Anda di halaman 1dari 13

NAMA :MELANIA JELINA

NIM :2017610061
TUGAS:KEPERAWATAN BENCANA

RENCANA KONTINJENSI
(contingency plan)

Rencana rencana dalam PB


1.Rencana PB
 Perencanaan PB
 pengurangan resiko
 pencegahan
 pemanduan kedalam pembangunan
 persyaratan analisis resiko
 perencanaan tata ruang
 pedidikan atau pelatihan
 penelitian
 persyaratan standar teknis PB
2.Rencana operasi
 kajian cepat
 status keadaan darurat
 penyelamatan dan evakuasi
 pemenuhan kebutuhan dasar
 perlindungan kel.rentan
 pemulihan sarana kunci
3.Rencana pemulihan
 prasarana dan sarana
 social
 ekonomi
 kesehatan
 kamtib
 lingkungan
Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna (UU no. 24/2007 pasal 45 poin 2), kegiatan:
 penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
 pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;
 penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
 pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat;
 penyiapan lokasi evakuasi;
 penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana; dan
 penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.

KONTINJENSI (Contingency )
Suatu keadaan atau situasi yg diperkirakan akan segera terjadi, tetapi tidak selalu terjadi
RENCANA KONTINJENSI
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut.
Jika keadaan yang diperkirakan tersebut tidak terjadi, maka rencana kontinjensi tidak akan pernah diaktifkan
DEFENISI RENCANA KONTINJENSI(RENKRON)
 skenario,tujuan,tindakan teknis dan manajerial serta pengerahan potensi sumber daya yang disepakati bersama untuk
mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
 Rencana yang disusun untuk menghadapi suatu situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak
terjadi.
 Renkon tidak dimaksudkan untuk menyusun suatu proyek, melainkan upaya pemanfaatan semaksimal mungkin
sumberdaya/potensi masyarakat yang tersedia untuk menghadapi bencana/kedaruratan.
Rencana Kontinjensi hanya untuk Ancaman Tunggal
 Sifat Rencana Kontinjensi hanya digunakan untuk 1 (satu) jenis ancaman (single hazard)
 Jika ingin menyusun Renkon untuk jenis-jenis ancaman yang lain disusun Renkon tersendiri
 Proses/pola penyusunannya sama
RENCANA KONTINJENSI PRB-BK
 Rencana Kontinjensi (Renkon) dimaksudkan sebagai upaya kesiapsiagaan oleh semua pihak karena penanggulangan
bencana merupakan urusan bersama antara pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat.
 Pemerintah Lurah/Kepala Desa adalah sebagai penanggung-jawab utama Renkon PRB-BK
 Renkon PRB-BK disusun secara partisipatif oleh masyarakat/ BKM, TIPP difasilitasi oleh Fasilitator dibawah koordinasi
Tim Teknis
RENKON PRB-BK MELIBATKAN PARA PIHAK
 Lurah /Kepala Desa
 Pemda Kota, Kecamatan
 TNI POLRI
 Instansi/lembaga terkait seperti : BMKG, PMI, SAR Tokoh tokoh masyarakat/agama
 Organisasi masyarakat
 Relawan Penanggulangan Bencana
 Organisasi Pemuda
 Lembaga usaha/swasta
 Orari
 LSM/NGO
 Pihak-pihak pelaku lainnya yang relevan dengan jenis ancamannya
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
1.PERSIAPAN
a.Profil Wilayah sasaran
 Letak geografis
 Lokasi wilayah
 Batas wilayah
b.Potensi dan Permasalahan
 Potensi jenis ancaman
 Kerentanan
 Kapasitas
 Lembaga kebencanaan yang ada
 Rencana kontinjensi yang (kota/kabupaten)
LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN
1. PERSIAPAN
a.Profil Wilayah sasaran
 Letak geografis
 Lokasi wilayah
 Batas wilayah
b.Potensi dan Permasalahan
 Potensi jenis ancaman
 Kerentanan
 Kapasitas
 Lembaga kebencanaan yang ada
 Rencana kontinjensi yang (kota)
ALUR PENYUSUNAN RENKON
A. PENILAIAN RISIKO
1. Penilaian Risiko Ancaman/Bahaya
Risiko Bencana = Ancaman x Kerentanan
Kapasitas
(Ditetapkan berdasarkan hasil kajian pada RTPRB)
2. Penentuan Kejadian :
Penentuan/penilaian resiko bencana dilakukan dengan kesepakatan bersama (lintas sektor) yang dinilai paling urgen/prioritas.
B. PENGEMBANGAN SKENARIO
1.skenario
 Waktu terjadinya bencana(misalnya:pagi,siang dan malam)
 Durasi/lamanya kejadian (misalnya : 2 jam, 1 hari atau 7 hari).
 Karakteristik bencana yang terjadi
 Hal lain yang berpengaruh terhadap besar-kecilnya kerugian/ kerusakan.
2. Perkiraan dampak
 aspek kehidupan/penduduk,
 aspek sarana/prasarana/fasilitas/asset,
 aspek ekonomi,
 aspek pemerintahan, dan
 aspek lingkungan.
C.PENETAPAN KEBIJAKAN & STARTEGI
1. Kebijakan :
 Bersifat umum untuk pedoman bagi sektor-sektor
 Mengikat dalam penanganan darurat
 Kesepakatan –kesepakatan dipatuhi oleh semua pihak
 Disetujui oleh Lurah/ Kepala Desa
2. Strategi :
Strategi untuk melaksanakan kegiatan oleh tiap-tiap sektor sesuai bidang tugas masing-masing
 Membentuk forum
 Membangun posko
 Pembagian tugas pelaksanaan sector,dll
D.PERENCANAAN SEKTORAL
1.struktur komando dan kordinasi :
 Mempermudah koordinasi pemangku
 Menhindari kemserautan
 Memberdayakan potensi dan sumber daya masyarakyat dan para pihak terkait.
2.Pembentukan Sektor-Sektor
 Diawali dengan “identifikasi kegiatan” dari masing-masing sektor
 Menyusun kegiatan sektor .
 Dihindari adanya tumpang-tindih kegiatan atau sebaliknya tidak boleh ada kegiatan yang tertinggal.
 Contoh pembentukan sektor :
 Sektor manajemen dan koordinasi
 Sektor Kesehatan
 Sektor Evakuasi dan transportasi
 Sektor logistik
 Sektor Barak
 Sektor Dapur Umum
 Sektor Komunikasi
 Sektor Keamanan
 Sektor Pendidikan
3.penyusunan kebutuhan sektor
 Disusun berdasarkan skenario kejadian
 Kebutuhan tiap sektor dipenuhi dari ketersediaan sumberdaya sektor dengan memprioritaskan sumberdaya/potensi lokal.
 Rekapitulasi kebutuhan tiap sektor :
-Jumlah kebutuhan
-Persediaan
-Kekurangan
-Jumlah Biaya
E.SINGKRONISASI ATAU HARMONISASI
-semua kegitan sector diharmonisasi/dintegrasikan ke dalam renkron
-dapat dilakukan melalui rapat kordinasi ,yang dipimpin oleh lurah /desa dan tim teknis
-materi bahasan dalam rapat kordinasi antara lain berupa
 Laporan tentang kesiapan dari masing masing sektor
 Masukan dari satu sector ke sector yang lain tentang adanya dukungan sumber daya
 Laporan tentang kebutuhan sumber daya ,ketersediaan dan kesenjangan dari masing masing sector
 Pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama dan komitmen untuk melaksanakan rencana kontinjensi
F. FORMALISASI Renkon PRB-BK
 Disahkan/ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang yakni Lurah/ Kepala desa
 Renkon PRB-BK menjadi dokumen resmi kelurahan/Desa
 Renkon PRB-BK siap dilaksanakan menjadi Operasi Tanggap Darurat
G.RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
1.RTL adalah langkah-langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
2.Komitmen dari para pimpinan sektor/instansi disisipkan pada halaman depan dari dokumen Rencana Kontinjensi.
3.Kegiatan-kegiatan RTL dibuat resume/ringkasannya untuk kemudian dituangkan dalam Tabel yang ditanda tangani para
pimpinan sektor/instansi sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan RTL.
4.kegiatan RTL antara lain:
 Tabke top exercise ,gladi posko,gladi lapang
 Pemuktahiran data dan lain lain
 Menyiapkan jalur evakuasi, simbol/tanda rawan bencana
 Penetapan Renkon dengan Perkel/Perdes,dll.
CONTOH KEGIATAN KEGIATAN SECTOR

B. SEKTOR KESEHATAN
1.normal
 Pendataan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
 Pendataan ketersediaan obat dan peralatan kesehatan
 Pelatihan PPGD (P3K) untuk OPRB.
 Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat daerah rawan Bencana
2.waspada
 Pemantauan kesehatan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
 Pendataan kebutuhan kesehatan untuk penanganan darurat bencana lahar hujan
 Penyiapan Pos Kesehatan.
 Pemantapan tim medis dan non medis.
3.siaga
 Pembagian tugas tim kesehatan.
 Koordinasi dengan tim terkait (Puskesmas, PMI, RS)
4.awas
 Aktivasi Pos Kesehatan.
 Pelayanan Kesehatan
 Merujuk pasien ke Puskesmas terdekat (bila diperlukan).
 Pemantauan rutin kelompok rentan.
 pencatatan dan pelaporan.
 Surveilans penyakit menular (diare, ISPA, penyakit kulit).

Anda mungkin juga menyukai