Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN MINGGUAN

Judul : Teori Kepribadian Gordon Allport


Nama penulis : Rofi Zulfan
NIM : 190103040171
Mata Kuliah : Teori-Teori Kepribadian

TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT


A. Biografi
Ia lahir di Indiana pada tahun 1897 dan besar di Cleveland. Ia menempuh ilmu psikologi
di Harvard University dan memperoleh gelar Sarjana Muda dan Master yang kemuddian
pada tahun 1919 ia melanjutkan studinya untuk mempelajari Ilmu ekonomi dan filsafat.
Ketika ia berada di Wina, ia menuliskan surat kepada Freud dan mendapat balasan berupa
undangan untuk dating ke Kantor Freud. Disana ia menjelaskan sebuah cerita peristiwa
ketika ia menaiki trem saat perjalaan menuju kantor Freud dan saat itu pula ia menolak
teori psikoanalisis freud karena ia lebih memfokuskan pada kesadara, permukaan dan
motif seseorang dalam pengaruhnya terhadap kepribadian. 1

B. Teori Gordon Allport


Menurutnya kepribadian adalah sebuah dinamik didalam sebuah sistem psikofisikal
seseorang. Ia lebih memandang sebauh kepribadian sebagai sebuah usaha kearah
penyatuah, proses perubahan dan perkembangan yang terus terjadi pada diri seseorang.
Tingkah laku seseorangpun dipengaruhi oleh persepsinya sendiri meskipun sebenarnya
faktor lingkungan juga bisa berpengaruh, dan karena itulah ia lebih berpendapat bahwa
perilaku manusia sebenarnya diawali oleh faktor internal yang dimana tingkah laku
bebeda disebabkan oleh trait yang ada pada diri seseorang.2

1
Univeristas Psikologi. “Teori Psikologi Kepribadian Menurut Allport –
www.universitaspsikologi.com”(https://www.academia.edu/39001252/Teori_Psikologi_Kepribadian_Menurut_Allp
ort_www_universitaspsikologi_com, dilansir pada tanggal 22 November 2020 pukul 19.34)

2
Norlaily Binti Ahmad. “Teori-Teori Konsep Kendiri”
(https://www.academia.edu/download/31139396/Norlaily_Binti_Ahmad.pdf, Dilansir pada tanggal 22 November
2020 pada pukul 20.13)
Dalam sumber lain dijelaskan bahwa Gordon Allport memahami kepribadian sebagai
sebuah organisasi dinamis yang ada pada sistem psikofisik individu yang nantinya akan
menentukan khas dan tingkah laku dari individu. Dinamis disini dipahami sebagai sebuah
hal yang bisa berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau pengalaman. Kemudian
dalam perkembanganya lahirlah teori kepribadian sifat atau trait, yang mana teori ini
berdasarkan pada predisposisi yang mengarahakn perilaku seseorang menuju sebuah pola
yang konsisten. Menurutnya trait atau sifat sendiri merupakan sebuah pondasi bagi
tindakan seseorang, sifat ini merupakan kecendrungan yang mengarah pada perilaku yang
konsisten sehingga menghasilkan konsistensi yang sama pada perilaku.3
Menurut Gordon, individu yang sehat dapat katakana sehat apabila mempunyai fungsi
yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Kepribadian yang matang adalah kepribadian
yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik yang terjadi pada masa anak-anak dan
mereka yang berkepribadian matang akan terus memerlukan motif kekuatan dan daya
hidup yang cukup untuk menghabhiskan energi yang ia miliki. Energi tersebut
hendakanya diarahkan pada setiap tahapan guna mencapai kerpribadian yang sehat.
Adapun beberapa kriteria yang menentukan kepribadian matang seperti4 :
1. Perluaasan Perasaan Diri : ketika orang memiliki kepribadian matang ia akan
mengembangkan perhatian yang ada dluar diri, orang tersebut harus menjadi
partisipan yang langsung dan penuh, yang di namakan Gordon sebagai partisipasi
otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari
usaha manusia.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain : Gordon membagikanya
terhadap dua macam yaitu orang yang sehat secara psikologi dapat atau mampu
memperlihatkan cinta terhadap orangtua, anak, atau teman akrab. Dan kedua
adalah perasaan terharu yang merupakan suatu pemahaman dasar manusia
terhadap kondisi dasar manusia dan persasaan kekeluargaan.

3
Hamdani. “Urgensi Kepribadian Dalam Organsasi Bisnis” (Jurnal Muamalah, Vol 5 No 1 Juni 2015) hlm 015-106
4
Warda Lisa. “Teori Kepribadian
Allport”( http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26403/Materi+08+-
+TeoriKepribadianAllport.pdf, dilansir pada tanggal 22 November 2020 pada pukul 21:32)
3. Keamanan Emosional : Gordon menyebut hal ini dengan sabar terhadap
kekecewaan yang mana orang pada tahap ini adalah mereka yang mampu
menghadapi kekecewaan yang terjadi pada dirinya dan ia mampu menanggulangi
perasaan tersebut lebih baik daripada orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis : mereka yang mampu memandang dunia secara objektif
5. Keterampilan dan Tugas : Gordon menekankan pentingnya kegiatan dan tugas
serta perlunya menenggalamkan diri didalamnya karena hal tersebut akan
memeberikan arti dan konstinuitas dalam hidup
6. Pemaham Diri : tahap ini menuntut pemaham terkait hubunngan antara diri
sendiri yang dimiliki seseorang dengna dirinya menurut dengan keadaan
sesungguhnya. Yang mana jika semakin dekat kedua hal tersebut maka akan
individu bisa menjadi lebih matang. Seseorang yang memiliki pemahaman diri
tidak akan memproyeksikan kualitas dirinya yang negatif kepada orang lain.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan : Gordon menyebut dorongan in dengan
arah dimana dengan adanya arah tersebut kehidupan seseorang akan terbimbing
kepada suatu tujuan atau rangkaian tujuan dan akan memberikan alasan seseorang
untuk hidup. Kerangka dari tujuan khusus tersebut disebutkan dengan ide tentang
nilai, dimana seseorang berhak memilih nilai-nilai tersebut yang terkait dirinya
sendiri atau nilai-nilai yang luas dan dimiliki oleh orang lain. Gordon
menekankan nilai-nilai tersebut sebagai sebuah hal yang sangat penting dalam
perkembangan filsafat hidup yang mempersatukan.

Anda mungkin juga menyukai