Anda di halaman 1dari 4

1. Apa riwayat pasien yang menunjukkan STEMI?

Nyeri dada seperti tertekan tekanan dimana nyeri yang berlangsung


20-30 menit yang terjadi saat istirahat. Sakit menjalar ke leher dan
rahangnya dan terasa tertekan disertai mual dan
diaphoresis/keringat dingin
Tanda yang menunjukkan SKA ATEMIN menurut HDPSI 2015 yaitu
tanda yang berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke
lengan kiri, leher, area interskapuler, bahu, atau epigastrium; berlangsung
intermiten atau persisten (>20 menit); sering disertai diaphoresis,
mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop.
2. Apa faKtor risiko yang menyebabkan CAD pada pasien?
- Kadar Kolesterol total dan LDL tinggi
- HDL rendah
- Hipertensi
- DM
- Riwayat keturunan penyakit jantung keluarga
- Dislipidemia
3. Apa tujuan dan strategi terapi pada pasien?
Tujuan pengobatan STEMI dicapai melalui pemulihan aliran darah
koroner dengan memberikan trombolitik atau melakukan intervensi
koroner perkutan (PCI).
Strategi pengobatan tegantung pada ketersediaan laboratorium kateterisasi
dan staf ahli, waktu kontak medis awal dan kontraindikasi untuk trombotik
agen. (Kimble, 2012: 407)
1. Apa terapi non farmakologi pasien?
a. Tindakan revaskularisasi (anonim, 2006: 90)
Termasuk di sini yaitu operasi pintas koroner (coronary artery bypass
grafting, CABG) dan PCI (angioplasti koroner atau percutaneous
transluminal coronary angioplasty/ PICA) dan tindakan terkait seperti
misalnya pemasangan stent, aterektomi rotablasi, dan aterektomi
direksional)
 Percutaneous Coronary Intervention (PCI) (Kimble, 2012: 408)
PCI (Percutaneous Coronary Intervention) adalah tindakan minimal
invasif dengan melakukan pelebaran dari pembuluh darah koroner
yang menyempit dengan balon dan dilanjutkan dengan pemasangan
stent (gorong-gorong) agar pembuluh darah tersebut tetap terbuka.
(Pratiwi dan Jessica, 2012: 183 )
 Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) (Kimble, 2012: 408)
CABG atau cangkok arteri koroner adalah prosedur pembedahan
yang bertujuan untuk menghilangkan penyumbatan arteri koroner
dan memaksimalkan aliran pembuluh darahnya. Pembuluh darah
arteri atau vena dari bagian tubuh lain di cangkokkan ke arteri
koronaria pada daerah penyumbatan, sehingga meningkatkan
sirkulasi darah di arteri koronaria yang menuju ke otot jantung.
(Harapah dkk., 2014: 161)
b. Rehabilitasi medik (anonim, 2006: 91)
Jenis pelayanan rehabilitasi mencakup; Tes evaluasi, dengan treadmill
atau Esrooycletest, Pelaksanaan fisioterapi. Pelaksanaan monitoring
telemetri, Program Rehabilitasi Fase II dan III, Rehabilitasi Pasca
MCl atau Pasca Operasi di ruang rawat, Treadmill analyser/Ergocycle
analyzer, Holter, Lead Potensial dan Vektor
c. Modivikasi faktor risiko seperti berhenti merokok, menurunkan berat
badan , Berolahraga, diet
(Persley, 2013: 23-24)

REFERENSI:
Anonim. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner
Fokis Sindrom Koroner Akut. Depkes RI. Jakarta
Harahap G. A., Widya I. N. Dan Akhmad I.. 2014. Mortalitas Operasi Jantung
Coronary Artery Bypass Graft Di Rsup Dr Kariadi Semarang Periode
Januari 2014 - Desember 2014. Jurnal Kedokteran . Volume 5, Nomor 2.
HPSI, 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Centra
Communications. Jakarta
Koda kimble dan yuoung’s “Applied Therapeutics The Clinical Use Of Drugs
Tenth Edition” 2012.
Persley B., 2013. Penatalaksanaan Jangka Panjang Sindroma Koroner Akut
dengan Elevasi Segmen ST. Buletin Rasional. Volume 11 nomor 2
Pratiwi F. W. Dan Jessica S. S. 2012. Pemantauan Kateterisasi Jantung Pada
Tindakan Ptca Terhadap Pasien Cad. Jurnal Arsip Kardiovaskular Indonesia
(Arkavi). Volume 03, Nomor 01

Anda mungkin juga menyukai