Anda di halaman 1dari 103

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA


SUBUR DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA

Oleh:

ADELITA SETIAWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S.


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGA

SKRIPSI

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA


SUBUR DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA

Oleh:

ADELITA SETIAWAN
NIM. 101611133168

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2020

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S.


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingannya kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN
FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN
PERILAKU PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
NGAGEL REJO SURABAYA”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam
rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.

Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Prof., Dr. Chatarina U. W, dr., M.S., M.P.H, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga
terwujudnya skripsi ini.

Terima kasih dan penghargaan juga disampaikan pula kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
2. Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
3. Dr. Diah Indriani, S.Si., M.Si selaku koordinator Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
4. Bapak Ainur Fattah selaku lurah Ngagel Rejo dan perangkat kelurahan
Ngagel Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya
5. Kedua orang tua saya, Harmaniati dan Eko Setiawan dan Adik saya Aryasatya
Dwiki Setiawan selaku pendorong selaku pendukung dalam setiap kegiatan
penulis.
6. Teman seperjuangan saya Fransisca Putri Intan, Rani Latifah Filmira, Citra
Rachmawati, Nadharuth Febrizhya Abigael, Weldellin Yufuria C, Chatrine
Rahel A, Rohyatul Fadhila D, dan Aldilla Mazaya sebagai pejuang bersama
dan support system penulis.
7. Teman-teman KKN-59 Desa Rowotamtu Mas Rendy, Mbak Raja, Mbak
Dewita, Mbak Gita, Jeremia, Viola, Karina, Angie, dan Firly dan teman-
teman PKL Desa Sumengko Benny, Nokky, Rani, Ais, Mita, Meral, Sofia,
Tami, Dhiva, Belqys, Tyas yang telah memberikan doa dan semangat kepada
penulis.
8. Teman SMA penulis Arrizqi N, Aulia Nur R, Dewi Ana M yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


9. Teman-teman EPIDEMIOLOGI 2019 selaku pejuang bersama dan
penyemangat penulis.
10. Terima kasih kepada warga Kelurahan Ngagel Rejo dan Ngagel selaku
responden yang telah berpartisipasi dalam memberikan data hingga
terciptanya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna baik bagi kami sendiri maupun
pihak lain yang memanfaatkannya

Surabaya, 1 Juni 2020

Penulis

vi

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

Cervical cancer was a death cause that can be prevented by IVA examination.
But based on the health profile of Surabaya City, IVA examination coverage has
decreased. This study was conducted to analyze the relationship between parity,
married age, smoking behavior and family history of cervical cancer with IVA
examination behavior in working region Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.
This research uses cross sectional design. The population in this study were
all women of childbearing age in the working region of Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya who were married. This research used cluster sampling method. The
amount of the sample was 163 respondents. The statistical tests used were Chi square
test, Prevalence Ratio (PR) and 95% CI.
Statistical analysis showed that there is a relationship between parity p= 0.018
(PR = 2.354; 95% CI: 1.146 - 4.832) and age of married p=0.002 ( PR = 3.05; 95%
CI: 0.160 - 0.668) with IVA examinations behavior in women of childbearing age in
working region of Puskemas Ngagel Rejo Surabaya in 2020. There is no relationship
between smoking behavior p=0.736 (PR = 3.05; 95% CI: 0.160 - 0.668) and family
history of cervical cancer getting married p=0.650 (PR = 2,146; 95% CI: 0,349 -
13,207) with IVA examinations behavior.
It was concluded that women with multiple births (multiparous) and married
under ≤20 years have the opportunity to have an IVA examination. Need to do
socialization about the ease of IVA examination and the dangers of cervical cancer
risk factors for women of childbearing age.

Keywords: age of marriage, cross section, IVA examination, parity

vii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah dengan


pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat. Namun berdasarkan profil kesehatan Kota
Surabaya, kunjungan pemeriksaan IVA semakin menurun. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis hubungan antara paritas, usia menikah, perilaku merokok dan
riwayat keluarga menderita kanker serviks dengan perilaku pemeriksaan IVA di
wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.
Penelitian ini menggunakan rancangan desain potong lintang. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya yang sudah menikah. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
cluster sampling. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 163 responden. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi square, Prevalence Ratio (PR) dan 95% CI.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan
dengan perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di wilayah Puskesmas
Ngagel Rejo Surabaya tahun 2020 adalah paritas p=0,018 (PR= 2,354; 95% CI: 1,146
– 4,832) dan usia menikah p=0,002 (PR= 3,05; 95% CI: 0,160 – 0,668). Faktor yang
tidak berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas Ngagel
Rejo Surabaya antara lain perilaku merokok menikah p=0,736 (PR= 3,05; 95% CI:
0,160 – 0,668) dan riwayat keluarga menderita kanker serviks menikah p=0,650 (PR=
2,146; 95% CI: 0,349 – 13,207).
Disimpulkan bahwa wanita dengan jumlah kelahiran dua kali/ lebih
(multipara) dan menikah di usia ≤20 tahun memiliki peluang untuk melakukan
pemeriksaan IVA. Perlu dilakukannya sosialisasi mengenai kemudahan pemeriksaan
IVA dan bahaya faktor risiko kanker serviks kepada wanita usia subur.

Kata Kunci: Pemeriksaan IVA, paritas, usia menikah, potong lintang

viii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
DAFTAR ARTI, LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .............................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi masalah ......................................................................................... 4
1.3 Pembatasan dan Rumusan masalah .................................................................. 6
1.4 Tujuan ............................................................................................................. 6
1.5 Manfaat ........................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9
2.1 Kanker Leher Rahim ....................................................................................... 9
2.1.1 Definisis Kanker Leher Rahim .................................................................. 9
2.1.2 Penyebab Kanker Leher Rahim ................................................................. 9
2.1.3 Riwayat Alamiah Kanker Serviks ............................................................ 10
2.1.4 Stadium Kanker Serviks ......................................................................... 13
2.1.5 Tanda dan Gejala Kanker Serviks ............................................................ 14
2.1.6 Faktor Risiko Kanker Serviks .................................................................. 15

ix
SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.7 Pencegahan Kanker Serviks .................................................................... 18


2.2 Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) .......................................... 20
2.2.1 Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat ...................................................... 20
2.2.2 Prosedur Pemeriksaan ............................................................................. 22
2.2.3 Penatalaksanaan Pemeriksaan IVA .......................................................... 24
2.3 Perilaku ......................................................................................................... 25
2.4 Karakteristik Individu dengan Pemeriksaan IVA ........................................... 26
2.5 Faktor Risiko Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA................................ 28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ....... 33
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................... 30
3.2 Hipotesis ....................................................................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 32
4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ............................................................ 32
4.2 Populasi Penelitian ........................................................................................ 32
4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel, Cara Pengambilan Sampel .. 34
4.3.1 Sampel .................................................................................................... 34
4.3.2 Teknik Sampling ..................................................................................... 35
4.3.3 Sampel Wanita usia subur di Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo ........... 36
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 37
4.5 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil Pengukuran dan Skala
Data .................................................................................................................... 37
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 40
4.7 Kerangka Operasional ................................................................................... 44
4.8 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 45
BAB V METODE PENELITIAN ......................................................................... 46
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 46
5.2 Analisis Univariabel ...................................................................................... 47
5.2.1 Data Demografi Responden..................................................................... 47
5.2.2 Faktor Risiko Kanker Serviks .................................................................. 50
5.3 Analisis Bivariabel ........................................................................................ 53

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.3.1 Hubungan Perilaku Merokok dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di


Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya ...................................................... 53
5.3.2 Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya .................................................................... 54
5.3.3 Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya .................................................................... 55
5.3.4 Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks dengan Perilaku
Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya ..................... 57
BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................... 58
6.1 Hubungan Perilaku Merokok dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya ....................................................................... 58
6.2 Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas
Ngagel Rejo Surabaya ......................................................................................... 60
6.3 Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya ....................................................................... 61
6.4 Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks dengan Perilaku
Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya ......................... 63
6.4 Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66
7.1 Kesimpulan ................................................................................................... 66
7.2 Saran ............................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 69


LAMPIRAN .......................................................................................................... 73

xi

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Stadium Kanker Serviks menurut The International
2.1 13
Federation Of Ginekology And Obstetrics…………………
Jumlah Wanita Usia Subur Tiap RW di Kelurahan Ngagel
4.1 33
dan Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya………………………
Sampel Wanita Usia Subur di Kelurahan Ngagel dan
4.2 36
Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya………………………….
Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil
4.3 37
Pengukuran dan Skala Data………………………………….
4.4 Validitas Faktor Risiko Kanker Serviks…………………… 41
4.5 Validitas Perilaku Wanita…………………………………. 42
Reliabilitas Faktor Risiko Kanker Serviks dan Perilaku
4.6 42
Wanita……………………………………………………….
Distribusi Demografi Usia Wanita Usia Subur di Wilayah
5.1 47
Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020……………………….
Distribusi Demografi Status Pekerjaan Wanita Usia Subur
5.2 48
di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020……………
Distribusi Demografi Pendapatan Wanita Usia Subur di
5.3 49
Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020…………….
Distribusi Demografi Pendidikan Wanita Usia Subur di
5.4 49
Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020……………..
Distribusi Perilaku Merokok Wanita Usia Subur di Wilayah
5.5 50
Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020……………………….
Distribusi Paritas Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas
5.6 51
Ngagel Rejo Tahun 2020…………………………………….
Distribusi Usia Pertama Menikah Wanita Usia Subur di
5.7 51
Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020…………….
Distribusi Wanita Usia Subur yang Memiliki Riwayat
5.8 Keluarga Menderita Kanker Serviks di Wilayah Puskesmas 52
Ngagel Rejo Tahun 2020…………………………………….
Distribusi Perilaku Pemeriksaan IVA Wanita Usia Subur di
5.9 53
Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020…………….
Tabulasi Silang Hubungan Perilaku Merokok Wanita Usia
5.10 Subur dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah 54
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020……………
Tabulasi Silang Hubungan Paritas pada Wanita Usia Subur
5.11 dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas 55
Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020………………………..
Tabulasi Silang Hubungan Usia Menikah pada Wanita Usia
5.12 Subur dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah 56
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020……………

xii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabulasi Silang Hubungan Riwayat Keluarga Menderita
Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur dengan Perilaku
5.13 57
Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya Tahun 2020

xiii

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Cakupan Pemeriksaan IVA di Kota Surabaya Tahun 2015-
1.1 5
2018………………………………………………………….
2.1 Riwayat Alamiah Kanker Serviks…………………………. 12
2.2 Atlas Inspeksi Visual Asam Asetat Serviks….…………….. 24
2.3 Alur Penatalaksanaan Pemeriksaan IVA……………………. 25
Kerangka Teori Perubahan Perilaku oleh Lawrence Green
2.4 26
1980………………………………………………………….
Kerangka Konsep Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks
pada Wanita Usia Subur dengan Perilaku Pemeriksaan IVA
3.1 30
di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya (Adopsi teori Lawrence
Green, 1980)…………………………………………...…….
4.1 Kerangka Operasional……………………………………….. 45

xiv

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman


1. Keterangan Lolos Kaji Etik…………………………………. 73
2. Surat Izin Pengambilan Data di Kecamatan Wonokusumo… 74
3. Lembar Penjelasan Sebelum Penelitian…………………… 75
4. Lembar Informed Consent…………………………………... 78
5. Lembar Kuesioner Penelitian …………….………………… 79
6. Hasil Analisis Univariabel dan Bivariabel………………… 81

xv

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang

% = Persen
> = Lebih dari
≥ = Lebih dari sama dengan
< = Kurang dari
≤ = Kurang dari sama dengan

Daftar Singkatan

IVA = Inspeksi Visual Asam Asetat


HPV = Human Papilloma Virus
CIN = Cervical Intraepithelial Neoplasia
SCJ = Squamo Columnar Junction
DNA = Deoxyribose - Nucleic Acid
SIL = Squamous Intraepithelial Lesions
IMS = Infeksi Menular Serviks
SPSS = Statistical Package for the Social Science

xvi

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks atau bisa disebut kanker leher rahim yaitu penyakit yang

disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui

hubungan seksual, infeksi virus, dan personal hygiene yang rendah (Kusumawati,

Wiyasa dan Rahmawati, 2016). Kanker serviks adalah penyakit terbesar keempat

yang terjadi dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada 2018 mewakili 6,6% dari

semua kanker wanita. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2018). Kanker serviks merupakan

penyakit yang banyak ditemukan pada negara berkembang termasuk negara

Indonesia. Pada tahun 2018 penyakit kanker serviks merupakan penyakit dengan

jumlah kejadian dan kematian pada wanita terbanyak nomor dua di Indonesia. Angka

kejadian penyakit kanker serviks di Indonesia yakni mencapai 12.602 penduduk,

sedangkan angka kematian pada penyakit kanker serviks ini sebanyak 4.196

penduduk (GLOBOCAN, 2018). Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun

2015, Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi penyumbang kasus kanker terbanyak di

Indonesia yakni 1,1 % dengan estimasi 21.313 penduduk Jawa Timur dengan kanker

serviks dan 0,8% dengan estimasi sebanyak 98.692 penduduk Jawa Tengah. Kota

Surabaya sebagai kota dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia

menjadi kota penyumbang kasus kanker yang tinggi pula (Kemenkes Republik

Indonesia, 2015).

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

Penyakit kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dengan berbagai cara

seperti mengontrol perilaku seksual diri sendiri dan pasangan, memerhatikan

kontrasepsi yang digunakan, tidak merokok, serta mengkonsumsi makanan yang

bergizi. Selain itu upaya deteksi dini juga dapat dilakukan dengan menjalani skrining

(Rio dan Suci, 2017). Skrining bertujuan untuk mendeteksi perubahan pra kanker,

yang jika tidak diobati dapat menyebabkan kanker. Wanita yang ditemukan memiliki

kelainan pada skrining perlu ditindak lanjuti, untuk mencegah perkembangan kanker

atau untuk mengobati kanker pada tahapan awal. Telah banyak metode deteksi dini

kanker serviks diantaranya tes pap smear, tes IVA, kolposkopi, servikografi, sampai

dengan tes HPV. Namun pemeriksaan IVA menjadi metode deteksi dini yang sesuai

dengan kondisi negara berkembang khususnya Indonesia (Masturoh, 2016). Metode

pemeriksaan IVA merupakan suatu upaya deteksi dini kanker serviks secara

sederhana dengan melakukan inspeksi atau melihat keadaan mulut rahim dengan

mata telanjang kemudian melakukan pengolesan serviks dengan menggunakan asam

asetat 5% dan setelah sekitar sepuluh detik dilakukan observasi terhadap perubahan

yang berupa ada atau tidak ada warna memutih pada serviks yang mencerminkan

kondisi lesi pra kanker serviks. Fase ini merupakan tujuan utama dari skrining kanker

serviks. Keuntungan dari metode ini adalah sederhana, cepat, mudah, murah, tidak

nyeri, dan hasil langsung bisa dilihat tanpa interpretasi laboratorium. Metode ini

dapat dikerjakan pada low resource setting sehingga diutamakan untuk golongan

masyarakat miskin, masyarakat terpencil yang sulit mendapatkan akses pelayanan

kesehatan, dan dapat dikerjakan oleh bidan di puskesmas (Mastutik et al., 2012).

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

WHO juga merekomendasikan bahwa skrining harus dilakukan setidaknya sekali

untuk setiap wanita dalam kelompok usia sasaran (30-49 tahun). Namun saat ini

pelaksanaan IVA di Indonesia masih cukup rendah yakni sebesar 7,34% (Kemenkes

Republik Indonesia, 2018). Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia pada Buletin Jendela Data dan Informasi Tahun 2015 mengatakan bahwa

cakupan pemeriksaan IVA idealnya sebesar 80% (Kemenkes Republik Indonesia,

2015).

Menurut Teori Lawrence Green (1980) dalam Harahap (2016) perilaku

manusia dalam kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor luar perilaku (non-behavior causes). Sedangkan perilaku

terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor

pendorong. Faktor predisposisi merupakan faktor yang berasal dari diri suatu

individu. Faktor predisposisi ini terdiri dari usia pertama kali menikah, paritas, dan

perilaku merokok. Sedangkan faktor pendorong merupakan faktor yang menguatkan

diri suatu individu yang berasal dari orang lain. Faktor pendorong yang menjadi

bagian dari faktor risiko penyakit kanker serviks adalah riwayat keluarga yang

menderita kanker. Menurut Nordianti pada tahun 2018 kunjungan pemeriksaan IVA

berhubungan dengan faktor risiko kanker serviks dengan nilai p value = 0,008

(Nordianti dan Wahyono, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hakimah

tahun 2016 adanya hubungan antara paritas dengan deteksi dini kanker serviks

(Hakimah, 2016). Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sri Dewi Handayani yang menyatakan bahwa paritas tidak berhubungan dengan

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

perilaku pemeriksaan IVA (Handayani, 2018). Oleh karena itu dilakukannya

penelitian ini untuk membuktikan pula apakah faktor risiko perilaku merokok,

paritas, usia pertama menikah, riwayat keluarga yang menderita kanker serviks

berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA.

1.2 Identifikasi masalah

Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2015, Jawa Timur dan Jawa

Tengah merupakan Provinsi penyumbang kanker serviks terbanyak di Indonesia

(Kemenkes Republik Indonesia, 2015). Tingginya prevalensi penyakit kanker serviks

ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena penemuan kasus yang

terlambat. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kasus terbanyak dan hampir 70%-

nya ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB) (Soimah, 2017). Kanker

serviks sebenarnya dapat diobati hingga sembuh jika ditemukan saat stadium awal

sehingga prognosis masih baik. Namun jika telah mencapai stadium lanjut, prognosis

penderita kanker serviks juga menurun karena sel kanker yang telah mengalami

metastasis. Pada tahun 2016 lalu pemerintah juga telah mengajak masyarakat

khususnya wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan dini sebagai upaya

pencegahan kanker serviks. Salah satu upaya pencegahan kanker serviks dapat

dilakukan dengan pemeriksaan IVA. Kegiatan ini penting untuk dilakukan agar sel

kanker dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga pengobatan dapat dilakukan secepat

mungkin. Hal ini yang akan menurunkan jumlah kematian wanita akibat kanker di

Indonesia.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

Cakupan Perilaku IVA


35000
30000
25000 28883

20000
15000 Cakupan IVA

10000 13551
10818 10601
5000
0
2015 2016 2017 2018

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2015-2018

Gambar 1.1 Cakupan Perilaku Pemeriksaan IVA Di Kota Surabaya Tahun 2015-2018

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, cakupan pemeriksaan

IVA Kota Surabaya pada tahun 2015 sebanyak 10.818 atau sebanyak 2% wanita usia

subur melakukan pemeriksaan IVA (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015).

Pada tahun 2016 sebanyak 10.601 atau sebanyak 2% wanita usia subur melakukan

pemeriksaan IVA (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2016). Sedangkan pada

tahun 2017 cakupan pemeriksaan IVA mengalami kenaikan menjadi 28.883 atau

sebanyak 6,03% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017). Namun pada tahun

2018 cakupan pemeriksaan IVA mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni

menjadi 13.551 atau sebanyak 2,84% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018).

Penurunan ini dipicu oleh perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan IVA yang

juga rendah. Perilaku suatu individu terdiri dari beberapa faktor yaitu faktor

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong. Pada faktor predisposisi terdiri

dari perilaku merokok, paritas, dan usia pertama menikah. Sedangkan pada faktor

pendorong terdapat riwayat keluarga yang menderita kanker serviks.

Puskesmas Ngagel Rejo merupakan salah satu puskesmas yang melakukan

pelayanan pemeriksaan IVA dengan fasilitas yang lengkap serta didukung oleh

tenaga kesehatan yang telah mumpuni. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Surabaya

tahun 2018, diketahui bahwa jumlah wanita yang melakukan pemeriksaan IVA di

Puskesmas Ngagel Rejo masih terbilang rendah yaitu 810 dari 9.170 wanita yang

berada di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo (8,83%).

1.3 Pembatasan dan Rumusan masalah

Faktor risiko kanker serviks pada wanita diantaranya usia, jumlah mitra

seksual, usia menikah, perilaku merokok, paritas, riwayat infeksi menular seksual,

penggunaan kontrasepsi, riwayat keluarga menderita kanker serviks. Penelitian ini

membatasi beberapa variabel faktor risiko kanker serviks yaitu menurut perilaku

merokok, paritas, usia pertama menikah, dan riwayat keluarga menderita kanker

serviks. Sehingga rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan antara faktor risiko kanker serviks (perilaku merokok, paritas,

usia pertama menikah, dan riwayat keluarga menderita kanker serviks) dengan

kunjungan pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya?”

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan faktor risiko kanker serviks wanita usia subur dalam

melakukan perilaku pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan karakteristik wanita usia subur di wilayah Puskesmas

Ngagel Rejo Surabaya

2. Mendeskripsikan perilaku merokok, paritas, usia pertama menikah,

riwayat keluarga menderita kanker serviks dan perilaku pemeriksaan IVA

pada wanita usia subur di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.

3. Menganalisis hubungan perilaku merokok wanita usia subur dengan

perilaku pemeriksaan IVA.

4. Menganalisis hubungan paritas wanita usia subur dengan perilaku

pemeriksaan IVA.

5. Menganalisis hubungan usia pertama menikah wanita usia subur dengan

perilaku pemeriksaan IVA.

6. Menganalisis hubungan riwayat keluarga menderita kanker serviks dengan

perilaku pemeriksaan IVA.

1.5 Manfaat

1. Bagi diri sendiri

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

kerangka berpikir bagi peneliti khususnya mengenai faktor risiko kanker

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

serviks dan pemeriksaan IVA sebagai upaya perilaku deteksi dini penyakit

kanker serviks.

2. Bagi pembaca

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan

informasi agar mengetahui bagaimana hubungan faktor risiko kanke

serviks pada wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan IVA.

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan dapat

digunakan untuk melihat apakah wanita yang memiliki faktor risiko

kanker serviks telah melakukan pemeriksaan IVA. Sehingga setelah

melihat hasil penelitian ini, institusi mendapatkan informasi seputar angka

pemeriksaan IVA dan dapat membantu institusi untuk mengambil

keputusan.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Leher Rahim

2.1.1 Definisi Kanker Leher Rahim

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di

dalam leher rahim / serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak

vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90 % dari

kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10 % sisanya

berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada servikal yang menuju ke dalam rahim

(Rahayu, 2015). Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel

epitel (Riksani, 2015)

2.1.2 Penyebab Kanker Leher Rahim

Penyebab utama kanker serviks adalah Infeksi HPV (Human Papilloma

Virus). Virus ini bersifat eksklusif dan spesifik karena hanya bisa tumbuh dan

menyerang sel- sel manusia, terutama pada sel epital mulut. Virus ini dapat masuk ke

dalam tubuh melalui permukaan kulit, alat kelamin, mulut dan tenggorokan. HPV

merupakan virus dengan ukuran yang sangat kecil dan bisa menular saat bagian

vagina mengalami luka saat melakukan hubungan seksual. Infeksi HPV umumnya

terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual dan umumnya terjadi pada usia

sekitar 25 tahun. Sebagian infeksi HPV bersifat hilang timbul sehingga tidak

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

terdeteksi dalam kurun waktu dua tahun setelah infeksi. Hanya sebagian kecil saja

dari infeksi tersebut menetap dalam jangka lama sehingga menimbulkan kerusakan

lapisan lendir menjadi pra kanker. Infeksi HPV biasanya terlihat dalam bentuk pupil

(papilloma). Sebanyak 90 % dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang

melapisi serviks dan 10 % sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada

saluran servikal yang menuju ke rahim.

2.1.3 Riwayat Alamiah Kanker Serviks

Riwayat alamiah merupakan perjalanan waktu dan perkembangan suatu

penyakit pada suatu individu. Pada kanker serviks, riwayat alamiah penyakit dimulai

sejak terjadinya paparan yaitu HPV/Human Papilloma Virus tipe 16 dan 18 hingga

terjadinya penyakit sampai pada tahap kesembuhan atau kematian. Kanker serviks

merupakan kanker yang menyerang bagian bawah (leher) uterus yang berhubungan

dengan vagina. Agen utama kanker serviks adalah HPV/Human Papilloma Virus tipe

16 dan 18 yang ditularkan melalui kontak genital.

Kanker serviks dimulai dari infeksi awal oleh HPV, namun sebagian besar

infeksi oleh HPV tidak berkembang sampai kanker serviks. infeksi awal oleh HPV

bisa berkembang menjadi displasia atau bisa menghilang dengan spontan. Sebagian

besar wanita yang terinfeksi HPV akan mengalami displasia tingkat rendah yang

disebut CIN 1 (Cervical Intraepithelial Neoplasia 1) yang dalam beberapa bulan atau

tahun terinfeksi. Sebagian besar CIN 1 menghilang secara spontan dalam periode 2-3

tahun terutama pada wanita usia < 35 tahun. Diperlukan monitor pada displasia

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

tingkat rendah namun tidak perlu diobati. Beberapa kasus displasia rendah akan

mengalami progresi menjadi displasia tingkat tinggi yang disebut CIN 2/3.

Sekitar 15% infeksi HPV yang persisten akan berkembang menjadi CIN 2/3

dalam periode 3-4 tahun, baik melalui CIN 1 atau tidak. CIN 2/3 merupakan

prekursor kanker serviks, oleh karena itu perlu dilakukannya pengobatan. Kanker

serviks memiliki masa laten yang sangat panjang, yaitu hingga 20 tahun. 30-70% lesi

prakanker (CIN 2/3) dapat berkembang menjadi kanker invasif dalam periode waktu

10 tahun. Kanker serviks seringkali terjadi pada wanita usia > 40 tahun, terlebih lagi

di usia 50 hingga 60 tahunan (Parkin, 2000).

Patogenesis CIN merupakan spektrum penyakit yang dimulai dari displasia

ringan (CIN 1), displasia sedang (CIN 2), displasia berat/ karsinoma in-situ (CIN 3)

yang selanjutnya berkembang menjadi karsinoma invasif. 30-35% CIN yang

mengalami perkembangan paling banyak berasal dari CIN 1/ CIN 2. Karsinoma

serviks timbul di Squamo Columnar Junction (SCJ), yaitu batas epitel yang melapisi

ektoserviks dan endoserviks kanalis serviks yang secara histologik terjadi perubahan

dari epitel ektoserviks yaitu epitel skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu

epitel kuboid pendek selapis bersilia. Letak SCJ dipengaruhi oleh beberapa hal yakni

faktor usia, aktivitas seksual dan paritas. SCJ pada wanita muda berada di luar ostium

uteri eksternum, sedangkan pada wanita > 35 tahun SCJ berada di dalam kanalis

serviks. Oleh karena itu pada wanita muda SCJ yang berada di luar ostium ekstrum

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

rentan terhadap faktor luar berupa mutagen yang nantinya memicu displasia dari SCJ

tersebut.

Pada proses karsinogenesis asam nukleat HPV bersatu dengan gen dan DNA

tuan rumah sehingga menyebabkan mutasi sel. Sel yang telah bermutasi akan

berkembang menjadi sel diplastik sehingga nantinya akan terjadi kelainan epitel yang

bisa disebut displasia (Parkin, 200).


Skrining Abnormalitas

0-1 tahun 0-5 tahun 1-20 tahun

Normal, Infeksi Infeksi CIN 2/3


tidak awal berlanjut Kanker
terinfeksi HPV serviks
invasif
CIN 1

Infeksi HPV menghilang spontan

Gambar 2.1 Riwayat Alamiah Kanker Serviks

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

2.1.4 Stadium Kanker Serviks

Tabel 2.1 Stadium Kanker Serviks menurut The International Federation Of


Ginekology And Obstetrics

Jenis Stadium Keterangan


Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intra epithelial
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks
Stadium IA Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik,
lesi yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang
sangat superfisial
Stadium IA1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan
lebar tidak lebih dari 7mm
Stadium IA2 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm tapi
kurang dari 5mm dan lebar tidak lebih dari 7mm
Stadium IB Invasi karsinoma dengan lesi terbatas di serviks atau secara
mikroskopis lebih dari Stadium IA.
Stadium IB1 Invasi karsinoma dengan besar lesi secara klinis ≥ 5 mm.
Stadium IB2 Invasi karsinoma dengan besar lesi secara klinis ≥ 2 cm tapi < 4
cm
Stadium IB3 Invasi karsinoma dengan besar lesi ≥ 4 cm
Stadium II Telah melibatkan vagina, tapi belum sampai sepertiga bawah atau
infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul
Stadium IIA Telah melibatkan dinding vagina, tetapi belum melibatkan
parametrium
Stadium IIB Infiltrasi di parametrium tetapi belum mencapai dinding panggul
Stadium III Telah melibatkan sepertiga bawah vagina atau adanya perluasan
sampai di dinding panggul
Stadium IIIA Keterlibatan sepertiga bawah vagina dan infiltrasi parametrium
belum mencapai dinding panggul
Stadium IIIB Perluasan sampai ke dinding panggul
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduksi
Stadium IVA Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum
Stadium IVB Metastasis jauh atau telah keluar dari rongga panggul
Sumber: The International Federation Of Ginekology And Obstetric,Tahun 2018 (Bhatla
et al., 2018)

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

2.1.5 Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Gejala dan tanda kanker serviks menurut Kementerian Kesehatan yaitu

(Kementrian Kesehatan, 2019):

1. Keputihan

Pada permulaan penyakit yaitu pada stadium pra klinik (karsinoma insitu dan

mikro invasif) belum dijumpai gejala-gejala yang spesifik bahkan sering tidak

dijumpai gejala. Awalnya, keluar cairan mukus yang encer, keputihan seperti krem

tidak gatal, kemudian menjadi merah muda lalu kecoklatan dan sangat berbau bahkan

sampai ada jaringan nekrosis.

2. Perdarahan Vagina

Awal stadium invasif, keluhan yang timbul adalah perdarahan di luar siklus

haid, yang dimulai sedikit-sedikit yang makin lama makin banyak atau perdarahan

terjadi di antara 2 masa haid. Perdarahan terjadi akibat terbukanya pembuluh darah

disertai dengan pengeluaran sekret berbau busuk, bila perdarahan berlanjut lama dan

semakin sering akan menyebabkan penderita dapat terjadi shock, dijumpai pada

penderita kanker serviks stadium lanjut.

3. Perdarahan Kontak (perdarahan setelah senggama)

Keluhan ini sering dijumpai pada awal stadium invasif, biasanya timbul

perdarahan setelah bersenggama. Hal ini terjadi akibat trauma pada permukaan

serviks yang telah mengalami lesi.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

4. Nyeri Panggul

Rasa nyeri ini dirasakan di bawah perut bagian bawah sekitar panggul yang

biasanya unilateral yang terasa menjalar ke paha dan ke seluruh panggul. Nyeri

bersifat progresif sering dimulai dengan “Low Back Pain” di daerah lumbal, menjalar

ke pelvis dan tungkai bawah, gangguan berat badan semakin lama semakin menurun

khususnya pada penderita stadium lanjut.

5. Konstipasi

Apabila tumor pada dinding rektum, kemudian terjadi keluhan konstipasi dan

fistula rektoingunal.

6. Inkontinensia Urin

Gejala ini sering di jumpai pada stadium lanjut yang merupakan komplikasi

akibat terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina ataupun fistula dari rektum

ke vagina karena proses lanjutan metastase kanker serviks.

7. Gejala lain

Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, berat badan turun terus

menerus, adanya cairan kekuningan, berbau dan dapat bercampur, anemia karena

syok perdarahan terus menerus, malaise, nafsu makan hilang, dan dapat sampai

meninggal dunia.

2.1.6 Faktor Risiko Kanker Serviks

Menurut Riksani pada tahun 2015 dalam buku Kenali Kanker Serviks Sejak

Dini, faktor risiko terjangkit kanker serviks diantaranya (Riksani, 2015):

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

1. Usia

Organ dalam tubuh memiliki sel yang akan membelah dan menggandakan diri

sebanyak yang dibutuhkan tubuh. Tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengontrol

kerja sel dalam tubuh. Namun semakin bertambahnya usia akan membuat mekanisme

kontrol tersebut tidak bekerja dengan baik. Penyakit kanker serviks berkembang

ketika sel tumbuh diluar kendali. Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan

tubuh dalam melindungi diri dari zat karsinogen akan menurun dan perbaikan sel

yang rusak juga akan semakin menurun.

2. Mempunyai banyak mitra seksual

Kanker serviks lebih mudah menjangkiti perempuan yang sering berganti-ganti

pasangan atau mempunyai pasangan seksual yang banyak ataupun sebaliknya, risiko

datang dari suami atau istri yang sering berganti-ganti pasangan. Saat suami

mempunyai mitra seksual yang banyak dan salah satu diantaranya terinfeksi kanker

serviks, maka saat suami tersebut berhubungan dengan istri akan mentransfer infeksi

kepada istri. Jumlah pasangan seksual yang bergantiganti akan meningkatkan

penularan infeksi Human Papilloma Virus/HPV yang mengubah sel di permukaan

mukosa sehingga membelah dan menjadi lebih banyak. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya kanker serviks.

3. Melakukan hubungan seksual pada usia dini

Kanker serviks merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa adanya hubungan antara hubungan seksual

di usia muda dengan kejadian kanker serviks. Wanita yang terlalu dini melakukan

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

hubungan seksual, yakni di bawah 20 tahun mempunyai risiko yang besar untuk

terinfeksi kanker serviks. Hal ini dikaitkan dengan pembentukan sel epitel atau

lapisan dinding vagina dan serviks yang belum matang sempurna, disebabkan oleh

ketidakseimbangan hormonal. Saat wanita melakukan pernikahan secara otomatis

akan terjadi aktivitas seksual pada pasangan suami istri, hal inilah yang membuat

pernikahan di usia dini menjadi salah satu faktor risiko kanker serviks.

4. Merokok

Wanita yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi kanker serviks

dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Tembakau mengandung bahan

bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok maupun yang dikunyah. Asap

rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbonx heterocuclic amine yang

sangat karsinogen dan mutagen, sedang bila dikunyah menghasilkan netrosamine.

Merokok juga dapat mempercepat pengembangan sel yang disebut sel Squamous

Intraepithelial Lesions (SIL) yang berkaitan dengan HPV dan akan berkembang

menjadi kanker serviks.

5. Paritas

Paritas merupakan keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup. Wanita yang

sering melahirkan risiko lebih besar menderita kanker serviks, sebab dapat

menyebabkan timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah

anak yang dilahirkan melalui jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya

perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim dan dapat berkembang menjadi

keganasan.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

6. Riwayat terpapar Infeksi Menular Seksual (IMS)

Wanita yang pernah terkena infeksi menular seksual juga memiliki risiko yang

tinggi terinfeksi kanker serviks. Hal ini terjadi karena HPV dapat ikut tertular

bersamaan dengan penyebab penyakit kelamin lainnya saat terjadi hubungan seksual.

7. Kontrasepsi

Menurut beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

kontrasepsi oral dengan risiko kanker. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang

akan meningkatkan risiko kanker serviks. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral

selama 5 hingga 9 tahun memiliki tiga kali kejadian kanker invasif termasuk kanker

serviks, sedangkan penggunaan kontrasepsi oral selama 10 tahun akan menyebabkan

empat kali berisiko terjadi kanker serviks.

8. Riwayat keluarga menderita kanker serviks

Wanita yang memiliki keluarga penderita kanker serviks akan meningkatkan risiko

wanita tersebut untuk terkena kanker serviks. Risiko wanita akan meningkat 1,5

sampai 3 kali jika memiliki ibu atau saudara perempuan penderita kanker serviks.

2.1.7 Pencegahan Kanker Serviks

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan menggunakan

tiga strategi yaitu pencegahan primer dan sekunder (Delima, Bahar dan Erawan,

2016). Demikian pula kanker serviks yang dapat dicegah dengan tiga strategi sebagai

berikut:

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

1. Pencegahan primer yaitu pencegahan sasaran pada orang sehat dengan usaha

peningkatan derajat kesehatan pada pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu

ataupun pada orang yang memiliki resiko terhadap suatu penyakit. Pada kanker

serviks, upaya yang dapat dilakukan yaitu:

1) Memberikan edukasi untuk mengurangi perilaku seksual beresiko tinggi

dan menghindari atau meminimalkan faktor resiko lain seperti menikah di

usia muda (<18 tahun), merokok, mengalami defisiensi vitamin A,C,E dan

asam folat, mempunyai banyak anak dengan jarak persalinan terlalu dekat.

2) Menggunakan kondom bila mempunyai pasangan seks beresiko tinggi.

Pasangan seks beresiko tinggi adalah yang melakukan hubungan seksual lebih

dari 1 orang.

3) Memberikan vaksin HPV . Hal ini erlu dilakukan mengingat penyebab dari

kanker serviks adalah virus HPV. Vaksin HPV akan efektif bekerja apabila

diberikan pada wanita yang belum terinfeksi HPV. Wanita yang telah

mendapatkan vaksin HPV harus melakukan pemeriksaan pap smear ataupun

inspeksi visual asam asetat (IVA) karena vaksin HPV memberikan

perlindungan sekitar 70% terhadap penyakit kanker serviks dan 90% terhadap

genital wart.

2. Pencegahan Sekunder yaitu perilaku yang diajukan bagi mereka yang belum

mempunyai gejala maupun yang sudah mempunyai gejala namun belum

teridentifikasi terkena penyakit. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini agar

angka kejadian dapat ditekan dan memungkinkan pengobatan sedini mungkin. Pada

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

kanker serviks, upaya yang dilakukan antara lain pemeriksaan inspeksi visual asam

asetat (IVA), Pap Smear, inspeksi visual lugoliodin (VILI), ataupun melalui tes DNA

HPV.

2.2 Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

2.2.1 Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat

IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan menggunakan tes

visual larutan asam asetat dan larutan iodium lugol pada serviks dengan melihat

perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan yang bertujuan untuk melihat

perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan serta untuk melihat adanya sel

yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim.

Pemberian asam asetat itu akan mempengaruhi epitel abnormal bahkan juga akan

meningkatkan osmolaritas cairan ekstraseluler.

Pemeriksaan IVA pertama kali dikenalkan oleh Hinselman pada tahun 1925

yang dilakukan dengan cara memulas serviks dengan kapas yang telah dicelupkan ke

dalam asam asetat 3-5%. Pengolesan asam asetat akan mempengaruhi sel epitel yang

abnormal serta akan meningkatkan osmolaritas cairan ekstraseluler. Cairan ini

bersifat hipertonik yang akan menarik cairan intraseluler sehingga membran kolaps

dan jarak antar sel semakin dekat. Saat permukaan epitel mendapat sinar, tidak akan

diteruskan ke stroma namun dipantulkan keluar sehingga permukaan epitel abnormal

akan berwarna putih Semakin putih dan jelas maka derajat kelainan hitologi semakin

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

tinggi. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat

melihat perubahan pada epitel. Efek akan menghilang dalam 50-60 detik sehingga

dengan pemberian asam asetat akan didapatkan hasil yang merah homogen (normal)

dan bercak putih (dicurigai displasia) (Yuliati, 2008).

Pemeriksaan IVA memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan uji

yang sudah ada yaitu efektif, lebih murah dan mudah, peralatan yang dibutuhkan

lebih sederhana, hasil diperoleh dengan cepat sehingga tidak diperlukan kunjungan

ulang. Beberapa metode skrining kanker serviks selain pemeriksaan IVA diantaranya

adalah:

1. Tes Pap Smear adalah perilaku yang dilakukan dengan mengambil sampel sel

dari serviks kemudian dioleskan pada object glass kemudian diperiksa dengan

mikroskop untuk mencari lesi pra kanker.

2. Kolposkopi yaitu pemeriksaan yang melihat vagina dan vulva dengan

pembesaran 10 sampai 15 kali untuk menampilkan porsio (vagina dan vulva)

yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Porsio yang terinfeksi HPV akan berubah

warna dengan adanya bercak putih.

3. Servikografi yaitu pemeriksaan kelainan di porsio dengan cara foto pembesaran

porsio setelah dioles asam asetat 3-5%.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

2.2.2 Prosedur Pemeriksaan

Menurut Rasjidi tahun 2008, pada buku yang berjudul Manual Prakanker

Serviks prosedur pemeriksaan dan interpretasi pemeriksaan IVA yaitu (Rasjidi,

2008):

1. Persiapan Alat dan Bahan

1) Sabun dan air untuk cuci tangan

2) Lampu yang terang untuk melihat serviks

3) Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi

4) Sarung tangan sekali pakai

5) Meja ginekologi

6) Lidi kapas

7) Asam asetat 3-5%

8) Larutan iodium lugol

9) Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrumen dan sarung tangan

10) Format pencatatan

2. Persiapan perilaku

Menerangkan prosedur perilaku dan proses pengerjaan pemeriksaan IVA, selain

itu menerangkan arti dari hasil pemeriksaan apabila hasil tes positif. Memastikan

bahwa pasien telah memahami dan menandatangani informed consent. Pemeriksaan

inspikulo secara umum meliputi dinding vagina, serviks, dan fornik.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

3. Teknik / Prosedur

1. Sesuaikan pencahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari

serviks.

2. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mukus, dan kotoran lain

pada serviks.

3. Identifikasi daerah sambungan skuamo-kolumnar (zona transformasi) dan

area di sekitarnya.

4. Oleskan larutan asam cuka atau lugol, tunggu 1-2 menit terjadinya untuk

terjadinya perubahan warna. Amati setiap perubahan pada serviks,

perhatian dengan cermat daerah di sekitar zona transformasi

5. Lihat dengan cermat Scuamo-CollumnarJunction (SCJ) dan yakinkan

area ini dapat terlihat. Catat bila serviks mudah berdarah. Lihat adanya

plak warna putih dan tebal atau epitel aceto white bila menggunakan

larutan asam asetat atau warna kekuningan bila menggunakan larutan

lugol. Bersihkan segala darah dan debris pada saat pemeriksaan.

6. Bersihkan sisa larutan asam asetat dan larutan lugol dengan lidi kapas

atau kasa bersih

7. Lepaskan spekulum hati-hati

8. Catat hasil pengamatan

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

4. Interpretasi

Dikatakan IVA positif bila adanya area berwarna putih (acetowhite) dan

permukaannya meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi.

Sumber: Buku Manual Pra kanker Serviks, Tahun 2008


Gambar 2.2 Atlas Inspeksi Visual Asam Astetat Serviks

2.2.3 Penatalaksanaan Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan IVA ini dilakukan pada wanita yang berusia 30-50 tahun dan

telah menikah. Sebelum melakukan pemeriksaan IVA, dilakukan konseling tentang

kanker leher rahim, penyebab, faktor risiko, deteksi dini, penanganan dan

pencegahan. Setelah dilakukakan konseling dengan tenaga kesehatan, dilakukan

pemeriksaan IVA yang akan menghasilkan tiga tipe hasil yakni IVA+, IVA-, dan

curiga kanker. Hasil dari pemeriksaan IVA ini akan mempengaruhi perilaku

selanjutnya.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

Sumber: Penatalaksanaan Kanker Serviks Tahun 2019

Gambar 2.3 Alur Penatalaksanaan Pemeriksaan IVA


2.3 Perilaku

Perilaku merupakan gabungan dari berbagai macam pengalaman dan interaksi

yang sangat luas dari suatu individu. Perilaku membentuk reaksi psikis seseorang

terhadap lingkungannya, reaksi tersebut memiliki macam-macam bentuk yang

digolongkan menjadi dua yakni dalam bentuk pasif (perilaku tanpa perilaku nyata

atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (perilaku dengan perilaku yang nyata). Bentuk

perilaku ini dapat diketahui melalui sikap dan perilaku. Perilaku juga dapat bersifat

potensial, yakni dalam bentuk motivasi, pengetahuan dan persepsi (Notoadtmodjo,

2012). Menurut Lawrence Green (1980) dalam Harahap (2016) perilaku manusia

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Perilaku sendiri

dibentuk dari tiga faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud melalui pengetahuan,

karakteristik individu (usia, status perkawinan, status ekonomi, pekerjaan dan

lain-lain), sikap, persepsi, keyakinan dan motivasi,.

2. Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud melalui lingkungan fisik,

ketersediaan fasilitas kesehatan, dan peraturan pemerintah.

3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud melalui dukungan

keluarga, petugas kesehatan, dan tokoh agama maupun tokoh masyarakat.

Predisposing Factors

Enabling Factors Perilaku

Reinforcing Factors

Sumber: Teori Lawrence Green dalam (Harahap, 2016)

Gambar 2.4 Kerangka Teori Perubahan Perilaku oleh Lawrence Green 1980

2.4 Karakteristik Individu dengan Pemeriksaan IVA

1. Usia

Usia individu terhitung mulai dari saat individu tersebut sampai berulang tahun.

Semakin matang umur seorang wanita, maka semakin meningkat pula risiko terjadi

kanker serviks. Hal ini terjadi karena fungsi reproduksi pada umur tersebut mulai

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

mengalami penurunan (Silfia dan Muliati, 2017). Pemeriksaan deteksi dini kanker

serviks di Indonesia juga telah dianjurkan oleh Pemerintah pada wanita yang berusia

30-50 tahun. Kasus kejadian kanker serviks paling tinggi terjadi pada usia 40-50

tahun, sehingga wanita usia subur yang telah menikah dianjurkan untuk melakukan

deteksi dini untuk mengurangi faktor risiko. Menurut Adam (2017) ada hubungan

yang bermakna antara usia dengan perilaku pemeriksaan IVA namun menurut Silfia

dan Multiati (2017) usia wanita tidak ada pengaruh terhadap pemeriksaan IVA.

2. Tingkat Pendidikan

Proses pembentukan kesadaran dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah

satunya adalah tingkat pendidikan dari seorang individu. Menurut Maville dalam

Silfia (2017) orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki status

fungsional lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku sehat, sedangkan orang yang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah dinilai kurang memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang tersedia. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan hal ini

akan mempengaruhi cara berfikir dari seorang individu untuk melakukan suatu

perilaku khususnya dalam hal kesehatan seperti pada pemeriksaan IVA (Silfia dan

Muliati, 2017).

3. Pekerjaan dan Status Ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi perilaku suatu individu. Seseorang yang bekerja

akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih beragam. Selain itu melalui

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

pekerjaan dapat meningkatkan status ekonomi. Status ekonomi individu

mempengaruhi kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan salah satunya

pemeriksaan IVA.

4. Pendapatan

Seringkali dana yang dimiliki yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan

IVA terbatas. Hal ini akan membuat wanita usia subur untuk menunda pemeriksaan

IVA. Status ekonomi ini juga mempengaruhi kesadaran sikap dan tingkah laku wanita

untuk melakukan pemeriksaan IVA (Rahayu, 2015).

2.5 Faktor Risiko Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA

Faktor risiko kanker serviks yang diangkat menjadi variabel dalam penelitian

ini adalah:

1. Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks yang

berasal dari diri wanita itu sendiri. Wanita yang merokok berisiko dua kali lebih besar

terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (Rahmadani,

Ade dan Sofian, 2016). Karena wanita perokok berisiko untuk terkena kanker serviks,

diperlukan upaya deteksi dini pada serviks salah satunya dengan pemeriksaan IVA.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

2. Paritas

Paritas merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks yang memiliki

hubungan erat dengan kejadian kanker serviks. Risiko kanker serviks akan meningkat

3-5 kali lebih besar pada wanita yang sering melahirkan. Hal ini yang menjadi dasar

bahwa setiap wanita yang sering melahirkan (multipara) harus melakukan

pemeriksaan IVA sebagai upaya preventif penyakit kanker serviks.

3. Usia Menikah

Wanita yang menikah pada usia < 20 tahun berisiko 4 kali lebih besar untuk

terkena kanker serviks daripada wanita yang menikah pada usia ≥ 20 tahun

(Bramanuditya, 2018). Saat ini mulai banyak wanita Indonesia yang memutuskan

untuk menikah di usia muda yang memiliki banyak risiko salah satunya penyakit

kanker serviks. Oleh karena itu penting bagi wanita usia muda yang menikah di usia

< 20 tahun untuk melakukan pemeriksaan IVA sedini mungkin.

4. Riwayat Keluarga

Kanker merupakan penyakit yang dapat diturunkan melalui orang tua. Seperti

halnya pada kanker serviks, wanita dengan riwayat keluarga terkena kanker serviks

harus melakukan upaya preventif dengan melakukan deteksi dini kanker serviks salah

satunya melalui pemeriksaan IVA. Karena wanita dengan riwayat keluarga terkena

kanker serviks berisiko 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita tanpa keturunan penyakit

kanker.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor Predisposisi

1. Karakteristik responden
a. Usia
b. Pendapatan
c. Pekerjaan
d. Tingkat pendidikan
2. Perilaku merokok
3. Paritas
4. Usia pertama menikah
Tindakan Pemeriksaan
IVA
Faktor Pemungkin

1. Ketersediaan fasilitas kesehatan


2. Peraturan pemerintah

Faktor Pendorong

1. Riwayat keluarga yang menderita


kanker serviks Diteliti =

Tidak Diteliti =

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks pada Wanita
Usia Subur dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya
(Adopsi teori Lawrence Green, 1980)

30

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

Gambar 3.1 menjelaskan bahwa proses pembentukan perilaku wanita untuk

melakukan pemeriksaan IVA meliputi faktor predisposisi pada penelitian ini terdiri

dari karakteristik wanita usia subur (usia, status ekonomi, dan pekerjaan, tingkat

pendidikan), perilaku merokok, paritas, dan usia pertama menikah. Faktor berikutnya

merupakan faktor pemungkin yang memungkinkan wanita bisa memperbaiki status

kesehatannya melalui ketersediaan fasilitas kesehatan dan peraturan pemerintah.

Sedangkan faktor pendorong pada penelitian ini yaitu riwayat keluarga yang

menderita kanker. Faktor predisposisi dan pendorong pada penelitian yang nantinya

akan menjadi faktor pemicu dari pembentukan perilaku pemeriksaan IVA.

3.2 Hipotesis

H1 : Ada hubungan antara perilaku merokok wanita usia subur dengan perilaku

pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.

H1 : Ada hubungan antara paritas wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan

IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.

H1 : Ada hubungan antara usia pertama menikah wanita usia subur dengan perilaku

pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.

H1 : Ada hubungan antara riwayat keluarga menderita kanker serviks dengan

perilaku pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan metode

pengumpulan data secara cross sectional. Penelitian observasional analitik ini

bertujuan untuk mendeskripsikan serta memecahkan masalah dengan menganalisis

data melalui uji hipotesis. Pendekatan cross sectional merupakan jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran dan observasi data variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada suatu saat. Melalui pendekatan ini dapat diketahui dan

dijelaskan mengenai ada atau tidaknya hubungan antar variabel dalam penelitian, dan

apakah ada pengaruh antar variabel.

4.2 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang terdapat di

wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang terbagi pada dua kelurahan yakni

Kelurahan Ngagel Rejo dan Kelurahan Ngagel dengan total wanita usia subur 14.247

orang.

32

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Tabel 4.1 Jumlah Wanita Usia Subur Tiap RW di Kelurahan Ngagel dan Kelurahan
Ngagel Rejo Surabaya

Kelurahan RW Jumlah Penduduk

RW I 923 orang

RW II 559 orang

Kelurahan Ngagel RW III 807 orang

RW IV 88 orang

RW V 627 orang

RW I 519 orang

RW II 1332 orang

RW III 709 orang

RW IV 1036 orang

RW V 1137 orang

RW VI 931 orang
Kelurahan Ngagel Rejo
RW VII 1265 orang

RW VIII 791 orang

RW IX 668 orang

RW X 1009 orang

RW XI 766 orang

RW XII 1080 orang

Total 14.247 orang

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel, Cara Pengambilan Sampel

4.3.1 Sampel

Setelah dilakukan penentuan populasi penelitian yakni wanita usia subur di

wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo sebanyak 14.247 orang, maka dilakukan

pengambilan sebagian dari populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian sebagai

berikut:

2
{𝑍1−𝛼/2 √2𝑃̅ (1 − 𝑃̅) + 𝑍1−𝛽 √𝑃1 (1 − 𝑃1 ) + 𝑃2 (1 − 𝑃2 )}
𝑛=
(𝑃1 − 𝑃2 )2

2
{1,96√2.0,57(1 − 0,57) + 1,282√0,67(1 − 0,67) + 0,47(1 − 0,47)}
𝑛=
(0,64 − 0,33)2

𝑛 = 65

Keterangan:

Z1-α/2 = 5% (derajat kemaknaan)

Z1-β = 95% (kekuatan uji)


P1 = Proposi wanita yang melakukan pemeriksaan IVA (0,64) (Arysha,
2018)
P2 = Proporsi wanita yang tidak melakukan pemeriksaan IVA (0,33)
(Silfia dan Muliati, 2017)
P̅̅ = P1 + P2/2 (0,485)
Dari hasil perhitungan sampel pada responden didapatkan hasil sebesar 65

responden. Namun karena penelitian ini untuk menguji hipotesis dua proporsi. Oleh

karena itu hasil dari perhitungan sampel dikalikan dua menjadi 130 responden. Untuk

menghindari ketidak sediaan responden dalam mengisi kuesioner sehingga tidak

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

memenuhi besar sampel, maka dilakukan penambahan sampel sebesar 25%. Sehingga

total sampel yang dibutuhkan adalah 163 responden.

4.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster sampling

yaitu dengan melakukan pengelompokan sampel dari setiap RW yang berada di

wilayah Puskesmas Ngagel Rejo yang terdiri dari dua kelurahan yakni Kelurahan

Ngagel Rejo yang terdiri dari 12 RW dan Kelurahan Ngagel yang terdiri dari 5 RW.

Setelah didapatkan daftar nama wanita usia subur yang telah menikah dilakukan

cluster pada 17 RW agar diketahui jumlah wanita setiap RW yang dapat digunakan

sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan penentuan kriteria sampel

yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi antara

lain:

1. Wanita berusia 15-49 tahun

2. Wanita yang telah menikah

3. Wanita yang bersedia menjadi responden

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

4.3.3 Sampel Wanita usia subur di Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo

Tabel 4.2 Sampel Wanita Usia Subur di Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel
Rejo Surabaya

Jumlah
Kelurahan RW Sampel
Penduduk

RW I 923 orang 923/14.247 x 163 = 11 orang

RW II 559 orang 559/14.247 x 163 = 7 orang

Kelurahan 807 orang 807/14.247 x 163 = 10 orang


RW III
Ngagel
RW IV 88 orang 88/14.247 x 163 = 2 orang

RW V 627 orang 672/14.247 x 163 = 8 orang

RW I 519 orang 519/14.247 x 163 = 6 orang

RW II 1332 orang 1332/14.247 x 163 = 16 orang

RW III 709 orang 709/14.247 x 163 = 9 orang

RW IV 1036 orang 1036/14.247 x 163 = 12 orang

RW V 1137 orang 1137/14.247 x 163 = 14 orang

RW VI 931 orang 931/14.247 x 163 = 11 orang


Kelurahan
Ngagel Rejo 1265 orang 1265/14.247 x 163 = 15 orang
RW VII

RW VIII 791 orang 791/14.247 x 163 = 10 orang

RW IX 668 orang 668/14.247 x 163 = 8 orang

RW X 1009 orang 1009/14.247 x 163 = 12 orang

RW XI 766 orang 766/14.247 x 163 = 9 orang

RW XII 1080 orang 1080/14.247 x 163 = 13 orang

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo Kota

Surabaya yakni Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel Rejo dan dilaksanakan pada

Bulan Maret 2020 dengan mempertimbangkan jumlah capaian pemeriksaan IVA

yang tinggi.

4.5 Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil Pengukuran dan Skala

Data

Tabel 4.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil Pengukuran
dan Skala Data

Variabel Definisi Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala


Operasional
Variabel Lama hidup Usia responden Hasil dilakukan Nominal
Independen responden didapatkan dari pengkategorian:
: dari lahir pengurangan
Usia sampai saat tanggal penelitian 1. 15-24 tahun
penelitian. dengan tanggal 2. 25-39 tahun
lahir responden 3. 40-49 tahun

Variabel Pendidikan Tingkat Hasil dilakukan Ordinal


Independen formal yang pendidikan dengan
: diselesaikan didapatkan dari pengkategorian:
Tingkat responden pengisian 1. Tingkat
Pendidikan dan diukur kuesioner oleh Pendidikan dasar
dalam satuan responden dengan jika jawaban:
tahun. pilihan jawaban: Tidak Sekolah,
1. Tidak SD, SMP
Sekolah 2. Tingkat
2. SD Pendidikan
3. SMP lanjutan jika
4. SMA jawaban: SMA,
5. Perguruan dan D3/S1
Tinggi

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

Lanjutan
Tabel 4.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil Pengukuran,
dan Skala Data
Variabel Definisi Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala
Operasional
Variabel Kegiatan Pengisian Hasil dilakukan Nominal
Independen yang kuesioner oleh dengan
: dilakukan responden dengan pengkategorian:
Pekerjaan setiap hari pembagian 1. Bekerja jika
oleh kategori: jawaban:
responden 1. Ibu Rumah Pegawai swasta,
dan Tangga Wiraswasta, PNS
mendapatkan 2. Pegawai 2. Tidak Bekerja
upah. Swasta jika jawaban: Ibu
3. Wiraswasta Rumah Tangga
4. PNS
Variabel Hasil berupa Pengisian Hasil pengukuran Ordinal
Independen uang yang kuesioner oleh dilakukan
: diterima oleh responden dengan pengkategorian:
Pendapatan seseorang pilihan jawaban: 1. Rendah :
dari 1. <Rp3.800.00 <Rp3.800.000
pekerjaan 2. ≥ Rp3.800.000 2. Tinggi :
yang ≥Rp3.800.000
dilakukannya
.
Variabel Aktivitas Pengisian Hasil pengukuran Nominal
Independen membakar kuesioner oleh dilakukan
: rokok lalu responden dengan pengkategorian:
Perilaku menghisap pilihan jawaban: 1. Tidak Merokok
merokok dan 1. Tidak 2. Merokok
menghembus Merokok
kan asapnya 2. Merokok
keluar.
Variabel Banyaknya Pengisian Hasil dilakukan Nominal
Independen jumlah anak kuesioner oleh pengkategorian:
: yang responden dengan 1. Primipara :
Paritas dilahirkan per pilihan jawaban: jumlah kelahiran
vagina 1. Jumlah 1 kali
kelahiran 2. Multipara:
1 kali jumlah kelahiran
2. Jumlah 2-4 kali
kelahiran
2-4 kali
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
Lanjutan
Tabel 4.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Cara Pengukuran, Hasil Pengukuran,
dan Skala Data
Variabel Definisi Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala
Operasional
Variabel Tahun saat Pengisian Hasil dilakukan Nominal
Independen responden kuesioner oleh pengkategorian:
: Usia melakukan responden dengan 1. Usia saat
menikah ikatan resmi pilihan jawaban: menikah > 20
pertama kali 1. Usia saat tahun
dengan laki- menikah > 2. Usia saat
laki dan 20 tahun menikah ≤ 20
melakukan 2. Usia saat tahun
hubungan menikah ≤
seksual 20 tahun
pertama kali
Variabel Keluarga Pengisian Hasil dilakukan Nominal
Independen responden kuesioner oleh pengkategorian:
: yang pernah responden dengan 1. Tidak ada
Riwayat menderita pilihan jawaban: riwayat
keluarga kanker 1. Tidak ada keluarga
yang serviks keluarga 2. Ada riwayat
menderita sebelumnya yang pernah keluarga
kanker menderita
serviks kanker
serviks
2. Ada
keluarga
yang pernah
menderita
kanker
serviks
Variabel Respon Perilaku Hasil dilakukan Nominal
Dependen: seseorang pemeriksaan IVA pengkategorian :
Perilaku untuk diukur melalui Ya = Melakukan
Pemeriksaa melakukan pengisian pemeriksaan IVA
n IVA suatu kuesioner oleh Tidak = Tidak
kegiatan atau responden. melakukan
aktifitas pemeriksaan IVA
perilaku yang
dilakukan
wanita dalam
melakukan
pemeriksaan
IVA.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Peneliti akan mengumpulkan data sekunder sebagai data pendukung yakni cakupan

pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya, dan daftar wanita yang ada di

wilayah Puskesmas Ngagel Rejo (Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel Rejo)

yang didapatkan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya.

2. Peneliti juga akan mengumpulkan data primer yang akan dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner secara online kepada responden untuk menjawab pertanyaan

secara daring. Alat penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari pernyataan yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, meliputi:

1. Karakteristik Responden

Kuesioner ini terkait dengan identitas responden berupa data demografi

yang terdiri dari nomor responden, tanggal pengisian, tanggal lahir responden,

inisial responden, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan.

2. Faktor Risiko Kanker Serviks

Faktor risiko kanker serviks diukur adalah perilaku merokok, paritas, usia

menikah, dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini diukur menggunakan

kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti. Pertanyaan menggunakan jawaban

isian singkat oleh responden sesuai dengan variabel perilaku merokok, paritas,

usia menikah, dan riwayat keluarga.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

3. Perilaku Wanita Usia Subur untuk Melakukan IVA

Perilaku wanita usia subur untuk melakukan IVA diukur menggunakan

kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti. Pertanyaan menggunakan skala

nominal dengan jawaban iya atau tidak.

4. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Instrumen

yang dapat digunakan harus memenuhi dua persyaratan melalui uji validitas

dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dipergunakan untuk menguji kesahan atau kesahihan

suatu instrumen. Uji validitas ini digunakan untuk menunjukkan ketepatan

dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel. Alat

ukur dapat dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab secara

cermat tentang variabel yang akan diukur. Pengujian validitas ini

menggunakan aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS)

dan Microsoft Office Excel dengan melihat korelasi. Diasumsikan bahwa

jika nilai r > 0,3 maka instrumen dikatakan valid.

Tabel 4.4 Validitas Faktor Risiko Kanker Serviks

Variabel Nilai r Keterangan


Nomor 1 0,597 Valid
Nomor 2 0,742 Valid
Nomor 3 0,674 Valid
Nomor 4 0,580 Valid
Nomor 5 0,580 Valid

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

Tabel 4.5 Validitas Perilaku Wanita

Variabel Nilai r Keterangan


Nomor 1 0,748 Valid
Nomor 2 0,727 Valid
Nomor 3 0,787 Valid
Nomor 4 0,815 Valid

Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui bahwa uji validitas dari

kuesioner dikatakan valid karena semua hasil uji menunjukkan r > 0,3,

sehingga semua dianggap valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa instrumen cukup

dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan

menghasilkan data yang sama. Hasil pengukuran yang memiliki tingkat

reliabilitas tinggi akan memberikan hasil yang terpercaya. Pengujian

reliabilitas ini dilakukan melalui aplikasi Statistical Package for the Social

Science (SPSS) dengan melihat Cronbach’s alpha. Diasumsikan bahwa

jika nilai Cronbach’s alpha > 0,6 maka instrumen dikatakan reliabel.

Tabel 4.6 Reliabilitas Faktor Risiko Kanker Serviks dan Perilaku Wanita

Variabel Cronbach’s alpha Keterangan


Faktor risiko 0,601 Reliabel
kanker serviks
Perilaku Wanita 0,770 Reliabel

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

Cronbach’s alpha pada kuesioner faktor risiko kanker serviks sebesar

0,601 yang berarti pertanyaan tersebut reliabel karena nilai Cronbach’s

alpha > 0,6. Selanjutnya pada kuesioner perilaku wanita menghasilkan

Cronbach’s alpha sebesar 0,770 yang berarti pertanyaan tersebut juga

reliabel karena nilai Cronbach’s alpha > 0,6.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

4.7 Kerangka Operasional

Menghitung angka perilaku pemeriksaan


IVA pada wanita usia subur yang bertempat
tinggal di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo

Mengidentifikasi karakteristik
wanita usia subur di wilayah
Puskesms Ngagel Rejo

Mendeskripsikan perilaku merokok,


paritas, usia pertama menikah, riwayat
keluarga menderita kanker serviks dan
perilaku pemeriksaan IVA

Menganalisis data secara univariabel mengenai


karakteristik , faktor risiko dan perilaku IVA pada
wanita usia subur di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo

Melakukan analisis data secara bivariabel mengenai


faktor risiko kanker serviks (perilaku merokok, paritas,
usia pertama menikah, riwayat keluarga menderita
kanker serviks) dengan perilaku eeriksaan IVA

Penyajian data

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 4.1 Kerangka Operasional

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

4.8 Teknik Analisis Data

Tahapan dalam melakukan pengolahan data yaitu:

1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban responden untuk memastikan

bahwa semua pertanyaan telah terisi dengan baik.

1. Coding, yaitu memberikan skor untuk data yang sudah diedit dan selanjutnya

diberikan kode untuk mempermudah dalam proses pengolahan data

2. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam aplikasi program uji statistik

3. Cleaning data, yaitu memastikan data yang masuk ke dalam program tidak

ada kesalahan dan siap dihitung dengan uji statistik.

4. Analisis data, dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.

Analisis data dijabarkan sebagai berikut:

a. Analisis Univariabel

Analisis Univariabel digunakan untuk mengolah dan menganalisis

data secara deskriptif yaitu data untuk variabel dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan dengan menggunakan uji chi square

untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel

independen. Penelitian ini menggunakan ukuran statistik menggunakan

Prevalence Ratio (PR) dan 95% CI.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngagel Rejo

Surabaya yang berdiri pada tahun 1981 dan bertempat di Jl. Ngagel Dadi III/17

Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya. UPTD Puskesmas Ngagel

Rejo meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Ngagel yang memiliki luas wilayah 84

Ha dengan 5 RW dan Kelurahan Ngagel Rejo dengan luas wilayah 136 Ha dengan 12

RW. Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngagel Rejo yaitu sebelah utara

berbatasan dengan Kelurahan Pucang Sewu, sebelah selatan berbatasan dengan

Kelurahan Jagir, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Barata Jaya, dan di

sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Darmo. Kelurahan Ngagel memiliki

jumlah penduduk sebanyak 13.052 penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 6.434 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 6.618 orang.

Kelurahan Ngagel Rejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 45.663 penduduk

dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 22.526 orang dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 23.137 orang. Jumlah pasangan usia subur di dua kelurahan ini

sebanyak 14.247 penduduk.

46
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

5.2 Analisis Univariabel

5.2.1 Data Demografi Responden

1. Usia

Usia responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok

berdasarkan perhitungan interval sebelumnya saat melakukan pengolahan data

yakni kelompok usia 15-24 tahun, kelompok usia 25-39 tahun, dan kelompok usia

40-49 tahun. Distribusi usia responden terhadap perilaku pemeriksaan IVA dapat

dilihat pada tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Demografi Usia Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas
Ngagel Rejo Tahun 2020

Usia Frekuensi Persentase (%)


15 – 24 tahun 33 20,2
25 – 39 tahun 62 38
40 – 49 tahun 68 41,7
Total 163 100
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar responden berada

pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 68 responden dengan persentase

41,7%. Sedangkan responden yang berada di kelompok usia 25-39 tahun

sebanyak 62 responden dengan persentase 38%, dan responden yang berada di

kelompok usia 15-24 tahun sebanyak 33 responden dengan persentase 20,2%.

Responden paling muda dalam penelitian ini berusia 20 tahun, sedangkan

responden paling tua berusia 49 tahun.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

2. Pekerjaan

Status pekerjaan responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni

kelompok bekerja dan kelompok tidak bekerja berdasarkan perilaku pemeriksaan

IVA yang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Demografi Status Pekerjaan Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Status Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


Bekerja 103 63,2
Tidak bekerja 60 36,8
Total 163 100
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden

merupakan pekerja yaitu sebanyak 103 responden dengan persentase 63,2%.

Sedangkan 60 responden lainnya dengan persentase 36,8% tidak bekerja.

Mayoritas pekerjaan dari responden adalah wiraswasta dan PNS.

3. Pendapatan

Tingkat pendapatan terbagi menjadi dua tingkatan berdasarkan tingkat

pendapatan keluarga dalam satu bulan yaitu tingkat rendah jika pendapatan

responden < Rp3.800.000 dan tingkat tinggi jika pendapatan responden ≥

Rp3.800.000. Distribusi tingkat pendapatan responden berdasarkan perilaku

pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

Tabel 5.3 Distribusi Demografi Pendapatan Wanita Usia Subur di Wilayah


Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)


< Rp3.800.000 88 54
≥ Rp3.800.000 75 46
Total 163 100
Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pendapatan responden

rendah sebanyak 88 responden dengan persentase 54%. Sedangkan pendapatan

responden yang tinggi sebanyak 75 responden dengan persentase 46%.

4. Pendidikan

Pendidikan dikelompokkan menjadi dua tingkat yakni tingkat dasar (tidak

tamat SD, SD, SMP) dan tingkat lanjutan (SMA, D3/S1). Distribusi tingkat

pendidikan responden berdasarkan perilaku pemeriksaan IVA dapat dilihat pada

tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Demografi Pendidikan Wanita Usia Subur di Wilayah


Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Dasar 11 6,7
Lanjutan 152 93,3
Total 163 100
Sumber: Data primer

Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat pendidikan lanjutan yaitu sebanyak 152 responden dengan persentase

93,3%. Sedangkan tingkat pendidikan dasar sebanyak 11 responden dengan

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

persentase 6,7%. Dari tabel berikut dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pendidikan lanjutan yaitu tingkat SMA.

5.2.2 Faktor Risiko Kanker Serviks

1. Perilaku Merokok

Perilaku merokok dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni tidak

merokok dan merokok. Distribusi perilaku merokok dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Perilaku Merokok Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas
Ngagel Rejo Tahun 2020

Perilaku Merokok Frekuensi Persentase (%)


Tidak merokok 154 94,5
Merokok 9 5,5
Total 163 100
Sumber: Data primer

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden yang tidak merokok sebanyak

154 responden dengan persentase 94,5%. Sedangkan responden yang merokok

sebanyak 9 responden dengan persentase 5,5%. Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden tidak merokok.

2. Paritas

Berdasarkan faktor risiko kanker serviks menurut paritas, responden

terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok primipara yang memiliki jumlah

kelahiran 1 kali dan kelompok multipara yang memiliki jumlah kelahiran 2 kali

atau lebih. Distribusi paritas responden dapat dilihat pada tabel berikut :

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

Tabel 5.6 Distribusi Paritas Wanita Usia Subur di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo
Tahun 2020

Paritas Frekuensi Persentase (%)


Primipara 50 30,7
Multipara 113 69,3
Total 163 100
Sumber: Data primer

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang termasuk primipara

sebanyak 50 responden dengan persentase 30,7%. Sedangkan responden yang

termasuk multipara sebanyak 113 responden dengan persentase 69,3%. Dari tabel

5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori

multipara (memiliki jumlah kelahiran 2 kali atau lebih).

3. Usia Menikah

Berdasarkan faktor risiko kanker serviks menurut usia pertama kali

menikah, responden terbagi menjadi dua kelompok yaitu usia pertama menikah >

20 tahun dan usia pertama menikah ≤ 20 tahun. Distribusi usia pertama menikah

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Distribusi Usia Pertama Menikah Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Usia Pertama Menikah Frekuensi Persentase (%)


> 20 tahun 107 65,6
≤ 20 tahun 56 34,4
Total 163 100
Sumber: Data primer

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang menikah > 20 tahun

sebanyak 107 responden dengan persentase 65,6%. Sedangkan responden yang

menikah pada ≤ 20 tahun sebanyak 56 responden dengan persentase 34,4%.

4. Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks

Berdasarkan faktor risiko kanker serviks riwayat keluarga yang menderita

kanker serviks, responden terbagi menjadi 2 kategori yaitu tidak ada riwayat

kanker serviks dan ada riwayat kanker serviks. Distribusi riwayat keluarga yang

menderita kanker serviks dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.8 Distribusi Wanita Usia Subur yang Memiliki Riwayat Keluarga Menderita
Kanker Serviks di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Riwayat Keluarga
Frekuensi Persentase (%)
Menderita Kanker Serviks
Tidak ada riwayat 158 96,9
Ada riwayat 5 3,1
Total 163 100
Sumber: Data primer

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang tidak memiliki riwayat

keluarga penderita kanker serviks sebanyak 152 responden dengan persentase

93,3%. Sedangkan responden yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker

serviks sebanyak 11 responden dengan persentase 6,7%. Sebagian besar

responden tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker serviks.

Seluruh responden yang menyatakan bahwa keluarga yang menderita kanker

serviks adalah ibu responden.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

5. Perilaku Pemeriksaan IVA

Perilaku pemeriksaan IVA terbagi menjadi dua kelompok yaitu

melakukan pemeriksaan IVA dan tidak melakukan pemeriksaan IVA. Distribusi

perilaku pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.9 Distribusi Perilaku Pemeriksaan IVA Wanita Usia Subur di Wilayah
Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020

Perilaku Pemeriksaan
Frekuensi Persentase (%)
IVA
Tidak 95 58,3
Ya 68 41,7
Total 163 100
Sumber: Data primer

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang tidak melakukan

pemeriksaan IVA sebanyak 95 responden dengan persentase 58,3%. Sedangkan

responden yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 68 responden dengan

persentase 41,7%.

5.3 Analisis Bivariabel

5.3.1 Hubungan Perilaku Merokok dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah

Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok responden yang

melakukan pemeriksaan IVA sebagian besar tidak merokok yaitu sebanyak 65

responden dengan persentase 95,6% sedangkan pada kelompok responden yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebagian besar responden juga tidak merokok yaitu

sebanyak 89 responden dengan persentase 93,7%. Distribusi perilaku merokok

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

responden berdasarkan perilaku pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabel tabulasi

silang berikut:

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Hubungan Perilaku Merokok Wanita Usia Subur dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020

Perilaku Pemeriksaan PR
Perilaku IVA Total P-
Merokok Ya Tidak value 95%
n % n % n % CI
Tidak
65 95,6 89 93,7 154 94,5 0,685
Merokok
Merokok 3 4,4 6 6,3 9 5,5 0,736 (0,165-
2,839)
Total 68 100 95 100 163 100
Sumber: Data primer

Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher, didapatkan hasil bahwa P-value

sebesar 0,736 dengan α = 0,05. Sehingga nilai P > α yang artinya perilaku merokok

tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku pemeriksaan IVA.

