Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

Nama : Ayu Nur H.


NIM : 2019060002
Prodi : S1 Keperawatan

A. Analisis Peran Perawat dan Kolaborasi Interdisiplin Dalam Konteks Keperawatan Jiwa
Untuk menjadi individu yang produktif dan mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitar, kita harus memiliki jiwa yang sehat. Individu dikatakan sehat jiwa apabila berada
dalam kondisi fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit), tidak dalam
kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stres yang timbul. Kondisi ini akan
memungkinkan individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan sosial
yang memuaskan. Dalam melakukan peran dan fungsinya seorang perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan harus memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososiospiritual sehingga pemilihan model keperawatan dalam menerapkan asuhan
keperawatan sesuai dengan paradigma keperawatan jiwa.

1. Komunikasi antara perawat dengan pasien


Dalam berinteraksi dengan pasien perawat harus menggunakan komunikasi
terapeutik agar pasien merasa nyaman, dan tentunya perawat harus berhati-hati dalam
berinteraksi kepada pasien dengan gangguan jiwa karena pasien dengan gangguan
jiwa lebih sensitif daripada pasien yang tidak memiliki gangguan jiwa.
Tahap-tahap yang komunikasi yang dilakukan perawat kepada pasien antara lain
prainteraksi, orientasi, kerja, terminasi
a. Pada tahap prainteraksi, tahap ini merupakan tahap perispan perawat sebelum
berkomunikasi dengan pasien. Dalam tahap ini perawat harus mampu
membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat. Beberapa
teknik komunikasi terapeutik menurut Stuart (1998) antara lain: mendengarkan
dengan sepenuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan
yang berkaitan, menyatakan hasil observasi, menawarkan informasi, memberikan
penghargaan, menawarkan diri, memberikan kesempatan pada klien untuk
memulai pembicaraan, memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan
persepsinya, refleksi dan humor.
b. Pada tahap orientasi, perawat harus siap untuk menjalin interaksi yang baik
dengan pasien. Hubungan saling percaya adalah kunci keberhasilan dalam
komunikasi dimana pasien sudah mulai percaya dan mulai membuka diri untuk
berkomunikasi dengan perawat. Menurut Supratman & Zulfikar (2016) manusia
mengumpulkan informasi dari lingkungannya, kemudian memproses pesan
tersebut untuk saling menghasilkan pemahaman dalam berinteraksi satu sama
lain. Maka dalam tahap ini, perawat harus berhasil untuk mendapatkan
kepercayaan pasien. Dalam tahap ini yang dilakukan perawat adalah menyapa
pasien, memperkenalkan diri, menanyai identitas pasien, menjelaskan tindakan,
prosedur, serta tujuan tindakan, melakukan kontrak waktu, menanyai kesediaan
pasien dan keluarga
c. Pada tahap kerja, perawat harus tetap melakukan komunikasi meskipun perawat
sedang melakukan tindakan terhadap klien.
d. Pada tahap terminasi, perawat melakukan evaluasi dari tindakan yang dilakukan
terhadap pasien. Misalnya bagaimana keadaan pasien setelah diberikan tindakan,
apakah sudah merasa nyaman atau belum. Dan tentunya pada tahap ini perawat
melakukan kontrak terhadap pasien dengan memberitahu tindakan apa yang akan
dilakukan selanjutnya.

2. Kolaborasi perawat dengan antardisiplin lain


Hubungan rekan kerja merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan
kerja perawat. Kerja sama tim yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja
sehingga dapat meningkatkan hasil dalam perawatan kesehatan dipraktek klinis.1,2.
Kolaborasi merupakan suatu proses pada kelompok profesional yang saling
menyusun tindakan kolektif terhadap kebutuhan perawatan pasien dan bekerjasama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kolaborasi lebih menekankan
pada tanggungjawab bersama dalam manajemen perawatan pasien dengan proses
pembuatan keputusan bilateral yang berdasarkan pada masing-masing pendidikan dan
kemampuan praktisi. Studi oleh Zwarenstein etal menyatakan bahwa semakin
buruknya komunikasi dan kolaborasi antara profesi kesehatan maka akan
mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan kepada pasien.
Jed et al dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan interprofesional
yang terjalin secara baik, adanya komunikasi terbuka serta interaksi yang baik antar
profesionalakan meningkatkan interprofessional collaborative careyang akan
berdampak pada kepuasan kerja dan outcome perawatan pasien selama
dirawat.Sejalan dengan penelitian Chang et al yang menyatakan bahwa lingkungan
praktek yang sehat akan mempengaruhi outcomespasien dan meningkatkan hubungan
kerja sama yang baik antar tenaga kesehatan.
Kolaborasi yang di lakukan perawat terhadap tenaga medis lainnya ada beberapa
prinsip antara lain sebagai berikut :
 Patient-centered Care, Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga merupakan pemberi keputusan dalam
masalah kesehatannya. Prinsip ini merupakan kolaborasi yang memiliki tujuan
untuk tercapainya kepentingan dan kebutuhan dari pasien seperti perawat
yang berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan terapi apa yang akan
diberikan kepada pasien untuk mengobati penyakit yang diderita pasien
 Recognition of patient-physician relationship, Kepercayaan dan berperilaku
sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain. Prinsip ini bertujuan
agar selama melaksanakan kolaborasi perawat dan tim medis lainnya dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik dan dapat menghargai satu
sama lain sehinggah terciptalah kolaborasi yang tepat sehingga asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan benar.
 Physician as the clinical leader, Pemimpin yang baik dalam pengambilan
keputusan terutama dalam kasus yang bersifat darurat. Ketika perawat
dihadapkan pada suatu keadaan darurat perawat harus berkolaborasi dengan
tim medis lain khususnya dokter dalam pemecahan kedaruratan yang dialami
pasien sehingga keadaan darurat tersebut dapat terselesaikan dengan cepat dan
tepat.
 Mutual respect and trust, Saling percaya dengan memahami pembagian tugas
dan kompetensinya masing-masing. Prinsip ini mendorong agar perawat dan
tim medis lain dapat melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan mempercayai tim medis lainnya untuk menjalankan tugas yang
dijalankannya dengan baik dan benar.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA, jurnal


penelitian komunikasi, Hannika Fasya1 , Lucy Pujasari Supratman2 1,2Fakultas Komunikasi dan
Bisnis, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom

“KOLABORASI PERAWAT DENGAN TIM MEDIS LAIN UNTUK MENCAPAI


KESELAMATAN PASIEN”, Fadillah Syafridayani

Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai