Anda di halaman 1dari 20

Nama : Noval Tauhid Hidayatullah

NIM : 1913091005
Mata Kuliah: Biologi Sel
Soal

1.

Analisislah ke tiga slide di atas, dan karakteristik siklus selnya.


 Sel Labil
Dalam biologi seluler, sel labil adalah sel yang terus berlipat ganda sepanjang
hidup. Sel-sel hidup hanya untuk waktu yang singkat. Karena ini, mereka dapat
mereproduksi sel induk baru dan mengganti sel fungsional. Terutama jika sel-sel
menjadi terluka melalui proses yang disebut nekrosis, atau bahkan jika sel melalui
apoptosis. Cara sel-sel ini meregenerasi dan mengganti sendiri cukup unik. Saat
melalui pembelahan sel, salah satu dari dua sel anak tersebut sebenarnya menjadi sel
induk baru. Hal ini terjadi sehingga sel anak dapat mengembalikan populasi sel induk
yang hilang. Sel anak lainnya memisahkan dirinya menjadi sel fungsional untuk
menggantikan sel yang hilang atau terluka selama proses ini. Sel labil adalah salah
satu jenis sel yang terlibat dalam pembelahan sel. Dua jenis lain yang terlibat
termasuk sel stabil dan sel permanen.
Masing-masing tipe sel ini merespon cedera sel yang mereka tempati secara
berbeda. Hepatosit hati dianggap sebagai bentuk sel labil karena mereka dapat
beregenerasi setelah mereka terluka. Contoh dari jenis regenerasi ini dapat terdiri dari
melakukan transplantasi hati pediatrik. Di dalamnya terdiri dari mengambil sepotong
hati orang dewasa untuk menggantikan seluruh hati anak. Kemudian hati orang
dewasa yang dicangkokkan untuk anak, akan beregenerasi dengan sangat cepat
menjadi sekitar ukuran hati yang normal. [4] Jenis sel lain yang dianggap sel yang
terus membelah termasuk sel kulit, sel dalam saluran pencernaan, dan sel darah di
sumsum tulang. Bertindak sebagai sel induk untuk tipe sel ini. Dalam sel labil, ini
bukan kecepatan dalam segmen siklus sel (yaitu fase G1, fase S, fase G2, dan fase M),
melainkan fase G0 pendek atau tidak ada yang bertanggung jawab atas pembelahan
konstan sel.
 Sel Stabil
Dalam biologi seluler, sel stabil adalah sel yang berkembang biak hanya ketika
dibutuhkan. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu dalam fase G0 diam-diam
dari siklus sel tetapi dapat distimulasi untuk memasuki siklus sel ketika dibutuhkan.
Contohnya termasuk hati, tubulus proksimal ginjal dan kelenjar endokrin.
 Sel Permanen
Sel permanen adalah sel yang tidak mampu regenerasi. Sel-sel ini dianggap
berdiferensiasi akhir dan non-proliferatif dalam kehidupan pascanatal. Ini termasuk
neuron, sel jantung, sel otot rangka dan sel darah merah. Meskipun sel-sel ini
dianggap permanen karena mereka tidak bereproduksi atau berubah menjadi sel lain,
ini tidak berarti bahwa tubuh tidak dapat membuat versi baru dari sel-sel ini.
Misalnya, struktur di sumsum tulang menghasilkan sel darah merah baru secara terus-
menerus, sementara kerusakan otot rangka dapat diperbaiki oleh sel-sel satelit yang
mendasarinya, yang bergabung menjadi sel otot rangka baru.

2.
Protein B siklin yang setelah digunakan dalam proses pembelahan sel akan
didegradasi oleh jalur ubiquitin-proteasomal di dlam sel, seperti napak pada slide.
Carilah referensi, apa yang dimaksud dengan jalur seperti itu, dan analisislah slide
tersebut dalam judul perbaikan kerusakan protein. Dari slide yang nampak salah
satunya yang berperan di situ adalah ubiquitin-proteasome.
Jawab:
Proteasome merupakan protein dalam bentuk paket. Hal ini dikarenakan
proteasome tidak hanya terdiri dari satu molekul protein, melainkan gabungan
beberapa subunit protein. Selain itu, proteasome memiliki arti yang sangat mudah
diingat dari kata awalnya protea yang merujuk pada kata protein (Syahjaya, 2014).
Seperti yang diketahui, protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
besar yang terdiri dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam pembentukan struktur, fungsi, regulasi sel-sel
makhluk hidup dan virus. Protein juga bekerja sebagai neurotransmiter dan pembawa
oksigen dalam darah (hemoglobin). Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat
kimia yang membawa pesan antar neuron. Biasanya, neuron pengirim melepaskan
sejumlah kecil neurotransmiter, yang mengaktifkan reseptor pada neuron penerima.
Aktivasi reseptor kemudian memulai serangkaian perubahan kimia di neuron
penerima, dan jika cukup reseptor yang diaktifkan, neuron penerima mungkin menjadi
aktif dan mengirim pesan bersama (Kamuskesehatan, 2017). Protein juga berguna
sebagai sumber energi tubuh (Fadhilah, 2014).
Ubuquitin adalah pemicu pertama pengaktifan grup kerja penguraian protein.
Ubiquitinasi terjadi ketika molekul ubiquitin obligasi dengan protein substrat dan
menjadi jenis modifikasi post-translational. Proses ini melibatkan tiga langkah atau
tiga rekan kerja ubiquitin yang lain yaitu dengan kelompok-kelompok enzim tertentu.
Enzim-enzim tersebut adalah E1s, E2s, dan E3s. Enzim-enzim ini memiliki peran
masing-masing dalam membantu kerja ubiquitin dan proteasome, diantaranya aktivasi
dengan mengaktifkan ubiquitin enzim (E1s), konjugasi dengan enzim ubiquitin-
conjugating (E2s), dan ligasi dengan ubiquitin ligases (E3s).

3. Pada pembelahan sel tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan, karena struktur selnya
berbeda yaitu dengan adanya dinding sel pada sel tumbuhan dan tanpa dinding sel
pada sel hewan. Adanya fragmoplas dan lempeng sel merupakan karakteristik pada
sel tumbuhan pada saat akan terbentuknya 2 sel. Sedangkan alur pembelahan adalah
karakteristik pada sel hewan yang terbentuk saat akan terbentuknya 2 sel pada
pembelahan sel. Jelaskan kapan komponen itu terbentuk pada sel tumbuhan dan sel
hewan saat membelah dan fungsi masing-masing komponen tersebut.
Jawab:
Selama pertumbuhan vegetatif, pembelahan sel (sitokinesis) biasanya diikuti oleh
pembelahan inti (karyokinesis, atau mitosis). Sel induk membelah, menghasilkan dua
sel anak. Sitokinesis dimulai pada anafase akhir dengan pembentukan fragmoplas
(phragmoplast), yaitu suatu sistem mikrotubul yang merupakan sisa dari benang
spindel mitosis yang muncul di antara dua set kromosom anak. Fragmoplas
sebagaimana benang spindel yang memunculkannya, disusun oleh dua set mikrotubul
yang saling tumpang tindih dan berlawanan arah dengan lempeng pembelahan.
Fragmoplas juga terdiri dari filamen aktin.
Fragmoplas, dan lempeng sel yang terbentuk saat pembelahan sel untuk
membentuk dinding sel yang baru sehingga kedua sel anak dapat terpisah dengan
sempurna. Fragmoplas berperan sebagai kerangka pembentukan lempeng sel (cell
plate), yang merupakan pembagian awal antara dua sel anak. Lempeng sel terbentuk
dari fusi vesikula-vesikula yang dihasilkan oleh badan golgi dengan diarahkan oleh
mikrotubul fragmoplas. Di sini fungsi filamen aktin masih kurang jelas. Saat lempeng
sel (cell plate) dibentuk, fragmoplas tidak meluas ke bagian lain dinding sel yang
sedang membelah. Lempeng sel kemudian meluas hingga membagi sel induk menjadi
dua sel anak yang terpisah. Beberapa ahli menduga bahwa vesikula-vesikula yang
dihasilkan oleh bagan golgi dan retiklum endoplasma juga sangat turut berperan serta
membantu mikrotubul dan filamen aktin dalam pembentukan lempeng sel dan
perluasannya hingga benar-benar akhirnya membagi sel induk menjadi dua sel anak
yang terpisah.
Proses pembentukan lempeng sel sebenarnya cukup kompleks dan terjadi dalam
beberapa tahap, yaitu:
(1) tibanya vesikula-vesikula yang dihasilkan oleh badan golgi pada bidang
pembelahan;
(2) pembentukan tabung (mikrotubul) berukuran 20 nanometer yang tumbuh di luar
vesikula-vesikula dan menggabungkannya satu sama lain, dan terus saling
berhubungan membentuk lapisan jaring-jaring yang tebal dan berserat;
(3) perubahan bentuk jaring-jaring tubulu-vesikular menjadi suatu jaring-jaring
tubular dan kemudian membentuk struktur seperti lempeng yang semakin rapat;
(4) pembentukan proyeksi seperti jari-jari pada tepi lempeng sel yang bergabung
dengan membran plasma sel induk;
(5) pematangan lempeng sel menjadi dinding sel baru.
Tahap akhir pembentukan dinding sel adalah penutupan lubang. Pada saat proses
ini segmen-segmen tubular dari retikulum endoplasma terjebak di dalam dinding yang
sedang tumbuh (berkembang) dan membentuk plasmodesmata-plasmodesmata baru.
Segera setelah sitoskleton fragmoplas menghilang dan lempeng sel yang baru mulai
dewasa, miosin mulai terlokalisasi pada plasmodesmata yang baru terbentuk tadi.
Dan, pada saat bersamaan, kumpulan filamen aktin tampak melekat pada
plasmodesmata.

4. Saat terjadinya pembelahan sel, jumlah kromosom pada pembelahan mitosis dan
meiosis adalah berbeda dilihat dari sel diploid yang dihasilkan dari pembelahan sel
secara mitosis dan sel haploid yang dihasilkan dari pembelahan meiosis. Jelaskan
posisi kromosom pada kedua pembelahan sel tersebut dan karakteristik kromosom
pada kedua jenis pembelahan sel tersebut sehingga dihasilkan diploid kromosom pada
mitosis dan haploid kromosom pada meiosis, dan terdapat perbedaan karakteristik
kromosom yang dipegang oleh spindle (mikrotubula) pada sel hewan dan sel
tumbuhan dengan adanya sentriol pada sel hewan dan tidak adanya sentriol pada sel
tumbuhan. Jelaskan perbedaan karakteristik itu, dan carilah juga referensi fungsi
mikrotubula kontinyu dan diskontinyu dan bagaimana caranya kromosom itu
dipisahkan pada tahap metaphase ke anaphase dengan mencari referensi peran protein
sekurin dan separin pada pemisahan kromosom saudara.
Jawab:

5. Saat pembelahan sel dalam suatu jaringan, sel yang satu dengan sel yang lainnya
masih terdapat komunikasi sel antara lain dengan adanya plasmodesmata pada sel
tumbuhan dan adanya gap junction pada sel hewan. Jelaskan terbentuknya
plasmodesmata itu pada sel tumbuhan dan karakteristik junction pada sel hewan
dalam jaringan antara lain tight junction, desmosom, hemi desmosom dan gap
junction pada struktur jaringan hewan.
Jawab:
Pertautan Sel (Cell Junction)
Pertautan sel adalah hubungan antara sel-sel atau substansi (inti) antar sel, baik
pada suatu jaringan ataupun organ lainnya. Pertautan sel terdiri atas tiga kelompok
fungsional, yaitu :
a. Pertautan Penyumbat (Occluding Junction) Atau Taut Kedap
Antar membran sel yang bersebelahan menyatu oleh perekat pada bagian
apikal (ujung) sel dan membentuk penyumbatan pada bagian apikal interseluler.
Occluding junction terletak di atas jenis pertautan sel lainnya. Occluding junction
berfungsi menghubungkan antara sel epitel yang bersebelahan agar dapat
menghalangi masuknya molekul-molekul pada celah antara sel dan mencegah
protein membran pada bagian apikal bergerak ke bagian basolateral (bagian sisi
dasar). Occluding junction terbagi menjadi dua jenis, yaitu tight junction yang
terjadi pada jenis vertebrata (bertulang belakang) dan septate junction yang terjadi
pada jenis invertebrata (tidak memiliki tulang belakang).
Protein transmembran utama pada tight junction adalah claudin dan occludin.
Claudin dan occludin berikatan dengan protein membran periferal intraseluler,
yaitu zonula occludens.
- Claudin adalah keluarga protein yang mengontrol aliran molekul dalam ruang
interselular antara sel epitel.
- Occludin adalah keluarga protein membran plasma yang terletak pada
persimpangan yang ketat.
Septate junction adalah persimpangan interseluler yang berfungsi sebagai
penghalang untuk mengatasi difusi melalui ruang interseluler pada sel epitel
invertebrata. Pada dasarnya, difusi adalah pergerakan molekul dari ruang hampa ke
ruang yang berisi udara. Difusi juga berarti pergerakan molekul tanpa melalui
selaput permeabel (dapat dilewati semua jenis zat, baik padat maupun cair) atau
melalui selaput permeabel. Selain itu, difusi juga berarti pergerakan molekul dai
daerah kerapatan rendah ke daerah kerapatan tinggi atau sebaliknya.
Tight junction terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Zonula Occludens
Zonula ocludens adalah perekat berbentuk sabuk yang meluas mengelilingi
permukaan apikal sel. Zonula ocludens tersusun atas partikel-partikel protein
yang berasal dari masing-masing membran sel. Zonula oclundens berfungsi
menutup bagian apikal dari ruang intersel, sehingga molekul-molekul yang
larut dalam air tidak bisa lewat, memudahkan perenggangan antara sel-sel
yang bersebelahan tanpa menyebabkan kerusakan pada sel atau ruang intersel
tersebut dan mencegah terjadinya difusi protein dari luar sel ke daerah
basolateral (bagian sisi dasar) pada ruang intersel.
- Fasia Occludens
Fasia occludens adalah perekat berupa daerah kecil pada permukaan sel atau
dinding lateral sel. Fasia occludens berbentuk seperti pita. Fasia occludens
terdapat pada sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah, kecuali kapiler
darah pada otak. Sel-sel endotel tersebut saling melekat dengan adanya zonula
occludens. Karena perlekatan yang terputus, sel endotel pada kapiler darah
dapat membentuk cairan jaringan dan menyebabkan keluarnya leukosit dari
kapiler darah.
b. Pertautan Penambat (Anchoring Junction) Atau Taut Lekat
Anchoring junction adalah pertautan sitoskeleton suatu sel dengan sitoskeleton sel
lain yang berada di dekatnya atau dengan matriks ekstraselular. Pada jaringan-
jaringan hewan, anchoring junction tersebar luas dalam sel-sel jantung, otot dan
lapisan epidermis. Protein penyusun anchoring junction adalah intracellular
attachment protein dan transmembran linker protein. Intracellular attachment protein
menghubungkan elemen spesifik dari sitoskeleton. Transmembran linker protein
adalah protein yang menengahi adhesi sel dan menghubungkan antara matriks dengan
reseptor pada permukaan sel yang berasal dari integrin. Adhesi sel dimediasi
(ditengahi) oleh reseptor pada permukaan sel yang berasal dari keluarga integrin,
selektin, immunoglobulin dan kaderin. Integrin adalah reseptor pada permukaan sel
yang berinteraksi dengan matriks ekstraseluler dan memperantarai berbagai sinyal
intraseluler. Integrin menentukan bentuk sel, mobilitas sel dan meregulasi
(menyesuaikan) siklus sel. Integrin berfungsi sebagai perlekatan antar sel dan
transduksi sinyal.
Dalam proses tranduksi sinyal, integrin merubah sinyal dengan memindahkan
informasi dari matriks ekstraseluler ke sel atau dari dalam sel ke luar sel, sehingga sel
dapat merespon dengan cepat dan fleksibel. Selektin adalah glikoprotein
transmembran berantai tunggal yang memiliki sifat sama dengan lektin (protein yang
mengikat sel tubuh pada glikoprotein dan glikolipid yang telah
diterjemahkan/terekspresi pda permukaan sel, serta memiliki kemampuan untuk
membuat sel tersebut menggumpal) tipe C karena ujung asam amino terkait dan
bergantung pada kalsium untuk mengikat.
Lektin tipe C (CLEC) adalah sejenis protein pengikat karbohidrat. Tipe C
mengartikan tentang ketergantungan protein lektin terhadap kalsium untuk mengikat.
Lektin tipe C berfungsi untuk adhesi sel, merespon sistem imun dan apoptosis.
Immunoglobulin adalah sejenis protein yang digunakan untuk melawan patogen
dalam darah. Kaderin adalah keluarga protein transmembran yang membentuk
homodimer (kompleks dari dua molekul yang sama) dengan cara bergantung pada
kalsium dengan molekul kaderin lainnya pada sel yang berdekatan. Selain itu,
kaderin juga berperan dalam diferensiasi/pengaturan jaringan dan morfogenesis.
Anchoring junction terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
- Zonula Adheren
Zonula adheren disebut juga adherens junction. Zonula adheren terdapat pada
jaringan epitel dan non epitel. Zonula adheren terletak di bawah zonula occludens
dan di atas desmosom. Zonula adheren merupakan pita yang mengeliling sel atau
matriks ekstraselular. Zonula adheren berfungsi untuk mengatur lumen (saluran
di dalam pembuluh tubuh) dan luas permukaan sel, memelihara ketegangan
membran sel dan mengatur konstraksi bagian apikal sel. Contoh lumen adalah
ruangan kecil pada bagian tengah pembuluh nadi atau pembuluh vena.

- Focal Adhesion
Focal adhesion adalah perekatan antara sel dan matriks ekstraselular melalui
interaksi integrin (protein transmembran) dengan ligan (molekul sederhana dalam
senyawa kompleks yang berperan sebagai pendonor) ekstraselularnya, serta
merupakan struktur multiprotein yang mengandung integrin yang membentuk
hubungan antara kumpulan aktin intraseluler dan substrat (molekul yang menjadi
sasaran aksi enzim dalam proses katalis) ekstraseluler pada sel. Selain berfungsi
sebagai pertautan sel, focal adhesion juga berfungsi untuk membawa sinyal
(sensor) yang memberi informasi mengenai kondisi matriks ekstraseluler kepada
sel, sehingga dapat mempengaruhi perilaku sel tersebut. Pada pergerakan sel,
stabilitas focal adhesion berkurang karena pada sel motil (jenis dari sel bersilia
yang memiliki tonjolan untuk bergerak melalui ruang, serta memindahkan zat
agar terlepas dari membran luarnya) focal adhesion terus dirakit dan dibongkar.
- Desmosom
Desmosom disebut juga maculae adherens. Di dalam membran plasma, desmosom
berbentuk seperti cakram yang menjadi tempat pemanjangan serat-serat protein ke
dalam sitoplasma. Lebih tepatnya, desmosom adalah perekatan dengan
menghubungkan filamen intermediet suatu sel dengan filamen intermediet sel lain.
Filamen intermediet adalah bagian dari sitoskeleton (kerangka sel) yang memiliki
diameter lebih besar dari mikrofilamen, tetapi lebih kecil daripada mikrotubul.
Desmosom terdapat pada jaringan epitel kulit dan jaringan otot. Protein penyusun
desmosom adalah desmoglein, desmoplakin, plakoglobin dan desmokolin.
Desmoglein adalah protein dari keluarga kaderin yang terdiri dari protein
desmoglein 1 (DSG1), desmoglein 2 (DSG2), desmoglein 3 (DSG3) dan desmoglein
4 (DSG4). DSG1 adalah autoantigen (antigen yang dihasilkan dalam tubuh manusia,
sehingga dapat menghasilkan antibodi) untuk penyakit pemfigus foliaceus. DSG2
adalah autoantigen untuk penyakit kardiomiopati ventrikel kanan aritmogenik dan
kardiomiopati dilatasi.
Desmoplakin adalah protein pada manusia yang berfungsi menjaga integritas
struktural pada perlekatan sel. Desmoplakin terdapat dalam cakram yang disisipkan
pada otot jantung, sehingga membuat sel jantung dapat berfungsi dalam struktur sel
sinsitial (sel raksasa berinti banyak yang dibentuk dari hasil fusi beberapa sel) yang
terkoordinasi. Desmoplakin bersifat homodimer dan mengadopsi konformasi
berbentuk halter.
Plakoglobin adalah protein dari keluarga catenin (protein yang memiliki peran
dalam adhesi sel) dan homolog (memiliki fungsi berbeda, tetapi dengan bentuk dasar
yang sama) dengan β-catenin (protein fungsi ganda yang terlibat dalam regulasi dan
koordinasi adhesi sel, serta transkripsi gen). Plakoglobin terdapat dalam cakram yang
disisipkan pada otot jantung, sehingga berfungsi menyadarkan sarkomer (unit dasar
dari otot lurik) dan bergabung dengan sel-sel yang berdekatan dengan otot jantung.
Mutasi pada plakoglobin berperan dalam displasia ventrikel kanan aritmogenik.
Plakoglobin menghubungkan kaderin dengan sitoskeleton aktin. Plakoglobin
berikatan dengan daerah desmoglein dan desmokolin pada tempat pengikatan catenin
(protein yang berperan dalam adhesi sel dan transduksi sinyal) intaseluler untuk
merakit desmosom.
Desmokolin adalah protein dari keluarga kaderin yang berperan dalam adhesi sel
dan bergantung pada kalsium.
- Hemidesmosom
Hemidesmosom adalah pertautan antar sel basal dengan membran basalis.
Hemidesmosom membentuk ikatan antar sel dengan substrat dari integrin. Protein
yang menyusun hemidesmosom adalah keratin.
c. Pertautan Penghubung (Gap Junction/Communicating Junction) Atau Taut
Rekah
Gap junction adalah celah sempit di antara membran plasma satu sel dengan
membran plasma sel lain yang dihubungkan dengan protein. Gap junction sama
dengan konekson (sambungan berbentuk terowongan sempit di antara sel yang terdiri
atas protein). Gap junction diregulasi (diatur) oleh sinyal-sinyal ekstraseluler. Gap
junction berfungsi sebagai jalur lintasan ion-ion dan molekul-molekul yang bersifat
hidrofilik. Gap junction adalah pertautan sel yang paling banyak terdapat pada
jaringan tubuh.
Pada sel tumbuhan terdapat istilah plasmodesmata. Plasmodesmata adalah
persimpangan interseluler yang menghubungkan suatu sel melalui retikulum
endoplasma dengan celah yang disebut desmotubul. Desmotubul menjadi jalur
masuknya ion-ion dan molekul-molekul kecil.

6. Carilah karakteristik pembelahan pada sel telur (oogenesis) dan pada spermatozoa
(spermatogenesis).
Jawab:
 Proses Oogenesis
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional
dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-
kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing
sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak
satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil
disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.Pembelahan meiosis
pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan
badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah
membentuk ootidyang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar
lagi, sehingga terbentuk tiga badan polardan satu ovummasak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrio.
 Proses Spermatogenesis
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara
mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali
membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat
diploid. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya
dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak
dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunderyang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatidyang haploid juga.Sitokenesis pada
meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu
fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa
empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai
memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.

7. Pada saat terjadi fertilisasi antara sel telur haploid dan sel sperma yang haploid akan
terbentuknya zigot yang diploid dan selanjutnya mengalami pembelahan secara
mitosis dengan terbentuknya morula, blastula, gastrula sampai terbentunya organisme
baru dalam perkembangan zigot tersebut. Jelaskan tahapan tersebut sampai
terbentuknya individu baru.
Jawab:
1. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi di
daerah ampula uterina. Fertilisasi mempunya dua fungsi utama yaitu:
1. Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik dari
orangtua kepada keturunan.
2. Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk melanjutkan
atau menyelesaikan proses pembelahan meiosis.
Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang telah matang dan siap dibuahi.
Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang disemprotkan ke
dalam liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500 spermatozoa yang berhasil
mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang akan membuahi ovum. Sebagaian
besar sperma yang berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi
dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus dan tuba. Untuk mendukung
aktivitas sperma, ovum mengeluarkan senyawa fertilizin yang tersusun dari
glikoprotein yang berfungsi untuk :
(1). Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat,
(2) menarik sperma secara kemotaksis positif
(3) mengumpulkan sperma disekeliling ovum.
Disisi lain, akrosom di bagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim yang
membantu sperma dalam menembus ovum, yaitu (1) hialuronidase, enzim yang dapat
melarutkan hialuronid pada sel-sel korona radiata, (2) akrosin, enzim protease yang
dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan (3) anti fertilizin, antigen
terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga sperma dapat melekat pada ovum.
Tahap Fertilisasi :
1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim hialurodinase yang
melarutkan senyawa hiauuronid pada korona radiata.
2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk
menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan
sel-sel di zona pelusida berikatan satu sama lain membentuk suatu materi yang
keras dan tidak dapat ditembus oleh sperma lain. Proses ini mencegah ovum
dibuahi oleh lebih dari satu sperma (polispermia).
3. Fusi membran sel sprema dan oosit, setelah menembus zona pelusida spermatozoa
masuk ke ruang perivitelin (ruang antara zona pelusida dengan membran
vitelin/membran plasma, kemudian menempel dan terjadi fusi (peleburan)
membran spermatozoa dengan membran plasma oosit. Peleburan ini memungkinan
nukleus spermatozoa masuk ke sitoplasma, kemudian berkondensasi dan membesar
sehingga menjadi pronukleus pria (n). Sedangkan ekor spermatozoa terlepas dan
berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini akan mengaktivasi oosit
sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis II menjadi oocit dan 2 polar body,
sehingga nukleusnya berkondensasi menjadi pronukleus wanita (n). Kedua
pronukleus bergerak ke tengah, lalu terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan
pronukleus pria (syngami). Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari
haploid menjadi diploid dan sel baru hasil peleburan ini disebut zygot (2n)
2. Cleavage (Pembelahan)
Cleavage adalah pembelahan zygot menjadi unit-unit yang lebih kecil yang disebut
blastomer. Stadium clevage merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-
turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer. Jika
sudah mencapai stadium dua sel, zigot akan mengalami serangkaian pembelahan
mitosis sehingga selnya bertambah. Sel-sel ini semakin kecil pada setiap kali
pembelahan dikenal sebagai blastomer. Sampai stadium delapan sel, sel-sel ini
berkumpul membentuk gumpalan. Namun setelah pembelahan ketiga, blastomer
memaksimalkan kontak satu sama lain membentuk suatu bola sel padat yang
disatukan oleh taut erat. Proses ini pemadatan (compaction), memisahkan sel-sel
bagian dalam yang berkomunikasi secara akstensif melalui taut celah (gap junction)
dari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah pembuahan, sel-sel mudigah kembali
membelah untuk membentuk morula (16 sel). Sel di bagian dalam morula membentuk
massa sel dalam (inner cell mass) dan sel-sel disekitarnya membentuk massa sel luar.
Massa sel dalam menghasilkan jaringan mudigah yang sebenarnya dan massa sel luar
membentuk trofoblas yang kemudian berkembang menjadi plasenta.
3. Pembentukan Blastokista
Pada saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai merembes menembus zona
pelusida ke dalam ruang antarsel massa sel dalam. Secara bertahap ruang antarsel
menjadi konfulen dan akhirnya terbentuk sebuah rongga yang disebut blastokel. Pada
saat ini, mudigah disebut blastokista. Sel-sel di massa sel dalam yang sekarang
disebut embrioblas, terletak disuatu kutub sel-sel di massa sel luar atau trofoblas
menggepeng dan membentuk dinding epitel blastokista. 7 hari setelah fertilisasi
blastikista akan mengalami implantasi di dalam uterus.
4. Implantasi
Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah dibuahi
(pada tahap blastokista) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7 hari setelah
pembuahan. Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekretorik, yaitu
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah sehingga
dikenali adanya 3 lapisan di endometrium yaitu : lapisan kompaktum di bagian
superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis. Dalam
keaadaan normal blastokista tertanam di endometrium di sepanjang dinding anterior
atau posterior korpus uteri.
5. Embryonic Disk (Diskus Germinativum Bilaminar)
Hari ke-8
Pada hari ke-8 perkembangan, blastokista sudah setengah terbenam di dalam
stroma endometrium. Di daerah diatas embrioblas, trofoblas telah berdiferensiasi
menjadi dua lapisan : (a) lapisan dalam berupa sel mononukleus disebut sitotrofoblas
dan (b) zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas disebut sinsitotrofoblas.
Hari ke-9
Blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan defak penetrasi di epitel
permukaan ditutupi oleh bekuan fibrin. Perkembangan trofoblas sangat pesat terutama
di kutub embrional, tempat muncul vakuola-vakuola di sinsitium. Setelah menyatu,
vakuola-vakuola ini membentuk lakuna (danau) besar dan fase perkembangan
trofoblas ini dikenal sebagai stadium lakunar. Sementara itul di kutub embrional, sel-
sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk suatu membran tipis,
membran ekselom (Heuser) yang melapisi permukaan dalam sitotrofoblas. Membran
ini bersama dengan hipoblas membentuk lapisan rongga eksoselom atau yolk sac
primitif.
Hari ke-11 dan 12
Pada hari ke-11 dan 12 perkembangan blastokista telah terbenam seluruhnya di
dalam stroma endometrium dan epitel permukaan hampir menutupi seluruh defek
semula dinding uterus. Blastokista sekarang menghasilkan sedikit penonjolan ke
dalam lumen uterus. Secara bersamaan, sel-sel sinsitotrofoblast makin menembus ke
dalam stroma dan mengikis lapisan endotel kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini yang
mengalami kongesti dan melebar, dikenal sebagai sinusoid. Lakuna trofoblas di kutub
embrional sudah berhubungan langsung dengan sunusoid ibu di stroma endometrium.
Meseoderm ekstraembrional berpoliferasi dan mengisi ruang antara membran
eksoselom dan bagian dalam trofoblas
Hari ke-13
Pada hari ke-13 defek permukaan di endometrium biasanya telah sembuh. Namun
kadang-kadang terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat meningkatnya aliran
darah ke dalam ruang-ruang lakuna. Karena terjadi pada hari ke-28 siklus haid,
perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid biasa karenya dapat menyebabkan
kesalahan perkiraan tanggal kelahiran. Lakuna trifoblast terdapat baik di kutub
embrional maupun di kutub abembrional dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai.
Sitotrofoblas membentuk kolom-kolom sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi
oleh sinsitum. Kolom ini disebut vilus primer. Pada akhir minggu kedua blastokista
sudah tertanam seluruhnya dan defek di mukosa permukaan telah sembuh.

8. Pada pembelahan sel yang abnomal contohnya pada tumor dan kanker, pembelahan
sel akan terus menerus terjadi (tidak terkendali) karena kerusakan sel akibat dari
paparan kimia, fisika maupun biologi. Jelaskan karakteristik pembelahan pada tumor
dan kanker, dan terbentuknya klon sel yang baru karena metastasi sel.
Jawab:
The six hallmark of cancer ( enam karakter sel kanker ) adalah kontek enam
perubahan mendasar dalam fisiologi sel yang secara bersama-sama menentukan
fenotipe keganasan.
1. Growth signal autonomy: Sel normal memerlukan sinyal eksternal untuk
pertumbuhan dan pembelahannya, sedang sel kanker mampu memproduksi growth
factors dan growth factor receptors sendiri. Dalam proliferasinya sel kanker tidak
tergantung pada sinyal pertumbuhan normal. Mutasi yang dimilikinya
memungkinkan sel kanker untuk memperpendek growth factor pathways.
2. Evasion Growth inhibitory signal: Sel normal merespon sinyal penghambatan
pertumbuhan untuk mencapai homeostasis. Jadi ada waktu tertentu bagi sel normal
untuk proliferasi dan istirahat. Sel kanker tidak mengenal dan tidak merespon
sinyal penghambatan pertumbuhan, keadaan ini banyak disebabkan adanya mutasi
pada beberapa gen (protoonkogen) pada sel kanker.
3. Evasion of Apoptosis Signal: Pada sel normal kerusakan DNA akan dikurangi
jumlahnya dengan mekanisme apoptosis, bila ada kerusakan DNA yang tidak bisa
lagi direparasi. Sel kanker tidak memiliki kepekaan terhadap sinyal apoptosis.
Kegagalan sel kanker dalam merespon sinyal apoptosis lebih disebabkan karena
mutasinya gen-gen regulator apoptosis dan gen-gen sinyal apoptosis.
4. Unlimited replicative potential: Sel normal mengenal dan mampumenghentikan
pembelahan selnya bila sudah mencapai jumlah tertentu dan mencapai
pendewasaan. Penghitungan jumlah sel ini ditentukan oleh pemendekan telomere
pada kromosom yang akan berlangsung setiap ada replikasi DNA. Sel kanker
memiliki mekanisme tertentu untuk tetap menjaga telomere yang panjang, hingga
memungkinkan untuk tetap membelah diri. Kecacatan dalam regulasi pemendekan
telomere inilah yang memungkinkan sel kanker memiliki unlimited replicative
potential.
5. Angiogenesis (formation of blood vessel): sel normal memiliki ketergantungan
terhadap pembuluh darah untuk mendapatkan suplai oksigen dan nutrient yang
diperlukan untuk hidup. Namun bentuk dan karakter pembuluh darah sel normal
lebih sederhana atau konstan sampai dengan sel dewasa. Sel kanker mampu
menginduksi angiogenesis, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru disekitar
jaringan kanker. Pembentukan pembuluh darah itu baru diperlukan untuk survival
sel kanker dan ekspansi kebagian lain dari tubuh (metastase). Kecacatan pada
pengaturan keseimbangan induser angiogenik dan inhibitornya dapat mengaktifkan
angiogenic switch.
6. Invasion and metastasis: Sel normal berpindah ke lokasi lain di dalam tubuh.
Perpindahan sel kanker dari lokasi primernya ke lokasi sekunder atau tertiernya
merupakan faktor utama adanya kematian yang disebabkan karena kanker. Mutasi
memungkinkan peningkatan aktivitas enzim enzim yang terlibat invasi sel kanker
(MMPs). Mutasi juga memungkinkan berkurangnya atau hilangnya adhesi antar sel
oleh molekul-molekul adhesi sel, meningkatnya attachment, degradasi membran
basal, serta migrasi sel kanker.

9. Sebutkan dan jelaskan juga 3 karakteristik abnormalitas kromosom pada sel dan
karakteristik pembelahannya.
Jawab:
1. Abnormalitas jumlah kromosom
Abnormalitas kromosom di klasifikasikan menjadi dua bentuk kelainan
yaitu kelainan pada jumlah kromosom dan kelainan struktrual kromosom. Pada
manusia normal jumlah kromosomnya adalah 46 (diploid). Kelainan jumlah
kromosom dapat bermanifestasi sebagai aneuploidi atau poliploidi. Aneuploidi
merupakan jenis kelainan yang sangat seringdijumpai pada bayi baru
lahir.Aneuploidi sering dihubungkan dengan usia kehamilan, dan memiliki porsi
kejadian yang cukup besar jika dikaitkan dengan kasus abortus spontan
yang diakibatkan oleh kelainan kromosom. Aneuploidi dapat diteksi pada masa
prenatal.
2. Abnormalitas structural
Penyusunan struktur kromosom mempengaruhi bentuk/morfologi
kromosom. Morfologi kromosom bergantung pada lokasi sentromer atau
perlekatan primer yang membagi kromosom menjadi lengan pendek ‘p’ dan
lengan panjang ‘q’. Kromosom metasentrik terbentuk saat kromosom berada
ditengah-tengah antara lengan pendek kromosom dan lengan panjang kromosom
(3i), sedangkan submetasentrik merupakan keadaan dimana sentromer terletak
lebih berdekatan pada satu sisi lengan kromosom baik lengan pendek ataupun
lengan panjang kromosom.
3. Kelainan Kromosom Mosaik
Merupakan kelainan kromosom yang sering terjadi akibat inaktivasi X
yang menurunkan dua turunan yang berbeda pada sel somatik wanita. Secara
lebih menyeluruh mutasi yang timbul dalam sel-sel tunggal baik pada
kehidupan prenatal maupun postnatal akan menimbulkan penggandaan sel yang
secara genetik berlainan dengan zigot asli.

10. Zat-zat kimia tertentu seperti colchichine (kolkisin) aalah zat kimia yang aktivitasnya
terhadap kromosom sel. Jelaskan dampak zat kimia ini pada kromosom.
Jawab:
Kolkisin merupakan alkaloid toksik dan karsinogenik yang diperoleh dari ekstrak
tumbuhan Colchicum autumnale dan beberapa anggota suku Colchicaceae lainnya,
seperti Gloriosa superba. Rumus kimianya C22H25NO6.
Kolkisin merupakan inhibitor mitosis karena dapat mengikat tubulin (suatu
protein), konstituen utama mikrotubula. Mikrotubula memainkan peran penting dalam
pembentukan benang spindel pada mitosis. Selain itu, kolkisin juga merupakan
inhibitor motilitas dan aktivitas neutrofil, salah satu partikel penyusun darah, sehingga
memiliki efek anti-radang (anti inflamatori).
Kolkisin dipakai luas di bidang biologi/pertanian untuk menghasilkan sel-sel
poliploidi buatan, karena pemisahan set kromosom terganggu dan sel-sel memiliki set
kromosom yang berlipat. Aplikasi kolkisin biasanya dilakukan dengan mencelupkan
bagian tanaman dalam larutan kolkisin selama satu hari. Tumbuhan poliploid sering
kali memiliki ukuran yang lebih besar daripada tumbuhan normal sehingga disukai
oleh petani maupun konsumen. kolkisin dapat menghambat penyusunan mikrotubula
benang spindle sehingga mengakibatkan mitosis terhambat. Kolkisin dapat
mempengaruhi fisiologi tanaman sehingga tanaman berpenampilan lebih besar dan
kuat. Pemakaian kolkisin dengan konsentrasi yang tinggi dan waktu yang lama akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga diperlukan konsentrasi
kolkisin yang efektif dan lama perendaman yang tepat.

11. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang komunikasi sel non junction dengan
penghantaran sinyal extraselluler melalui soluble mediator secara autokrin, parakrin,
sinaptik dan endokrin.
Jawab:
Sel berkomunikasi dengan sel lainnya melalui molekul messenger ekstrasel.
Molekul ini bisa berkeliling (travel) dalam jarak dekat ataupun jarak jauh dari sel
yang menghasilkannya. Bahkan, ada molekul yang bisa mengalir ke seluruh tubuh,
artinya dalam jarak yang sangat jauh dari sumber. Berdasarkan penyampaian molekul
sinyal terdapat 4 tipe, yaitu:
1. Autokrin, berarti sel penghasil molekul messenger juga memiliki reseptor untuk
molekul messenger tersebut dan merespon untuk sel itu sendiri, yang
konsekuensinya bisa mengaktivasi atau menghambat sel tersebut.
2. Parakrin, berarti molekul messenger berkeliling dalam jarak yang dekat melalui
ruang ekstraseluler menuju sel lain yang tak jauh dari sel penghasil molekul
messenger tersebut. Mengapa jaraknya cuma dekat? Bisa karena molekul tidak
stabil, terdegradasi oleh enzim, atau terikat pada matriks ekstraseluler (ECM).
3. Endokrin, berarti molekul messenger bisa bejalan jauh dan molekul ini bepergian
melalui pembuluh darah. Molekul endokrin ini sering kali disebut dengan hormon.
4. Sinaptik, Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.
Pengampu Mata Kuliah

Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai