Anda di halaman 1dari 46

TUGAS PRAKTIKUM ANATOMI

“ Digestif ”

Disusun Oleh :

Ni Putu Wiwik Yuliantari 1708551028

Wilhelmina Lorenza Santoso 1708551029

Ida Ayu Dian Puspadewi 1708551064

Dewi Purwani Caya Ningsih 2008551001

Armida Asya Farhani 2008551002

Ni Kadek Yunia Pratiwi 2008551003

Ni Luh Komang Wahyuni 2008551004

I Kadek Adi Putra Suandana 2008551005

Kadek Febriyanti 2008551006

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA

2020
1. MULUT

1)

1)

1)

1)

1)

1) Anatomi (topografi)/letak
Rongga mulut (cavum oris) adalah bagian tubuh yang merupakan awal dari
saluran pencernaan. Bagian depan rongga mulut dibatasi oleh bibir, bagian atas
dibatasi palatum durum hingga palatum mole, bagian bawah terdapat otot-otot
yang membentuk bagian mulut dan lidah serta pipi. Rongga mulut dibagi menjadi
dua bagian oleh proscessus alveolaris dan gigi yaitu vestibulum oris dan celah
antara pipi dan gusi dari gigi. Posteromedial, terletak medial dari proscessus
alveolaris disebut cavum oris proprium. Rongga mulut dilapisi dengan mukosa
oral (tunika mukosa oris), tertutup oleh epitel skuamus berlapis (Tortorra et al,
2009)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi palatum durum oleh arteri palatina mayor, arteri sfenopalatina,
dan arteri palatina minor. Suplai darah utama berasal dari arteri palatina mayor
yang masuk ke foramen palatina, merupakan cabang arteri palatina dessenden.
Sedangkan arteri palatina minor dan otot palatina minor bersama dengan nervus
trigeminus cabang maksila membentuk pleksus yang menginervasi otot-otot
palatum melalui foramen palatina mayor yang nantinya akan beranastomosis
dengan arteri palatina mayor . (Tortorra et al, 2009)
3) Inervasi
Nervus palatina mayor dan nervus palatina minor, nervus palatina mayor
merupakan cabang saraf utama, yang berasal dari ganglion pterygopalatina, nervus
palatina mayor utama masuk ke dalam foramen palatina mayor dan terbagi
menjadi cabang yang lebih kecil, yang mensyarafi palatum durum. Pada bagian
anterior nervus palatina mayor berhubungan dengan saraf nasopalatina, fungsi
utama nervus palatina mayor adalah persyarafan pada palatum durum dan ginggiva
rahang atas, nervus palatina minor mensyarafi bagian palatum mole (Tortorra et
al, 2009).
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Kanker rongga mulut merupakan suatu pertumbuhan sel kanker pada rongga
mulut yang meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, ginggiva, dasar mulut
dan mukosa pipi. Kanker mulut yang sudah memasuki stadium lanjut tidak hanya
terjadi di dalam mulut. Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar dan
menyebabkan benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Kanker mulut terjadi akibat adanya pertumbuhan jaringan abnormal di dalam
mulut. Penyebabnya adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di jaringan
tersebut (Sirait, 2013)
5) Fungsi
Fungsi dari cavum oris adalah sebagai pintu masuk ke saluran cerna dan
berperan dalam pencernaan awalyang dibantu kelenjar saliva, memanipulasi suara
yang dihasilkan larynx sehingga berbicara menjadi sempurna, Dapat digunakan
sebagai jalan nafas (Tortorra et al, 2009).
6) Jenis dan proses yang terjadi
Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melalui rongga mulut dan
dalam dicerna secara mekanik oleh gigi yang tersusun atas struktur seperti tulang
(dentin) yang dilapisi jaringan yang paling kuat pada tubuh, yaitu enamel. Selain
secara mekanik, adanya ludah (saliva) yang mengandung enzim amilase yang
mengubah karbohidrat makanan menjadi maltosa dan dextrosa; dan enzim lipase
yang memecah lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana (Tortorra et al, 2009).
2. PHARYNX
( Moore, at all (2002) )

1) Anatomi (topografi)/letak
Faring merupakan suatu saluran fibromuskuler yang berbentuk seperti
corong, yang besar pada bagian atas dan menyempit pada bagian bawah. Batas
atas faring adalah dasar tengkorak yang berhubungan dengan hidung melalui
koana dan ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring
serta kebawah menyambung dengan esofagus setinggi vertebra servikal 6. Bagian
atas faring akan berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, bagian depan
berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring dan bagian bawah
berhubungan dengan esofagus melalui auditus faring. Faring dibagi menjadi
nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Dinding posterior faring pada
orang dewasa panjangnya ±14 cm, yang dibentuk oleh selaput lendir, fasia
faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Empat arteri dari masing-masing external carotid artery mensuplai faring dengan
darah kaya oksigen diantaranya adalah arteri palatina asenden, cabang tonsil arteri
facialis (cabang dari arteri wajah), arteri maksilaris interna dan arteri faringeal asenden.
Drainase vena dibentuk oleh vena faring yang mengalirkan faring ke internal jugular vein.

3) Inervasi

Faring menerima serabut saraf sensorik dan motorik. Serat sensorik (aferen)
memasok selaput lendir dari tiga bagian faring dan mengirimkan sensasi umum (nyeri,
suhu, tekanan, dan sentuhan). Nasofaring menerima suplai saraf dari divisi kedua saraf
kranial kelima (maxillary division of trigeminal nerve or CN V2). Orofaring disuplai oleh
saraf kranial kesembilan (glossopharyngeal nerve or CN IX). Laringofaring menerima
pasokan dari  internal laryngeal nerve yang merupakan cabang dari saraf laring superior
dari saraf kranial kesepuluh (vagus nerve or CN X). Otot-otot faring menerima pasokan
motorik (eferen) dari saraf kranial kesembilan dan kesepuluh. Otot stylopharyngeus
adalah satu-satunya otot yang disuplai oleh saraf glossopharyngeal.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Pembuluh limfatik tonsil melewati lateral dan inferior ke kelenjar getah
bening di dekat sudut mandibula dan nodus jugulodigastrik. Nodus jugulodigastrik
disebut sebagai nodus tonsil karena sering terjadi pembesaran saat tonsil meradang
(tonsilits), palatina, lingual, dan faring. Membentuk faring Tonsilcincin tonsil, pita
jaringan limfoid melingkar yang tidak lengkap di sekatar bagian superior faring.
Bagian antero-inferior cincin dibentuk oleh tonsil lingual, oumpulan agregasi
jaringan limfoid di bagian posterior lidah (Moore et al, 2015)
5) Fungsi
 Faring berperan penting dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, bahkan
juga dalam proses berbicara (suara).
 Dalam sistem pencernaan, Faring berfungsi sebagai penyalur makanan dari
mulut ke kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah,
maka saluran pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke
kerongkongan.
 Dalam sistem pernapasan faring berfungsi sebagai penyaring, pengatur tekanan
dan juga dapat mengatur kelembaban udara yang masuk. Udara ini akan
diteruskan ke batang tenggorokan (trakea).
 Proses pengeluaran suara, pada proses ini faring yang merupakan jalur
masuknya udara dapat berperan signifikan. Udara harus terlebih dahulu
melewati faring kemudian laring, barulah udara tersebut menggetarkan pita
suara sehingga kita dapat berbicara.
 Faring juga dapat mengatur tekanan udara di telinga. Pada bagian awal faring
terdapat saluran yang berhubungan langsung dengan telinga yang disebut tuba
eustachius. Saluran ini berfungsi untuk mengatur tekanan udara antara
6) Jenis dan proses yang terjadi
Proses pernapasan yang terjadi di faring yaitu saat udara melewati faring,
tabung panjang yang berbagi dengan sistem pencernaan. ada Sebuah lipatan
jaringan ikat yang disebut epiglotis yang akan menutup ketika makanan ditelan
untuk mencegah tersedak. Kemudian dari faring, udara selanjutnya melewati
laring, atau kotak suara. Laring mengandung pita suara, yang memungkinkan kita
untuk menghasilkan suara vokal.

3. ESOPHAGUS
https://id.scribd.com/doc/207700026/Anatomi-Esofagus

1) Anatomi (topografi)/letak

Esofagus (kerongkongan) merupakan salah satu organ pencernaan (Gastro


Intestinal Tract) yang membentang dari pharyngoesophageal junction (batas
pharynx dan esofagus) sampai orificium cardiaca gaster. Esofagus merupakan
saluran yang menghubungkan antara pharynx (Laringopharynx/ Hipopharynx)
dengan gaster (stomach/ pylorus/ ventriculus). Esofagus terletak di posterior
jantung dan trakea, di anterior vertebra dan menembus hiatus diafragma tepat di
anterior aorta. Introitus esofagus setinggi servikal 6, berjalan dalam rongga
thoraks, menembus diafragma setinggi thorakal 10 atau 11, dan panjang esofagus
pada bayi 7 – 14 cm. Dewasa 25 cm dan berdiameter sekitar 2,54 cm. Esofagus
terletak setinggi Vertebrae Cervical VI sampai discus intervertebralis antara
Vertebrae Thoracalis X dan Vertebrae Thoracalis XI. Oesophagus pars cervical
(panjang 5 – 6 cm) membentang dr pharyngoesophageal junction hingga tepi
bawah Vertebra Cervical VII. Sedangkan oesophagus pars thoracica (16 – 17 cm)
membentang dr Vertebrae Thoracica I sampai pd hiatus oesophagus pd
diaphragma yang terletak setinggi Vertebrae Thoracica X. Sedangkan oesophagus
pars abdominalis membentang dr hiatus oesophagus sampai pd orificium cardiaca
gaster. Dg kata lain, oesophagus pars abdominalis memiliki skeletopi setinggi
Vertebrae Thoracica X hingga Discus Intervertebralis antara Vertebrae thoracica X
dan Vertebrae thoracica XI.

2) Vaskularisasi (arteri dan vena)


Esofagus bagian 1/3 proximal (oral) divaskularisasi oleh a. Thyroidea inferior.
Oesophagus bagian 1/3 medial divaskularisasi oleh cabang dr aorta descendens
dan arteri brokialis.
Oesophagus bagian 1/3 distal (anal) divaskularisasi oleh Rr. Oesophageales a.
Gastric sinistra dan venika inferior.
3) Inervasi
Esofagus diinervasi persarafan simpatis oleh truncus sympaticus dan
persarafan parasimpatis oleh n. Vagus (n. X), serabut – serabut parasimpatis dibawa
oleh nervus vagus yang dianggap merupakan saraf motorik. Selain persarafan
ekstrinsik tersebut, terdapat juga jala – jala longitudinal ( Pleksus Allerbach ) dan
berperan untuk mengatur peristaltik esofagus normal.
4) Fungsi
Menyalurkan makanan dari mulut ke lambung yakni diaman bagian dalam
kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah
dan licin. Selanjutnya Menghasilkan gerak peristaltik, dan mencegah laju isi cairan
lambung.
5) Jenis dan proses yang terjadi
Menelan, (proses mencerna makanan dan minuman)yakni dimana proses
menelan dikendalikan bersama oleh pusat menelan di medula oblongata dan pons.
Refleks ini diawali dengan reseptor sentuhan di faring ketika bolus makanan
didorong ke belakang mulut oleh lidah. Kemudian, palatum mole tertarik ke atas
untuk mencegah makanan masuk hidung, dan lipatan palatofaring di setiap sisi
faring mendekat bersama, agar hanya bolus yang berukuran kecil saja yang bisa
lewat laring tertarik ke atas kepakkan seperti epiglotis yang secara pasif menutup
jalan masuk dan plika vokalis tertarik mendekat bersama, mempersempit laluan di
antaranya, pusat pernapasan di medula secara langsung dihambat oleh pusat
menelan dalam waktu yang singkat agar proses menelan dapat berlangsung. Hal ini
dikenal sebagai apnea deglutisio. Sfingter esofagus superior berelaksasi untuk
memungkinkan makanan lewat, yang setelah itu sejumlah otot konstriktor lurik di
faring berkontraksi secara
berurutan untuk mendorong
bolus makanan turun ke
esofagus yang akan menuju ke
lambung untuk dicerna.

4. GASTER
(Sumber: Mooreet al., 2014)

1) Anatomi (topografi)/letak
Lambung (Gaster) terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen, di
bawah diafragma. Gaster berbentuk huruf J. Semua bagian (kecuali sebagian kecil)
terletak pada bagian kiri garis tengah. Gaster merupakan bagian tractus gastro
intestinalis yang terletak diantara esophagus dan duodenum. (Sloane, 2018)
Topografi: epigastrium. (Yuliana, 2016)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Arteri :
– a. v. coeliacus cabang dari aorta
abdominalis
– cabang a. coeliacus:
1. gastrica sinister
2. a. hepatica communis : a. hepatica
propria, a. gastroduodenalis, a. gastro
omentalis dexter, a. gastrica dextra
3. a. lienalis : a. gastrica brevis, a. gastro
omentalis sinister
Vena : Paralel mengikuti arterianya, kemudian akan bermuara menuju vena
portahepatis melalui vena splenica maupun vena prepylorica. (Yuliana, 2016)

3) Inervasi
Persarafan simpatis preganglionik gaster melintasi diafragma di kedua sisi
sebagai nervi splanchnici major dan minor, bersinaps ke neuron simpatis
postganglionik pada pangkal truncus coeliacus. Inervasi simpatis mengimbangi
efek parasimpatis dengan mengurangi produksi asam gaster, gerak peristaltik, serta
perfusi.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Getah lambung merupakan hasil sekresi sel-sel epithelia permukaan dan
kelenjar-kelenjar kardia, pepsin (badan dan fundus) dan pilorus. Getah lambung
tidak berwarna, biasanta mengandung benang-benang mucus, terbentuk dari 2
komponen sekresi asam sel parietalis (HCl) dan sekresi basa non-parietalis yang
mengandung pepsin, musin dan elektrolit. Komposisi getah lambung itu bervariasi
dengan tingkat sekresi, bisa sangat asam (pH = 1) dan berair/cair pada tingkat
sekresi yang tinggi atau bisa rendah keasamannya dan konsistensi kental pada
waktu berpuasa. Getah lambung terdiri atas air, bahan organis, inorganis dan asam
HCl. Dalam bahan organis getah lambung itu termasuk 3 enzim : pepsin, renin dan
lipase lambung.
5) Fungsi
Gaster memiliki banyak fungsi; menerima, menyimpan, mencampur, dan
mencerna produk makanan serta mengeluarkan berbagai hormon yang mnegatur
fungsi pencernaan. Komponen utama sekresi gaster adalah pepsin, asam
hidroklorida, mukus, faktor intrinsik, air, lisozim, dan berbagai elektrolit.
1. Penyimpanan Makanan
Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang
panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam
jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah
saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan
dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.
2. Produksi Kimus
Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen
setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
3. Digesti Protein
Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.
4. Produksi Mukus
Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk
melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.
5. Produksi Faktor Intrinsik
a) Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.
b) Vitamin B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada
faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum
usus halus, tempat vitamin B12 diabsorpsi.
6. Absorpsi
Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa
obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung
lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
(Sloane, 2018)
6) Jenis dan proses yang terjadi
Secara anatomi, gaster dibagi menjadi : kardia kecil, tempat berakhirnya
esofagus, bagian atas gaster yang berbentuk kubah (fundus), badan bawah
(korpus), dan pilorus. Fundus dan korpus menempati dua pertiga lambung yang
identik secara histologi. Fundus dan korpus membentuk bagian mayor gaster yang
mukosanya terdiri atas kelenjar gaster (terletak didalam) dan menghasilkan
sebagian besar sekresi gaster atau getah untuk pencernaan. Seluruh bagian gaster
terdapat ruge, yaitu lipatan longitudinal mukosa dan submukosa. Lipatan ini hanya
terdapat sementara saja dan menghilang pada saat gaster mengalami distensi oleh
cairan dan material padat. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan. (Wibowo, 2009)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung,
lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan.
Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada
fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell
menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi: 1) Pencernaan pada
lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan karbohidrat. Absorpsi zat-
zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan. 2) Makanan setelah melewati lambung
menjadi dalam bentuk bubur makanan (chyme). Dengan mekanisme dorongan dari
otot lambung chyme menuju ke usus dua belas jari (duodenum). (Kusumayanti,
2015)

5. DUODENUM, JEJUNUM, ILEUM


http://gsm.utmck.edu/surgery/documents/SmallIntestine.pdf

1) Anatomi (topografi)/letak
Panjang usus halus lebih kurang 8.25 meter dan terdiri dari 3 bagian.
Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit vang merentang dari sfingter pilorus
sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus
halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja.
 Doedenum adalah salah satu organ retroperitoneal, bagian ini adalah bagain
usus halus yang terpendek dan terletak sebelah lambung yang
menghubungkannya ke usus jejunum. Duodenum dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz.
 Jejunum, adalah bagian usus halus yang terletak antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
 Ileum, adalah bagian usus halus yang memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan menyatu dengan usus besar.

2) Vaskularisasi (arteri dan vena)


 Pada doedenum Sistem vaskularisasi pada terdiri atas arteri dan vena, yang
membagi duodenum menjadi bagian atas dan bagian bawah. Pada bagian
atas diperdarahai oleh arteri dan vena pancreaticoduodenalis superior,
sedangkan pada bagian bawah diperdarahi oleh arteri dan vena
pancreaticoduodenalis inferior
 Vaskularisasi Jejunum dal ileum oleh vasa jejunales dan ileum
divaskularisasi oleh vasa ileales. Dimana arteri jejunales dan arteri ileales
sama-sama merupakan cabang dari arteri mesenterica superior yang
dicabangkan dari aorta setinggi vertebrae lumbal I. Sedangkan V.Jejunales
dan V. Ileales juga sama-sama bermuara ke V. mesenterica superior.
3) Inervasi
 Persarafannya diinervasi oleh sistem saraf otonom yang dapat dibedakan
menjadi ekstrinsik dan intrinsik (sistem saraf enterik). Inervasi ekstrinsik
dari duodenum adalah parasimpatis yang berasal dari nervus Vagus dan
simpatis yang berasal dari nervus Splanikus pada ganglion celiac. Inervasi
intrinsik dari plexus myenterikus Aurbach’s dan plexus submucosa
Meissner.
 Jejunum dan ileum memiliki innervasi yang sama yaitu parasimpatis oleh
n.vagus dan simpatis oleh plexus mesenterica superior dari medulla spinalis
segmen thoracal VI-XII.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Jaringan Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus untuk
melindungi dinding usus terhadap invasif benda asing. Agregasi nodulus limfe
yang disebut bercak Peyer terdapat di dalam ileum.Aliran limfe duodenum
berjalan bersama-sama dengan vaskularisasinya. Pembuluh limfe duodenum
mengalirkan cairan limfe keatas melalui noduli lymphatici pancreaticoduodenalis
ke noduli lymphatici gastroduodenalis dan kemudian ke noduli lymphatici
coeliacus dan ke bawah melalui noduli lymhaticipancreatico duodenalis ke noduli
lymphatici mesentericus superior sekitar pangkal arteri mesenteri superior.
5) Fungsi
 Duodenum berfungsi sebagai muara dari pankreas dan kantung empedu.
duodenum juga berperan dalam proses penyerapan air, elektrolit, protein dan
karbohidrat.
 Jejunum berfungsi menyerap senyawa karbohidrat, air, elektrolit, dan protein
juga diserap di jejunum, tetapi bagian usus halus ini lebih banyak menyerap
nutrisi lemak dari makanan yang dicerna.
 Ileum berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan garam empedu, air,
elektrolit, vitamin B12, dan nutrisi lain yang tidak diserap di duodenum dan
jejunum
6) Jenis dan proses yang terjadi
Proses yang terjadi pada duodenum,jejunum dan ileun adalah proses
pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan kimiawi oleh enzim yang
didapat dari pancreas. Jejunum (usus kosong) terjadi pencernaan kimiawi untuk
membentuk zat sederhana. Ileum (usus penyerapan) terjadi penyerapan zat
makanan ke tubuh.

6. COLON, RECTUM, ANUS

https://www.dosenpendidikan.co.id/anus-adalah/

1) Anatomi (topografi)/letak
Rektum merupakan sebuah saluran yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum akan kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (defekasi). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
syaraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan
air akan kembali dilakukan (Tortora dan Derrickson, 2009).
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior.
Arteri mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari
sekum 5 sampai dua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika
superior mempunyai tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika
dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan arteri mesenterika inferior
memvaskularisasi kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon transversum
sampai rektum bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga
cabang yaitu arteri kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri
sigmoidea. Vaskularisasi tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis
media dan arteria hemorroidalis inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon
dan rektum superior melalui vena mesenterika superior dan inferior serta vena
hemorroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke
hati. Vena hemorroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan
merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. Ada anastomosis antara vena
hemorroidalis superior, media, dan inferior sehingga peningkatan tekanan portal
dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan
hemorrhoid (Taylo, 2005).

3) Inervasi

Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter
eksternus yang diatur secara volunter. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf
vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari
daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars
torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis
preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang mengikuti aliran arteri
utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan submukosa
(Meissner) (Taylo, 2005).

4) Limfonodi (kelenjar getah bening)


Kelenjar getah bening regional merupakan tipe penyebaran yang paling
umum. Kanker rektum bermetastase proksimal melalui kelenjar getah bening
mesorectalm iliac dan mesenterika inferior. Serta bermetastase secara radial
sepanjang dinding pelvis. Kelenjar getah bening harus diangkat sewaktu operasi.

5) Fungsi
Kolon berfungsi untuk penyimpanan feses dan mencegah terbuangnya cairan,
elektrolit, nitrogen, dan energi yang telah diabsorpsi di usus halus, sedangkan
fungsi rektum untuk pembuangan tinja (Fry et al, 2008).
6) Jenis dan proses yang terjadi
Di dalam kolon tidak lagi terjadi proses digesti hanya absorbsi air dan
elektrolit seperti di sebut didepan. Selain itu absorbsi air dan elektrolit, terdapat
pula absorbsi glukosa oleh mukosa kolon. Di dalam lumen kolon terjadi proses
fermentasi kolon oleh bakteri kolon terhadap kabohidrat bentuk serat halus yang
lewat dalam air (five fibre water sokution).Yaitu pectin, leguin dan lain lain dan
juga asam juga lemak rantai panjang. Fermentasi tersebut selain menjadi feses
(pembusukan) juga terbentuk asam lemak rantai pendek yaitu asetat, butirat,
asenton dan asam lemak rantai sedang yaitu asam 10 heksanoat dan asam
pentanoat.Berbagai asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) dan lemak
rantai sedang (medium chain fatty acid) tersebut di absorbsi oleh sel kolonosit,
selebihnya diteruskan ke vena porta untuk dioksidasi menjadi energy (ATP) oleh
sel hati (Daldiyono, 1990).

7. HEPAR
INCLUDEPICTURE
"http://3.bp.blogspot.com/-
UGJljsH_l_Q/TzkOVyQ6SAI/AAAAAAAAAB8/2IUO0VePF4Q/s280/anatomi-

hepar1.jpg" \* MERGEFORMATINET

http://andiriakurniawati.blogspot.com/2012/02/hepar-anatomi-dan-fisiologi.html?m=1

1) Anatomi (topografi)/letak

Hepar atau hati merupakan organ atau kelenjar terbesar di dalam tubuh,
memiliki berat sekitar 1-2,3 kg atau sekitar 2,5% dari berat badan. Hepar memiliki
struktur yang halus, lunak dan lentur, serta terletak di bagian atas rongga abdomen
yang menempati bagian terbesar regio hipokondrium. Sebagian besar hepar
terletak di bawah arcus costalis kanan dan diaphragma setengah bagian kanan,
memisahkan hepar dari pleura, paru-paru, perikardium dan jantung. Hepar
merupakan organ yang mudah diraba dengan melakukan palpasi dinding abdomen
di bawah arcus costalis kanan, yaitu dengan memeriksa pada waktu inspirasi
dalam sehingga tepi bawah hepar dapat teraba.
Hepar dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis yang tidak elastis yang disebut
capsula fibrosa perivascularis (Glisson) dan sebagian tertutupi oleh lapisan
peritoneum. Lipatan peritoneum membentuk ligamen penunjang yang melekatkan
hepar pada permukaan inferior diaphragma. Dalam keadaan segar, hepar bewarna
merah tua atau kecoklatan yang disebabkan oleh adanya darah yang sangat banyak
dalam organ ini. Hepar terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.
1) Lobus kanan hati lebih benar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian
utama lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus, karena adanya
vesical biliaris, fisurra untuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior,
dan fisurra untuk ligamentum venosum. Hilus hepatis atau porta hepatis
terdapat pada permukaan posteroinferior dan terletak di antara lobus
caudatus dan lobus quadratus.
2) Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua
lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, naraf
dan ductus. Ligamentum ini memiliki pinggir bebas dan berbentuk bulan
sabit dan terdapat ligamentum teres hepatis yang merupakan sisi vena
umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan ke permukaan anterior dan
kemudian ke permukaan superior hepar serta akhirnya membelah menjadi
dua lapis. Lapisan kanan akan membentuk lapisan atas ligamentum
coronarium dan lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare.
Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum
triangulare dextrum. Ligamentum falciforme berjalan dari hepar ke
diaphragma dan dinding anterior abdomen
3) Ligamentum teres hepatis berjalan ke dalam fissura yang terdapat pada
facies visceralis hepatis dan bergabung dengan cabang sinistra vena porta
hepatis. Ligamentum venosum (ligamentum of Arantius) merupakan pita
fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus, melekat pada cabang sinistra
vena porta dan berjalan ke atas di dalam fisurra pada permukaan visceral
hepatis, dan di atas melekat pada vena cava inferior. Pada jaringan darah
yang kaya oksigen dibawa ke hepar melalui vena umbilicalis (ligamentum
teres hepatis). Sebagian besar darah yang tidak melewati hepar masuk ke
dalam ductus venosus (ligamentum venosum) dan bersatu dengan vena cava
inferior
4) Lobulus-lobulus hepatis adalah penyusun hepar. Vena sentralis pada
masing-masing lobus bermuara ke venae hepatica dan di antara lobulus-
lobulus terdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria hepatica,
vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus (trias hepatis). Darah
arteri dan vena berjalan di antara sel-hepatosit melalui sinusoid dan dialirkan
ke vena sentralis.
5) Hepar memiliki 4 lobus. Dua lobus yang berukuran paling besar dan jelas
terlihat adalah lobus kanan yang berukuran lebih besar, sedangkan lobus kiri
berukuran lebih kecil dan berbentuk baji. Diantara kedua lobus tersebut
terdapat vena portae hepatis, jalur masuk dan keluarnya pembuluh darah,
saraf, dan ductus. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus dan lobus
caudatus karena adanya vesical biliaris, fisurra untuk ligamentum teres
hepatis, vena cava inferior, dan fisurra untuk ligamentum venosum. Hilus
hepatis atau porta hepatis terdapat pada permukaan posteroinferior dan
terletak di antara lobus caudatus dan lobus quadratus. Bagian atas ujung
bebas omentum minus melekat pada pinggir porta hepatis dan terdapat
ductus hepaticus dexter dan cabang dextra dan sinistra arteria hepatica, vena
porta, serabut-serabut saraf simpatik dan para simpatik, serta beberapa
kelenjar limfe hepar
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi hepar didapatkan dari arteri hepatica propria, cabang arteria
coeliac (truncus coeliacus), vena porta, vena hepaticae (tiga buah atau lebih)
muncul dari permukaan posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava
inferior. Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah
arteria hepatica propria (30%) dan vena porta (70%). Arteria hepatica propria
membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah
yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang telah diabsorbsi dari traktus
gastrointerstinalis. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena centralis masing-
masing lobules hepatis melalui sinusoid hepar. Vena centralis mengalirkan darah
ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan vena-vena ini meninggalkan permukaan
posterior hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.
Sistem porta membawa darah dari pancreas, limpa, dan usus. Nutrien
terakumulasi dan diubah dalam hepar, dan zat toksik dinetralkan dan dihilangkan
di tempat tersebut. Vena porta bercabang-cabang menjadi venula pendistribusi
kecil yang berjalan di tepi setiap lobulus dan berujung ke dalam sinusoid. Venula
sentralis dari setiap lobulus menyatu menjadi vena, yang akhirnya membentuk dua
atau lebih vena hepatica besar yang bermuara ke dalam vena cava inferior. Arteria
hepatica bercabang berulang kali dan membentuk arteriol di area portal dan
beberapa diantaranya berakhir langsung ke dalam sinusoid pada jarak tertentu dari
celahportal sehingga darah arteri yang kaya oksigen ditambahkan ke darah vena
porta di sinusoid.
Hepar banyak menghasilkan cairan limfe, sekitar sepertiga sampai setengah
dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluhmlimfe meninggalkan hepar dan
masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe yang ada di dalam porta hepatis.
Pembuluh eferen berjalan ke nodi cocliaci. Beberapa pembuluh limfe berjalan dari
area nuda hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoid mediastinalis posterior.
3) Inervasi
Hepar mendapat innervasi dari :
1. Nn. Splancnici
Bersifat simpatis untuk pembuluh darah didalam hepar. Nervus vagus
dextra et sinistra. Bersifat parasimpatis dan berasal dari chordae anterior dan
posterior n. Vagus. Keduanya masuk ke dalam ligamentum
hepatodoudenale. Menuju portae hepatis.
2. Nn.Phrenicus dextra
Setelah masuk kedalam cavum abdominis akan menuju ke pleksus
coeleacus untuk kemudian mengikuti ligamentum hepatoduodenale sampai
ke porta hepatis. Nervus ini bersifat viscera afferent untuk ligamentum
falciforme hepatis, ligamentum coronaria hepatis, ligamentum triangulare
hepatis serta capsula Glissoni

4) Limfonodi (kelenjar getah bening)


Getah bening yang diproduksi oleh hati dikumpulkan terutama oleh kelenjar
getah bening yang terletak di sekitar porta hepatis. Dari sana cairan dibawa ke
kelenjar celiac yang merupakan bagian dari batang limfatik usus dan bergabung
langsung ke dalam duktus toraks, ketika cisterna chyli secara anatomis tidak
ada.Itu naik ke wilayah toraks melalui hiatus aorta diafragma. Jika cisterna chyli
hadir, kantung berdinding tipis ini dapat ditemukan di situs di mana semua saluran
limfatik utama perut menumpuk, yang berada pada level vertebra lumbar kedua.
Ini memungkinkan getah bening untuk mengalir secara tidak langsung dari usus ke
saluran toraks. Saluran ini kemudian melakukan perjalanan dengan tentik melalui
mediastinum posterior dan mengosongkan semua getah bening yang dikumpulkan
dari seluruh tubuh ke persimpangan antara vena subklavia kiri dan vena jugularis
kiri, yang dapat ditemukan tepat di bawah klavikula, menuju bahu kiri.

5) Fungsi

1) Sekresi.
Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emul- sifikast dan absorpst
lemak. (2)
2) Metabolisme
Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.
a) Hati berperan penting dalam mempertahankan homcostatik gula darah. lati
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali
menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
b) Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak
Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
c) Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protcin, dan terlibat dalam
penyimpanan dan pemakaian lemak.
d) Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol,
dan fosfolipid).
e) Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ
ini juga menyintesis billrubin dari produk penguraian hemoglobin dan
mensekresinya ke dalam empedu.
3) Penyimpanan.
Hati menyimpan mineral, seperti zat best dan tembaga, serta vitamin larut
lemak (A, D, E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu (contohnya
pestisida) serta obat yang tidak dapat diuralkan dan diekskrestkan.
4) Detoksifikasi.
Hati melakukan inaktivasi hormon dan dektoaifikasi toksin dan obat. Hati
memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah.
5) Produksi panas.
Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama
panas tubuh, terutama saat tidur.
6) Penyimpanan darah
Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan, bersama
dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.
6) Jenis dan proses yang terjadi
 Metabolisme Karbohidrat
Hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang
kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis) pada saat kadar gula dalam
darah tinggi, lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan
glikogen dihati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan
dilepaskan ke dalam darah (Glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar
gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu
pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa
menjadi lemak
 Metabolisme Lemak
Hati juga membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu
menghasilkan asam lemak dari asetil koenzim A. Asetil koenzim A yang
berlebih akan diubah menjadi badan keton (Ketogenesis). Lipoprotein-
lipoprotein akan disintesa saat transport asam-asam lemak dan kolesterol ke
dalam sel, sintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol
menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak
 Metabolisme Protein
Hati dalam metabolisme protein mengubah gugus amino dan NH2,
asam-asam amino dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Amoniak (NH3) yang telah diubah menjadi urea
akan menjadi substansi beracun dan dikeluarkan melalui urin (ammonia
dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari
hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin,
fibrinogen, dan protombin (hati juga membentuk heparin) dan transaminasi
transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (Alfa-keto acid) dan
senyawa lain.

8. GIGI + GINGIVA

https://pocketdentistry.com/1-a-whistle-stop-
tour-of-the-periodontium/
https://drg.dionella.net/2011/11/28/mengenal-anatomi-gigi-manusia/
1) Anatomi (topografi)/letak

Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada


prosesus alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput
periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari
bakteri-bakteri dalam mulut. Dalam istilah awam disebut gusi (gum) Gingiva
merupakan bagian terluar dari jaringan periodontal yang nampak secara klinis.
Gigi adalah salah satu struktur berkalsifikasi dan keras yang terdapat di dalam mulut
manusia dan hewan vertebrata
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)

Pembuluh darah arteri mencapai gingiva melalui 3 jalan yang berbeda :


1. Cabang arteri alveolar
2. Cabang arteri intraseptal masuk daerah Krista procesus alveolar.
3. Pembuluh-pembuluh darah pada ligamen periodontal bercabang keluar kearah
daerah gingiva.
Drainase limfatik dimulai pada papila jaringan ikat dan terserap ke dalam nodus
limpatikus regional. Dari gingiva mandibula menuju nodus limfatikus cervix,
submandibula, dan submentalis; dari gingiva maxilla menuju nodus limpatikus
cervical profunda.
Semua gigi diperdarahi oleh pembuluh darah yang secara langsung atu tidak
langsung merupakan cabang arteri maksilaris. Gigi bagian bawah dipendarahi oleh
arteri alveolar inferior dari arteri maksimilaris pada infratemporal fossa.
3) Inervasi

Innervasi gingiva dibentuk oleh cabang-cabang dari nervus trigeminus.


Sejumlah akhiran saraf pada jaringan ikat gingiva sebagai corpusculum taktile
serta reseptor nyeri dan suhu. Inervasi dilakukan pada gigi yaitu pada pembuluh
saraf alveolar posterior dan anterior
4) Fungsi
Gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh
lingkungan rongga mulut. Secara umum, fungsi gigi berperan penting dalam
mengunyah makanan, serta membantu agar manusia dapat berbicara dengan jelas.
5) Jenis dan proses yang terjadi
Menurut Besford (1996), proses terjadinya gingivitis dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu:
a. Tahap pertama Plaque yang terdapat pada gigi dekat gusi menyebabkan
gusi menjadi merah (lebih tua dari merah jambu), sedikit membengkak (membulat,
dan bercahaya, tidak tipis dan berbintik seperti kulit jeruk), mudah berdarah ketika
disikat (karena adanya luka kecil pada poket gusi), tidak ada rasa sakit.
b. Tahap kedua Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun peradangan ini
berlangsung. Plaque dapat menyebabkan serabut paling atas antara tulang rahang
dan akar gigi membusuk, dan ini diikuti dengan hilangnya sebagian tulang rahang
pada tempat perlekatan. Poket gusi juga menjadi lebih dalam dengan penurunan
tinggi tulang rahang, gusi tetap berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah
ketika disikat, tetapi tidak terasa sakit.
c. Tahap ketiga Setelah beberapa bulan tanpa pembersihan plaque yang
baik, dapat terjadi tahap ketiga. Saat ini akan lebih banyak lagi tulang rahang yang
rusak dan gusi semakin turun, meskipun tidak secepat kerusakan tulang.gusi
menjadi lebih dalam (lebih dari enam mm), karena tulang hilang, gigi menjadi
sakit, goyang dan kadang-kadang gigi depan mulai bergerak dari posisi semula.
d. Tahap keempat Tahap-tahap ini biasanya terjadi pada usia 40-an atau 50-
an tahun, tetapi terkadang dapat lebih awal. Setelah beberapa tahun lagi tetap tanpa
pembersihan plaque yang baik dan perawatan gusi, tahap terkhir dapat dicapai,
sekarang kebanyakan tulang di sekitar gigi telah mengalami kerusakan sehingga
beberapa gigi menjadi sangat goyang, dan mulai sakit, pada tahap ini merupakan
suatu tahap gingivitis yang di biarkan, sehingga gingivitis terus berlanjut ketahap
paling paling akut yaitu periodontitis.
Proses gigi berlubang melibatkan interaksi antara struktur gigi, biofilm yang
terbentuk di permukaan gigi, konsumsi gula, juga pengaruh air liur dan genetik. Selain
itu, proses dinamis gigi berlubang melibatkan periode demineralisasi (kehilangan
mineral) dan remineralisasi (pengembalian mineral) gigi yang bergantian dengan
cepat.
9. LIDAH

Sumber: Alodokter

1) Anatomi (topografi)/letak
Lidah atau Lingua adalah sekumpulan dari beberapa otot yang berhubungan
dengan pengunyahan, pengecapan, dan pengucapan yang terletak di rongga mulut
dan faring. Otot lidah dibagi menjadi dua jenis, yaitu otot intrinsik dan otot
ekstrinsik . Otot intrinsik berfungsi untuk mengubah bentuk lidah, sehingga lidah
bisa memanjang, memendek, dan membulat. Sedangkan otot ekstrinsik membuat
lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring. Otot pada lidah
merupakan salah sau otot terkuat pada tubuh dan memiliki arah yang berbeda-
beda. Itulah sebabnya lidah menjadi sangat fleksibel dan mampu bergerak ke
segala arah.
Bagian lidah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 2/3
bagian depan dan 1/3 bagian belakang. Sedangkan secara anatomi lidah dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks. Radiks lidah melekat pada
tulang hyoid dan mandibula. Korpus lidah berbentuk cembung dan bersama apeks
membentuk duapertiga anterior lidah. Bagian antara radiks dan korpus dipisahkan
oleh alur yang berbentuk “V” yang disebut sulkus terminalis.
Pada permukaan lidah, terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut papilla
lidah. Palilla lidah ini dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya:
1. Palilla filiform, banyak menyebar pada seluruh permukaan lidah yang
berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
2. Palilla fungiform, berbentuk seperti jamur dan mneyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah.
3. Papilla vallate, menyebar membentuk susunan huruf “V”, terdapat pada
bagian dasar lidah. Ukurannya merupakan yang paling besar
dibandingkan dengan papilla lainnya.
4. Papilla foliate, umumnya banyak terletak pada bagian lateral lidah.

Pada papilla juga terdapat kuncuk pengecap yang jumlahnya kurang lebih
10.000 kuncup pengecap. Kuncup pengecap terdiri dari dua sel, yaitu sel
penyokong da sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan
sel penyokong berfungsi untuk menopang.

2) Vaskularisasi (arteri dan vena)


1. Arteri pada lidah
Arteri lingualis merupakan cabang dari arteru karotis eksterna. Arteri ini
terus berjalan melewati otot-otot pengunyahan bagian prosterior menuju ke
tulang hyoid, kemudian bersama-sama dengan nervus hipoglosus dan vena
lingualis menuju otot hipoglosus. Setelah melewati otot hipoglosus, arteri
lingualis ini bercabang menjadi rami dorsalis lingual dan di ujung anterior
terbagi menjadi dua cabang terminalis:
a. Arteri sublingualis, berjalan diantara otot genioglossus dan glandula
sublingual.
b. Arteri lingualis profunda, terletak di bagian lateral permukaan bawah
lidah.
2. Vena pada lidah
Vena lingualis profunda terletak pada membrane mukosa bagian lateral
bawah lidah. Vena lingualis profunda dan vena sublingualis bergabung dengan
dorsal lingualis di daerah prosterior dari otot hipoglossus, lalu berjalan menuju
vena jugularis.
3) Inervasi
Otot pada lidah mendapat persarafan dari n. hipoglossus (XII). Sedangkan
persarafan lidah dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Saraf sensoris, untuk mensarafi:
a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis
b. Sepertiga prosterior oleh nervus lingualis, glosofaring, dan vagus.
2. Saraf pengecap, untuk mempersafafi:
a. Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus facialis (VII).
b. Satupertiga prosterior oleh nervus glossofaring.
3. Saraf motoric, mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hioglosus, dan genioglossus.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Pembuluh limfe berjalan di belakang papilla vallate menuju prosterior
menembus dinding faring dan memasuki nodus limfatikus di daerah servikal yang
terletak di sebelah lateral vena jugularis interna:
1. Pembuluh marginal, terdapat pada satupertiga luar dari permukaan atas
lidah. Pembuluh marginal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu anterior dan
prosterior. Bagian anterior berjalan dari ujung lidah dan berakhir di
nodus limfatikus submaksilaris. Sedangkan bagian prosterior berjalan di
belakang otot milohioid dan berakhir di nodus jugulo omohioeideus.
2. Pembuluh sentral, berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui otot
milohioid dan berakhir pada nodus submental.
5) Fungsi
Secara keseluruhan, lidah memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Menunjukan kondisi tubuh. Selaput lidah (warna dan bentuk) digunakan
sebagai indikator metabolism tubuh, terutama kesehatan tubuh manusia.
2. Membantu membasahi makanan di dalam mulut bersama dengan
kelenjar sublingualis.
3. Mengecap atau merasakan makanan.
4. Mengatur letak makanan.
5. Menontrol suara dan membantu dalam melafalkan kata-kata.

Adapun fungsi dari bagian-bagian lidah, diantaranya:

1. Bagian depan lidah, bekerja sama dengan gigi dalam pelafalan kata-kata.
Selain itu juga berfungsi dalam menggerakan makanan ke segala arah
saat proses pengunyahan.
2. Bagian pangkal lidah, berfungsi untuk mengangkat da mendorong
makanan memasuki esofagus.
3. Frenulum, merupakan selaput tipis yang berfungsi untuk
menghubungkan lidah ke dasar mulut.
4. Papilla, berfungsi untuk memegang makanan
5. Kuncup pengecap, sebagai reseptor penerima rangsangan.
6. Merupakan agregasi jaringan limfoid.
6) Jenis dan proses yang terjadi
Proses yang terjadi pada lidah meliputi proses pencenaan makanan secara
mekanik dan kimiawi serta proses pengecapan.
Pada proses pencernaan, lidah berperan dalam mengatur letak makanan dan
membasahi makanan dengan air liur. Selain itu lidah juga berperan untuk
mendorong makanan masuk ke esofagus.

Pada proses pengecapan, zat makanan atau minuman yang masuk ke dalam
mulut akan terlarut dalam ludah dan mengadakan kontak langsung dengan reseptor
rasa, merangsang sel rambut yang akan dijalarkan sepanjang saraf otak VII dan IX
bagian sensoris menuju otak. Impuls ini akan diintepretasikan sebagai rasa pada
korteks orak di lobus parietalis daerah kecap primer dan memulai terjadinya
refleks pengeluaran air ludah melalui saraf otak VII dan bagian motoris.
10. PANCREAS
https://id.scribd.com/doc/142237998/Anatomi-Pankreas

1) Anatomi (topografi)/letak

Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal
sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas
sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran
ke dodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya
yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.

À. Bagian Pankreas

 Caput Pancreatis
Berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior
serta dinamakan Processus Uncinatus.
 Collum Pancreatis
Merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan
corpus pancreatis. Collum Pancreatis terletak di depan pangkal vena portae
hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
 Corpus Pancreatis
Berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang
sedikit berbentuk segitiga.
 Cauda Pancreatis
Berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilum lienale.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
 Arteri
 Pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
 Pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis
 Pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang Lienalis
 Vena
 Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem Porta.
3) Inervasi
 Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan Parasimpatis
(vagus).
 Ductus Pancreaticus
- Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke
caput, menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini
bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar pertengahannya
bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla duodeni
mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di
duodenum terpisah dari ductus choledochus.
- Ductus Pancreaticus Minor (Santorini) mengalirkan getah pancreas
dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara ke
duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla
duodeni minor.

 Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus uctus choledochus bersama


dengan ductus pancreaticus bermuar Ke dalam suatu rongga, yaitu ampulla
hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam suatu
tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu papilla duodeni major. Pada ujung
papilla itu terdapat Muara ampulla.

4) Limfonodi (kelenjar getah bening)


Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh
eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliac dan mesenterica
superiores.
5) Fungsi
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin.
 Fungsi pankreas sebagai kelenjar eksokrin adalah memproduksi enzim yang
didistribusikan ke saluran pencernaan. Setiap enzim yang dihasilkan
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa enzim pencernaan yang
dihasilkan antara lain adalah enzim amilase yang mampu menguraikan
karbohidrat, enzim lipase yang menguraikan lemak, serta enzim tripsin yang
membantu menguraikan protein.
 Pankreas sebagai kelenjar endokrin berfungsi untuk memproduksi hormon
insulin, hormon glukagon serta hormon samatostanin dan polipeptida. Yang
mana fungsi hormon insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah
dengan cara mengikat glukosa dalam darah, lalu menyalurkannya ke seluruh
tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi. Sedangkan hormon glucagon
bertugas untuk menaikkan kadar gula dalam darah dengan cara mengubah
glikogen dalam hati menjadi glukosa.
6) Jenis dan proses yang terjadi
Jenis dan proses yang terjadi pada pankreas yaitu pembentuan enzim enzim antara
lain
 Amilase yaitu enzim yang bertujuan mengubah zat tepung (amilum) menjadi
gula yang lebih sederhana (maltosa).
 Lipase yaitu enzim yang bertujuan mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
 Tripsin adalah enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida
dan asam amino yang mudah diserap oleh usus halus.
 Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif, maka harus diaktifkan
menjadi tripsin oleh enterokinase

11. OVARIUM

(Sumber:https://www.britannica.com) (Sumber: https://www.ilmusiana.com)

1) Anatomi (topografi)/letak
Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis
posterior, dalam sebuah ceruk dangkal yaitu fossa ovarica dan ditahan dalam
posisi tersebut oleh mesenterium pelvis atau lipatan peritonium antara peritoneum
visceral dan peritoneum parietal. Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga
pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum). (Sloane, 2018)
Ovarium yang berbentuk seperti kacang almond biasanya berada di dekat
perlekatan antara broad ligament dengan dinding lateral dari pelvis, dipisahkan
oleh peritoneal folds (memisahkan mesovarium dengan bagian posterosuperior
dari broad ligament), dan memisahkan suspensory ligamentdari ovarium dengan
dinding pelvis. Ovarium melekat dengan uterus melalui ligamentum ovarium yang
berjalan dalam mesovarium.
Karena ovarium berada dalam peritoneal cavity dan permukaannya tidak
ditutupi oleh peritoneum, maka oocyte yang dikeluarkan saat ovulasi melewati
peritoneal cavity namun biasanya masih terperangkap dalam fimbriae tuba uterine
dibawa ke ampulla. (Yuliana, 2016)
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
 Arteri ovarica berasal dari abdominal aorta dan berjalan menuruni dinding
posterior abdomen. Pada pelvic brim, arteri ini melewati pembuluh darah iliaca
external dan memasuki suspensory ligaments. Arteri ovarica memberikan
cabang melalui mesovarium menuju ovarium dan melewati mesosalpinx untuk
memberikan suplai darah pada uterine tube.
 Cabang ascending arteri uterine (cabang internal iliac arteries) melewati
aspectus lateral uterus sampai ke aspectus medial ovarium dan tuba.
 Arteri ovarica dan ascending uterine arteries berakhir dengan bercabang dua
menjadi cabang ovarium dan tuba serta beranastomose satu sama lain
memberikan sirkulasi kolateral untuk abdominen dan pelvis.
 Ovarian veins membentuk pampiniform plexus of veins dalam broad ligament
di dekat ovarium dan tuba uterine.
 Right ovarian vein memasuki inferior vena cava
 Left ovarian vein bermuara ke left renal vein
 Tubal veins bermuara ke ovarian veins dan uterine (uterovaginal) venous
plexus.
 Pembuluh limfe dari ovarium bergabung dengan yang berasal dari uterine tubes
dan fundus uterus dan bersama-sama menuju right and left (caval/aortic) lumbar
lymph nodes. (Yuliana, 2016)

Ovarium menerima aliran darah dari arteri ovarii yang merupakan


percabangan dari aorta. Pada aliran darah balik, vena ovarii kanan menuju ke vena
cava inferior, sedangkan vena ovari kiri menuju ke vena renal. Pembuluh limfe
ovarium melewati aortic nodes di level yang sama dengan pembuluh ginjal,
mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfe suatu organ sama seperti
aliran pembuluh vena organ tersebut. (Ellis, 2006)

3) Inervasi
 Ovarian plexus/plexus nervosus ovaricus (otonom)
 Uterine (pelvic) plexus
 Pelvic pain line, serat visceral afferent berjalan bersama serat simpatis ovarian
plexus dan lumbar splanchnic nerves menuju badan sel dalam T11-L1 spinal
sensory ganglia.
 Visceral afferent reflex mengikuti serat parasimpatis berjalan retrograde melalui
uterine (pelvic) dan inferior hypogastric plexuses serta pelvic splanchnic nerves
menuju cell bodies in the S2-S4 spinal sensory ganglia. (Yuliana, 2016)
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Terdapat 3 jalur aliran limfatik dari ovarium, yaitu :
1. Superior : kelenjar getah bening paraaorta yang berdekatan dengan
arteri ovarium
2. Inferior : to the medial group of superficial inguinal nodes, di
samping ligamentum bundar
3. Horizontal : ke ovarium yang berlawanan melintas fundus uterus.
5) Fungsi
Ovarium memiliki 2 fungsi, yaitu : fungsi reproduksi dan fungsi endokrin.
1. Fungsi ovarium sebagai organ reproduksi (menghasilkan dan melepaskan sel
telur) Di dalam ovarium, akan terjadi perkembangan sel telur. Pada proses
ini, sel telur akan disertai sekelompok sel yang disebut dengan sel folikel (sel
yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur). Dalam perkembangan sel
folikel akan dirangsang oleh hormon FSH. Pada manusia, perkembangan
oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam
kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai
dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang
akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium. Proses
pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel
spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung akan membentuk
zigot.
2. Mensekresikan hormone
Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti
estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas
wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam
persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu
juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari
dalam mengatur siklus menstruasi. (https://simdos.unud.ac.id)
6) Jenis dan proses yang terjadi
Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis).
Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium) yang bersifat diploid.
Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit
primer akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu badan
polar primer. Kemudian, oosit sekunder membelah secara meiosis menjadi satu
ootid dan satu badan polar sekunder. Ootid akan mengalami pematangan menjadi
sel telur (ovum), sedangkan badan polar sekunder akan luruh (degenerasi). Sel
telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh
ovarium disebut ovulasi. Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang
merupakan pelindung dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk.
Pada proses ovulasi, folikel akan mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah
mengeluarkan sel telurnya disebut corpus luteum. Corpus luteum menyekresikan
hormon estrogen dan progesteron.
Proses oogenesis itu dimana ovum terbentuk dan berkembang. Ini terjadi
dalam 2 tahap, yaitu tahap multiplikasi, (Oogania berproliferasi dari germ sel
(primordia) menghasilkan beberapa generasi sel yang identik). Oogonia memasuki
profase pada pembelahan meiosis I setelah menjadi oosit primer. Oosit primer
berhenti pada profase sampai dewasa kelamin terjadi. Pembelahan meiosis I
menyebabkan terjadinya perubahan oosit primer ke oosit sekunder. Pada umumnya
terjadi sebelum ovulasi, kecuali pada kuda dan anjing pembentukan oositsekunder
terjadi pasca ovulasi. Dan tahap ke 2 ovulasi, yaitu tahap terlepasnya sel ovum dari
ovarium sebagai akibat pecahnya folikel yang telah masak. Waktu yang
dibutuhkan oleh seluruh proses ovulasi tergantung pada lokasi sel telur dalam
folikel. Waktu ovulasi akan singkat apabila sel telur berada di dasar folikel dan
akan lama apabila sel telur berada dekat pada stigma yang menonjol dipermukaan
ovarium.
 Hormon-Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis :
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya
aksis hipothalamus -hipofisis -ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon
GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH
dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi
hormon estrogen dan progesteron. LH merangsangkorpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi
dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
Hormon prolaktin merangsang produksi susu. (Sukada, tanpa tahun).

12. THYMUS

1) Anatomi (topografi)/letak
Thymus adalah organ khusus dalam sistem kekebalan yang memproduksi
antibodi. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran hingga pubertas, dan akan
menghilang seiring bertambahnya usia. Tapi pada orang-orang tertentu, kelenjar
thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bisa menjadi ganas dan menyebabkan
tumor pada kelenjar thymus (thymoma).
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Pasokan darah timus rumit dan sangat bervariasi. Paling sering darah
disuplai oleh arteri inferior tiroid, toraks internal, perikardiakofrenia atau
interkostal anterior. Jarang, timus dapat memperoleh darah dari arteri tiroid
tengah. Secara lateral, timus menerima darah dari cabang arteri mammae internal.
Cabang-cabang ini dinamai arteri timus lateral; jumlahnya bervariasi dan
asimetris. Arteri timus posterior berasal dari arteri brakiosefalika dan aorta;
Namun, mereka jarang. Arteri timus aksesori beragam tetapi telah
didokumentasikan berasal dari batang tiroserviks, subklavia atau arteri tiroid
superior. Variasi drainase vena sering terjadi, tetapi paling sering timus
dikeringkan oleh vena brakiosefalika kiri dan toraks internal. Pasokan vena timus
berjalan di septa interlobular, ke dalam kapsul timus, dan meninggalkan korteks
melalui pleksus di sisi posterior organ. Pembuluh darah ini kemudian bergabung
bersama dan mengeringkan setiap lobus secara terpisah.
3) Inervasi

Sel-sel penyusun medula adrenal berbentuk tidak teratur namun punya


hubungan erat dengan pembuluh darah. Sel-sel sekretori tersebut merupakan
modifikasi sel-sel saraf dan berhubungan dengan saraf preganglionik dari sistem
saraf pusat. Sel-sel medula adrenal mensekresi epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Epinefrin dan norepinefrin disebut katekolamin
karena disekresikan untuk merespon kondisi stres fisik atau mental. Hormon
medula adrenal ini dikeluarkan setelah sistem saraf simpatik dirangsang ketika
sedang stress. Sekresi hormon ini dirangsang oleh asetilkolin, berasal dari
preganglionik saraf simpatis yang menginervasi medula adrenal. Impuls saraf
berasal dari hipotalamus dalam respon terhadap stres untuk mempersiapkan tubuh
untuk respon fight-or-flight (darurat). Hormon-hormon bagian medula adrenal
tersebut dilepaskan ke dalam aliran darah mengikat ke reseptor adrenergik yang
hadir pada sel target.
4) Limfonodi (kelenjar getah bening)
Kalenjar timus memiliki peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Jika kelenjar timus tidak bekerja dengan baik, maka sel kanker dan berbagai jenis
mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, akan dengan mudahnya
menyerang tubuh kita. Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di tengah
rongga dada, tepatnya di belakang tulang dada dan di antara paru-paru. Bentuknya
menyerupai tabung kecil dan terdiri atas dua bagian yang berukuran sama.
Kelenjar timus ini ukurannya akan berubah seiring bertambahnya usia.
5) Fungsi

Salah satu tugas penting kelenjar timus bagi kesehatan adalah


memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit-T atau sel T. Sel tersebut
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan sel
kanker dan mikroorganisme penyebab infeksi, termasuk berbagai macam virus.
6) Jenis dan proses yang terjadi

Satu kegiatan timus yang diketahui adalah limfopoiesis (pertumbuhan dan


pematangan limfosit) yang terutama terjadi selama masa fetal dan awal masa pasca
lahir, sel-sel plasma dan mielosit juga dibentuk dalam jumlah kecil. Timus juga
menghasilkan hubungan dengan sel retikuler epitelial untuk mengetahui antigen
asing dan bila antigen ini berhubungan dengan membran glikoprotein pada
permukaan sel yang ditandai dalam “Major Histocakompatibility Complex”
(M.H.C). Glikoprotein MHC bekerja sebagai reseptor pengikat antigen yang
mengaktifkan respon sel T yang tepat tehadap antigen asing yang khusus dan sel T
tersebut menghasilkan sel yang mempunyai kemampuan imunologi atau kekebalan
tubuh. Dalam organ limfoid sel T menempati zona “thymus dependent” termasuk
zona parakortikal limfonodus. Pada orang dewasa timus tetap merupakan sumber
limfosit kecil yang penting, terutama bila seseorang telah mengalami brkurangnya
organ limfoid karena radiasi. Substansi yang berefek humoral tampaknya
menembus melalui saringan kedap-sel dan bekerja sebagai pengganti timus yang
paling dikenal dengan timosin. Timosin dihasilkan oleh sel retikuler epitelial dan
dapat diraikan menjdi 2 fraksi glikoprotein dengan B.M. rendah. Substansi yang
mematangkan sel T adalah “timoprotein”.

Timus dipengaruhi oleh kelenjar kelamin, kelenjar adrenal, dan kelennjar


tiroid. Hormon kelamin menyebabkan involusi dan tiroidektomi mempercepat
involusi. Miastenia gravis adalah salah satu penyakit gangguan autoimun yang
mengganggu sistem sambungan saraf (synaps). Pada penderita miastenia gravis,
sel antibodi tubuh atau kekebalan akan menyerang sambungan saraf yang
mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter yang mengantarkan
rangsangan dari saraf satu ke saraf lainnya. Jika reseptor mengalami gangguan
maka akan menyebabkan defisiensi, sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot
terganggu dan menyebabkan kelemahan otot.

Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor
acetylcholine belum diketahui. Tapi pada sebagian besar pasien, kerusakan
kelenjar thymus menjadi penyebabnya. Maka itu kebanyakan si penderita akan
menjalani operasi thymus. Tapi setelah thymus diangkat juga belum ada jaminan
penyakit autoimun ini akan sembuh.Thymus adalah organ khusus dalam sistem
kekebalan yang memproduksi antibodi. Organ ini terus tumbuh pada saat kelahiran
hingga pubertas, dan akan menghilang seiring bertambahnya usia. Tapi pada
orang-orang tertentu, kelenjar thymus terus tumbuh dan membesar, bahkan bisa
menjadi ganas dan menyebabkan tumor pada kelenjar thymus (thymoma). Pada
kelenjar thymus, sel tertentu pada sistem kekebalan belajar membedakan antara
tubuh dan zat asing. Kelenjar thymus juga berisi sel otot (myocytes) dengan
reseptor acetylcholine.

13. ADRENAL GLAND

http://gsm.utmck.edu/surgery/documents/SmallIntestine.pdf
1) Anatomi (topografi)/letak

Kelenjar adrenal (atau suprarenal) adalah kelenjar endokrin berpasangan


yang terletak di atas aspek medial kutub atas setiap ginjal kelenjar adrenal yang
terletak di perut bagian posterior, antara ginjal superomedial dan
diafragma. Mereka retroperitoneal, dengan peritoneum parietal hanya menutupi
permukaan anteriornya. Kelenjar kanan berbentuk piramidal , kontras dengan
kelenjar kiri berbentuk setengah bulan. Fasia perinefrik (atau ginjal) membungkus
kelenjar adrenal dan ginjal. Fasia ini menempelkan kelenjar ke krura
diafragma. Mereka dipisahkan dari ginjal oleh lemak perirenal.

2) Vaskularisasi (arteri dan vena)

Kelenjar adrenal memiliki suplai darah yang kaya melalui tiga arteri utama:
 Arteri adrenal superior  - muncul dari arteri frenikus inferior
 Arteri adrenal tengah  - muncul dari aorta perut.
 Arteri adrenal inferior  - muncul dari arteri ginjal.

Vena adrenal kanan dan kiri mengalirkan kelenjar. Vena adrenal kanan mengalir
ke vena kava inferior, sedangkan vena adrenal kiri mengalir ke  vena ginjal kiri .

3) Inervasi

Kelenjar adrenal dipersarafi oleh  pleksus seliaka dan saraf splanknikus yang


lebih besar .Persarafan simpatis ke medula adrenal adalah melalui serabut pra-
sinaptik bermielin, terutama dari segmen sumsum tulang belakang T10 hingga L1.

4) Limfonodi (kelenjar getah bening)

Drainase getah bening ke kelenjar getah bening lumbal oleh pembuluh


limfatik adrenal. Pembuluh darah ini berasal dari dua pleksus limfatik - satu jauh
ke dalam kapsul, dan yang lainnya di medula.

5) Fungsi

Fungsi dari kelenjar ini, yaitu memproduksi hormon yang mengatur


metabolisme, sistem pertahanan tubuh, tekanan darah, dan respon terhadap stres
yang penting untuk menopang kesehatan dan kualitas hidup.

6) Jenis dan proses yang terjadi


Proses yang terjadi pada adrenal gland yaitu proses pembentukan dan sekresi
getah/enzim untuk proses pencernaan, metabolisme dan mekanisme penting
lainnya dalam tubuh.
14. TESTES

Gambar 1. Testes (Tortora dan Derrickson, 2009)

1) Anatomi (topografi)/letak
Testis adalah organ yang sangat penting pada sistem reproduksi pria. Fungsi
testis adalah untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Karena
peranannya begitu penting, kesehatan testis haruslah selalu dijaga agar terhindar
dari berbagai macam gangguan.
2) Vaskularisasi (arteri dan vena)
Vaskularisasi dari testis didapatkan pada arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis
inferior, arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh
vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk plekus pampiniformis.
Plrksusini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
3) Inervasi

Innervasi dari testis berupa anyaman saraf yang berjalan bersama arteri
testikularis. Sistem saraf tersebut berupa sistem saraf otonom yang terdiri dari
sistem saraf parasimpatis, berasal dari nervus dan sistem saraf simpatis yang
berasal dari segmen T7 medulla spinalis.

4) Limfonodi (kelenjar getah bening)


Bagian yang paling umum mengalami penyebaran kanker testis adalah
kelenjar getah bening di dekatnya, perut, atau paru-paru. Kelenjar getah bening
adalah kelenjar yang membentuk sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, kanker
testis juga dapat menyebar ke hati, otak, bahkan hingga ke tulang (Paulsen &
Waschke, 2013).
5) Fungsi
Testis memiliki dua fungsi penting yakni fungsi steroidogenesis dan
spermatogenesis. Steroidogenesis adalah proses pembentukan hormon testosterone
yang terjadi di kompartmen intersisial testis. Hormon ini disintesis dari kolesterol
di sel-sel Leydig dan dan korteks adrenal. Sekresi testosteron berada di bawah
kontrol LH.
6) Jenis dan proses yang terjadi
Testis masuk ke dalam kavum skrotum melalui proses descensus
testiculorum. Pada waktu awal kehidupan fetal, terdapat suatu jaringan yang
disebut sebagai gubernaculum testis. Gubernaculum testis ini berikatan pada tiga
tempat, yaitu: testis, bagian peritoneum, dan duktus Wolfii yang akan berkembang
menjadi epididimis dan duktus deferens. Semua itu akan tertarik menuju ke
skrotum, sehingga bagian peritoneum ini akan membentuk suatu tabung yang
disebut processus vaginalis peritonei. Testis akan melekat pada bagian terluar
tabung ini, dan tertarik menuju ke skrotum. bagian atas dari tabung ini akan
mengalami obliterasi, sedangkan bagian bawah yang menempel pada testis akan
mengalami invaginasi dan membentuk tunika vaginalis. Pada umur tujuh bulan
kehamilan testis sudah berada pada kanalis inguinalis, dan berada pada dasar
skrotum setelah lahir (Uzumcu dkk, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

American Join Committee on Cancer. 2017. AJCC Cancer Staging Manual. Eight Edition.
The American College Of Surgeons.

Chan HL, Chun YH, MacEachern M, Oates TW. Does Gingival Recession Require
Surgical Treatment? Dent Clin North Am. 2015 Oct;59(4):981-96
Daldiyono. 1990. Diare. Gastroenterologi Hepartolgi. Jakarta: Infomedika.

Devy virtilia, 2013. Anatomi Pankreas, tersedia pada:


https://id.scribd.com/doc/142237998/Anatomi-Pankreas diakses pada tangal 15
desember 2020.
Diktat Anatomi, Situs Abdominis, ed.2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA

Ellis, H. 2006. Clinical Anatomy. 11th ed. USA: Blackwell Publishing.

Fry. R, Mahmoud. N, Maron. D, Ross. H, Rombeau. J. 2008. Colon And Rectum In


Townsend: Sabiston Textbook of Surgery. 18th ed. Saunder Elsevier.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/fd199e0571ef9dc573cfd7f753ab76f4
.pdf (diakses pada tanggal 2 Desember 2020)

https://www.britannica.com/science/ovary-animal-and-human (diakses pada tanggal 2


Desember 2020)

https://www.ilmusiana.com/2019/09/ovarium-adalah-tempat-terjadinya.html (diakses pada


tanggal 2 Desember 2020)

Kohan EJ, Wirth GA. Anatomy of the neck. Clin Plast Surg. 2014 Jan;41(1):1-6. [PubMed]
Krismayanti, L. 2015. Anatomi Fisiologi Manusia. Mataram : IAIN Mataram.

Kurniawati, Andi Ria. Hepar, Anatomi dan Fisiologi


http://andiriakurniawati.blogspot.com/2012/02/hepar-anatomi-dan-fisiologi.html?
m=1. Diakses pada: 25 November 2020 pukul 21.15 WITA.
Maulina, Meutia. 2018. Zat-Zat Yang Mempengaruhi Histopatologi. Lhokseumawe:
Unimal Press.
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. 2014. Moore clinically oriented anatomy. Edisi ke-7.
Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Moore, K. L., & Agur, A. M. (2002). Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates, 201.

Mutia, 2014 Anatomi esofagus, tersedia pada : https://id.scribd.com/doc/207700026/Anatomi-


Esofagus, diakses pada tanggal 2 desember 2020
Noya leuan, 2018. Fungsi Pankreas dan Penanganan Gangguan Pankreas, tersedia pada:
https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/info-sehat/fungsi-pankreas/ diakses pada
tanggal 15 desember 2020.

Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

Sirait, M. A. 2013. Faktor Risiko Tumor/Kanker Rongga Mulut Dan Tenggorokan Di


Indonesia. Media Libangkes. Vol. 23(3).

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sloane, Ethel. 2018. Anatomy and physiology: an easy learner. Diterjemahkan oleh: James
Veldman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sukada, Ketut. Tanpa Tahun. Gametogenesis, Ooogenesis, Spermatogenesis.


Laboratorium Reproduksi Fakultas Peternakkan, Universitas Udayana.

Taylo, C.R., 2005. Struktur dan Fungsi, Sindrom Malabsorbsi, Obstruksi Usus. In:
Mahanani, D.A., Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC,

Tortora, G. J., & Derrickson, B. 2009. Principles of Anatomy & Physiology. USA: John
Wiley & Sons. Inc.

Tortora, G. J., Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy & Physiology. USA: John
Wiley & Sons. Inc.
Uzumcu, M., Zama, A.M., Oruc. 2012. Epigenetic Mechanisms in the Actions of
Endocrine-disrupting Chemicals: Gonadal Effects and Role in Female
Reproduction. Reprod Dom Anim.

Wibowo, DS. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore : Wisland house I.

Yuliana. 2016. Female Genitalia. Denpasar. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


Bagian Anatomi.

Yuliana. 2016. Hand Out Alimentary System. Denpasar. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Bagian Anatomi.

Anda mungkin juga menyukai