirogyra dan Oedogonium


Spirogyra dan Oedogonium adalah sel yang membentuk benang atau
untaian memanjang seperti benang dan bersifat mikroskopis. Spirogyra dan
Oedogonium banyak hidup di air tawar. Spirogyra mempunyai sel yang
mengandung kloroplas berbentuk pita spiral dan dalam satu sel mengandung
satu inti, dapat berkembang biak secara fragmentasi dan konjugasi.
Oedogonium mempunyai kloroplas berbentuk jala dan dalam satu sel
mengandung satu inti serta dapat berkembang biak dengan zoospora dan
peleburan spermatozoid (anteridium) dengan ovum (oogonium) yang
dihasilkan oleh benang yang berbeda. Hasil peleburan tersebut adalah zigot
yang dapat tumbuh menjadi individu baru.

d. Chara
Chara dan Ulva merupakan Chlorophyta yang berbentuk lembaran.
Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar, mempunyai ruas-ruas
yang mengandung nukula dan globula. Nukula mengandung arkegonium
penghasil ovum. Globula mengandung anteridium penghasil spermatozoid.
Pembuahan ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigospora yang
selanjutnya akan berkembang menjadi individu baru. Reproduksi secara
aseksual dilakukan dengan fragmentasi.
e. Ulva
Ulva memiliki talus berupa lembaran yang terdiri dari dua lapis sel.
Bentuk talus Ulva seperti daun selada, kloroplasnya berbentuk mangkok.
Ulva dapat hidup di air payau, air asin, atau menempel pada kayu-kayu dan
batu-batu sepanjang pantai. Ulva bereproduksi secara aseksual dengan
zoospora berfl agella dan akan membentuk Ulva yang haploid. Reproduksi
secara seksual ditandai dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi Ulva yang diploid.

f. Hydrodictyon
Hydrodictyon merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni tak
bergerak. Banyak terdapat di air tawar dan bentuk koloninya seperti jala.
Berkembang biak secara aseksual dengan spora dan fragmentasi, sedangkan
secara seksual dengan konjugasi.

g. Volvox
Volvox merupakan Chlorophyta yang berbentuk koloni dan bergerak.
Volvox hidup di air tawar dan tiap sel mempunyai dua flagel dan stigma,
bentuk koloni seperti bola dengan jumlah sel 500 – 50.000 buah. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, sedangkan secara
seksual dengan konjugasi.

2. Chrysophyta (Alga Keemasan)

Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau


ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang
berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki
pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan
klorofi l a dan c sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat
keemasan. Sumber lain ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan disebabkan
oleh pigmen yang bernama fukosantin (fucoxanthin).
Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan
ada yang hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
A. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
B. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
C. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)

A. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)


Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning)
karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria
tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat.
Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi
peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan
oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi
secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya
mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.

B. Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)


Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.

C. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)


Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau
parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada
yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak
(hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara
membelah diri.
Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.

 Contoh dan Peranan Chrysophyta (Alga Keemasan) dalam Kehidupan


Dalam kehidupan manusia, ganggang keemasan memiliki banyak manfaat,
terutama Navicula dan Vaucheria. Navicula yang telah mati dan mengendap di dasar laut
membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok, penyekat dinamit,
bahan pembuatan cat, pernis, bahan dasar industri kaca, penyaring dan piringan hitam.
Pada Vaucheria, cadangan makanan disimpan dalam bentuk minyak, sehingga organisme
ini merupakan komponen utama dalam pembentukan minyak bumi.

3. Phaeophyta (Alga Cokelat)


Ganggang coklat adalah protista mirip tumbuhan yang memiliki talus bersel
banyak, sehingga dapat dilihat secara makroskopis (kasat mata). Beberapa anggota
Filum Phaeophyta seperti Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis memiliki
gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk
mengapung di atas permukaan air.Bentuk tubuh alga ini seperti tumbuhan tinggi. Ada
sekitar 1.500 spesies alga coklat, sebagian besar hidup di air laut, terdampar di pantai,
melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar = hold fast).
Alga coklat ini sering disebut klep yang merupakan protista laut terbesar dan
paling rumit. Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin
selain klorofil, karoten dan xantofil. Alga coklat banyak memiliki struktur khusus.
Tubuh tanaman yang bercabang dapat memiliki kantong udara untuk
mempertahankan agar tetap dapat mengapung. Daun alga lebar yang mirip dengan
daun tumbuhan biasa terhubung ke tangkai keras disebut stipe. Holdfasts yang bersel
banyak (multiseluler) membuat tanaman tetap menempel ditempatnya.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan
membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di
dalam konseptakel jantan terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina
terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang
menghasilkan zigot.Contoh dari alga ini antara lain : Sargassum, Macrocystis,
Ectocarpus, dan Fucus.
Alga coklat seperti alang-alang batu atau Fucus merupakan organisme yang biasa
terdapat digaris pantai perairan dingin yang berbatu-batu. Di Asia berbagai macam
alga coklat dikonsumsi sebagai makanan. Banyak orang menganggap alga coklat dan
alga merah mungkin menjadi sumber makanan bagi manusia untuk masa yang akan
dating. Algin, senyawa yang ditemukan pada alga coklat sering digunakan dalam
pembuatan lateks, bahan untuk mengkilap keramik , kosmetik, dan es krim.

 Contoh dari (Alga Cokelat)


Beberapa contoh Phaeophyta adalah sebagai berikut.
■ Fucus vesiculosus, tingginya dapat mencapai 30 – 100 cm, hidup menempel di
bebatuan yang tampak jika air surut. Terdapat gelembung udara sepanjang sisi
talus yang bercabang-cabang seperti garpu. Ujungnya membesar yang
membentuk konseptakel.
■ Sargassum siliquosum, hidup menempel bebatuan di sepanjang pantai berbatu
daerah tropis. Namun di pantai Atlantik bagian utara jenis Sargasssum
natans hidup bebas mengapung di permukaan laut. Ukuran Sargassum beragam
dari yang kecil hingga yang panjangnya mencapai ratusan meter.
■ Macrocystis integrifolia atau kelp, ukurannya sangat besar, di pantai barat
Amerika Utara panjangnya ditemukan dapat mencapai tiga kilometer. Kelp hidup
menempel kuat di bebatuan dengan bantuan talus yang menyerupai akar.
■ Laminaria sinclairii merupakan jenis ganggang cokelat penghasil asam alginat
yang dibutuhkan untuk produksi tekstil, makanan, dan kosmetik.
■ Fucus serratus, termasuk alga warna cokelat yang berdiferensiasi menjadi
bentuk yang mengapung.
■ Postelia merupakan contoh alga cokelat yang banyak dijumpai.
■ Turbinaria decurens, Dictyota sp., Dictyosiphon sp., Nereocystis sp. adalah
contoh lain dari spesies Phaeophyta atau ganggang cokelat.

4. Rhodophyta (Alga Merah)


Istilah “Rhodophyta” berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti “merah”.
Jadi, Rhodophyta berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum
lainnya, Filum ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota
Filum ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri
dari fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Selain dua pigmen
tersebut, Rhodophyta juga memiliki klorofil a dan b serta karotenoid.
Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut
dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah
karena mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara
spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah.
Contoh: Euchemma spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata.

 Contoh dan Peranan Rhodophyta (Alga Merah) dalam Kehidupan


Beberapa contoh Rodophyta adalah sebagai berikut:
■ Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena menghasilkan agar, banyak
terdapat di perairan Indonesia.
■ Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai rumput laut.
■ Gelidium coulteri dan Gracilaria sp., sebagai bahan pembuatan agar-agar
banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
■ Carolina sp. merupakan anggota Rhodophyta (ganggang merah) yang
tubuhnya dilapisi oleh kalsium karbonat.
■ Dasya, Batracnospermum, Scinaiafurcellata, Porphyra perforata,
Polysphonia, Halosaccion glandiforme, Bossea orbigniana, dan sebagainya.

5. Euglenophyta
Euglenophyta atau Euglenoid berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang artinya
sejati dan gleen yang artinya mata. Dinamakan Euglenophyta karena organisme yang
termasuk dalam kelompok ini memiliki bintik mata (stigma) bewarna merah yang
dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot) dan kloroplas.

 Contoh dan Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan


Adapun peranan Euglenophyta dalam kehidupan antar lain sebagai
berikut:
■ Digunakan sebagai indikator adanya polusi perairan. Sebagai contoh,
permukaan air yang di dalamnya banyak terdapat Euglena viridis, akan
tampak bewarna kehijauan. Sedangkan yang banyak terdapat Euglena
sanguinea tampak bewarna kemerahan.
■ Dalam bidang perikanan, Euglenophyta merupakan fitoplankton yang
berfungsi sebagai makanan ikan.
■ Dalam bidang ekonomi perairan, Euglenophyta merupakan produsen
primer dalam ekosistem perairan, yaitu sebagai penyedia bahan organik
dan oksigen bagi hewan-hewan akuatik seperti ikan, udang, dan
serangga air.
■ Dalam bidang sains, Euglena sering dijadikan sebagai objek studi
pengamatan. Karena jenis ganggang ini mudah di dapat dan
dikembangbiakkan dan sebagai pencernaan organik.
■ Selain manfaat adapula kerugian (dampak negatif) yang ditumbulkan
oleh Euglenophyta, yaitu mencemari sumber air dan menyebabkan
penimbunan endapan tanah pada dasar kolam atau danau.
6. Pyrrophyta (Dinoflagellata/Ganggang Api)
Filum Pyrrophyta sering disebut Dinoflagellata, diberi nama demikian karena pergerakan
yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin,dino artinya pusaran air).
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil,
dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding
sel.

Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Contoh spesies Dinoflagellata yang paling banyak dijumpai
yaitu Pfiesteria piscicidia, Gonyaulax catanella, dan Noctiluca scintillans. Berikut ini penjelasan
ketiga jenis Dinoflagellata tersebut:
■ Pfiesteria piscicidia adalah spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas pantai North
Carolina. Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab atas pembunuhan
sejumlah besar ikan dengan mensekresi racun. Spesies ini memiliki strategi makan yang
menarik. Hal ini diketahui menggunakan racun untuk membunuh ikan kemudian menunggu
untuk mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari dari organisme yang membusuk. Hal ini
membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa dinoflagellata.
■ Gonyaulax catanella adalah dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak
dengan menggunakan dua flagela mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies
bercahaya dari dinoflagellata, karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di perairan yang
mereka huni.
■ Noctiluca scintillans adalah spesies dinoflagellata heterotrofik yang memakan plankton yang
ditemukan di muara dan daerah dangkal dari landas kontinen. Spesies ini sering disebut sebagai
kilauan laut karena menunjukkan bioluminesensi dan menjadi sangat terang ketika terganggu
dalam air.
7. Bacillariophyta (Diatom)
Bacillariophyta atau Diatom merupakan alga uniseluler yang tersebar luas di
perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang lembab. Jumlah diatom
sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000 Jenis. Karena jumlahnya yang banyak,
diatom yang berperan sebagai salah satu fitoplankton menjadi komponen produsen
penting di perairan laut.

Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni membentuk filamen. Sebagian
hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain hidup menempel pada substrat.
Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes
minyak dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.
Bentuk sel diatom memanjang dengan dinding sel atau cangkang yang terdiri atas dua
bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka). Cangkang tersebut tersusun atas
pektin dan silika dengan berbagai bentuk ornamentasi. Apabila diatom mati, tersisa cangkang
silika yang tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang
memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan air.
Diatom mempunyai kelimpahan paling tinggi dan dapat ditemukan di berbagai jenis habitat
misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit kayu. Selain itu, Diatom
dapat dilihat sebagai buih kuning di atas lumpur pada selokan atau kolam. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwa diatom bersifat kosmopolit. Selain bersifat kosmopolit, diatom juga memiliki
laju pertumbuhan yang tinggi, misalnya pada perairan yang subur dan tidak tercemar kepadatan
populasinya dapat mencapai 2.000 – 10.000 sel per liter air.
 Peranan Bacillariophyta (Diatom) dalam Kehidupan
Peranan diatom sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan
produsen dalam rantai makanan yakni sebagai penghasil bahan organik dan oksigen.
Pada ekosistem air tawar, diatom mengambil alih peran flora lain khususnya
Cyanophyta dan Chlorophyta. Diatom yang hidup di lautan mempunyai bagian yang
penting dalam kehidupan, yaitu sebagai sumber makanan bagi Protista tak berwarna
atau hewan-hewan kecil sehingga dapat memperpanjang kehidupan organisme
lainnya.
Apabila diatom ini mati, maka ia akan jatuh ke dasar laut, dan karena
mengandung silika, dinding selnya tidak akan hancur dan tetap lestari. Endapan
besar bahan ini, yang dikenal dengan tanah diatom, dijumpai di banyak bagian
permukaan bumi ini. Di tanah Amerika serikat, kumpulan yang terbesar setebal
1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi lembam dan memiliki sifat-sifat fisika
yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya
digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan
zat berwarna dari produk-produk seperti bensin dan gula. Karena bukan penghantar
panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa
uap.
Cangkang diatom juaga bersifat menyerap bunyi, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan
cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga
dipakai dalam bahan pelicin dan bahan pengampelas. Selain itu, juga dimanfaatkan
sebagai bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit. 

F. KESIMPULAN
Dari materi yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Protista mirip tumbuhan disebut juga ganggang/alga
2. Protista merupakan organisme eukariotik pertama atau paling sederhana
3. Protista mirip tumbuhan (ganggang/alga) hidup di daerah perairan dan bersifat
fotoautotrof (cahaya)
4. Ganggang (alga) adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik
lainnya

G. SARAN
Kita harus lebih membudidayakan dan melestarikan keberadaan Protista mirip
tumbuhan tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk, 2006, BIOLOGI Jilid 1, Jakarta, Penerbit ESIS.

https://nurfirstavita.wordpress.com/2014/01/27/makalah-tentang-protista-mirip-tumbuhan/
Diakses tanggal 12 Maret 2021, 15.40

https://www.biologijk.com/2018/09/7-macam-klasifikasi-alga.html Diakses tanggal 12 Maret


2021, 16.02

Anda mungkin juga menyukai