(Studi Pustaka Dan Penggalian Informasi Dalam Kaitan Antara Biologi Sel
Dan Molekuler Dengan Bidang Ilmu Kefarmasian)
Oleh
Korespondensi:
Wira Noviana Suhery
(wiranoviana@gmail.com)
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 207
Pembuatan Dan Evaluasi Pati Talas (Colocasia esculenta Schoot)... | Suhery,
dkk.
PENDAHULUAN
(Lactobacillus sp) telah pernah dilakukan
terhadap pati singkong. Pada proses
Penggunaan pati sebagai eksipien
fermentasi ini bakteri yang tumbuh akan
dalam bidang farmasi masih sangat
menghasilkan enzim pektinolitik dan
dibutuhkan. Dalam formulasi tablet pati
selulolitik yang dapat menghancurkan
digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat
dinding sel sehingga terjadi liberasi granula
dan bahan penghancur. Pati dapat diperoleh
pati. Selain itu terjadi pula perlubangan dari
dari berbagai tanaman, dan umumnya
granula pati, sehingga menyebabkan
sangat banyak terdapat pada bagian umbi
permukaan yang tidak rata dari granula pati
tanaman dan biji-bijian (1).
yang akan memperkuat ikatan antar butiran.
Talas merupakan salah satu tanaman
Proses liberasi ini akan menyebabkan
yang mengandung kadar pati yang tinggi
perubahan karakteristik dari pati yang
pada bagian umbinya. Bahkan kadar pati
dihasilkan berupa naiknya viskositas,
pada umbi talas lebih tinggi dibandingkan
kemampuan gelatinasi, dan daya
dengan kadar pati yang terdapat pada umbi
penyerapan air (8, 9).
singkong (2). Namun, pati talas memiliki
Berdasarkan latar belakang diatas
beberapa kelemahan yaitu rendemen
pada penelitian ini akan dilakukan proses
pati yang dihasilkan rendah disebabkan
fermentasi terhadap umbi talas
banyaknya kandungan lendir yang
menggunakan bakteri asam laktat
menghalangi proses pemisahan granula
(Lactobacillus sp) dan dilihat pengaruh
pati, warna yang dihasilkan mempunyai
bakteri asam laktat (Lactobacillus sp)
derajat putih yang rendah dan bau khas
terhadap rendemen pati dan dievaluasi
talas yang agak tajam (3).
fisikokimia patinya. Hasil evaluasi
Pati alami umumnya memiliki sifat alir
dibandingkan dengan pati talas alami.
dan kompresibilitas yang kurang baik. Oleh
karena itu, pati harus memenuhi spesifikasi
METODE PENELITIAN
persyaratan farmasetik yang diinginkan
oleh industri farmasi agar dapat digunakan
Alat dan Bahan
sebagai bahan tambahan. Salah satu cara
Alat yang digunakan yaitu kain
untuk memperbaiki sifat pati yang kurang
flanel, ayakan 80 mesh, lumpang dan
baik adalah dengan melakukan modifikasi
stamfer, timbangan analitik, stopwatch,
terhadap pati (4).
sentrifuge, waterbath, buret, corong alir,
Beberapa penelitian modifikasi pati talas
tap volumeter, mikroskop, enslin, pH meter,
pernah dilakukan antara lain modifikasi pati
spektrofotometer UV-Vis, Scanning Electron
talas dengan asetilasi menggunakan asam
Microscope (SEM), Moisture Balance, gelas
asetat, modifikasi pati dengan pregelatinasi
erlenmeyer, labu ukur dan alat-alat kaca
serta pembuatan tepung talas termodifikasi
laboratorium lainnya.
melalui proses fermentasi menggunakan
Bahan yang digunakan yaitu umbi talas,
campuran starter mikroorganisme (5, 6, 7).
starter fermentasi (Lactobacillus sp), kultur
Modifikasi pati dengan proses
media, aquadest, etanol 95%, asam asetat 1
fermentasi menggunakan bakteri asam
N, NaOH 1 N danlarutan iodium 2%.
laktat
208 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Cara Kerja
sebanyak 7,5 kg. Umbi talas yang telah
dikupas dicuci sampai bersih. Direndam ±
Isolasi Pati Talas Alami
2 jam dalam air, kemudian diiris tipis-tipis
Umbi talas dikupas dan ditimbang
sampai ketebalan umbi talas 1-1,5 mm.
sebanyak 7,5 kg. Umbi talas yang telah
Pada perendaman I, semua irisan tipis
dikupas dicuci sampai bersih. Direndam ±
dimasukkan ke dalam wadah fermentasi
2 jam dalam air, kemudian dipotong kecil-
yang telah berisi kultur media (240 mg) dan
kecil dan ditiriskan. Umbi talas tersebut
starter fermentasi (120 ml) dalam 12 liter
kemudian diparut sehingga terbentuk bubur
aquadest. Difermentasi selama 48 jam.
kasar selanjutnya ditambahkan aquadest 1/3
Ditiriskan irisan tipis dari dalam wadah
bobotnya, diaduk 3 kali, kemudian disaring
fermentasi. Selanjutnya pada perendaman
dengan kain flanel, diperas sampai semua
II, irisan tipis direndam dalam wadah berisi
airnya habis. Ampasnya dicampur kembali
NaCl sebanyak (240 mg) dalam 12 liter
dengan aquadest kira-kira 1/3 nya, diaduk
aquadest selama 10 menit. Ditiriskan irisan
kemudian diperas lagi sampai airnya habis.
tipis dan dihaluskan, kemudian ditambahkan
Diulangi sampai didapat hasil perasan yang
aquadest 1/3 bobotnya, diaduk 3 kali,
jernih, lalu cairan tersebut diendapkan
kemudian disaring dengan kain flanel,
selama
diperas sampai semua airnya habis.
24 jam, setelah mengendap sempurna,
Ampasnya dicampur kembali dengan
cairan diatasnya yang jernih didekantasi
aquadest kira-kira 1/3 nya, diaduk kemudian
sehingga diperoleh endapan pati. Kemudian
diperas lagi sampai airnya habis. Diulangi
dikeringkan dalam lemari pengering dengan
sampai didapat hasil perasan yang jernih,
suhu 40°C selama 24 jam. Pati kering yang
lalu cairan tersebut diendapkan selama
berbentuk berupa gumpalan dihaluskan
24 jam, setelah mengendap sempurna,
dengan mortir dan stamfer kemudian diayak
cairan diatasnya yang jernih didekantasi
dengan pengayak nomor 80 sehingga
sehingga diperoleh endapan pati. Kemudian
diperoleh pati berbentuk serbuk (10).
dikeringkan dalam lemari pengering dengan
suhu 40°C selama 24 jam. Pati kering yang
Pembuatan Pati Talas Termodifikasi
berbentuk berupa gumpalan dihaluskan
dengan mortir dan stamfer kemudian diayak
Pembuatan Starter Fermentasi
dengan pengayak nomor 80 sehingga
Irisan tipis umbi talas sebanyak 50 gram
diperoleh pati berbentuk serbuk (9).
diletakkan pada beaker glass, ditambahkan
dengan aquadest sebanyak kurang lebih
Evaluasi Fisikokimia Pati
500 ml. Semua irisan tipis umbi talas harus
1. Pemeriksaan organoleptis pati meliputi
terendam, ditambahkan inokulat mikroba
bentuk, warna, bau, kelarutan (11)
(Lactobacillus sp) sebanyak ± 5 gram dan
2. Pemeriksaan pH menggunakan pH
kultur media sebanyak ± 15 gram dan
meter
dibiarkan selama 24 jam (9).
3. Kadar air menggunakan alat Moisture
Balance
Proses Fermentasi
4. Bobot jenis benar dengan metode
Umbi talas dikupas dan ditimbang
piknometer (12)
5. Bobot jenis nyata dan bobot jenis
mampat dengan tap volumeter (12) gelatinasi merupakan titik potong kurva
antara suhu dan viskositas pati.
6. Faktor Hausner (12) 12. Analisis Bentuk dan Permukaan Partikel
Dihitung dengan rumus: menggunakan Scanning Electron
ρ mampat Microscope (SEM).
FH=
ρ nyata 13. Penetapan Kadar Amilosa (15)
7. Kompresibilitas dan Porositas (12). Dilakukan secara iodometri berdasarkan
Kompresibilitas (Kp) zat uji dihitung reaksi antara amilosa dengan
dengan persamaan: senyawa iod yang menghasilkan
warna biru, kemudian diukur dengan
ρ mampat x nyata
spektrofotometer pada panjang
Kp= x 100 % gelombang 625 nm. Kadar amilosa
ρ nyata dihitung dengan persamaan dari kurva
standar amilosa.
A B
Gambar 1. Foto (A) Pati Talas Alami (B) Pati Talas terrmodifikasi
Tabel 1. Data Hasil Uji Fisikokimia Pati Talas Alami dan Pati
Talas Termodifikasi
Gambar 2. Hasil Foto SEM Pati Talas Alami (A) dan Pati Talas
Termodifikasi (B) dengan perbesaran 5000x