Anda di halaman 1dari 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang

sangat penting, karena tujuan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan

berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan merencanakan,

melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Untuk

memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pimpinan perlu

menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh

kemampuan yang dimilikinya. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan

diarahkan untuk meningkatkan mutu kerja pegawai.

Pada dasarnya pengawasan berarti pengamatan dan pengukuran sesuatu

kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran dan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dilakukan dalam usaha

menjamin kegiatan terlaksana sesuai dengan kebijakan, strategi, keputusan,

rencana dan program kerja yang telah dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan

sebelumnya dalam wadah yang disusun.

Pengawasan kerja sangatlah penting dalam setiap pekerjaan baik itu

organisasi kecil maupun organisasi besar. Sebab dengan adanya pengawasan kerja

yang baik maka suatu pekerjaan akan dapat berjalan dengan lancar dan dapat

menghasilkan hasil kerja yang baik pula. Melalui pengawasan dapat dipantau

berbagai hal yang dapat merugikan organisasi, antara lain : kesalahan-kesalahan

dalam pelaksanaan pekerjaan, kekurangan- kekurangan dalam pelaksanaan

1
2

pekerjaan, kelemahan pelaksanaan dan cara kerjanya, rintangan-rintangan yang

dialami maupun hal-hal lain yang mungkin akan dialami, kegagalankegagalan

ataupun sukses-sukses yang dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan.

Suatu pengawasan yang baik harus bersifat mendidik dalam arti mendidik

kearah kerja yang baik dan menjauhkan kemungkinan-kemungkinan

penyelewengan. Pengawasan yang dilaksanakan pimpinan bukanlah untuk

mencari-cari kesalahan, pengawasan terutama ditujukan agar rencana-rencana

dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.

Setiap organisasi perlu memiliki ketentuan yang harus ditaati oleh para

anggotanya. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para

anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan

pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan

membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai untuk bekerja secara

kooperatif dengan para pegawai yang lain.

Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang

terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Maka peraturan sangat diperlukan

untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan

tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab kedisiplinan suatu organisasi

dikatakan baik jika sebagian pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada.

Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang telah dikeluarkan dalam

rangka menegakkan disiplin, perlu adanya teladan pimpinan. Pimpinan

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan, sebab

pimpinan merupakan panutan dan sorotan dari bawahannya. Pimpinan harus

memberi contoh yang baik, berdisiplin naik, jujur, serta sesuai kata dengan

perbuatan. Apabila teladan pimpinan baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut


3

baik. Jadi pimpinan ikut berperanserta dalam menciptakan kedisiplinan pegawai,

pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan pegawai karena

pimpinan bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan pegawai.

Apabila organisasi melaksanakan pengawasan secara baik sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang

yang telah ditentukan, maka dengan sendirinya disiplin kerja pegawai akan baik.

disiplin sejati apabila para pegawai datang kekantor dengan teratur dan tepat pada

waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempatnya, apabila mereka

menggunakan perlengkapan-perlengkapan dengan hati-hati, apabila mengikuti

cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau organisasi dan apabila mereka

menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Untuk menunjang

pelaksanaan kegiatan operasional, perlu diterapkan tindakan pengawasan yang

rutin dari pimpinan terhadap pegawainya.

Pada era reformasi sekarang ini, disiplin kerja pemerintah mendapat

sorotan tajam dari masyarakat. Dengan adanya kebebasan dalam menyampaikan

pendapat (aspirasinya), banyak ditemukan kritikan yang pedas terhadap disiplin

kerja pemerintah, baik itu secara langsung (melalui forum resmi atau bahkan

demonstrasi) maupun secara tidak langsung (melalui tulisan atau surat pembaca

pada media massa). Kritikan tersebut tanpa terkecuali mulai dari pemerintah pusat

sampai ke pemerintahan kecamatan

Melihat pentingnya pengawasan internal kepada setiap pengawai, oleh

karena itu dalam ini kantor camat medan helvetia juga perlu memperhatikan hal

tersebut agar dapat meningkatkan disiplin karena pada prakteknya, sering kali

ditemukan masyarakat yang tidak puas akan pelayanan instansi pemerintah.


4

Hal ini berarti bahwa pelayanan publik oleh pemerintah semakin hari

semakin bertambah dan harus lebih ditingkatkan kualitasnya. Konsekuensi lebih

lanjut dari tuntutan ini mengharuskan pemerintah menyediakan aparat yang

memiliki dedikasi dan disiplin tinggi serta loyalitas pengabdian yang penuh pada

tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan berorientasi pada pelayanan

masyarakat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat

Berdasakan hal tersebut, penulis terdorong untuk mengkaji dan meneliti

masalah pelayanan yang dikaitkan dengan disiplin kerja pengawai, dan

mengambil judul studi tentang “Pengaruh Pengawasan Internal Terhadap

Disiplin Kerja Di Kantor Kecematan Medan Helvetia “.

B. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini

memiliki arah yang jelas dalam mengiterpresrasikan fakta dan data ke dalam

penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan

diteliti.

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

dikemukakan perumusan dalam enelitian ini adalah: “bagaimana pengaruh

pengawasan internal terhadap disiplin kerja”.

C. Tujuan & Manfaat Penilitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengukur tingkat pengawasan internal di Kantor Kecamatan

Medan Helvetia
5

b. Untuk mengukur tingkat disiplin kerja pegawai di Kantor Kecamatan

Medan Helvetia

c. Untuk mengetahui dan mengukur pengaruh pengawasan internal terhadap

disiplin kerja pegawai di Kantor Kecamatan Medan Helvetia

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Untuk peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan

dan karya ilmiah dibidang administasi khususnya Administrasi Negara.

b. Untuk instansi

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah

ataupun lembaga-lembaga lain yan membutuhkan serta menjadi acuan

dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

c. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar

perluasan penelitian dan penambahan wawasan untuk pengembangannya.


6

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Pengawasan Internal

1. Pengertian Pengawasan Internal

Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaanpekerjaan

terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki

(Ranupandojo, 1990 : 109).

Sedangkan Siagian dalam Silalahi (1992 : 175) mengemukakan pengertian

pengawasan yaitu proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

Menurut Boynton dkk (2003 : 373) Pengawasan adalah suatu proses yang

dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen dan personel lainnya dalam suatu

entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan

dengan pencapaian tujuan.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) Sistem Pengawasan Intern

adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua

metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pengawasan intern bertujuan

untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan

terhadap kecurangan, pemborosan dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di

6
7

dalam maupun diluar perusahaan, selain itu pengawasan intern juga harus dapat

memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak, demikian

rupa sehingga memperlancar prosedur audit.

Agar dapat berjalan efektif pengawasan intern memerlukan adanya

pembagian tanggung jawab secara khusus, tujuannya adalah agar setiap karyawan

dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup tanggungjawabnya masing-

masing sehingga tidak ada suatu fungsi yang tidak tertangani.

2. Tujuan Pengawasan

Menurut Warren dkk (2005 : 236) Tujuan Pengendalian Intern :

Pengendalian intern memberikan jaminan yang wajar bahwa :

a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha.

Pengendalian internal dapat dilindungi aktiva dari pencurian, pengelapan,

penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Salah

satu pelanggaran paling paling serius terhadap pengendalian internal adalah

penggelapan oleh karyawan.

b. Informasi bisnis akurat Informasi bisnis yang akurat dperlukan demi

keberhasilan usaha. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering

berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan yang ingin menggelapkan

aktiva juga perlu menutupi penipuan tersebut dengan menyesuaikan catatan

akuntansi.
8

c. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan Perusahaan harus mematuhi

perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar pelaporan

keuangan

3. Komponen Sistem Pengawasan Internal

Menurut Guy (2002 : 226) Mengidentifikasikan: Lima komponen

pengawasan internal yang saling berhubungan sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian (Control Environment)

Menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan

pengendalian dari orang-orang disekitarnya. Lingkungan pengendalian

merefleksikan keseluruhan sikap, kesadaran, dan tindakan dewan

direksi, manajemen, karyawan serta pihak-pihak lainnya mengenai

pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya

dalam sebuah entitas

b. Penilaian resiko (risk assessment)

Semua entitas besar atau kecil, berorientasi pada laba maupun nirlaba,

jasa atau manufaktur akan menghadapi resiko. Banyak dari resiko-

resiko tersebut, jika tidak diantisipasi, dapat menyebabkan salah saji

dalam laporan keuangan entitas,

c. Aktivitas pengendalian (Control Activities)

Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk

mengantisipasi resiko yang dapat menghalangi entitas mencapai

tujuannya,

d. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)


9

komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk

menghasilkan informasi keuangan dan bagaimana

mengkomunikasikan informasi tersebut. Sistem informasi pelaporan

keuangan yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan

catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menyatakan,

menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi

entitas serta untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva dan kewajiban

yang berkaitan.

e. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan (Monitoring), proses penilaian kualitas disiplin kerja

pengendalian internal dari waktu ke waktu

B. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangat penting bagi karyawan yang bersangkutan maupun

bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan. Oleh karena itu, karyawan merupakan motor penggerak utama dalam

organisasi. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

sesorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Menurut Sutrisno (2009, hal.86) menyatakan “Disiplin menunjukkan suatu

kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan

ketepatan perusahaan”.
10

Selanjutnya, menurut Irham Fahmi (2013, hal.42) menyatakan bahwa

“Disiplin adalah sebuah proses digunakan untuk menghadapi permasalahan

disiplin kerja”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

adalah suatu keadaan tertib dimana keadaan seseorang atau sekelompok orang

yang tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan

menjalankan peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak

tertulis dengan dilandasi kesadaran dan keinsyafan akan tercapainya suatu kondisi

antara keinginan dan kenyataan dan diharapkan agar para karyawan memiliki

sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitasnya meningkat.

Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada

bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif

dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari

suatu organisasi dan juga pemimpin mempunyai pengaruh langsung atas sikap

kebiasaan yang diperoleh karyawan. Kebiasaan itu ditentukan oleh pimpinan, baik

dengan iklim atau suasana pengawasan internal maupun melalui contoh diri

pribadi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan disiplin yang baik, maka pimpinan

harus memberikan pengawasan internal yang baik pula..

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin kerja

Pada dasarnya factor yang mempengaruhi disiplin kerja berasal dari dua

factor, yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik. Fadilla Helmi (2006, hal.37)
11

merumuskan factor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja menjadi dua factor,

yaitu factor kepribadian dan factor lingkungan.

1)    Faktor Kepribadian

            Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah system nilai yang

dianut. Sistem nilai yang dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin. System

nilai akan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap ini diharapkan akan

tersermin dlaam perilaku.

2)  Faktor Lingkungan

        Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil interaksi dengan

lingkungan, terutama lingkungan social. Oleh karena itu pembentukan disiplin

tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul

begitu saja tapi merupakan suatu proses belajar terus-menerus. Proses

pembelajaran agar efektof maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu

memperhatikan prinsip-prinsip konsisisten adil bersikap positif dan terbuka.

Konsisten adalah memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke waktu.

Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah system aturan

tersebut. Adil dalam hal ini adlaah memperlakukan seluruh aryawan dengan tidak

membeda-bedakan

2.3. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2006, hal.194) menyatakan bahwa ”indikator dari

disiplin kerja adalah:

1. Tujuan dan Kemampuan


12

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti

bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai

dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar karyawan bekerja

dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladanan Pimpinan

Teladanan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin

baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatannya. Dengan

keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut

baik.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan terhadap organisasi atau pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan

semakin baik terhadap kedisiplinan karyawan yang baik, organisasi harus

memberikan balas jasa yang relatif besar. Berperan Kedisiplinan karyawan

tidak mungkin baik apabila balas jasa yang karyawan terima kurang

memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi,

balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan.


13

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego

dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta

diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar

kebijaksanaan dalam memberikan balas jasa (pengakuan) atau hukuman

akan merangsang terciptannya kedisiplinan karyawan yang baik.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan organisasi. Dengan

pengawasan melekat berarti atasan langsung harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan Disiplin kerja

bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir ditempat kerja agar

dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang

mengalami kesulitan dalam menyelasaikan tugasnya. Waskat efektif

merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa

mendapat perhatian, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan pengawasan

dari atasannya. Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui

kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga

kondute setiap bawahan dinilai objektif. Jadi waskat menuntut adanya

kebersamaan aktif antara pimpinan dan karyawan dalam mencapai tujuan

organisasi.
14

6. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memeihara kedisiplinan

karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan

semakin takut melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap, dan

prilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Berat / ringan saksi

hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya

kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan

pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada

semua karyawan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas untuk

menghukum setiap karyawan yang indispliner sesuai dengan sanksi

hukuman yang telah ditetapkan. pimpinan yang berani bertindak tegas

menerapkan hukuman bagi karyawan indisipliner akan akan disegani dan

diakui pengawasan internalya oleh bawahan. Memberi tahu bila ingin

meninggalkan tempat kepada rekan kerja, dengan menginformasikan, ke

mana dan untuk urusan apa, walaupun untuk bawahan sekalipun.

C. Hubungan Pengawasan Internal Terhadap Disiplin Kerja

Dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan, suatu organisasi

bagaimanapun bentuk dan bergerak di bidang apapun sudah pasti mempunyai


15

suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak sekali usaha yang

dilakukan, tenaga, waktu dan dana. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan

efisien maka diperlukan pengawasan.

Pengawasan dimaksudkan agar tujuan dan sasaran kegiatan usaha unit-

unit pemerintahan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna ynag

duilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, rencana atau program,

pembagian dan pendelegasian tudas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan san

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun sudah menjadi tabiat

manusia bahwa mereka selalu ingin bebas lepas tanpa terikat oleh peraturan

apapun juga. Demikian pula halnya dalan pekerjaan, para pegawai cenderung

ingin bebas dari segala ikatan atau peraturan yang ada. Dalam keadaan inilah

maka selalu diperlukan pengawasan dalam artian pengawas yang berfungsi sebagi

pendidik dan pengarah terhadap proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya

pengawasan seperti demikian maka sedikit banyaknya akan terbiasa

melaksanakan pendisiplinan.

Untuk melihat lebih lanjut hubungan pengawasan dengan disiplin, kita

dapat melihat pendapat Suwardi (1992:30) yang menyatakan pengawasan yang

efektif manuntut tingkat pengawasan internal yang tertinggi, meliputi

pembentukan moral, mengembangkan kerjasama, kemampuan menanamkan

disiplin dan mengenai sifat-sifat manusia. Berdasarkan uraian diatas dapatlah

disimpulkan bahwa untuk menegakan disiplin kerja maka pengawasan sengatlah

diperlukan. Karena adanya pengawasan maka para pegawai diharapkan akan dapt

berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi, yang
16

pada kahirnya akan menetukan pencapaian tujuan yang telah di tentukan

sebelumnya.

D. ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar atau asumsi dari suatu penelitian memegang peranan

penting, karena sebelum menentukan hipotesis, maka terlebih dahulu harus

ditentukan dan ada baiknya berdasarkan pada asumsi. Anggapan dasar menurut

Surakhmad (2004:97) adalah titik tolak pemikiran yang sebenarnya diterima oleh

peneliti. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah “Pengawasan internal

berpengaruh terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah salah satu bagian penting dalam penelitian. Menurut

Sugiyono (2008: 70) bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan pendapat tersebut maka hipotesis dalam penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut : “Ada Pengaruh Pengawasan internal Terhadap Disiplin Kerja

Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Camat Medan Helvetia


17

BAB III

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kuantitatif dengan menggunkan korelasional. Metode korelasional yaitu

bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktir berkaitan dengan

variasi faktor lain. Hubungan antara dua variabel tidak saja dalam bentuk sebab

akibat. Hubungan sebab akibat yang lain adalah hubungan-hubungan linier berupa

hubungan timbal balik antar dua variabel atau lebih.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008: 80). Maka

yang menjadi populasi dalam penelitian 50 Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di

Kantor Camat Medan Helvetia. Berikut adalah nama-nama beserta jabatan

pegawai negeri sipil yang ada di Kantor Camat Medan Helvetia

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002 : 120), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang akan diteliti. Dimana penempatan penarikan sampel penelitian

adalah dengan ketentuan yaitu : apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka

17
18

lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika subyek 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Dari penjelasan diatas maka pengambilan jumlah sampel pada penelitian

ini adalah berjumlah 50 sampel, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak sampai

100.Dari hasil perhiutngan pengambilan sampel diatas maka jumlah sampel pada

penelitian ini adalah berjumlah 50 sampel.

C. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengawasan internal adalah

keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan

mengendalikan bawahan serta organisasi atau unit organisasinya secara terus-

menerus demi tercapainya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan

dan tercapainya hasil atau tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan program

dan keterlaluan yang berlaku. Adapun indikator pengawasan internal adalah :

1) Pemantauan Yaitu memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri di

tempat dimana peristiwa terjadi dan dimana bawahan bertugas.

2) Pemeriksaan Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui pengamatan,

pencatatan, penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis

serta melalui penilaian terhadap segala yang ada kaitannya dengan

pekerjaan.

3) Bimbingan dan Pengarahan Yaitu segala kegiatan yang dilakukan

pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.


19

4) Tindakan Disiplin Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan terhadap

bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan

yang berlaku.

5) Tindakan Koreksi Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan untuk

memperbaiki kesalahan – kesalahan atau penyimpangan tugas yang

dilakukan oleh bawahan

b. Variabel Terikat (Y)

variabel terikat dalam penelitian ini adalah disiplin kerja merupakan

perwujudan dari sikap dan tindakan para pegawai yang sesuai dengan ketentuan

atau peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas. Adapun indikator dari

disiplin kerja adalah sebagai berikut :

1) Kepatuhan terhadap atasan


memperhatikan dan melaksanakan segala tugas dan apa yang

dianjurkan atau diperinthakan oleh atasan.

2) Ketaatan

Ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan, yaitu mengikuti

ketentuanketentuan tentang tata tertib dan peraturan lainnya yang

berlaku selama bekerja.

3) Ketaatan terhadap waktu

ketepatan dan keberadaan pada jam kerja yang ditentukan sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan.

4) Ketelitian dalam bekerja

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, cermat dan hati-hati.


20

5) Ketertiban dalam bekerja

mengendalikan diri dan menciptakan suasana aman dan tenang selama

bekerja.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan – keterangan dan data-

data yang diperlukan, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Pengumpulan Data Primer, Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian untuk mencari data-data

yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini

dilakukan dengan cara yaitu :

a) Observatif

Observatrif merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati keadaan objek yang dijadikan penelitian

b) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan atau membagikan selebaran yang berisi tentang

pernyataan-pernyataan variabel yang akan diteliti.

2. Pengumpulan Data Sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dan

informasi yang diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis

yang tentunya berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan
21

melalui studi kepustakaan (Library Research) yaitu mengumpulkan buku-

buku karya Ilmiah makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang

sedang ditelitii. Studi dokumentasi adalah dilakukan dengan menelaah

catatan tertulis dokumen, dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti

berhubungan dengan instansi terkait.

E. Teknik Penentuan Skor

Pengumpulan data dalam instrument ini menggunakan angket

(Questioner), adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis dalam bentuk angket

kepada responden untuk dijawabnya dengan menggunakan skala ordinal dalam

bentuk checklist, dimana setiap pertanyaan mempunyai 3 opsi sebagaimana

terlihat berikut ini :

a) Untuk alternatif jawaban a di beri skor 3

b) Untuk alternatif jawaban b di beri skor 2

c) Untuk alternatif jawaban c di beri skor 1

(Sugiyono, 2006: 76)


22

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang dilakukan yaitu secara kuantitatif digunakan

untuk menguji pengaruh antara variabel dengan menggunakan perhitungan

statistik.

1. Koefisien Korelasi

Product Moment

Untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas ( X ) Peranan

pengawasan internal dengan variabel terikat ( Y ) kualitas pelayanan,

dalam membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang di ajukan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Koefesien Product

Moment dan Karl Pearson dalam Sugiono ( 2003 : 212 ) sebagai berikut :

n ∑ xy – ( ∑ x )( ∑ y )
r xy= 2 2
√ {n ∑ x −(∑ x) }{n∑ y −(∑ y ) }
2 2

rxy = Koefisien korelasi antara x dan y


x = Variabel bebas ( pengawasan internal )
y = Variabel terikat ( kualitas pelayanan )
n = Jumlah responden
Untuk mengetahui adanya hubungan tinggi rendahnya tingkat hubungan

kedua variabel berdasarkan uji r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interprestasi dilihat dari angka-angka untuk itu penelitian menggunakan skala.

2. Uji tingkat signifikansi menggunakan uji Z


23

Menurut Sugiono (2006 :16) untuk mengetahui sejauh mana hubungan

antara variable yang ada maka di gunakan rumus :

r √n−2
t=
√ 1−r 2
keterangan :

t = hubunagan antara variable

r = koefisien kolerasi

n = Jumlah sampel

3. Uji Determinasi

Untuk melihat variabel bebas dalam menerangkan variabel terkait dapat

diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda (R²) KD=R² X 100%.

G. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Kantor Camat Medan Helvetia

Penduduk Kota Medan memiliki ciri majemuk yaitu yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adapt istiadat. Hal ini

memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.

Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa

transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu

keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana

tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang

mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fikir

masyarakat dan perubahan social ekonominya.


24

Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga

mempengaruhi tingkat kematian. Dalam kependudukan dikenal istilah transisi

penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan

dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran

dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh

banyak factor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan

yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial

ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi

masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini

pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat

kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah

penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor

migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya

menggambarkan berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara

sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat

kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan

proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi

kebijakan kependudukan yang diterapkan.Pada akhir proses transisi ini, baik

tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya

jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan

faktor migrasi atau urbanisasi.

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,
25

budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya

nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak

satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan

sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang

heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman

suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan

sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan

industri pariwisata di Kota Medan. Adanya prularisme ini juga merupakan

peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-

sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi

pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan

yang harus dipelihara secara harmonis.

Kecamatan Medan Helvetia dibentuk dan berdiri secara resmi sejak

tanggal 1 Desember 1952 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat

I Sumatera Utara Nomor : 688/11/P.S.U. tanggal 01 Nopember 1952 yang diikuti

dengan Maklumat Walikota Medan menjadi 4 (empat) Kecamatan, yaitu

1. Kecamatan Medan Kota

2. Kecamatan Medan Timur

3. Kecamatan Medan Barat

4. Kecamatan Medan Baru

Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu wilayah Kota Medan

dipimpin oleh seorang Kepala Pemerintahan yang disebut Asisten Wedana sejak

tahun 1952 s.d 1973. Sejak tahun 1974 sampai dengan sekarang perubahan
26

Kepala Wilayah di Kecamatan Medan Helvetia berubah sebutan dengan Camat

Medan Helvetia. Sebagai Camat Pertama pada tahun periode 1974 s.d 1980 adalah

M. Nasir Nasution.

Sesuai dengan data penduduk Kecamatan Medan Helvetia adalah 118.657

jiwa yang terdiri dari 57.887 laki-laki dan 60.770 perempuan, sedangkan jumlah

Kepala Keluarganya (KK) adalah 28.651 KK yang menyebar di 146 Linkungan di

seluruh Kecamatan Medan Helvetia.

Apabila penduduk Kecamatan Medan Helvetia dikelompokkan

berdasarkan usianya maka kelompok usia yang paling banyak adalah usia 15 – 44

tahun yaitu sekitar 53,8 % yang merupakan usia sangat produktif. Kelompok usia

5-14 tahun adalah 18,2 %, kelompok usia 45-64 tahun 15,6 %, kelompok usia 0 –

4 tahun 8,4 % dan kelompok usia 65 tahun ke atas 4 %.

Penduduk Kecamatan Medan Helvetia berdasarkan Suku Bangsa yang

paling banyak adalah Suku Jawa 31 %, Tionghoa 24,41 %, Batak 23,59 %,

Minang 9 %, Melayu 7 % dan lain-lain 5 %. Banyaknya Suku Bangsa yang ada di

Kecamatan Medan Helvetia menggambarkan karakteristik Kecamatan yang multi

Etnis.

VISI DAN MISI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

Visi Visi Kecamatan Medan Helvetia adalah: “ Kecamatan Medan

Helvetia Yang Profesional, Responsif Dan Akuntabel” Penjelasan

1. Visi: - Profesional mengandung makna : Mampu bekerja sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya, serta mampu melakukan koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi dalam melaksanakan pelayanan umum kepada masyarakat


27

sesuai dengan tujuan pembangunan kota yang akan dicapai, fokus terhadap

tujuan yang akan dicapai serta peka terhadap segala perubahan dan

tuntutan perkembangan dalam lingkungan strategis yang terjadi.

2. Responsif mengandung makna : Terselenggaranya Pemerintahan

Kecamatan Medan Helvetia dalam Pelayanan Pemerintahan pada

Masyarakat dalam berbagai masukan dari warga Masyarakat maka perlu

strategi dan arah kebijakan yang terpadu dan terukur sesuai dengan

Standard Operasional Prosedur pada Pelayanan Masyarakat yang lebih

responsif.

3. Akuntabel mengandung makna : Bahwa Pemerintahan Kecamatan Medan

Helvetia dalam melaksanakan kegiatan di bidang pemerintahan dan

pembangunan di Kecamatan secara terbuka (transparan) tanpa ada yang

ditutupi, dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel) secara profesional,

rasional, efisien, dan efektif.

4. Misi Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-

citakan pada mendatang akan tercapai. Proses perumusan misi harus

memperhatikan masukan dari pihak yang berkepentingan (Stakeholder)

dengan memperhatikan peluang dan hambatan yang dihadapi. Dalam

mencapai visi organisasi, Kecamatan Medan Helvetia merumuskan misi

organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai

tujuan. organisasi dalam kurun waktu tertentu.


28

Untuk mewujudkan hal tersebut Kecamatan Medan Helvetia mempunyai

misi sbb:

1. Mewujudkan terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat

Secara profesional, responsif dan akuntabel dengan Mendayagunakan

Seluruh Aparatur.

2. Meningkatkan dukungan secara penuh pada kegiatan perencanaan

pembangunan kota yang berbasiskan partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat.

3. Meningkatkan pemenuhan sumber daya manusia yang berkualitas,

berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa.

4. Mewujudkan terpeliharanya kondusifitas politik, ekonomi, sosial

budaya serta keamanan dan ketentraman wilayah.

Tujuan dan Sasaran Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari

pernyataan misi. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan

pada jangka waktu 1 (satu) samapi dengan 5 (lima) tahun sedangkan sasaran

merupakan apa yang diharapkan dapat terjuwud dalam jangka pendek biasanya

dalam tahunan. Dengan memperhatikan visi dan misi Kecamatan Medan Helvetia,

maka tujuan dan sasaran yang dicapai adalah sebagai berikut:

1. Misi Pertama : Mewujudkan terselenggaranya pelayanan prima kepada

masyarakat, secara propesional, responsif dan akuntabel dengan

mendayagunakan seluruh aparatur, dengan tujuan:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan Prima bagi masyarakat

Kecamatan Medan Helvetia dengan sasaran :


29

1) Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan terhadap disiplin

kerja aparatur pelayanan publik di kelurahan dan Kecamatan

Medan Helvetia.

2) Terwujudnya disiplin aparatur Pelayanan publik di Kelurahan

dan Kecamatan Medan Helvetia

b. Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran

Kelurahan dan Kecamatan, dengan sasaran :

1) Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan publik

2) Meningkatkan pengetahuan aparatur Kelurahan dan Kecamatan

dalam bidang pengetahuan teknologi dan informasi

c. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi lintas sektoral di bidang

Pemerintahan dan Pembangunan Kecamatan Medan Helvetia

dengan sasaran

1) Meningkatkan kerjasama dan informasi lintas sektoral.

2) Meningkatkan peranan serta instansi lintas sektoral dalam

pembangunan Kecamatan.

3) Terlaksananya rapat koordinasi

2. Misi Kedua

Meningkatkan dukungan secara penuh pada Kegiatan Perencanaan

Pembangunan Kota yang berbasiskan Partisipasi dan Pemberdayaan

Masyarakat, dengan tujuan:

a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

Kecamatan dengan sasaran yaitu


30

1) Terlaksananya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Kecamatan.

2) Terlaksananya program pemerintahan dan pembangunan yang

transparan dan akuntabel.

3) Meningkatkan kesejahteraan aparatur pelayanan publik di

Kelurahan dan Kecamatan Medan Helvetia

4) Meningkatkan kesadaran disiplin aparatur.

b. Meningkatkan pemberdayaan pemuda, dengan sasaran:

1) Terlaksananya pembinaan kepada kelompok pemuda.

2) Meningkatnya peran serta kepemudaan dalam pembangunan.

3) Meningkatnya jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup

pemuda

c. Meningkatkan pembinaan keagamaan kepada masyarakat, dengan

sasaran

1) Terlaksananya hari-hari besar keagamaan

2) Terlaksananya perlombaan keagamaan

3) Terlaksananya pembinaan bantuan kepada kaum dhuafa /

miskin

4) Meningkatkan mutu sarana ibadah

d. Meningkatkan kemampuan olahraga dan sumber daya masyarakat

dalam seni, dengan sasaran :

1) Terlaksananya pembinaan olah raga


31

2) Terlaksanaya pembinaan kesadaran masyarakat terhadap

kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelestarian nilai-nilai

tradisi dan kebudayaan daerah

3. Misi Ketiga

Meningkatkan Pemenuhan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,

Berbudi Pekerti Luhur, Beriman dan Bertaqwa dengan tujuan:

a. Meningkatkan SDM Aparatur Publik dengan sasaran :

1) Meningkatkan ketrampilan aparatur Kecamatan.

2) Meningkatkan pengetahuan aparatur pelayanan publik di

Kelurahan dan Kecamatan Medan Helvetia.

3) Meningkatkan kesejahteraan aparatur pelayanan publik di

Kelurahan dan Kecamatan Medan Helvetia

4) Meningkatkan kesadaran disiplin aparatur.

b. Terwujudnya pengembangan sarana dan prasarana aparatur

pemerintahan, dengan sasaran :

1) Terlaksananya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

kerja serta perkantoran dilingkungan Kecamatan dan

Kelurahan.

2) Meningkatnya pengamanan dan pengendalian barang milik

daerah.

Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

bangunan, mobilisasi dan peralatan kerja milik pemerintah

4. Misi Keempat
32

Mewujudkan Terpeliharanya Kondusifitas Politik, Ekonomi, Sosial

Budaya Serta Keamanan dan Ketentraman Wilayah Kecamatan

Medan Helvetia, dengan tujuan :

a. Meningkatkan Ketentraman masyarakat dan Ketentraman Umum

dengan sasaran

1) Meningkatkan keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

2) Meningkatnya Kemitraan Pengembangan wawasan kebangsaan

3) Terselenggaranya Pemilu dengan Aman mdan Lancar

4) Meningkatnya antisipasai masyarakat dalam bahaya bencana

alam dan tertanggulanginya korban bencana alam

b. Peningkatan suasana kehidupan yang harmonis,saling

menghormati,aman dan damai dengan sasaran :

1) Meningkatnya Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

2) Terselenggaranya kegiatan keagamaan dan hari hari besar

3) Meningkatnya program pengembangan lingkungan sehat

Struktur Organisasi
33

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Helvetia

Deksripsi Kerja Kantor Camat Medan Helvetia

1. Camat

a. Merumuskan rencana kegiatan satuan kerja dengan mempelajari program

kerja  sebelumnya dan menghimpun permasalahan-permasalahan yang

dihadapi kecamatan melalui musrenbang  sebagai pedoman pelaksanaan

tugas       
34

b. Mempelajari peraturan – peraturan bidang kepegawaian, kearsipan tata

naskah dinas, pengadaan barang dan jasa, keuangan dan perencanaan,

bidang Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban, Pemberdayaan

Masyarakat, Perekonomian serta bidang Fisik, Sarana dan Prasarana

sebagai pedoman pelaksanaan tugas.      

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik        

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan agar dapat

melaksanakan tugas serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja

e. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun.  

f. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

g.  Mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas. 

h.  Mengkoordinasikan dan membina penyelenggaraan kegiatan

pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum serta

mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.   


35

i. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi tugas pokok dan

fungsi atau pelayanan yang belum dapat dilaksanakan oleh Pemerintah

Desa.

j. Menyusun evaluasi dan pelaporan disiplin kerja satuan kerja dengan

mengumpulkan hasil evaluasi dan laporan disiplin kerja masing-masing

unit yang ada pada satuan kerja.      

k. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan

2. Sekretaris Camat

a. Menyusun rencana kegiatan Sekretariat dengan mempelajari program

kerja  sebelumnya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada

bidang Sekretariat sebagai pedoman pelaksanaan tugas 

b. Mempelajari peraturan–peraturan bidang kepegawaian, kearsipan tata

naskah dinas, pengadaan barang dan jasa, keuangan dan perencanaan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas.   

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik       

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan agar dapat

melaksanakan tugas serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja   

e. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun.   

f. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan sebagai bahan pengambilan keputusan.  


36

g. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas.

h. Melaksanakan urusan tata usaha, kearsipan dan perlengkapan rumah

tangga,  

i. Menyiapkan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian dan

administrasi keuangan

j. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program satuan kerja dengan

mengumpulkan rencana kerja masing-masing Sub bagian, Seksi, sebagai

dasar usulan penyusunan RAPBD. 

k. Menyiapkan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan disiplin kerja

satuan kerja dengan mengumpulkan hasil evaluasi dan laporan disiplin

kerja masing-masing unit yang ada pada satuan kerja.  

l. Menyiapkan bahan  pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan untuk

mendukung disiplin kerja organisasi      

m. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan

3. Seksi Pemerintahan

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Pemerintahan dengan mempelajari

program kerja  sebelumnya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi

pada bidang pemerintahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas      


37

b. Mempelajari peraturan–peraturan bidang pemerintahan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas   

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat tertangani dengan baik        

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan tentang

pelaksanaan tugas untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan tugas

serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja   

e.  Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas.      

f. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun.

g.  Menyiapkan bahan format pengumpulan dan pengolahan data bidang

pemerintahan yang meliputi kependudukan, catatan sipil, keagrariaan,

pemerintahan desa  

h. Melakukan penyiapan bahan pembinaan bidang pemerintahan umum yang

meliputi kependudukan, catatan sipil, keagrariaan, pemerintahan desa    

i. Memberikan pelayanan administrasi dalam  bidang kependudukan dan

catatan sipil berupa surat keterangan, rekomendasi dan perijinan. 

j. Melakukan kajian persoalan bidang pemerintahan untuk dicarikan 

alternatif pemecahan permasalahan.     


38

k.  Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pemerintahan sebagai

bahan perbaikan pelaksanaan tugas      

l.  Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan sebagai bahan pengambilan keputusan.  

m.  Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan

4. Seksi Pembangunan

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Pemerintahan dengan mempelajari

program kerja  sebelumnya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi

pada bidang pemerintahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas     

b. Mempelajari peraturan–peraturan bidang pemerintahan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas   

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat tertangani dengan baik        

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan tentang

pelaksanaan tugas untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan tugas

serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja   

e. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas.      


39

f. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun.  

g. Menyiapkan bahan format pengumpulan dan pengolahan data bidang

pemerintahan yang meliputi kependudukan, catatan sipil, keagrariaan,

pemerintahan desa  

h. Melakukan penyiapan bahan pembinaan bidang pemerintahan umum yang

meliputi kependudukan, catatan sipil, keagrariaan, pemerintahan desa    

i. Memberikan pelayanan administrasi dalam  bidang kependudukan dan

catatan sipil berupa surat keterangan, rekomendasi dan perijinan. 

j.  Melakukan kajian persoalan bidang pemerintahan untuk dicarikan 

alternatif pemecahan permasalahan.     

k. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pemerintahan sebagai bahan

perbaikan pelaksanaan tugas      

l. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan sebagai bahan pengambilan keputusan.  

m. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan

5. Seksi Trantib

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Perekonomian dengan mempelajari

program kerja  sebelumnya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi

pada bidang perekonomian sebagai pedoman pelaksanaan tugas      


40

b. Mempelajari peraturan–peraturan bidang perekonomian sebagai pedoman

teknis operasional pelaksanaan tugas  

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat tertangani dengan baik   

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan tentang

pelaksanaan tugas untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan tugas

serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja 

e. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas.     

f. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun.

g. Menyiapkan bahan format pengumpulan data perekonomian berupa

bidang produksi (pertanian), potensi ekonomi,  sarana perekonomian,

perindustrian perdagangan, Koperasi & UKM   

h. Melakukan penyiapan bahan pembinaan dalam bidang perekonomian

berupa usaha-usaha produksi (pertanian), potensi ekonomi,  sarana

perekonomian, perindustrian perdagangan, Koperasi & UKM. 

i. Memberikan pelayanan administrasi dalam bidang perekonomian berupa

usaha-usaha produksi (pertanian), potensi ekonomi,  sarana perekonomian,

perindustrian perdagangan, Koperasi & UKM.  


41

j. Melaksanakan pemungutan pajak terhadap wajib pajak dengan sistem

pasif dan aktif untuk peningkatan PAD.  

k. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan untuk bahan perumusan kebijakan. 

l. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan

6. Seksi Kesra

a. Menyusun rencana kegiatan seksi Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan

Masyarakat dengan mempelajari program kerja  sebelumnya dan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada bidang Kesejahteraan

Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat  sebagai pedoman pelaksanaan

tugas  

b. Mempelajari peraturan–peraturan bidang Kesejahteraan Sosial dan

Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman teknis operasional

pelaksanaan tugas

c. Membagi tugas kepada bawahan dengan memberikan disposisi surat-surat

dinas dan penugasan agar pekerjaan dapat tertangani dengan baik    

d. Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan tentang

pelaksanaan tugas untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan tugas

serta meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja   

e. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan, sedang


42

dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta permasalahan yang

timbul dalam pelaksanaan tugas. 

f. Memberikan  penilaian hasil kerja bawahan berdasarkan prestasi kerjanya

dengan mencatat dalam buku catatan pegawai sebagai bahan pembuatan

DP3 setiap akhir tahun. 

g. Menyiapkan bahan pengumpulan dan mengolah data bidang 

Kesejahteraan sosial dan Pemberdayaan Masyarakat yang meliputi bidang

keagamaan, pendidikan, sosial, kemasyarakatan, kesehatan, keluarga

berencana, ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan, pemuda olah raga,

transmigrasi,  dan pemberdayaan masyarakat.      

h. Menyiapkan bahan pembinaan bidang kesejahteraan sosial dan

Pemberdayaan masyarakat meliputi bidang keagamaan, pendidikan, sosial,

kemasyarakatan, kesehatan, keluarga berencana, ketenaga kerjaan,

pemberdayaan perempuan, pemuda olah raga, transmigrasi,  dan

pemberdayaan masyarakat. 

i. Memberikan pelayanan administrasi berupa rekomendasi di bidang

Kesejahteraan sosial dan Pemberdayaan Masyarakat yang meliputi bidang

keagamaan, pendidikan, sosial, kemasyarakatan, kesehatan, keluarga

berencana, ketenaga kerjaan, pemberdayaan perempuan, pemuda olah

raga, transmigrasi,  dan pemberdayaan masyarakat.

j. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan serta memberi pertimbangan kepada

atasan untuk bahan perumusan kebijakan. 

k. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan 


43

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

Untuk memperoleh gambaran tentang respon yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini. Terlebih dahulu penulis akan menyajikan identitas pegawai

di kantor Camat Medan Helvetia dalam memahami variabel-variabel yang akan

diteliti, yang khususnya dalam pembahasan dan penarikan kesimpulan dalam

penelitian.

Dengan jumlah responden 50 orang dan dari data yang telah di isi oleh

responden dan keseluruhannya kembali semua. Data-data yang dikumpulkan dari

lapangan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut :

1. Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.1

DISTRIBUSI DATA RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN

No Jenis Kelamin Frekwensi Persentase %


1 Laki – laki 30 60 %
2 Perempuan 20 40 %
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Data jawaban angket penelitian 2015

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat

Medan Helvetia pegawai yang berjenis kelamin laki-laki mendominasi yaitu

berjumlah 30 orang ( 60% ), sedangkan jenis kelamin perempuan tidak

mendominasi yaitu berjumlah 20 orang ( 40 % ), Diharapkan dengan jumlah

tersebut dapat meningkatkan Disiplin kerjadan dapat bekerja dengan baik.

43
44

Berdasarkan Umur

Tabel 4.2

DISTRIBUSI DATA RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

No Umur Frekwensi Persentase %


1 20 – 29 tahun 6 12 %
2 30 – 39 tahun 15 30 %
3 40 – 49 tahun 24 48 %
4 >50 tahun 5 10 %
Jumlah 50 100,00%
Sumber : Data Jawaban angket penelitian 2015

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia, pegawai yang berumur 20 – 29 tahun sebanyak 6 orang ( 12 % ),

pegawai yang berumur 30 -39 tahun sebanyak 15 orang ( 30 % ), pegawai yang

berumur 40 -49 tahun sebanyak 24 orang ( 48 % ), pegawai yang berumur 50

tahun ke atas sebanyak 5 orang ( 10 % ).

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3

DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

No Umur Frekwensi Persentase %


1 SMA / Sederajat 12 24 %
2 Diploma ( D III ) 18 36 %
3 Sarjana ( S I ) 20 40 %
45

Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia yang mendominasi terbanyak yaitu tamatan ( S1 ) sebanyak 20 orang

( 40 % ),tamatan diploma ( D III ) sebanyak 18 orang ( 36 % )., sedangkan yang

terendah yaitu SMA / Sederajat sebanyak 12 orang ( 24 % )

B. Pembahasan / Analisa Data

Melalui Penyebaran angket untuk variabel bebas ( X ) Pengawasan

internal berjumlah 10 pertanyaan dan untuk variabel terikat ( Y ) Disiplin kerja

sebanyak 12 pertanyaan sesuai dengan data yang terkumpul yang akan disajikan

dalam bentuk tabel – tabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas ( X ) Pengawasan internal

a. Pengawasan

TABEL 4.4

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI BAPAK/IBU

BERDISKUSI DENGAN PEGAWAI LAIN UNTUK MEMECAHKAN

SUATU MASALAH DALAM PEKERJAAN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 22 44 %
2 Kadang – kadang 21 42 %
3 Tidak 7 14 %
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No.1
46

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pegawai atau pegawai pernah berdiskusi dengan pegawai lain yang

menjawab ya sebanyak 22 orang ( 44 % ), sedangkan yang kadang-kadang

sebanyak 21 orang ( 42 % ), dan tidak pernah mendapatkan penghargaan sebanyak

7 orang (14% ).

TABEL 4.5
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI BAPAK/IBU
MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA REKAN PEGAWAI LAIN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 41 82
2 Kadang – kadang 7 14
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 2

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia memberikan dukungan kepada rekan pegawai lain kerja bapak/ibu agar

lebih dapat berprestasi dalam bekerja.

TABEL 4.6

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI BAPAK / IBU

MENDAMAIKAN / MENENGAHI PERBEDAAN PESEPSI DENGAN

PEGAWAI LAIN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 14 28
2 Kadang – kadang 20 40
3 Tidak 16 32
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 3

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia menengahi perbedaan pesepsi dengan pegawai lainatau pegawai dapat


47

menengahi perbedaan pesepsi dengan pegawai lain agar lebih dapat berprestasi

dalam bekerja.

TABEL 4.7
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI BERKOORDINASI
DAN BEKERJASAMA UNTUK PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS
PEKERJAAN DALAM BIDANG YANG SAMA

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 24 48
2 Kadang – kadang 26 52
3 Tidak 0 0
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan no.4

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pegawai atau pegawai kadang-kadang sering berkoordinasi dan

bekerjasama untuk pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan dalam bidang yang sama

TABEL 4.8
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI KOMUNIKASI
ANTARA PEGAWAI DAPAT MELANCARKAN PELAKSANAAN KERJA
YANG DILAKUKAN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 29 58
2 Kadang – kadang 20 40
3 Tidak 1 2
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan no.5
48

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia komunikasi antara pegawai dapat melancarkan pelaksanaan kerja yang

dilakukan dan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab bahwa

komunikasi antara pimpinan kepada bawahan dapat melancarkan pelaksanaan

kerja.

TABEL 4.9
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI SERING
MEMBERIKAN DUKUNGAN DIANTARA PEGAWAI-PEGAWAI
LAINNYA

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 18 36
2 Kadang – kadang 18 36
3 Tidak 14 28
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 6

Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pegawaisering memberikan dukungan diantara pegawai-pegawai lainnya

dan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab bahwa atasan sering

memberi penjelasan pekerjaan atas apa yang diperintahkan kepada bapak / ibu.

TABEL 4.10
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI PERTUKARAN
INFORMASI ANTAR REKAN KERJA SELALU BERKAITAN DENGAN
TUGAS YANG DIBERIKAN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 22 44
2 Kadang – kadang 24 48
3 Tidak 4 8
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2014 Pertanyaan No. 7

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia dalam melaksanakan tugas pekerjaan, Pertukaran informasi antar rekan


49

kerja selalu berkaitan dengan tugas yang diberikan dan ada beberapa pegawai

yang kadang-kadang menjawab bahwa dalam melaksanakan tugas pekerjaan,

bapak/ibu mempunyai pengembangan wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

TABEL 4.11
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI SELALU PEDULI
TERHADAP SESAMA REKAN KERJA DALAM MENGERJAKAN
TUGAS-TUGAS

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 35 70
2 Kadang – kadang 13 26
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 8

Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia selalu peduli terhadap sesama rekan kerja dalam mengerjakan tugas-

tugas dan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab selalu peduli

terhadap sesama rekan kerja dalam mengerjakan tugas-tugas.

TABEL 4.12
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI PERTUKARAN
PENDAPAT ANTAR REKAN KERJA SELALU BERKAITAN DENGAN
TUGAS YANG DIBERIKAN
No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %
1 Ya 36 72
2 Kadang – kadang 13 26
3 Tidak 1 2
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2016 Pertanyaan No. 9

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pertukaran pendapat antar rekan kerja selalu berkaitan dengan tugas yang

diberikandan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab pertukaran

pendapat antar rekan kerja selalu berkaitan dengan tugas yang diberikan.

TABEL 4.13
50

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI LINGKUNGAN


KERJA YANG ADA PADA TEMPAT BAPAK/IBU BEKERJA SUDAH
SESUAI DENGAN KEINGINAN YANG DIHARAPKAN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 30 60
2 Kadang – kadang 18 36
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2014 Pertanyaan No. 10

Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia lingkungan kerja yang tersedia dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan

dan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab lingkungan kerja yang

tersedia dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan

2. Variabel Terikat ( y ) Disiplin kerja

a. Pencapaian Tujuan

TABEL 4.14

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DAPAT


MENYELESAIKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN YANG
DITUGASKAN
No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %
1 Ya 24 48
2 Kadang – kadang 22 44
3 Tidak 4 8
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 11

Dari tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditugaskandan ada

beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab dapat menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan yang ditugaskan

TABEL 4.15
51

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENURUT BAPAK/IBU


APAKAH HASIL KERJA ITU SANGAT MENENTUKAN UNTUK
KEMAJUAN INSTANSI ?
No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %
1 Ya 40 80
2 Kadang – kadang 9 18
3 Tidak 1 2
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 12

Dari tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia hasil kerja itu sangat menentukan untuk kemajuan instansidan ada

beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab hasil kerja itu sangat

menentukan untuk kemajuan instansi

TABEL 4.16
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN APAKAH BAPAK / IBU SERING
MERASA TERBEBANI ATAS TUNTUTAN HASIL PEKERJAAN ?
No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %
1 Ya 15 30
2 Kadang – kadang 20 40
3 Tidak 15 30
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 13

Dari tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia sering merasa terbebani atas tuntutan hasil pekerjaandan ada beberapa

pegawai yang kadang-kadang menjawab sering merasa terbebani atas tuntutan

hasil pekerjaan

TABEL 4.17
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENURUT BAPAK/IBU
APAKAH PEKERJAAN YANG DILAKUKAN SESUAI DENGAN WAKTU
YANG TELAH DITETAPKAN ?

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 27 54
2 Kadang – kadang 21 42
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
52

Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 14

Dari tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkandan

ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab pekerjaan yang dilakukan

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

TABEL 4.18

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENURUT BAPAK/IBU

APAKAH DENGAN MENGGUNAKAN WAKTU YANG SEBAIK-

BAIKNYA DAPAT MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA?

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 32 64
2 Kadang – kadang 18 36
3 Tidak 0 0
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2014 Pertanyaan No. 15

Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia dengan menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dapat meningkatkan

Disiplin kerja pegawaidan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab

dengan menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dapat meningkatkan Disiplin

kerja pegawai

TABEL 4.19

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN APAKAH BAPAK / IBU SELAMA

INI SERING MENUNDA-NUNDA TUGAS YANG DIBERIKAN ?

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 17 34
2 Kadang – kadang 16 32
3 Tidak 17 34
53

Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 16

Dari tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia selama pegawai tidak ini sering menunda-nunda tugas yang diberikan

dan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab dengan selama ini

sering menunda-nunda tugas yang diberikan

TABEL 4.20

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENURUT BAPAK/IBU

APAKAH PEMBAGIAN KERJA YANG ADA SESUAI DENGAN

KEMAMPUAN BAPAK/IBU ?

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 22 44
2 Kadang – kadang 23 46
3 Tidak 5 10
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 17

Dari tabel 4.22 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pembagian kerja yang ada sesuai dengan kemampuan dan ada beberapa

pegawai yang kadang-kadang menjawab pembagian kerja yang ada sesuai dengan

kemampuan

TABEL 4.21
54

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN APAKAH PEMBAGIAN KERJA


DAPAT MEMAKSIMALKAN PEKERJAAN BAPAK/IBU ?

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 35 70
2 Kadang – kadang 13 26
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 18

Dari tabel 4.23 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia pembagian kerja dapat memaksimalkan pekerjaandan ada beberapa

pegawai yang kadang-kadang menjawab pembagian kerja dapat memaksimalkan

pekerjaan.

TABEL 4.22
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN APAKAH BAPAK / IBU MAMPU
MENGERJAKAN TUGAS SESUAI DENGAN APA YANG DIHARAPKAN

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 33 66
2 Kadang – kadang 16 32
3 Tidak 1 2
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2014 Pertanyaan No. 19

Dari tabel 4.24 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia mampu mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang diharapkandan ada

beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab mampu mengerjakan tugas

sesuai dengan apa yang diharapkan

TABEL 4.23

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN APAKAH DALAM

MELAKSANAKAN PEKERJAAN BAPAK/IBU SELALU

MENGERJAKANNYA DENGAN PENUH SEMANGAT ?


55

No Jawaban Responden Frekwensi Persentase %


1 Ya 34 68
2 Kadang – kadang 14 28
3 Tidak 2 4
Jumlah 50 100,00 %
Sumber : Angket Penelitian 2015 Pertanyaan No. 20

Dari tabel 4.25 di atas dapat diketahui bahwa di kantor Camat Medan

Helvetia melaksanakan pekerjaan bapak/ibu selalu mengerjakannya dengan penuh

semangatdan ada beberapa pegawai yang kadang-kadang menjawab

melaksanakan pekerjaan bapak/ibu selalu mengerjakannya dengan penuh

semangat.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian diawali dengan memberikan

penilaian terhadap jawaban responden sesuai dengan pernyataan yang diberikan

penulis. Jadi dari penilaian penulis akan memberikan data dalam bentuk

kuantitatif dari setiap variabelnya.

TABEL 4.24

DISTRIBUSI TABULASI NILAI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP

VARIABEL X ( PENGAWASAN INTERNAL )

No No Pertanyaan
Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jlh
1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 27
2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 22
3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 25
4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 27
5 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
6 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
7 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
8 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
9 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 23
10 1 2 1 2 3 2 2 3 3 3 22
56

11 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28
12 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 26
13 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 25
14 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27
15 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
16 1 3 1 2 3 3 3 3 2 1 22
17 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
18 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
19 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
20 1 3 1 3 3 2 3 3 2 3 24
21 1 3 1 3 2 3 2 1 3 3 22
22 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25
23 1 3 1 2 3 2 2 3 3 2 22
24 1 3 1 2 3 2 3 2 3 2 22
25 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 26
26 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27
27 1 1 1 2 3 3 2 3 3 3 22
28 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 25
29 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 22
30 3 3 1 3 1 1 1 3 1 2 19
31 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 23
32 3 3 1 3 3 1 3 3 3 2 25
33 2 2 1 3 2 1 3 2 3 3 22
34 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 23
35 2 3 1 3 2 1 3 3 3 3 24
36 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
37 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
38 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
39 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 24
40 2 3 1 3 3 1 3 3 2 1 22
41 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 24
42 2 1 2 3 3 1 2 3 3 3 23
43 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 23
44 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 25
45 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
46 2 3 1 2 3 3 2 1 3 3 23
47 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23
48 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 24
49 2 3 1 2 3 2 3 3 2 3 24
50 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 24
∑ x =1222
57

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa niai jawaban yang

tertinggi adalah 28 dan nilai jawab terendah adalah 19. Nilai-nilai tersebut

dipergunakan untuk mengklarifikasi data dengan mencari jangkauan (J) terlebih

dahulu.

Adapaun formula untuk mencari jangkauan (J) adalah sebagai berikut :

R = nilai tertinggi-nilai terendah

R = 28-19

R =9

Setalah jangkauan (J) dietahui, maka dapat dicari rentang data (c) dengan

rumus sebagai berikut :

R
I=
jarak interval

9
c=
3

I =3

Setelah jankauan (J) dan rentang data (c) diketahui, maka dapat dipergunakan

untuk membatasi kategori yang diinginkan seperti tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 4.25

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas (x)

pengawasan internal

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Tinggi >25 17 34%

2 Sedang 22-24 32 64%

3 Rendah 19-21 1 2%

Jumlah 50 100%
58

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden

yang menyatakan pengawasan internal demokratis sebanyak 17 orang atau 34%,

yang menyatakan dalam kategori sedang sebanyak 32 orang atau 64% dan yang

menyatakan rendah sebanyak 1 orang atau 2%. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa pengawasan internal demokratis berada dalam kategori sedang yaitu 64%.

Artinya 64% responden sudah memahami apa yang dimaksud dengan pengawasan

internal.

Tabel 4.26

DISTRIBUSI TABULASI NILAI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP

VARIABEL Y ( DISIPLIN KERJA)

No No Pertanyaan
Res. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jlh
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (14)
1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 23
2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 2 25
3 2 2 1 3 2 1 3 2 3 3 22
4 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 23
5 2 3 1 3 2 1 3 3 3 3 24
6 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
7 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
8 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 26
9 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 24
10 2 3 1 3 3 1 3 3 2 1 22
11 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 24
12 2 1 2 3 3 1 2 3 3 3 23
13 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 23
14 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 25
15 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
16 2 3 1 2 3 3 2 1 3 3 23
17 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23
18 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 24
19 2 3 1 2 3 2 3 3 2 3 24
59

20 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 24
21 2 3 1 2 3 1 1 3 2 3 21
22 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 25
23 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 25
24 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 24
25 2 3 2 3 3 1 3 3 3 2 25
26 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 25
27 2 3 1 2 3 1 1 1 1 3 18
28 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 25
29 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 26
30 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 26
31 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 27
32 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 22
33 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 25
34 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 27
35 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
36 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
37 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
38 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27
39 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 23
40 1 2 1 2 3 2 2 3 3 3 22
41 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28
42 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 26
43 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 25
44 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27
45 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
46 1 3 1 2 3 3 3 3 2 1 22
47 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28
48 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
49 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
50 1 3 1 3 3 2 3 3 2 3 24
∑ x 1230

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa niai jawaban yang

tertinggi adalah 28 dan nilai jawab terendah adalah 18. Nilai-nilai tersebut

dipergunakan untuk mengklarifikasi data dengan mencari jangkauan (J) terlebih

dahulu.

Adapaun formula untuk mencari jangkauan (R) adalah sebagai berikut :

R = nilai tertinggi-nilai terendah


60

R = 28-18

R = 10

Setalah jangkauan (R) dietahui, maka dapat dicari rentang data (I) dengan

rumus sebagai berikut :

R
I=
jarak interval

10
I=
3

I = 3,33  3

Setelah jankauan (I) dan rentang data (R) diketahui, maka dapat dipergunakan

untuk membatasi kategori yang diinginkan seperti tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 4.27

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Bebas (x)

pengawasan interna

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Tinggi >24 17 34%

2 Sedang 21-23 31 64%

3 Rendah 18-20 2 2%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden

yang menyatakan pengawasan internal demokratis sebanyak 17 orang atau 34%,

yang menyatakan dalam kategori sedang sebanyak 31 orang atau 64% dan yang

menyatakan rendah sebanyak 2 orang atau 2%. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa pengawasan internal demokratis berada dalam kategori sedang yaitu 64%.
61

Artinya 64% responden sudah memahami apa yang dimaksud dengan disiplin

kerja.

Tabel 4.28
DISTRIBUSI PERHITUNGAN KOEFISIENSI KORELASI ANTARA
VARIABEL X ( PENGAWASAN INTERNAL )
DENGAN VARIABEL Y ( DISIPLIN KERJA)
No.
Resp Y X XY X2 Y2
1 23 27 621 729 529
2 25 22 550 484 625
3 22 25 550 625 484
4 23 27 621 729 529
5 24 26 624 676 576
6 26 27 702 729 676
7 26 27 702 729 676
8 26 27 702 729 676
9 24 23 552 529 576
10 22 22 484 484 484
11 24 28 672 784 576
12 23 26 598 676 529
13 23 25 575 625 529
14 25 27 675 729 625
15 25 25 625 625 625
16 23 22 506 484 529
17 23 28 644 784 529
18 24 27 648 729 576
19 24 26 624 676 576
20 24 24 576 576 576
21 21 22 462 484 441
22 25 25 625 625 625
23 25 22 550 484 625
24 24 22 528 484 576
25 25 26 650 676 625
26 25 27 675 729 625
27 18 22 396 484 324
28 25 25 625 625 625
29 26 22 572 484 676
30 26 19 494 361 676
62

31 27 23 621 529 729


32 22 25 550 625 484
33 25 22 550 484 625
34 27 23 621 529 729
35 26 24 624 576 676
36 27 26 702 676 729
37 27 26 702 676 729
38 27 26 702 676 729
39 23 24 552 576 529
40 22 22 484 484 484
41 28 24 672 576 784
42 26 23 598 529 676
43 25 23 575 529 625
44 27 25 675 625 729
45 25 25 625 625 625
46 22 23 506 529 484
47 28 23 644 529 784
48 27 24 648 576 729
49 26 24 624 576 676
50 24 24 576 576 576
∑Y=123 ∑X2=3006
∑ 0 ∑X=1222 ∑XY=30079 8 ∑Y2=30450

1. Uji Korelasi Product Moment

Berdasarkan tabel 4.29. diatas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

n = 50

x = 1222

y = 1230

x2 = 30068

y2 = 30450

xy = 30079
63

Selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus korelasi

product moment untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas dan

variabel terikat terbih dahulu dicari nilai rxy sebagai berikut :

n ∑ xy – ( ∑ x )( ∑ y )
r xy= 2 2
√ {n ∑ x −(∑ x) }{n∑ y −(∑ y ) }
2 2

n ∑ xy – ( ∑ x )( ∑ y )
r xy= 2 2
√ {n ∑ x −(∑ x) }{n∑ y −(∑ y ) }
2 2

50.30079 – ( 1222 )( 1230 )


r xy= 2 2
√ {50.30068−( 1222 ) }{50.30450−( 1230 ) }
1503950−1503060
r xy=
√( 1503400−1493284 ) (1522500−1512900)
890
r xy=
√(10116)(9600)
890
r xy=
√ 97113600
890
r xy=
9854,6233

r xy= 0, 312

r hitung = 0,312

r tabel = 0,2787

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil r hitung 0.312, maka bila

dihubungkan r dengan r tabel lebih dahulu dicari r tabel, dimana r tabel taraf

kepercayaan 95% dengan n=50 adalah 0.2787 pada taraf signifikan 5% dengan

demikian nilai rxy hitung lebih kecil dari r tabel product moment yaitu

0.312>0.2787. Maka dari itu hipotesis alternatif diterima, yakni semakin baik
64

pengawasan internal demokratis dilakukan maka semakin baik disiplin kerja

pegawai negeri sipil di Kantor Camat Kecamatan Medan Helvetia

Dari hitungan diatas diperoleh nilai sebesar 0,312. untuk mengetahui

seberapa kuat hubungan variabel x terhadap variabel y maka digunakan

interprestasi koefisien product moment pada tabel berikut ini :

Tabel 4.29

Tabel Interval

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0.399 rendah
0.40-0.599 sedang
0.60-0.799 kuat
0.80-1.00 Sangat kuat
. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkatan korelasi antara varibael

bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan nilai rxy = 0,312 berada pada interval

0.20-0.399, berarti hubungan kedua variabel berada pada kategori (tingkat

hubungan) rendah. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Pengawasan internal

dalam meningkatkan Disiplin kerja berada pada interprestasi rendah.

2. Uji Signifikan

Untuk menguji signifikan hubungan yaitu apakah hubungan yang

ditemukan itu berlaku untuk sampel yang berjumlah 50 orang. Maka perlu diuji

signifikansinya dengan uji t

r √n−2
t=
√ 1−r 2
0.312
t=
√50−1
65

0.312
t=
√ 49
0.312
t=
√50−1
0.312
t=
7

t= 0.044

Dari perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa rxy > r atau dengan nilai

jumlah 0,312 > 0,044 berarti korelasi variabel bebas (X) pengawasan internal

demokrasi dengan variabel terikat (Y) disiplin kerja pegawai negeri sipil di

Kantor Camat Kecamatan Medan Helvetia yaitu ada pengaruh yang signifikan

antara pengawasan internal demokratis terhadap disiplin kerja pegawai negeri sipil

di kantor camat kecamatan Medan Helvetia

3. Uji Determinasi

Berikut adalah uji determinasi yang yang kegunaannya untuk mengetahui

berapa besar persentase pengaruh variabel bebas (X) Pengawasan internal

terhadap variabel (Y) Disiplin kerja, dalam perhitungan sebelumnya diperoleh

hasil perhitungan rxy=0,090, maka perhitungan adalah sebagai berikut :

D = (r)2 x 100%

D = (0,312)2 x 100%

D = 0,097 x 100%

D = 9,73%

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui nilai uji determinasi adalah

9,73% sehingga besarnya Pengawasan internal dalam meningkatkan Disiplin kerja

adalah 9,73% sedangkan sisanya 90,26% disebabkan oleh faktor-faktor lain.


66

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan mulai dari Bab I sampai

dengan Bab V dalam penelitian ini. Banyak hal yang ditemukan oleh peneliti baik

berupa masalah-maslah teoritis yang berkaitan dengan judul yang diteliti maupun

dari kesimpulan hasil pengolahan data di kantor Camat Kecamatan Medan

Helvetia adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil r hitung 0.312, maka bila

dihubungkan r dengan r tabel lebih dahulu dicari r tabel, dimana r tabel

taraf kepercayaan 95% dengan n=50 adalah 0.2787 pada taraf signifikan

5% dengan demikian nilai rxy hitung lebih kecil dari r tabel product

moment yaitu 0.312>0.2787. Maka dari itu hipotesis alternatif diterima,

yakni semakin baik pengawasan internal dilakukan maka semakin baik

disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kantor Camat Kecamatan Medan

Helvetia.

2. Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui nilai uji determinasi adalah

9,73% sehingga besarnya Pengawasan internal dalam meningkatkan

Disiplin kerja adalah 9,73% sedangkan sisanya 90,26% disebabkan oleh

faktor-faktor lain.

68
67

B.Saran

Dari hasil analisa yang telah dikemukakan, disini penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam komunikasi hendaknya pegawai benar-benar memakluminya

dengan baik dengan kebutuhan dan keinginan dari pegawai, sehingga

melahirkan pegawai yang berwawasan luas melalui sikap mental dan

semangat pengabdian yang tinggi

2. Pegawai dalam memberikan berkomunikasi, agar lebih efektif

sehingga pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh pegawai berorientasi

pada kualitas.

3. Untuk dapat meningkatkan Disiplin kerja di kantor Camat Medan

Helvetia hendaknya dilakukan suatu Pengawasan internal yang lebih

terhadap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sehingga

dalam keseharian pegawai tidak terlalu santai dan tidak mencampur

adukkan maslaah pribadi dengan masalah kantor yang dapat

menyebabkan kurangnya Disiplin kerja.


68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2004: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka


Cipta.

Anoraga Panji, Sudantoko Djoko,2002: Koperasi, Kewirausahaan Dan Usaha


Kecil, Rineka Cipta. Jakarta,.

Boediono B,2006: Pelayanan Prima Perpajakan, Rineka Cipta, Jakarta,2003.

Boynton, William C. Johnson., 2001 Raymond N. and Kell, Walter G. “Modern


Auditing”, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Dwiyanto Agus,2004: Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gajah Mada


university Press.

Edy Sutrisno. 2009. Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana

Guy, M. Dan Wayne Alderman, dan Alan J. Winters, 2002. Disiplin kerja
Pegawai Negeri Sipil, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Irham Fahmi. 2013. Perilaku Organisasi Teori Dan Aplikasi, Bandung, Alfabeta

Komar.2008: Pelayanan Prima. Jakarta : Pustaka Ilmu.

Nawawi, Hadari,1990: Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University


Press, Yogyakarta.

Ranupandjojo, Heidjrachman dan Husnan, Suad. 1990. Manajemen Personaia.


Yogyakarta: BPFE.

Suryanto Adi, Sutopo, 2006: Pelayanan Prima, Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III , Lembaga Administrasi Negara –Repoblik Indonesia.

Silalahi Ulbert, 1992. Studi Ilmu Administrasi, Bandung : Sinar Baru

Singarimbun Masri, Effendi Sofian, 1995: Metodologi Penelitian Survey, LP3ES,


Jakarta.

Sugiyono, 2004 :Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.

Sutopo dan Adi Suryanto.2003: Pelayanan Prima. Nuansa. Bandung


69

Tjandra W. Riawan, Kurniawan Agung, Estiningsih muji, Hilal Eko,2005


:Peningkatan Kapasitas Pemerintaan Daerah dan Pelayanan Publik”,
Pembaharuan, Jokyakarta.

Fees, Reeve, Warren, 2005. Pengantar Manajemen Publik, Edisi 21, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta

Widodo Joko, 2006 :Membangun Birokrasi Berbasis Disiplin kerja, Bayu Media
Malang.

Winardi,2001: Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai