Anda di halaman 1dari 5

NAMA : IRENIUS KAROLISA MARGON

NIM : 2018330112

UTS : PERTANIAN BERLAN JUT

ISU DAN PENGELOLAHAN LINGKUNGAN DALAM REVITALISASI


PERTANIAN

PENDAHULUAN

Revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan (RPPK) yang dicanagkan


pada 11 juni 2005 mempunyai 6 sasaran utama yakni: 1) peningkatan kesejahtraan
dan pegentasan kemiskinan, 2) perluasan kesempatan kerja dan berusaha, 3)
ketahanan pangan, 4) peningkatan daya saing, 5) kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan, dan 6) pembangunan daerah. Keenem sasaran tersebut pada
dasarnya dapat di sari sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan,
meningkatkan pendapatan, menjamin ketahanan pangan nasional, serta
mengkonservasi mereabilitasi, dan lestarikan sumber daya alam.

Peningkatan kebutuhan pangan nasional dengan laju 1-2 % tahun, terutama


di sebapkan oleh pertambahan penduduk yang saat ini berjumlah lebih dari 220
juta jiwa. Oleh karna itu, sebagai salah satu sasatan utama, ketahanan pagan juga
merupakan basis utama RPPK.

Ahir-ahir ini dan untuk masa yang akan datanag ketahanan pangan sebagai salah
satu pilar dan tujuan utama RPPK, khususnya dalam revitalisasi pertanian,
menghadapi empat ancaman utama, yaitu, 1:)stagnasi dan plandaian produktivitas
akibat kendala teknologi dan imput produksi, 2) instabilitas produksi akibat
serangan hama penyakit dan cekaman iklim, 3) penurunan produktivitas karena
degradasi sumber daya lahan dan air serta penurunan kualitas lingkungan, dan 4)
penciutan lahan, khususnya lahan sawah beririgasi akibat dikonversi menjadi
lahan non pertanian.

Dalam pembangunan petranian nasional, ketahanan pangan mempunyai


peran yang sangat strategis karena: 1) akses terhadap pangan dan gizi yang cukup
merupakan hak yang paling azasi bagi manusia, 2)

kecukupan pangan berperan penting dalam pembentukan sumber daya manusia


yang berkualitas, 3) ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama dalam
menompang ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,

ketersediaan pangan yang cukup dari segi kuantitas, kualitas, mutu, gizi,
keamanan maupun keberagaman, dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat harus di penuhi.

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan, kesehatan,


lingkungan, dan gizi dampak terhadap peningkatan produk pertanian yang bersih
dan aman di konsumsi. Dalam konteks

RPPK, aspek lingkungan juga menjadi isu yang sangat penting di sector pertanian,
baik dalam kaitanya dengan keamanan pangan dan kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan di tingkat nasional maupun kepentingan diplomasi dan
perdagangan internasional.

ISU LINGKUNGAN PERTANIAN

Revolusi hijau di indonensia di tandai oleh introduksi varietas unggul padi


yang responsive terhadap pembupukan dan irigasi. Pegendalian hama dan
penyakit tanaman diupayakan dengan aplikasi pestisida. Di satu sisi, revolusi
hijau terbukti mampu meningkatkan produksi pangan nasional, namaun di sisi lain
telah menyebapkan munculnya permasalahan lingkungan sebagai dampak dari
kesalahan aplikasi pupuk dan pestisida kimia.
Disektor pertanian ada tiga isu penting yang terkait dengan upaya pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan, yaitu: 1) dampak pengunaan input berbagai
pertanian terhadap produk, lahan, dan lingkungan, 2) dampak system usaha tani,
terutama padi sawa dan padi lahan rawa pasang surut, terhadap emisi gas rumah
kaca (GRK), dan 3) dampak industri, permukiman, dan perkotaan terhadap
produktivitas lahan dan klestarian lingkungan pertanian.

PENCEMARAN RESIDU INPUT AGROKIMIA

Indonensia dengan jumlah penduduk yang banyak dan terus bertambah


memerlukan produk pangan dalam jumlah yang terus meningkat. Dikaitkan
dengan ketahanan pangan, hal ini menuntut perlunya upaya peningkatan produksi
pangan dengan laju yang tinggi dengan berkelanjutan. Megandalkan pangan
impor untuk ketahanan pangan nasional tentu riskan terhadap berbagai aspek
kehidupan, termasuk ekonomi, social, dan politik nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan, penerapan teknologi revolusi hijau


berdampak positif terhadap peningkatan produksi padi nasional, dari 18 juta ton
tahun 1970 menjadi 54 juta ton pada tahun 2004. Pengembangan varietas unggul
modern, khususnya padi, dalam mendorong pengunaan pupuk anorganik secara
nyata.Dalam implementasi program intensifikasi dan ekstensifikasi padi berbasis
teknologi revolusi hijau,penggunaan pupuk kimia meningkat hamper enem kali
lipat

Penggunaan pupuk secara berlebihan juga tidak menguntungkan bagi


kelestarian lahan dan lingkungan penggunaan pupuk N,P,K secara terus menerus
dengan takaran tinggi tanpa pengembalian sisa panen akan mempercepat
pengurasan hara lain seperti S, Ca, Mg, serta unsur mikro Zn, dan Cu.

penanaman padi yang sangat intensif dengan pemupukan yang terus


menerus tidak saja menyebabkan tingginya residu pupuk ,tetapi juga
meningkatkan kandungan logam berat terutama Pb(plumbun) dan
Cd(cadmium).dampak negatif penggunaan pestisida antara lain:1) menigkatnya
resistensi dan resurjensi organisme penganggu tumbuhan (OPT), 2) terganggunya
keseimbangan biodiversitas ,termasuk musuh alami (predator) dan organisme
penting lainnya, 3) terganggunya kesehatan manusia dan hewan dan 4)
tercemarnya produk tanaman , air ,tanah dan udara

PENCEMARAN RESIDU LIMBAH INDUSTRI , PERTAMBANGAN DAN


PERKOTAAN

isu lingkungan lain yang perlu mendapat perhatian serius adalah dampak kegiatan
atau sektor lain terhadap sumber daya pertanian dan lingkungan yang berasal dari
limbah industri ,pertambangan, permukiman dan perkotaan .

remediasi tanah terpolusi logam berat dilahan pertanian dapat dilakukan


dengan meningkatkan pH melalui aplikasi kapur dan bahan organik. Peningkatan
pH tanah akan mengurangi kerath klarutan logam berat, sedangkan penambahan
bahan organh,ic bermaan fat unntuk mengimbolisasi logam berat di tanah.

KERUSAKAN DAN DEGRADASI LAHAN

Degradasi lahan di tandai oleh penurunan atau produktivitas lahan, baik secara
fisik, kimia, dan biologi maupun ekonomi. Degradasi lahan di akibatkan oleh
kesalahan dan pengelolaan dan pengunaan lahan. Pengelolaan lahan dan meliputi
pembupukan lahan l(an clering), penebangan hutan (deforestation), konvensi
untuk non-pertanian, dan irigasi. Kesalahan dalam pengelolaan dan proses
pengunaan akan menimbulkan populasi, erosi, kehilangan unsur hara,
pemasaman, pengeraman, (salination), pemadatan (compaction), hilagnya bahan
organic penurunan permukaan, dan kerusakan struktur tanah, penguguran
(desertification),dan kehilangan vegetasi alami dalam jangka panjang (agus,
2002).

Memburuknya kondisi lahan menyebapkan masyarakat yang tinggal di kawasan


yang mengalami degradasi meghadapi berbagai ancaman seperti kekurangan
sumber air, kelaparan, dan munculnya berbagai penyakit selain itu, degradasi
lahan secara global akan megancam klestarian dan keragaman hayati dan menaiki
suhu permukaan bumi.
Untuk program rehabilitaslahan terdegradasi, luasan hasil
delineaselahan secara nasional berperan sangat penting dalam perencanaan dan
pencapaian target rehabilitasi. Untuk memperbaiki degradasi secara kimiawi di
kembangkan system pertanian dan teknologi ramah lingkungan, termasuk
pertanian organic dan pegelolaan tanaman terpadu.

Anda mungkin juga menyukai