Anda di halaman 1dari 4

“DEADLINE”

Dinda adalah seorang mahasiswa disalah satu kampus di Banjarmasin, ia sebenarnya


adalah orang yang malas dalam beraktivitas. Namun karena keperluan kampus, dengan terpaksa
iapun mengambil salah satu seminar. Suatu pagi, dalam kamar ia sedang mengikuti seminar
online yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas filmmaker ternama di Banjarmasin.
Karena ia orang adalah yang malas, ia pun mematikan mic dan camera webinar untuk melakukan
aktivitas lain, yaitu bermain game. Ia menatap layar seminar tersebut dengan tatapan yang penuh
kemalasan dan ia lebih memilih untuk melanjutkan menonton drama koreanya

“aduh kok gini…. Jangan dong” kata Dinda sambil tersedu-sedu dan sesekali ia
mengusap air matanya.

Waktu terus berjalan dan ia melanjutkan nonton drama koreanya selagi mengikuti
seminar tersebut. Tak terasa seminarpun berakhir, berbarengan dengan selesainya dia menonton
drama.

“Huh… sedihnya, lee min hoo, kenapa kau ninggalin song hee kyou” keluhnya “oh,
sudah kah seminar ni? Dah ay, tinggal log… out” lanjutya dan ia keluar dari seminar tersbut.

Beberapa saat kemudian, temanya yang mengikuti seminar yang sama menghubungi
Dinda.

“Din, kam kayapa tugas tu?” ujar Putra

“Tugas napanya?” tanya Dinda

“Maay, kada mendangari kah? Diseminar tu na, bikin film jar. Deadlinenya 2 minggu”
jawab Putra

“Hah?! Film napa disuruh kah?” jawab Dinda agak kaget

“IIh, kam kayapa? Umpat tim aku ja kah? Atau kam kawa ja?” Tanya Putra

“2 Minggu ja jua lagi lho?” kata Dinda

“iih, 2 minggu ja tapi kam sanggup kada?” kata Putra


“lawas jua lagi toh, kawa ai nda” ujar Dinda dengan pede nya.

“iyakah? Ayuja. Ku tutup lah, Salam” kata Putra yang kemudian menutup telepon.

“baulah film ha, gampang ja jua tuh” kata Dinda

Besoknya didalam kamar, Dinda masih melakukan aktivitas yang sama dengan sebelumnya.

Hari demi hari terus ia lakukan dengan aktivitas yang sama sekali tidak ada kaitannya
dengan tugas Film tersebut, ia menghabiskan hari dengan game, nonton film, nonton streaming
dan tiduran sepanjang hari. Tak terasa deadline tugas tersisa 3 hari. Dinda pun terpikir tentang
apa yang harus dia buat, tapi dalam hati ia merasa “ah masih ada hari esok jua” dan akhirnya ia
pun melanjutkan tidur. Dua hari tersisa sebelum pengumpulan, Dinda mulai menghubungi
teman-temannya untuk Dinintai tolong namun tidak ada seorang pun yang mau membantu dalam
waktu sedekat itu. Hari itu Dinda mulai panik, ia bahkan sampai tidak bisa tidur. Kini deadline
tertinggal 1 Hari, ia semakin bingung iingin membuat apa. Saat itu pula terbesit didalam
pikirannya untuk mengambil film pendek yang ada diyoutube dan akan ia gunakan sebagai
tugasnya. Karena menurutnya tidak akan ada yang menyadari, akhirnya ia pun mengambil salah
satu film pendek yang ada di youtube. Setelah menemukan film pendek tersebut, ia bergegas
untuk mengumpulkannya sampai-sampai ia lupa untuk mengedit ulang credit title dari film
tersebut, dan setelah film tersebut terkumpulkan. Ia pun bernafas lega, dan kembali melanjutkan
aktivitasnya seperti biasanya. Saat itu juga ia berpikir semuanya telah beres dan tidak akan
terjadi apa-apa. Tiga hari berlalu, penilaian tugas pun keluar dan masing-masing orang telah
mendapat nilainya sendiri namun berbeda dengan Dinda yang ternyata tidak mendapat nilai, ia
mulai kebingungan dan tanpa berpikir Panjang ia pun menelpon salah satu juri dan berkeinginan
untuk mendapatkan nilainya.

“Hallo mas?” Tanya Dinda di telepon

“Iya ada apa?” ujar orang ditelepon tersebut

“Gini, saya mau nanya. Kok nilai saya ga ada ya mas?” ucap Dinda

“Maaf sebelumnya, namanya siapa ya?” Kata orang tersebut

“Dinda, mas saya Dinda” jawab Dinda dengan nada agak keras
“Baik, saya cek sebentar ya” kata orang tersebut

Telpon pun berakhir, dan Dinda menunggu jawaban dari orang tersebut. 30 menit berlalu masih
tidak ada kabar sama sekali, Dinda pun mulai khawatir lagi dan berniat untuk menelpon kembali.
Namun ternyata justru ia yang mendapatkan telepon, ia pun mengangkatnya dan ketika ia ingin
berbicara ternyata sebuah suara keluar

“Permisi dengan mas Dinda?” kata orang tsb

“Iya mas, gimana nilai saya?” tanya Dinda

“Terkait hal tersebut, sayang sekali kami harus mendiskualifikasi anda” ujar orang
tersebut

“Loh? Kok bisa, itu film udah bagus padahal” ujar Dinda agak panik

“iya mas, filmnya sebenarnya baik. Cuman… lebih baik lagi jika bukan hasil curian” kata
orang tersebut

“Me-mencuri dari mana? O-orang saya bikin sendiri” ucap Dinda yang mulai panik

“Iya mas, kami udah nyari tau film tersebut dan ternyata mas emang nyuri di youtube
kan?” tanya orang tersebut

“E-eng-engga kok, sa-saya bikin sendiri” jawab Dinda dengan terbata-bata

“Hallo” ujar orang baru

“Ha-hallo?” jawab Dinda

“Bersama mas Dinda kan ya?” tanya orang tersebut

“i-iya a-ada apa?” ujar Dinda

“Film yang sangat luar biasa, dari segi makna dan sinematography sangat luar biasa. Dan
saya bisa mengetahui hal tersebut karena sayalah sutradara dari film tersebut” ujar orang tersebut

Dinda sontak tersediam

“jadi saya harap mas bisa membayar sejumlah uang atas kasus pencurian karya orang
lain” kata orang tersebut
“gimana mas?” tanya orang tersebut

“hallo? Mas Dinda? Hallo?”

-THE END-

Anda mungkin juga menyukai