Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN MINGGUAN

Judul : Teori Kepribadian Carl Gustav Jung


Nama Penulis : Rofi Zulfan
NIM : 190103040171
Mata Kuliah : Teori-Teori Kepribadian

TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG


A. Biografi Singkat
Carl Gustav Jung merupakan salah satu tokoh dari psikologi kepribadian yang lahir
Switzerland pada tanggal 26 Juli 1875. Semasa kecil ia sangat terkesan dengan mimpi, visi
supernatural dan fantasi. Ia percaya bahwa ia memiliki informasi rahasia terkait masa depan
dan berfantasi bahwa dirinya merupakan dua orang yang berbeda. Pada tahun 1900, Jung
lulus dari fakultas kedokteran di University of Basel dan pada tahun itu juga ia berkeja
sebagai asisten rumah sakit jiwa Zurich, dan pada saat itu pula ia tertarik dengan
schizophrenic yang kemudian ia bertemu dengan Sigmund Freud. Pertemuan Freud dan Jung
membuat Freud terkesan dan berpendapat bahwa Jung berpotensi menjadi juru bicara bagi
kepentingan psikoanalisa, Jung juga dianggap menjadi penerus dari Freud yang kemudian
pada tahun 1910 Carl Gustav Jung terpilih sebagai Presiden pertama International
Psychoanalytic Association. Namun sayangnya tiga tahun kemudian, Jung mengundurkan
diri dan keluar dari assosiasi tersebut, beberapa orang berpendapat pada saat itu hubungan
Freud dan Jung mulai retak sehingga Jung memilih untuk berhenti dan selang waktu berlalu,
Carl Gustav Jung meninggal pada tanggal 6 Juni 1961.1
B. Kepribadian menurut Carl Gustav Jung
Sama halnya seperti tokoh-tokoh lain, Jung juga memiliki pandangannya sendiri terhadap
kepribadian. Disini Jung berpendapat bahwa dalam kepribadian terdapat tiga tingkatan
kesadaran yaitu; 1)Ego yang beroperasi pada tingkat sadar, 2)Kompleks yang beroperasi
pada tingkat tidak sadar pribadi, dan 3) Arketip yang beroperasi pada tingkat tidak sadar
kolektif. Menurutnya kepribadian bersifat dinamis dan bergerak terus-menerus, dinamika

1
Studylib,”Carl Gustav Jung” (https://studylibid.com/doc/101263/carl-gustav-jung, diakses pada tanggal 10
Oktober 2020 pukul 13:33)
tersebut disebabkan oleh sebuah energi yang Jung sebut dengan Libido, dan disini ia
berpendapat bahwa prinsip penggabungan dari dinamika keperibadian berusaha menyatukan
pertentangan yang ada agar tercapainya suatu kepribadian seimbang dan integral. Kemudian
menurut Jung, tujuan dari perkembangan kepribadian adalah pengaktualisasian diri, dimana
diferensiasi sempurna yang saling terhubung dan selaras antar seluruh aspek kepribadian.
Hingga pada akhirnya menurut Carl Gustav Jung, kepribadian yang sehar dan terintregasi
bisa dicapai, taraf diferensiasi dan perkembangan optimal harus dicapai,dan proses sampai
menuju tahap tersebutlah yang dinamakan Jung sebagai proses penemuan diri atau
Individuasi.2
C. Tingkatan Kesadaran Menurut Carl Gustav Jung
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Jung berpendapat bahwa dalam kepribadian
terdapat tiga tingkat kesadaran, ketiga tinkat kesadaran tersebut seperti;
1. Ego
Disini menurut Jung, ego merupakan jiwa sadar yang terdiri persepsi, ingatan, pikiran
dan perasan-persaan sadar. Ego terlahir dari perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang selain itu ego merupakan hal yang membuat manusia sadar pada drinya.
2. Ketidaksadaran Personal (Personal Unconscious)
Struktur yang satu ini terdiri dari pengalaman yang pernah disadari namun dilupakan
dan terabaikan dengan repression atau suppression. Dimana maksudnya jika
seseorang pernah mengalami pernagalam yang kurang berkesan, maka pengalaman
tersebut bisa terlupakan. Kemudian ada Kompleks yang merupakan perasaan, pikiran,
dan ingatan yang teroganisir yang ada dalam Personal Unconscious. Dimana
kepribadian kyang kompleks akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang
terkandung dalam kompleks.
3. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscious)
Struktur ini merupakan tempat dimana bekas ingatan yang diwariskan dari masa
lampau leluhur sesorang. Ketidaksadaran Kolektif terdiri dari beberapa Archetype
yang mana hal tersebut merupakan ingatan ras yang diturunkan dari generasi ke
generasi. Kemudian ada empat Archetype yang berperan penting dalam pembentukan

2
Suhermanto Ja’far. “Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat“(Psympathic, Jurnal Ilmiah
Psikologi, Vol 2, No 2, Desember 2015). Hlm 216-217
kepribadian yaitu3; a) Persona, topeng yang digunakan manusia untuk merespon
tuntutan-tuntutan tradisi masyarakat serta sebagai kebutuhan dari Archetypal sendiri,
b) Anima dan Animus, dimana anima merupakan sifat kefenime pada laki-laki dan
animus yang merupakan sifat kelelakian pada perempuan, 3) Shadow, merupakan
archetype yang terdiri dari insting binatang yang diwarisi manusia, dan 4) Self,
merupakan hal yang membimbing manusia kearah self-actualization yang mana
merupakan tujuan hidup manusia yang diperjuangkan.
D. Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung
Disamping ketiga tingkat kesadaran tersebut, Jung juga menjelaskan adanya dua struktur
yang ada dalam kepribadian, dua struktur tersebut seperti sikap jiwa dan fungsi jiwa, dan
penjelasan dari dua struktur tersebut adalah4
1. Sikap Jiwa yang merupakan arah energi psikis yang disebut dengan libido yang
bertransformasi menjadi bentuk orientasi menuisa terhadap dunia. Sikap jiwa dapat
dibedakan menjadi ; a) Sikap Ekstrovert yang mana orang tersebut ramah, mudah
bergaul, penyesuaian diri yang cepat, dan berantusias dengan sosial, b) Sikap
Introvert, dimana seseorang cenderung menarik diri dari sosial, kurang cepat dalam
beradaptasi, dan lebih menyukai kegiatan dirumah
2. Fungsi Jiwa dibedakan menjadi dua yaitu; a) Fungsi Jiwa Rasional, dimana fungsi
jiwa berkerja dengan penilaian dan terdiri atas pikiran menilai benar atau salah dan
perasaan yang menisal menyenangkan atau tidak, b) Fungsi Jiwa Irasional, dimana
fungsi jiwa yang terdiri dari pengindaraan dan intuisi.

3
Madinatus Sholihah. Skripsi: “Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Keaktifan Belajar Mahasiswa Pada
Kelas Shobahul Lughoh di Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly”.(Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2012) Hlm 14-16.
4
Kuntjojo. “Psikologi Kepribadian”. (Kediri, Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri,
2009). Hlm 30-31

Anda mungkin juga menyukai