“ Digestif ”
Disusun Oleh :
2020
1. MULUT
1)
1)
1)
1)
1)
1) Anatomi (topografi)/letak
Rongga mulut (cavum oris) adalah bagian tubuh yang merupakan awal dari
saluran pencernaan. Bagian depan rongga mulut dibatasi oleh bibir, bagian atas
dibatasi palatum durum hingga palatum mole, bagian bawah terdapat otot-otot
yang membentuk bagian mulut dan lidah serta pipi. Rongga mulut dibagi menjadi
dua bagian oleh proscessus alveolaris dan gigi yaitu vestibulum oris dan celah
antara pipi dan gusi dari gigi. Posteromedial, terletak medial dari proscessus
alveolaris disebut cavum oris proprium. Rongga mulut dilapisi dengan mukosa
oral (tunika mukosa oris), tertutup oleh epitel skuamus berlapis (Tortorra et al,
2009)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi palatum durum oleh arteri palatina mayor, arteri sfenopalatina,
dan arteri palatina minor. Suplai darah utama berasal dari arteri palatina mayor
yang masuk ke foramen palatina, merupakan cabang arteri palatina dessenden.
Sedangkan arteri palatina minor dan otot palatina minor bersama dengan nervus
trigeminus cabang maksila membentuk pleksus yang menginervasi otot-otot
palatum melalui foramen palatina mayor yang nantinya akan beranastomosis
dengan arteri palatina mayor . (Tortorra et al, 2009)
3) Inervasi
Nervus palatina mayor dan nervus palatina minor, nervus palatina mayor
merupakan cabang saraf utama, yang berasal dari ganglion pterygopalatina, nervus
palatina mayor utama masuk ke dalam foramen palatina mayor dan terbagi
menjadi cabang yang lebih kecil, yang mensyarafi palatum durum. Pada bagian
anterior nervus palatina mayor berhubungan dengan saraf nasopalatina, fungsi
utama nervus palatina mayor adalah persyarafan pada palatum durum dan ginggiva
rahang atas, nervus palatina minor mensyarafi bagian palatum mole (Tortorra et
al, 2009).
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Kanker rongga mulut merupakan suatu pertumbuhan sel kanker pada rongga
mulut yang meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, ginggiva, dasar mulut
dan mukosa pipi. Kanker mulut yang sudah memasuki stadium lanjut tidak hanya
terjadi di dalam mulut. Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar dan
menyebabkan benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Kanker mulut terjadi akibat adanya pertumbuhan jaringan abnormal di dalam
mulut. Penyebabnya adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di jaringan
tersebut (Sirait, 2013)
5) Fungsi
Fungsi dari cavum oris adalah sebagai pintu masuk ke saluran cerna dan
berperan dalam pencernaan awalyang dibantu kelenjar saliva, memanipulasi suara
yang dihasilkan larynx sehingga berbicara menjadi sempurna, Dapat digunakan
sebagai jalan nafas (Tortorra et al, 2009).
6) Jenis dan proses yang terjadi
Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melalui rongga mulut dan
dalam dicerna secara mekanik oleh gigi yang tersusun atas struktur seperti tulang
(dentin) yang dilapisi jaringan yang paling kuat pada tubuh, yaitu enamel. Selain
secara mekanik, adanya ludah (saliva) yang mengandung enzim amilase yang
mengubah karbohidrat makanan menjadi maltosa dan dextrosa; dan enzim lipase
yang memecah lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana (Tortorra et al, 2009).
2. PHARYNX
( Moore, at all (2002) )
1) Anatomi (topografi)/letak
Faring merupakan suatu saluran fibromuskuler yang berbentuk seperti
corong, yang besar pada bagian atas dan menyempit pada bagian bawah. Batas
atas faring adalah dasar tengkorak yang berhubungan dengan hidung melalui
koana dan ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring
serta kebawah menyambung dengan esofagus setinggi vertebra servikal 6. Bagian
atas faring akan berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, bagian depan
berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring dan bagian bawah
berhubungan dengan esofagus melalui auditus faring. Faring dibagi menjadi
nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Dinding posterior faring pada
orang dewasa panjangnya ±14 cm, yang dibentuk oleh selaput lendir, fasia
faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Empat arteri dari masing-masing external carotid artery mensuplai faring dengan
darah kaya oksigen diantaranya adalah arteri palatina asenden, cabang tonsil arteri
facialis (cabang dari arteri wajah), arteri maksilaris interna dan arteri faringeal asenden.
Drainase vena dibentuk oleh vena faring yang mengalirkan faring ke internal jugular vein.
3) Inervasi
Faring menerima serabut saraf sensorik dan motorik. Serat sensorik (aferen)
memasok selaput lendir dari tiga bagian faring dan mengirimkan sensasi umum (nyeri,
suhu, tekanan, dan sentuhan). Nasofaring menerima suplai saraf dari divisi kedua saraf
kranial kelima (maxillary division of trigeminal nerve or CN V2). Orofaring disuplai oleh
saraf kranial kesembilan (glossopharyngeal nerve or CN IX). Laringofaring menerima
pasokan dari internal laryngeal nerve yang merupakan cabang dari saraf laring superior
dari saraf kranial kesepuluh (vagus nerve or CN X). Otot-otot faring menerima pasokan
motorik (eferen) dari saraf kranial kesembilan dan kesepuluh. Otot stylopharyngeus
adalah satu-satunya otot yang disuplai oleh saraf glossopharyngeal.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Pembuluh limfatik tonsil melewati lateral dan inferior ke kelenjar getah
bening di dekat sudut mandibula dan nodus jugulodigastrik. Nodus jugulodigastrik
disebut sebagai nodus tonsil karena sering terjadi pembesaran saat tonsil meradang
(tonsilits), palatina, lingual, dan faring. Membentuk faring Tonsilcincin tonsil, pita
jaringan limfoid melingkar yang tidak lengkap di sekatar bagian superior faring.
Bagian antero-inferior cincin dibentuk oleh tonsil lingual, oumpulan agregasi
jaringan limfoid di bagian posterior lidah (Moore et al, 2015)
5) Fungsi
Faring berperan penting dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, bahkan
juga dalam proses berbicara (suara).
Dalam sistem pencernaan, Faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari
mulut ke kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah,
maka saluran pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke
kerongkongan.
Dalam sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan
dan juga dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan
diteruskan ke batang tenggorokan (trakea).
Proses pengeluaran suara, pada proses ini faring yang merupakan jalur
masuknya udara dapat berperan signifikan. Udara harus terlebih dahulu
melewati faring kemudian laring, barulah udara tersebut menggetarkan pita
suara sehingga kita dapat berbicara.
Faring juga dapat mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring
terdapat saluran yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba
eustachius. Saluran ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara
6) Jenis dan proses yang terjadi
Proses pernapasan yang terjadi di faring yaitu saat udara melewati faring,
tabung panjang yang berbagi dengan sistem pencernaan. ada Sebuah lipatan
jaringan ikat yang disebut epiglotis yang akan menutup ketika makanan ditelan
untuk mencegah tersedak. Kemudian dari faring, udara selanjutnya melewati
laring, atau kotak suara. Laring mengandung pita suara, yang memungkinkan kita
untuk menghasilkan suara vokal.
3. ESOPHAGUS
https://id.scribd.com/doc/207700026/Anatomi-Esofagus
1) Anatomi (topografi)/letak
4. GASTER
(Sumber: Mooreet al., 2014)
1) Anatomi (topografi)/letak
Lambung (Gaster) terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen, di
bawah diafragma. Gaster berbentuk huruf J. Semua bagian (kecuali sebagian kecil)
terletak pada bagian kiri garis tengah. Gaster merupakan bagian tractus gastro
intestinalis yang terletak diantara esophagus dan duodenum. (Sloane, 2018)
Topografi: epigastrium. (Yuliana, 2016)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Arteri :
– a. v. coeliacus cabang dari aorta
abdominalis
– cabang a. coeliacus:
1. gastrica sinister
2. a. hepatica communis : a. hepatica
propria, a. gastroduodenalis, a. gastro
omentalis dexter, a. gastrica dextra
3. a. lienalis : a. gastrica brevis, a. gastro
omentalis sinister
Vena : Paralel mengikuti arterianya, kemudian akan bermuara menuju vena
portahepatis melalui vena splenica maupun vena prepylorica. (Yuliana, 2016)
3) Inervasi
Persarafan simpatis preganglionik gaster melintasi diafragma di kedua sisi
sebagai nervi splanchnici major dan minor, bersinaps ke neuron simpatis
postganglionik pada pangkal truncus coeliacus. Inervasi simpatis mengimbangi
efek parasimpatis dengan mengurangi produksi asam gaster, gerak peristaltik, serta
perfusi.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Getah lambung merupakan hasil sekresi sel-sel epithelia permukaan dan
kelenjar-kelenjar kardia, pepsin (badan dan fundus) dan pilorus. Getah lambung
tidak berwarna, biasanta mengandung benang-benang mucus, terbentuk dari 2
komponen sekresi asam sel parietalis (HCl) dan sekresi basa non-parietalis yang
mengandung pepsin, musin dan elektrolit. Komposisi getah lambung itu bervariasi
dengan tingkat sekresi, bisa sangat asam (pH = 1) dan berair/cair pada tingkat
sekresi yang tinggi atau bisa rendah keasamannya dan konsistensi kental pada
waktu berpuasa. Getah lambung terdiri atas air, bahan organis, inorganis dan asam
HCl. Dalam bahan organis getah lambung itu termasuk 3 enzim : pepsin, renin dan
lipase lambung.
5) Fungsi
Gaster memiliki banyak fungsi; menerima, menyimpan, mencampur, dan
mencerna produk makanan serta mengeluarkan berbagai hormon yang mnegatur
fungsi pencernaan. Komponen utama sekresi gaster adalah pepsin, asam
hidroklorida, mukus, faktor intrinsik, air, lisozim, dan berbagai elektrolit.
1. Penyimpanan Makanan
Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang
panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam
jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah
saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan
dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.
2. Produksi Kimus
Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen
setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
3. Digesti Protein
Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.
4. Produksi Mukus
Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk
melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.
5. Produksi Faktor Intrinsik
a) Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.
b) Vitamin B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada
faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum
usus halus, tempat vitamin B12 diabsorpsi.
6. Absorpsi
Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa
obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung
lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
(Sloane, 2018)
6) Jenis dan proses yang terjadi
Secara anatomi, gaster dibagi menjadi : kardia kecil, tempat berakhirnya
esofagus, bagian atas gaster yang berbentuk kubah (fundus), badan bawah
(korpus), dan pilorus. Fundus dan korpus menempati dua pertiga lambung yang
identik secara histologi. Fundus dan korpus membentuk bagian mayor gaster yang
mukosanya terdiri atas kelenjar gaster (terletak didalam) dan menghasilkan
sebagian besar sekresi gaster atau getah untuk pencernaan. Seluruh bagian gaster
terdapat ruge, yaitu lipatan longitudinal mukosa dan submukosa. Lipatan ini hanya
terdapat sementara saja dan menghilang pada saat gaster mengalami distensi oleh
cairan dan material padat. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan. (Wibowo, 2009)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung,
lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan.
Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada
fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell
menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi: 1) Pencernaan pada
lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan karbohidrat. Absorpsi zat-
zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan. 2) Makanan setelah melewati lambung
menjadi dalam bentuk bubur makanan (chyme). Dengan mekanisme dorongan dari
otot lambung chyme menuju ke usus dua belas jari (duodenum). (Kusumayanti,
2015)
1) Anatomi (topografi)/letak
Panjang usus halus lebih kurang 8.25 meter dan terdiri dari 3 bagian.
Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit vang merentang dari sfingter pilorus
sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus
halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja.
Doedenum adalah salah satu organ retroperitoneal, bagian ini adalah bagain
usus halus yang terpendek dan terletak sebelah lambung yang
menghubungkannya ke usus jejunum. Duodenum dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz.
Jejunum, adalah bagian usus halus yang terletak antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Ileum, adalah bagian usus halus yang memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan menyatu dengan usus besar.
https://www.dosenpendidikan.co.id/anus-adalah/
1) Anatomi (topografi)/letak
Rektum merupakan sebuah saluran yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum akan kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (defekasi). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
syaraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan
air akan kembali dilakukan (Tortora dan Derrickson, 2009).
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior.
Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari
sekum 5 sampai dua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika
superior mempunyai tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika
dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan arteri mesenterika inferior
memvaskularisasi kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum
sampai rektum bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga
cabang yaitu arteri kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri
sigmoidea. Vaskularisasi tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis
media dan arteria hemorroidalis inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon
dan rektum superior melalui vena mesenterika superior dan inferior serta vena
hemorroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke
hati. Vena hemorroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan
merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. Ada anastomosis antara vena
hemorroidalis superior, media, dan inferior sehingga peningkatan tekanan portal
dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan
hemorrhoid (Taylo, 2005).
3) Inervasi
Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter
eksternus yang diatur secara volunter. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf
vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari
daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars
torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis
preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri
utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan submukosa
(Meissner) (Taylo, 2005).
5) Fungsi
Kolon berfungsi untuk penyimpanan feses dan mencegah terbuangnya cairan,
elektrolit, nitrogen, dan energi yang telah diabsorpsi di usus halus, sedangkan
fungsi rektum untuk pembuangan tinja (Fry et al, 2008).
6) Jenis dan proses yang terjadi
Di dalam kolon tidak lagi terjadi proses digesti hanya absorbsi air dan
elektrolit seperti di sebut didepan. Selain itu absorbsi air dan elektrolit, terdapat
pula absorbsi glukosa oleh mukosa kolon. Di dalam lumen kolon terjadi proses
fermentasi kolon oleh bakteri kolon terhadap kabohidrat bentuk serat halus yang
lewat dalam air (five fibre water sokution).Yaitu pectin, leguin dan lain lain dan
juga asam juga lemak rantai panjang. Fermentasi tersebut selain menjadi feses
(pembusukan) juga terbentuk asam lemak rantai pendek yaitu asetat, butirat,
asenton dan asam lemak rantai sedang yaitu asam 10 heksanoat dan asam
pentanoat.Berbagai asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) dan lemak
rantai sedang (medium chain fatty acid) tersebut di absorbsi oleh sel kolonosit,
selebihnya diteruskan ke vena porta untuk dioksidasi menjadi energy (ATP) oleh
sel hati (Daldiyono, 1990).
7. HEPAR
INCLUDEPICTURE
"http://3.bp.blogspot.com/-
UGJljsH_l_Q/TzkOVyQ6SAI/AAAAAAAAAB8/2IUO0VePF4Q/s280/anatomi-
hepar1.jpg" \* MERGEFORMATINET
http://andiriakurniawati.blogspot.com/2012/02/hepar-anatomi-dan-fisiologi.html?m=1
1) Anatomi (topografi)/letak
Hepar atau hati merupakan organ atau kelenjar terbesar di dalam tubuh,
memiliki berat sekitar 1-2,3 kg atau sekitar 2,5% dari berat badan. Hepar memiliki
struktur yang halus, lunak dan lentur, serta terletak di bagian atas rongga abdomen
yang menempati bagian terbesar regio hipokondrium. Sebagian besar hepar
terletak di bawah arcus costalis kanan dan diaphragma setengah bagian kanan,
memisahkan hepar dari pleura, paru-paru, perikardium dan jantung. Hepar
merupakan organ yang mudah diraba dengan melakukan palpasi dinding abdomen
di bawah arcus costalis kanan, yaitu dengan memeriksa pada waktu inspirasi
dalam sehingga tepi bawah hepar dapat teraba.
Hepar dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis yang tidak elastis yang disebut
capsula fibrosa perivascularis (Glisson) dan sebagian tertutupi oleh lapisan
peritoneum. Lipatan peritoneum membentuk ligamen penunjang yang melekatkan
hepar pada permukaan inferior diaphragma. Dalam keadaan segar, hepar bewarna
merah tua atau kecoklatan yang disebabkan oleh adanya darah yang sangat banyak
dalam organ ini. Hepar terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.
1) Lobus kanan hati lebih benar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian
utama lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus, karena adanya
vesical biliaris, fisurra untuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior,
dan fisurra untuk ligamentum venosum. Hilus hepatis atau porta hepatis
terdapat pada permukaan posteroinferior dan terletak di antara lobus
caudatus dan lobus quadratus.
2) Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua
lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, naraf
dan ductus. Ligamentum ini memiliki pinggir bebas dan berbentuk bulan
sabit dan terdapat ligamentum teres hepatis yang merupakan sisi vena
umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan ke permukaan anterior dan
kemudian ke permukaan superior hepar serta akhirnya membelah menjadi
dua lapis. Lapisan kanan akan membentuk lapisan atas ligamentum
coronarium dan lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare.
Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum
triangulare dextrum. Ligamentum falciforme berjalan dari hepar ke
diaphragma dan dinding anterior abdomen
3) Ligamentum teres hepatis berjalan ke dalam fissura yang terdapat pada
facies visceralis hepatis dan bergabung dengan cabang sinistra vena porta
hepatis. Ligamentum venosum (ligamentum of Arantius) merupakan pita
fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus, melekat pada cabang sinistra
vena porta dan berjalan ke atas di dalam fisurra pada permukaan visceral
hepatis, dan di atas melekat pada vena cava inferior. Pada jaringan darah
yang kaya oksigen dibawa ke hepar melalui vena umbilicalis (ligamentum
teres hepatis). Sebagian besar darah yang tidak melewati hepar masuk ke
dalam ductus venosus (ligamentum venosum) dan bersatu dengan vena cava
inferior
4) Lobulus-lobulus hepatis adalah penyusun hepar. Vena sentralis pada
masing-masing lobus bermuara ke venae hepatica dan di antara lobulus-
lobulus terdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria hepatica,
vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus (trias hepatis). Darah
arteri dan vena berjalan di antara sel-hepatosit melalui sinusoid dan dialirkan
ke vena sentralis.
5) Hepar memiliki 4 lobus. Dua lobus yang berukuran paling besar dan jelas
terlihat adalah lobus kanan yang berukuran lebih besar, sedangkan lobus kiri
berukuran lebih kecil dan berbentuk baji. Diantara kedua lobus tersebut
terdapat vena portae hepatis, jalur masuk dan keluarnya pembuluh darah,
saraf, dan ductus. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus dan lobus
caudatus karena adanya vesical biliaris, fisurra untuk ligamentum teres
hepatis, vena cava inferior, dan fisurra untuk ligamentum venosum. Hilus
hepatis atau porta hepatis terdapat pada permukaan posteroinferior dan
terletak di antara lobus caudatus dan lobus quadratus. Bagian atas ujung
bebas omentum minus melekat pada pinggir porta hepatis dan terdapat
ductus hepaticus dexter dan cabang dextra dan sinistra arteria hepatica, vena
porta, serabut-serabut saraf simpatik dan para simpatik, serta beberapa
kelenjar limfe hepar
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi hepar didapatkan dari arteri hepatica propria, cabang arteria
coeliac (truncus coeliacus), vena porta, vena hepaticae (tiga buah atau lebih)
muncul dari permukaan posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava
inferior. Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah
arteria hepatica propria (30%) dan vena porta (70%). Arteria hepatica propria
membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah
yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang telah diabsorbsi dari traktus
gastrointerstinalis. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena centralis masing-
masing lobules hepatis melalui sinusoid hepar. Vena centralis mengalirkan darah
ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan vena-vena ini meninggalkan permukaan
posterior hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.
Sistem porta membawa darah dari pancreas, limpa, dan usus. Nutrien
terakumulasi dan diubah dalam hepar, dan zat toksik dinetralkan dan dihilangkan
di tempat tersebut. Vena porta bercabang-cabang menjadi venula pendistribusi
kecil yang berjalan di tepi setiap lobulus dan berujung ke dalam sinusoid. Venula
sentralis dari setiap lobulus menyatu menjadi vena, yang akhirnya membentuk dua
atau lebih vena hepatica besar yang bermuara ke dalam vena cava inferior. Arteria
hepatica bercabang berulang kali dan membentuk arteriol di area portal dan
beberapa diantaranya berakhir langsung ke dalam sinusoid pada jarak tertentu dari
celahportal sehingga darah arteri yang kaya oksigen ditambahkan ke darah vena
porta di sinusoid.
Hepar banyak menghasilkan cairan limfe, sekitar sepertiga sampai setengah
dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluhmlimfe meninggalkan hepar dan
masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe yang ada di dalam porta hepatis.
Pembuluh eferen berjalan ke nodi cocliaci. Beberapa pembuluh limfe berjalan dari
area nuda hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoid mediastinalis posterior.
3) Inervasi
Hepar mendapat innervasi dari :
1. Nn. Splancnici
Bersifat simpatis untuk pembuluh darah didalam hepar. Nervus vagus
dextra et sinistra. Bersifat parasimpatis dan berasal dari chordae anterior dan
posterior n. Vagus. Keduanya masuk ke dalam ligamentum
hepatodoudenale. Menuju portae hepatis.
2. Nn.Phrenicus dextra
Setelah masuk kedalam cavum abdominis akan menuju ke pleksus
coeleacus untuk kemudian mengikuti ligamentum hepatoduodenale sampai
ke porta hepatis. Nervus ini bersifat viscera afferent untuk ligamentum
falciforme hepatis, ligamentum coronaria hepatis, ligamentum triangulare
hepatis serta capsula Glissoni
5) Fungsi
1) Sekresi.
Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emul- sifikast dan absorpst
lemak. (2)
2) Metabolisme
Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.
a) Hati berperan penting dalam mempertahankan homcostatik gula darah. lati
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali
menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
b) Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak
Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
c) Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protcin, dan terlibat dalam
penyimpanan dan pemakaian lemak.
d) Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol,
dan fosfolipid).
e) Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ
ini juga menyintesis billrubin dari produk penguraian hemoglobin dan
mensekresinya ke dalam empedu.
3) Penyimpanan.
Hati menyimpan mineral, seperti zat best dan tembaga, serta vitamin larut
lemak (A, D, E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu (contohnya
pestisida) serta obat yang tidak dapat diuralkan dan diekskrestkan.
4) Detoksifikasi.
Hati melakukan inaktivasi hormon dan dektoaifikasi toksin dan obat. Hati
memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah.
5) Produksi panas.
Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama
panas tubuh, terutama saat tidur.
6) Penyimpanan darah
Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan, bersama
dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.
6) Jenis dan proses yang terjadi
Metabolisme Karbohidrat
Hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang
kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis) pada saat kadar gula dalam
darah tinggi, lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan
glikogen dihati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan
dilepaskan ke dalam darah (Glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar
gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu
pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa
menjadi lemak
Metabolisme Lemak
Hati juga membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu
menghasilkan asam lemak dari asetil koenzim A. Asetil koenzim A yang
berlebih akan diubah menjadi badan keton (Ketogenesis). Lipoprotein-
lipoprotein akan disintesa saat transport asam-asam lemak dan kolesterol ke
dalam sel, sintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol
menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak
Metabolisme Protein
Hati dalam metabolisme protein mengubah gugus amino dan NH2,
asam-asam amino dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Amoniak (NH3) yang telah diubah menjadi urea
akan menjadi substansi beracun dan dikeluarkan melalui urin (ammonia
dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari
hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin,
fibrinogen, dan protombin (hati juga membentuk heparin) dan transaminasi
transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (Alfa-keto acid) dan
senyawa lain.
8. GIGI + GINGIVA
https://pocketdentistry.com/1-a-whistle-stop-
tour-of-the-periodontium/
https://drg.dionella.net/2011/11/28/mengenal-anatomi-gigi-manusia/
1) Anatomi (topografi)/letak
Sumber: Alodokter
1) Anatomi (topografi)/letak
Lidah atau Lingua adalah sekumpulan dari beberapa otot yang berhubungan
dengan pengunyahan, pengecapan, dan pengucapan yang terletak di rongga mulut
dan faring. Otot lidah dibagi menjadi dua jenis, yaitu otot intrinsik dan otot
ekstrinsik . Otot intrinsik berfungsi untuk mengubah bentuk lidah, sehingga lidah
bisa memanjang, memendek, dan membulat. Sedangkan otot ekstrinsik membuat
lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring. Otot pada lidah
merupakan salah sau otot terkuat pada tubuh dan memiliki arah yang berbeda-
beda. Itulah sebabnya lidah menjadi sangat fleksibel dan mampu bergerak ke
segala arah.
Bagian lidah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 2/3
bagian depan dan 1/3 bagian belakang. Sedangkan secara anatomi lidah dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks. Radiks lidah melekat pada
tulang hyoid dan mandibula. Korpus lidah berbentuk cembung dan bersama apeks
membentuk duapertiga anterior lidah. Bagian antara radiks dan korpus dipisahkan
oleh alur yang berbentuk “V” yang disebut sulkus terminalis.
Pada permukaan lidah, terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut papilla
lidah. Palilla lidah ini dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya:
1. Palilla filiform, banyak menyebar pada seluruh permukaan lidah yang
berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
2. Palilla fungiform, berbentuk seperti jamur dan mneyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah.
3. Papilla vallate, menyebar membentuk susunan huruf “V”, terdapat pada
bagian dasar lidah. Ukurannya merupakan yang paling besar
dibandingkan dengan papilla lainnya.
4. Papilla foliate, umumnya banyak terletak pada bagian lateral lidah.
Pada papilla juga terdapat kuncuk pengecap yang jumlahnya kurang lebih
10.000 kuncup pengecap. Kuncup pengecap terdiri dari dua sel, yaitu sel
penyokong da sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan
sel penyokong berfungsi untuk menopang.
1. Bagian depan lidah, bekerja sama dengan gigi dalam pelafalan kata-kata.
Selain itu juga berfungsi dalam menggerakan makanan ke segala arah
saat proses pengunyahan.
2. Bagian pangkal lidah, berfungsi untuk mengangkat da mendorong
makanan memasuki esofagus.
3. Frenulum, merupakan selaput tipis yang berfungsi untuk
menghubungkan lidah ke dasar mulut.
4. Papilla, berfungsi untuk memegang makanan
5. Kuncup pengecap, sebagai reseptor penerima rangsangan.
6. Merupakan agregasi jaringan limfoid.
6) Jenis dan proses yang terjadi
Proses yang terjadi pada lidah meliputi proses pencenaan makanan secara
mekanik dan kimiawi serta proses pengecapan.
Pada proses pencernaan, lidah berperan dalam mengatur letak makanan dan
membasahi makanan dengan air liur. Selain itu lidah juga berperan untuk
mendorong makanan masuk ke esofagus.
Pada proses pengecapan, zat makanan atau minuman yang masuk ke dalam
mulut akan terlarut dalam ludah dan mengadakan kontak langsung dengan reseptor
rasa, merangsang sel rambut yang akan dijalarkan sepanjang saraf otak VII dan IX
bagian sensoris menuju otak. Impuls ini akan diintepretasikan sebagai rasa pada
korteks orak di lobus parietalis daerah kecap primer dan memulai terjadinya
refleks pengeluaran air ludah melalui saraf otak VII dan bagian motoris.
10. PANCREAS
https://id.scribd.com/doc/142237998/Anatomi-Pankreas
1) Anatomi (topografi)/letak
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal
sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas
sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran
ke dodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya
yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.
À. Bagian Pankreas
Caput Pancreatis
Berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior
serta dinamakan Processus Uncinatus.
Collum Pancreatis
Merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan
corpus pancreatis. Collum Pancreatis terletak di depan pangkal vena portae
hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
Corpus Pancreatis
Berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang
sedikit berbentuk segitiga.
Cauda Pancreatis
Berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilum lienale.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Arteri
Pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
Pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis
Pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang Lienalis
Vena
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem Porta.
3) Inervasi
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan Parasimpatis
(vagus).
Ductus Pancreaticus
- Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke
caput, menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini
bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar pertengahannya
bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla duodeni
mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di
duodenum terpisah dari ductus choledochus.
- Ductus Pancreaticus Minor (Santorini) mengalirkan getah pancreas
dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara ke
duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla
duodeni minor.
11. OVARIUM
1) Anatomi (topografi)/letak
Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis
posterior, dalam sebuah ceruk dangkal yaitu fossa ovarica dan ditahan dalam
posisi tersebut oleh mesenterium pelvis atau lipatan peritonium antara peritoneum
visceral dan peritoneum parietal. Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga
pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum). (Sloane, 2018)
Ovarium yang berbentuk seperti kacang almond biasanya berada di dekat
perlekatan antara broad ligament dengan dinding lateral dari pelvis, dipisahkan
oleh peritoneal folds (memisahkan mesovarium dengan bagian posterosuperior
dari broad ligament), dan memisahkan suspensory ligamentdari ovarium dengan
dinding pelvis. Ovarium melekat dengan uterus melalui ligamentum ovarium yang
berjalan dalam mesovarium.
Karena ovarium berada dalam peritoneal cavity dan permukaannya tidak
ditutupi oleh peritoneum, maka oocyte yang dikeluarkan saat ovulasi melewati
peritoneal cavity namun biasanya masih terperangkap dalam fimbriae tuba uterine
dibawa ke ampulla. (Yuliana, 2016)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Arteri ovarica berasal dari abdominal aorta dan berjalan menuruni dinding
posterior abdomen. Pada pelvic brim, arteri ini melewati pembuluh darah iliaca
external dan memasuki suspensory ligaments. Arteri ovarica memberikan
cabang melalui mesovarium menuju ovarium dan melewati mesosalpinx untuk
memberikan suplai darah pada uterine tube.
Cabang ascending arteri uterine (cabang internal iliac arteries) melewati
aspectus lateral uterus sampai ke aspectus medial ovarium dan tuba.
Arteri ovarica dan ascending uterine arteries berakhir dengan bercabang dua
menjadi cabang ovarium dan tuba serta beranastomose satu sama lain
memberikan sirkulasi kolateral untuk abdominen dan pelvis.
Ovarian veins membentuk pampiniform plexus of veins dalam broad ligament
di dekat ovarium dan tuba uterine.
Right ovarian vein memasuki inferior vena cava
Left ovarian vein bermuara ke left renal vein
Tubal veins bermuara ke ovarian veins dan uterine (uterovaginal) venous
plexus.
Pembuluh limfe dari ovarium bergabung dengan yang berasal dari uterine tubes
dan fundus uterus dan bersama-sama menuju right and left (caval/aortic) lumbar
lymph nodes. (Yuliana, 2016)
3) Inervasi
Ovarian plexus/plexus nervosus ovaricus (otonom)
Uterine (pelvic) plexus
Pelvic pain line, serat visceral afferent berjalan bersama serat simpatis ovarian
plexus dan lumbar splanchnic nerves menuju badan sel dalam T11-L1 spinal
sensory ganglia.
Visceral afferent reflex mengikuti serat parasimpatis berjalan retrograde melalui
uterine (pelvic) dan inferior hypogastric plexuses serta pelvic splanchnic nerves
menuju cell bodies in the S2-S4 spinal sensory ganglia. (Yuliana, 2016)
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Terdapat 3 jalur aliran limfatik dari ovarium, yaitu :
1. Superior : kelenjar getah bening paraaorta yang berdekatan dengan
arteri ovarium
2. Inferior : to the medial group of superficial inguinal nodes, di
samping ligamentum bundar
3. Horizontal : ke ovarium yang berlawanan melintas fundus uterus.
5) Fungsi
Ovarium memiliki 2 fungsi, yaitu : fungsi reproduksi dan fungsi endokrin.
1. Fungsi ovarium sebagai organ reproduksi (menghasilkan dan melepaskan sel
telur) Di dalam ovarium, akan terjadi perkembangan sel telur. Pada proses
ini, sel telur akan disertai sekelompok sel yang disebut dengan sel folikel (sel
yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur). Dalam perkembangan sel
folikel akan dirangsang oleh hormon FSH. Pada manusia, perkembangan
oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam
kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai
dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang
akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium. Proses
pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel
spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung akan membentuk
zigot.
2. Mensekresikan hormone
Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti
estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas
wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam
persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu
juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari
dalam mengatur siklus menstruasi. (https://simdos.unud.ac.id)
6) Jenis dan proses yang terjadi
Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis).
Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium) yang bersifat diploid.
Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit
primer akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu badan
polar primer. Kemudian, oosit sekunder membelah secara meiosis menjadi satu
ootid dan satu badan polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan menjadi
sel telur (ovum), sedangkan badan polar sekunder akan luruh (degenerasi). Sel
telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh
ovarium disebut ovulasi. Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang
merupakan pelindung dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk.
Pada proses ovulasi, folikel akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah
mengeluarkan sel telurnya disebut corpus luteum. Corpus luteum menyekresikan
hormon estrogen dan progesteron.
Proses oogenesis itu dimana ovum terbentuk dan berkembang. Ini terjadi
dalam 2 tahap, yaitu tahap multiplikasi, (Oogania berproliferasi dari germ sel
(primordia) menghasilkan beberapa generasi sel yang identik). Oogonia memasuki
profase pada pembelahan meiosis I setelah menjadi oosit primer. Oosit primer
berhenti pada profase sampai dewasa kelamin terjadi. Pembelahan meiosis I
menyebabkan terjadinya perubahan oosit primer ke oosit sekunder. Pada umumnya
terjadi sebelum ovulasi, kecuali pada kuda dan anjing pembentukan oositsekunder
terjadi pasca ovulasi. Dan tahap ke 2 ovulasi, yaitu tahap terlepasnya sel ovum dari
ovarium sebagai akibat pecahnya folikel yang telah masak. Waktu yang
dibutuhkan oleh seluruh proses ovulasi tergantung pada lokasi sel telur dalam
folikel. Waktu ovulasi akan singkat apabila sel telur berada di dasar folikel dan
akan lama apabila sel telur berada dekat pada stigma yang menonjol dipermukaan
ovarium.
Hormon-Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis :
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya
aksis hipothalamus -hipofisis -ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon
GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH
dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi
hormon estrogen dan progesteron. LH merangsangkorpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi
dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
Hormon prolaktin merangsang produksi susu. (Sukada, tanpa tahun).
12. THYMUS
1) Anatomi (topografi)/letak
Thymus adalah organ khusus dalam sistem kekebalan yang memproduksi
antibodi. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran hingga pubertas, dan akan
menghilang seiring bertambahnya usia. Tapi pada orang-orang tertentu, kelenjar
thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bisa menjadi ganas dan menyebabkan
tumor pada kelenjar thymus (thymoma).
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Pasokan darah timus rumit dan sangat bervariasi. Paling sering darah
disuplai oleh arteri inferior tiroid, toraks internal, perikardiakofrenia atau
interkostal anterior. Jarang, timus dapat memperoleh darah dari arteri tiroid
tengah. Secara lateral, timus menerima darah dari cabang arteri mammae internal.
Cabang-cabang ini dinamai arteri timus lateral; jumlahnya bervariasi dan
asimetris. Arteri timus posterior berasal dari arteri brakiosefalika dan aorta;
Namun, mereka jarang. Arteri timus aksesori beragam tetapi telah
didokumentasikan berasal dari batang tiroserviks, subklavia atau arteri tiroid
superior. Variasi drainase vena sering terjadi, tetapi paling sering timus
dikeringkan oleh vena brakiosefalika kiri dan toraks internal. Pasokan vena timus
berjalan di septa interlobular, ke dalam kapsul timus, dan meninggalkan korteks
melalui pleksus di sisi posterior organ. Pembuluh darah ini kemudian bergabung
bersama dan mengeringkan setiap lobus secara terpisah.
3) Inervasi
Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor
acetylcholine belum diketahui. Tapi pada sebagian besar pasien, kerusakan
kelenjar thymus menjadi penyebabnya. Maka itu kebanyakan si penderita akan
menjalani operasi thymus. Tapi setelah thymus diangkat juga belum ada jaminan
penyakit autoimun ini akan sembuh.Thymus adalah organ khusus dalam sistem
kekebalan yang memproduksi antibodi. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran
hingga pubertas, dan akan menghilang seiring bertambahnya usia. Tapi pada
orang-orang tertentu, kelenjar thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bisa
menjadi ganas dan menyebabkan tumor pada kelenjar thymus (thymoma). Pada
kelenjar thymus, sel tertentu pada sistem kekebalan belajar membedakan antara
tubuh dan zat asing. Kelenjar thymus juga berisi sel otot (myocytes) dengan
reseptor acetylcholine.
http://gsm.utmck.edu/surgery/documents/SmallIntestine.pdf
1) Anatomi (topografi)/letak
Kelenjar adrenal memiliki suplai darah yang kaya melalui tiga arteri utama:
Arteri adrenal superior - muncul dari arteri frenikus inferior
Arteri adrenal tengah - muncul dari aorta perut.
Arteri adrenal inferior - muncul dari arteri ginjal.
Vena adrenal kanan dan kiri mengalirkan kelenjar. Vena adrenal kanan mengalir
ke vena kava inferior, sedangkan vena adrenal kiri mengalir ke vena ginjal kiri .
3) Inervasi
5) Fungsi
1) Anatomi (topografi)/letak
Testis adalah organ yang sangat penting pada sistem reproduksi pria. Fungsi
testis adalah untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Karena
peranannya begitu penting, kesehatan testis haruslah selalu dijaga agar terhindar
dari berbagai macam gangguan.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi dari testis didapatkan pada arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis
inferior, arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh
vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk plekus pampiniformis.
Plrksusini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
3) Inervasi
Innervasi dari testis berupa anyaman saraf yang berjalan bersama arteri
testikularis. Sistem saraf tersebut berupa sistem saraf otonom yang terdiri dari
sistem saraf parasimpatis, berasal dari nervus dan sistem saraf simpatis yang
berasal dari segmen T7 medulla spinalis.
American Join Committee on Cancer. 2017. AJCC Cancer Staging Manual. Eight Edition.
The American College Of Surgeons.
Chan HL, Chun YH, MacEachern M, Oates TW. Does Gingival Recession Require
Surgical Treatment? Dent Clin North Am. 2015 Oct;59(4):981-96
Daldiyono. 1990. Diare. Gastroenterologi Hepartolgi. Jakarta: Infomedika.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/fd199e0571ef9dc573cfd7f753ab76f4
.pdf (diakses pada tanggal 2 Desember 2020)
Kohan EJ, Wirth GA. Anatomy of the neck. Clin Plast Surg. 2014 Jan;41(1):1-6. [PubMed]
Krismayanti, L. 2015. Anatomi Fisiologi Manusia. Mataram : IAIN Mataram.
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sloane, Ethel. 2018. Anatomy and physiology: an easy learner. Diterjemahkan oleh: James
Veldman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Taylo, C.R., 2005. Struktur dan Fungsi, Sindrom Malabsorbsi, Obstruksi Usus. In:
Mahanani, D.A., Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC,
Tortora, G. J., & Derrickson, B. 2009. Principles of Anatomy & Physiology. USA: John
Wiley & Sons. Inc.
Tortora, G. J., Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy & Physiology. USA: John
Wiley & Sons. Inc.
Uzumcu, M., Zama, A.M., Oruc. 2012. Epigenetic Mechanisms in the Actions of
Endocrine-disrupting Chemicals: Gonadal Effects and Role in Female
Reproduction. Reprod Dom Anim.
Yuliana. 2016. Hand Out Alimentary System. Denpasar. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Bagian Anatomi.