Anda di halaman 1dari 8

Kabupaten Sumba Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk kegunaan lain dari Sumba, lihat Sumba.


Kabupaten Sumba Barat

Lambang Kabupaten Sumba Barat


Moto: Pada eweta manda ilu

Peta lokasi Kabupaten Sumba Barat


Koordinat: -
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tanggal -
Peresmian
Ibu kota Waikabubak
Pemerintahan
 - -
 - DAU Rp. 307.533.200.000.-(2013)[1]
Luas 4.051,9 km2
Populasi
 - Total 110.993 jiwa
 - Kepadatan 27,39 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area 0387
telepon
Pembagian administratif
 - Kecamatan 12
 - Kelurahan -
Simbol khas daerah
 - Situs web http://www.sumbabaratkab.go.id/

Kabupaten Sumba Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di Waikabubak. Luas daratannya 4.051,9 kilometer
persegi.

Daftar isi
 1 Keadaan Alam
 2 Penduduk
 3 Perekonomian
 4 Budaya
 5 Pustaka
 6 Referensi

Keadaan Alam
Topografi kabupaten ini berupa rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur yang curam.
Iklimnya tropis dengan musim hujan relatif pendek dibandingkan kemarau. Curah hujan rata-rata
cukup tinggi, terutama pada November hingga Maret.

Penduduk
Penduduknya berjumlah sekitar 145.267 jiwa. Sekitar setengah penduduk kabupaten ini masih
memeluk agama tradisional Marapu. Penduduk yang lain adalah pemeluk Protestan, Katolik,
Islam, Hindu dan sisanya adalah Budha. Kenyataan ini diakibatkan karena masih kuatnya
pengaruh adat-istiadat mereka, terutama di kecamatan Kodi, Waijewa Barat dan Waijewa Timur
yang hampir setengah penduduknya adalah pemeluk Marapu. Selain itu di kabupaten ini masih
terdapat masyarakat terasing, yaitu suku bangsa Gaura di desa Gaura, kecamatan Walakaka, suku
bangsa Balikeda di desa Dokakaka, kecamatan Loli dan suku bangsa Lenang di desa Lenang,
kecamatan Katikutana.

Perekonomian
Sn secara tradisional (renca). sebagian besar penduduk di kabupaten ini bergantung hidup pada
sektor pertanian. Karena keadaan tanahnya, tanaman cokelat dan tembakau dapat tumbuh di areal
seluas 110 hektare dan 2.280 hektare.
Sektor peternakan juga merupakan nafkah tambahan utama penduduk setempat. Kerbau banyak
digunakan dalam pelaksanaan upacara adat, terdapat di kecamatan Kodi, Walakaka dan
Katikutana. Selain itu kerbau juga digunakan untuk menggarap tanah pertanian.

Budaya
Di daerah ini masih bisa ditemukan daerah-daerah yang memiliki nilai historis, baik dari segi
sejarah maupun sosial budayanya. Kampung Kadung Tana, Watu Karagata dan Bulu Peka Mila
merupakan daerah yang terdapat makam-makam megalitik. Juga di desa Tarung yang berjarak
setengah kilometer dari kota Waikabubak, terdapat makam megalitik yang bercirikan tanduk
kerbau dan taring-taring babi yang pada masa lalu merupakan hewan sakral.

Di kampung Makatakeri, desa Anakalang (kini masuk wilayah Kabupaten Sumba Tengah),
terdapat makam Raja Anakalang seberat 70 ton. Konon, makam itu dikerjakan oleh 2.000 orang
selama tiga tahun. Di kampung Lai Tarung yang terletak di atas gunung, terletak makam nenek
moyang 12 klan. Di kecamatan Lamboya dan Wanokaka sering dilaksanakan acara perang
tanding di atas kuda atau pasola pada bulan Maret. Pasola adalah keterampilan menunggang
kuda sambil melemparkan tombak kayu berujung tumpul yang di arahkan ke tubuh lawan.
Sebelum upacara tersebut berlangsung, diadakan terlebih dahulu acara nyale, yaitu mencari
sejenis cacing yang terdapat di antara batu-batu di tepi pantai. Anehnya, cacing-cacing tersebut
hanya ada pada saat menjelang subuh kala purnama mulai muncul di bulan Maret. Cacing-cacing
berprotein tinggi itu ditangkap untuk kemudian dimakan. Di daerah lain seperti Kodi dan
Lamboya (termasuk kecamatan Walakaka) upacara pasola dan nyale biasanya diadakan pada
bulan Februari. Dibagian selatan Sumba Barat terdapat Pantai Rua yang berpasir putih yang
berjarak sekitar 76 km dari Waikabubak.

Kabupaten Sumba Barat Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang
ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota kabupaten yaitu
Waikabubak. Pada tahun 2007 Kabupaten Sumba Barat mengalami pemekaran menjadi 2
kabupaten baru yaitu Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Barat Daya. Kabupaten
Sumba Barat dilalui oleh jalan-jalan nasional dan propinsi, yang menghubungkan kutub-kutub
pertumbuhan berskala regional. Hal ini mengakibatkan lokasi Kabupaten Sumba Barat sangat
strategis sehingga berdampak positif terhadap kelancaran pergerakan barang, manusia maupun
jasa, dengan pengembangan prasarana transportasi darat yang sudah cukup memadai untuk
menjangkau seluruh kantung-kantung produksi. KONDISI GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI
Kabupaten Sumba Barat memiliki luas daerah 737,42 Km², dan letak geografis pada 9°22’24,47”
LS – 9°47’50,14” LS dan 119°6’43,61” BT – 119°32’5,87” BT, dengan batas-batas sebagai
berikut : 1. Utara : Selat Sumba 2. Selatan : Samudera Indonesia 3. Barat : Kabupaten Sumba
Barat Daya 4. Timur : Kabupaten Sumba Tengah Kabupaten Sumba Barat menurut data Tahun
2007 berpenduduk 101.688 jiwa dengan wilayah administrasi yang terdiri dari 5 Kecamatan
dengan 45 Desa dan 8 Kelurahan dengan ibukota Kabupaten di Kota Waikabubak. Masing-
masing wilayah kecamatan di Kabupaten Sumba Barat adalah sebagai berikut : 1. Kecamatan
Lamboya dengan ibukota Kabukarudi (luas wilayah 286,88 km2) 2. Kecamatan Wanokaka
dengan ibukota Labi Huruk (luas wilayah 133,68 km2) 4. Kecamatan Loli dengan ibukota
Dedekadu (luas wilayah 132,36 km2) 5. Kecamatan Kota Waikabubak dengan ibukota
Waikabubak (luas wilayah 44,71 km2) 6. Kecamatan Tana Righu dengan ibukota Malata (luas
wilayah 139,79 km2) Jumlah desa dan kelurahan di tiap kecamatan di Kabupaten Sumba Barat
adalah : 1. Kabupaten Lamboya : 13 desa 2. Kabupaten Wanokaka : 10 desa 3. Kabupaten Loli :
6 desa dan 2 kelurahan 4. Kabupaten Waikabubak : 5 desa dan 6 kelurahan 5. Kabupaten Tana
Righu : 11 desa KLIMATOLOGI Kondisi Kabupaten Sumba Barat memiliki kondisi iklim tropis
maritim, dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Temperatur udara
minimum terendah 21,8°C dan tertinggi 33,9°C (Bulan Oktober). Curah hujan rendah, berkisar
antara 700 mm – 1200 mm/tahun dengan hari hujan sekitar 70-90 hari. Angin umumnya
bergerak ke arah barat pada musim penghujan dan bergerak ke arah Timur pada musim kemarau.
Kabupaten Sumba Barat memiliki potensi air permukaan yang kurang stabil, disebabkan
rendahnya curah hujan dan tingkat porositas tanah yang tinggi sehingga daya tampung tanah
terhadap air permukaan terbatas, kondisi seperti ini menyulitkan sistem pengairan bagi areal
persawahan maupun pertanian. TOPOGRAFI Sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit di mana
hampir 50 persen luas wilayahnya memiliki kemiringan 140 – 400. Topografi yang berbukit-
bukit mengakibatkan tanah rentan terhadap erosi. Jika dilihat dari kemiringannya hampir
sebagian besar wilayahnya atau 48,80 % memiliki kemiringan pada interval 14-40 % dan
sebagian lagi besar lagi atau 41,81 % berada pada interval 0-14 % sedangkan sisanya sebesar
9,38 % berada pada kemiringan > 40 %. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sumba Barat
antara lain : 1. Kecamatan Lamboya : Kadengara 2. Kecamatan Wanokaka : Loku Bakul 3.
Kecamatan Lolin : Loko Kalada 4. Kecamatan Kota Waikabubak : Tabaka Dana
PENGGUNAAN LAHAN Sebagaimana karakteristik umumnya Pulau Sumba yang kering, maka
penggunaan lahan di Kabupaten Sumba Barat didominasi penggunaan lahan kering 94,43 %.
Sedangkan penggunaan lahan sawah hanya sekitar 5,57 %. Penggunaan lahan kering terbesar
adalah lahan untuk penggembalaan 19,74 %, sedangkan untuk lahan terbangun seperti rumah dan
pekarangan hanya sekitar 4,72 %.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur terdiri dari empat kabupaten yaitu Sumba Barat Daya,
Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Timur. Namun, dari keempat kabupaten ini, pariwisata
paling berkembang di Sumba Barat. Pasalnya, Sumba Barat memiliki agenda wisata tahunan
yang sudah dikenal di mancanegara yaitu Festival Pasola.
Festival Pasola menjadi incaran turis asing dan turis domestik, terutama para fotografer dan
pecinta wisata budaya. Festival tahunan tersebut menampilkan adu ketangkasan antar kampung
dengan menunggang kuda sambil melempar lembing ke lawan sampai lawan berdarah.

Perayaan ini sebenarnya untuk menyambut masa panen dan memprediksi hasil panen. Semakin
banyak darah peserta yang keluar saat Pasola, masyarakat setempat percaya hal itu berarti hasil
panen berlimpah.

Jika Anda tertarik melihat Festival Pasola atau sekadar berwisata ke Sumba Barat, berikut tips
yang perlu Anda ketahui sebelum merencanakan berlibur ke Pulau Sumba.

Transportasi menuju Sumba Barat. Cara termudah adalah dengan naik pesawat ke Bali atau
ke Kupang. Kemudian dilanjutkan penerbangan menuju Bandara Tambolaka di Sumba Barat
Daya.

Cara lain adalah dengan melalui jalur darat. Jika Anda dari Indonesia bagian barat, bisa naik bus
sampai ke Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Kemudian lanjutkan dengan feri dari
Pelabuhan Sape menuju Pelabuhan Waikelo di Sumba Barat Daya.

Setelah sampai di Sumba Barat Daya, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Sumba Barat melalui
jalur darat. Anda bisa menyewa mobil, naik bus, atau travel.

Sewa mobil mulai dari Rp 500.000 sudah termasuk bensin dan sopir, serta bisa digunakan untuk
berkeliling. Sedangkan naik travel (menggunakan mobil APV, Kijang, atau Panther) sekitar Rp
50.000.

Naik bus dari Sumba Barat Daya di kisaran tarif tidak sampai Rp 10.000. Pilihan lain adalah naik
motor ojek. Dari Sumba Barat Daya kurang dari satu jam dengan motor menuju Waikabubak, ibu
kota Sumba Barat.

Alternatif lain menuju Sumba Barat adalah melalui Sumba Timur. Di Sumba Timur terdapat
Bandara Mauhau. Ambil jalur ini, jika Anda datang dari Kupang. Kisaran harga untuk travel dan
sewa mobil sama dengan dari Sumba Barat Daya. Sementara bus, harganya lebih mahal yaitu
sekitar Rp 25.000 karena jaraknya lebih jauh.

Waktu tempuh dari Sumba Barat Daya ke Sumba Barat sekitar satu jam dengan mobil.
Sedangkan dari Sumba Timur bisa mencapai tiga jam.

Transportasi di Sumba Barat. Motor ojek mudah Anda dapatkan di Sumba Barat. Cari saja di
sepanjang jalan atau dekat pasar. Bisa juga minta bantuan pihak hotel.

Cara paling mudah adalah menyewa mobil lengkap dengan sopir. Harga sekitar Rp 500.000 per
hari, sudah termasuk bensin. Ada pula bemo lintas kecamatan. Jika Anda ingin naik bemo untuk
berkeliling, bisa mencarinya di terminal dekat Pasar Inpres Waikabu.
Carilah bemo dengan rute yang Anda inginkan. Namun, bemo di setiap rute berjumlah sedikit.
Sehingga bemo baru jalan setelah penuh. Bersiap desak-desakan karena jika penuh, penumpang
bisa naik sampai ke atas bemo. Serunya, bemo di Sumba seperti di Kupang, full music.

Akomodasi. Di Sumba Barat hanya ada hotel-hotel melati. Sebagian besar berada di
Waikabubak. Pilihan hotel yang direkomendasi adalah Hotel Aloha dan Hotel Karanu di Jalan
Sudirman. Ada pula Hotel Pelita di Jalan Ahmad Yani. Lalu Monalisa Cottages di Jalan Raya
Waikabubak dan Hotel Manandang di Jalan Pemuda.

Dua hotel yang disebut terakhir memiliki fasilitas AC di kamar. Memang, hotel-hotel melati di
Sumba Barat rata-rata berkipas angin. Sementara kamar mandi berupa bak mandi, tanpa shower,
dan tidak menyediakan air panas. Rata-rata tarif kamar hotel-hotel melati ini di atas Rp 200.000
(non AC) dan di atas Rp 300.000 (AC).

Ada juga hotel berbintang berkonsep resor seperti Nihi Watu Resort dan Sumba Nautil Resort.
Harganya tentu saja jauh lebih mahal, yaitu Rp 1-12 juta. Alternatif lain adalah homestay di tepi
pantai seperti Pantai Rua. Atau, menginap di rumah tradisional di beberapa kampung adat.

Kuliner. Jika wisata kuliner yang Anda incar, maka Sumba Barat bukanlah tempatnya. Di
Sumba Barat sangat susah mencari warung atau rumah makan yang menjual makanan khas Nusa
Tenggara Timur.

Makanan khas Sumba Barat tipikal menu sederhana seperti tumis bunga pepaya, ikan asin, atau
ikan bakar. Untuk merasakan menu-menu ini, Anda bisa minta pihak hotel melati tempat Anda
menginap untuk memasaknya. Biasanya beberapa hotel melati menjual menu makan siang
maupun makan malam, namun baru dimasak jika ada tamu yang pesan.

Cara khas lainnya adalah membeli ikan segar di pasar dan membakarnya sendiri di tepi pantai.
Sementara warung-warung yang mudah ditemukan adalah rumah makan Padang, warung bakso,
warung sate, dan masakan khas Jawa. Sebagian besar warung makan, juga  toko-toko dan pom
bensin tutup sebelum jam 9 malam.

Oleh-oleh. Toko suvenir masih jarang di Sumba Barat, hanya ada satu toko di Waikabubak.
Namun, mudah saja berbelanja oleh-oleh di Sumba Barat. Anda cukup mendatangi pasar atau
kampung adat. Di pasar dan beberapa kampung adat, menjual aneka kain tenun khas Sumba.
Kain tenun menjadi produk oleh-oleh paling digemari. Kain tenun di kisaran harga Rp 20.000
sampai jutaan, tergantung besarnya kain.

Selain itu, Anda bisa membeli aneka kerajinan tangan khas Sumba seperti patung dari tanduk
atau tulang kerbau sampai parang khas Sumba. Atau, gelang dari tanaman pisang serta aneka
kalung.

Banyak juga penjual kain dan kerajinan tangan yang menjajakan dagangannya secara keliling.
Mereka mudah ditemui di pinggir jalan. Banyak juga yang mampir ke hotel-hotel untuk
menjajakan dagangan langsung ke tamu hotel.
Saat membeli, jangan lupa menawar dengan sopan. Namun, tawarlah jika memang Anda berniat
membeli.

ATM. Ada tiga ATM (anjungan tunai mandiri) di Sumba Barat yaitu BNI, BRI, dan Bank NTT.
Ketiganya berada di Waikabubak. ATM ini dilengkapi fasilitas untuk digunakan sebagai ATM
bersama.

Internet dan Telepon Genggam. Akses internet hanya bisa didapat di warung internet.
Sementara hotel-hotel tidak menyediakan akses internet kecuali di dua hotel berbintang yang ada
di daerah ini.

Warung internet (warnet) di Sumba hanya ada sekitar empat. Dua yang terkenal adalah warnet
Micronet di Jalan Ahmad Yani dan warnet di kantor Telkom. Harga per jam warnet di Jalan
Ahmad Yani adalah Rp 6.000.

Akses internet di Micronet  lumayan cepat, hanya saja di hari Minggu buka tidak sampai malam.
Sementara warung internet di kantor Telkom tutup di hari Minggu. Di alun-alun kota atau
lapangan sepak bola di Waikabubak tersedia Wifi gratis yang difasilitasi pemerintah setempat.
Namun sinyalnya lemah.

Sementara untuk telepon genggam, hanya ada satu operator di Sumba Barat yaitu Telkomsel.
Sinyal untuk koneksi internet meplalui telepon genggam tidak terlalu baik. Banyak titik di
Sumba Barat juga masih blank spot alias titik tanpa sinyal telepon genggam.

Listrik. Sebagian besar Sumba Barat sudah dialiri listrik. Namun pasokan listrik di Pulau Sumba
masih kecil. Jadi tak perlu heran jika mati lampu sering terjadi. Beberapa tempat seperti hotel
memiliki genset yang akan nyala di saat mati lampu.

Malaria dan Rumah Sakit. Salah satu saran mengenai kesehatan saat mengunjungi Pulau
Sumba maupun daerah lainnya di Nusa Tenggara Timur adalah minum pil kina sebelum datang
ke daerah-daerah ini.

Malaria masih ada di Sumba Barat, walau kasus malaria yang terjadi tidak sebanyak dulu.
Sebaiknya sediakan lotion anti nyamuk dan sering-seringlah oleskan ke tubuh. Rumah sakit
terdapat di Waikabubak, depan alun-alun kota.

Obyek wisata. Sumba Barat cocok untuk wisata budaya. Anda bisa mampir ke desa adat yang
memang menjadi daya tarik wisata di kabupaten ini. Seperti Kampung Tarung, Kampung
Waigali, dan Kampung Ubeli.

Selain Festival Pasola, ada juga ritual budaya lainnya yang patut Anda lihat. Misalnya pada
Wulla Poddu di bulan Oktober atau November, ada banyak ritual adat yang berlangsung di
kampung-kampung adat.

Selain itu, obyek wisata lainnya adalah situs-situs megalitik dan Taman Nasional Manupeu
Tanah Daru. Wisata pantai juga menjadi andalan Sumba, terutama untuk penggemar selancar.
Sumba memiliki beberapa pantai yang cantik, seperti pantai Binatu, pantai Pahar, pantai Ngadu
Bolu, dan lainnya. Akses menuju beberapa pantai sudah bagus. Namun, fasilitas di pantai minim.

Anda mungkin juga menyukai