5.3.2 Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas

Ngagel Rejo Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang melakukan

pemeriksaan IVA sebagian besar merupakan kelompok multipara yaitu sebanyak 54

orang dengan persentase 79,4%. Sedangkan pada kelompok responden yang tidak

melakukan pemeriksaan IVA sebagian besar juga merupakan kelompok multipara

yaitu sebanyak 59 responden dengan persentase 62,1%. Distribusi paritas responden

berdasarkan perilaku pemeriksaan dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut :

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

Tabel 5.11 Tabulasi Silang Hubungan Paritas pada Wanita Usia Subur dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020

Perilaku Pemeriksaan PR
IVA Total P-
Paritas
Ya Tidak value 95%
n % n % n % CI
Primipara 14 20,6 36 37,9 50 30,7 2,354
Multipara 54 79,4 59 62,1 113 69,3 0,018 (1,146-
4,832)
Total 68 100 95 100 163 100
Sumber: Data primer

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square, didapatkan P-value sebesar

0,018 dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,354 (95% CI = 1,146 – 4,832)

dengan α = 0,05. Sehingga nilai P > α yang artinya, terdapat hubungan antara paritas

dengan perilaku pemeriksaan IVA. Selain itu dari Confidence Interval diketahui

bahwa CI tidak melewati angka 1 maka dapat diartikan bahwa paritas memiliki

hubungan bermakna secara statistik. Responden yang memiliki jumlah kelahiran 2

kali atau lebih (multipara) memiliki peluang 2,354 kali lebih besar untuk melakukan

pemeriksaan IVA dibandingkan dengan responden yang memiliki jumlah kelahiran 1

kali (primipara).

5.3.3 Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah

Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar melakukan kelompok

responden yang melakukan pemeriksaan IVA menikah pertama kali pada usia > 20

tahun yaitu sebanyak 54 responden dengan persentase 79,4%. Sedangkan kelompok

responden yang melakukan pemeriksaan IVA menikah pertama kali pada usia ≤ 20

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

tahun yaitu sebanyak 14 responden dengan persentase 20,6%. Distribusi usia pertama

menikah berdasarkan perilaku pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabel tabulasi

silang berikut :

Tabel 5.12 Tabulasi Silang Hubungan Usia Menikah pada Wanita Usia Subur dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020

Perilaku Pemeriksaan
PR
IVA Total P-
Usia Menikah
Ya Tidak value 95%
n % n % n % CI
> 20 Tahun 54 79,4 53 55,8 107 65,6 3,05
≤ 20 Tahun 14 20,6 42 44,2 56 34,4 0,002 (0,160-
Total 68 100 95 100 163 100 0,668)
Sumber: Data primer

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square, didapatkan P-value sebesar

0,002 dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 3,05 (95% CI = 0,160-0,668)

dengan α = 0,05. Sehingga nilai P < α yang artinya, terdapat hubungan antara usia

pertama menikah dengan perilaku pemeriksaan IVA. Selain itu dari Confidence

Interval diketahui bahwa CI tidak melewati angka 1 maka dapat diartikan bahwa usia

menikah pertama memiliki hubungan bermakna secara statistik. Responden yang

menikah di usia >20 tahun memiliki peluang 3,05 kali lebih besar untuk melakukan

pemeriksaan IVA dibandingkan dengan responden yang menikah pada usia ≤20

tahun.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

5.3.4 Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks dengan Perilaku

Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

melakukan pemeriksaan IVA tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker

serviks yaitu sebanyak 65 responden dengan persentase 95,6%. Sedangkan sebagian

besar kelompok responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA juga tidak

memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker serviks yaitu sebanyak 93

responden dengan persentase 97,9%. Distribusi riwayat keluarga yang menderita

kanker serviks berdasarkan perilaku pemeriksaan dapat dilihat pada tabel tabulasi

silang berikut :

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks
pada Wanita Usia Subur dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas
Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020

Riwayat Perilaku Pemeriksaan


PR
Keluarga IVA Total
P-
Menderita Ya Tidak
value 95%
Kanker %
n % n % n CI
Serviks
Tidak Ada
65 95,6 93 97,9 158 96,9 2,146
Riwayat
Ada Riwayat 3 4,4 2 2,1 5 3,1 0,650 (0,349-
13,207)
Total 68 100 95 100 163 100
Sumber: Data primer

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher, didapatkan P-value sebesar

0,650 dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,146 (95% CI = 0,349-13,207)

dengan α = 0,05. Sehingga P > α yang artinya, riwayat keluarga yang menderita

kanker serviks tidak berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Hubungan Perilaku Merokok dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah

Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Perilaku merokok merupakan salah satu faktor risiko kanker serviks. Wanita

perokok memiliki risiko 6,33 kali lebih besar untuk terkena lesi pra kanker serviks

daripada wanita yang tidak merokok (Nindrea, 2017). Pada wanita perokok,

ditemukan nikotin pada getah bening 56 kali lebih tinggi dibandingkan dalam serum.

Sehingga dapat menurunkan imun lokal dan memicu tumbuhnya sel abnormal dalam

serviks/ leher rahim. Setiap kandungan asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan

masuk ke aliran darah. Zat nikotin yang terkandung dalam darah akan memicu

pertumbuhan sel yang abnormal pada serviks wanita, sel abnormal inilah yang akan

memicu pertumbuhan sel kanker pada serviks wanita (Septiana, 2018). Oleh karena

itu wanita yang menjadi perokok aktif masuk ke dalam kelompok risiko kanker

serviks dan sangat dianjurkan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks salah

satunya dengan pemeriksaan IVA untuk membantu mendeteksi ada atau tidaknya sel

kanker agar dapat dilakukan penanganan sedini mungkin.

Tidak adanya hubungan antara perilaku merokok dengan perilaku

pemeriksaan IVA pada penelitian ini terjadi karena proporsi wanita sebagai perokok

aktif di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo relatif sedikit. Hal ini didukung oleh

Infodatin Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan bahwa angka perokok aktif

58

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

pria lebih banyak daripada perokok aktif wanita (Kementrian Kesehatan, 2018).

Selain itu angka sampel yang kecil juga dapat menjadi penyebab tidak adanya

hubungan antara perilaku merokok dengan pemeriksaan IVA. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Idaria Sidabukke yang menyatakan bahwa perilaku

merokok tidak memiliki hubungan dengan minat wanita usia subur dalam melakukan

deteksi dini kanker serviks (Sidabukke, Sembiring dan Malan, 2017).

Perilaku merokok tidak memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA

berarti bahwa perilaku merokok tidak menentukan seseorang untuk melakukan

pemeriksaan IVA. Wanita yang bukan perokok aktif juga telah melakukan

pemeriksaan IVA meskipun wanita tersebut tidak memiliki salah satu faktor risiko

kanker serviks. Hasil pengisian kuesioner oleh responden menyatakan bahwa alasan

responden perokok aktif tidak melakukan pemeriksaan IVA karena tidak

ditemukannya gejala atau tanda kanker serviks dalam diri responden. Hal ini juga

berarti bahwa kurangnya pengetahuan responden terkait dengan faktor risiko kanker

serviks yang menyatakan bahwa perokok aktif merupakan salah satu faktor risiko

kanker serviks yang harus dihindari. Apabila wanita tersebut telah menjadi perokok

aktif, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan IVA sedini mungkin. Hasil penelitian

ini sesuai dengan teori WHO bahwa yang menyebabkan seseorang melakukan

perilaku karena terdapat pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, sikap,

persepsi, dan kepercayaan individu yang didukung dengan adanya fasilitas, biaya, dan

waktu (Notoadtmojo, 2010).

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

6.2 Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas

Ngagel Rejo Surabaya

Paritas adalah keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup, wanita yang

sering melahirkan risiko lebih besar menderita kanker serviks (Riksani, 2015).

Multiparitas merupakan salah satu kategori paritas yang menjadi faktor risiko kanker

serviks (Romauli, 2009). Multipara pada wanita memiliki arti bahwa seorang wanita

yang telah melahirkan 2 kali atau lebih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novi

Eniastina Jasa bahwa wanita dengan kelompok paritas multipara berisiko 14.700 kali

untuk terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita kelompok primipara (Jasa,

2016). Memiliki banyak anak akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Janin

yang melewati serviks akan menimbulkan trauma pada serviks. trauma pada serviks

yang terjadi terus menerus akan menimbulkan infeksi yang nantinya akan rentan

terserang virus salah satunya Human Papilloma Virus/HPV yang dapat menyebabkan

kanker serviks (Arum, 2015). Oleh karena itu wanita yang termasuk dalam kategori

multiparitas seharusnya memiliki keinginan lebih besar untuk melakukan deteksi dini

kanker serviks salah satunya dengan pemeriksaan IVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan

perilaku pemeriksaan IVA. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan harapan,

bahwa wanita dengan multipara sebagai salah satu faktor risiko kanker serviks

seharusnya melakukan pencegahan dini dengan melakukan pemeriksaan IVA untuk

mendeteksi secara dini ada atau tidaknya sel kanker pada tubuh wanita tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan Hakimah tahun 2016 yang menyatakan terdapat

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

hubungan antara paritas dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (Hakimah,

2016).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden wanita yang termasuk

pada kategori multipara yang tidak melakukan pemeriksaan IVA hampir sama dengan

jumlah responden wanita multipara yang melakukan pemeriksaan IVA. Dari hasil

pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden wanita, diketahui bahwa alasan

mereka yang tidak melakukan pemeriksaan IVA pada kelompok multipara karena

mereka merasa sehat dan tidak merasakan gejala kanker serviks. Hal ini berarti bahwa

sebagian besar responden wanita multipara memiliki pengetahuan yang rendah

mengenai kanker serviks. Wanita yang melahirkan banyak anak akan meningkatkan

risiko kanker serviks, oleh karena itu diperlukan upaya penyuluhan mengenai faktor

risiko kanker serviks untuk menimbulkan minat dan kesadaran wanita untuk

melakukan pemeriksaan IVA.

6.3 Hubungan Usia Pertama Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah

Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Usia pertama menikah merupakan usia saat wanita melangsungkan

pernikahan pertama kali. Saat menikah, maka dipastikan adanya aktivitas seksual dari

pasangan suami istri. Namun organ reproduksi wanita membutuhkan waktu yang

tepat untuk melakukan aktivitas seksual sampai kehamilan. Pada usia muda, organ

reproduksi wanita dirasa belum siap karena epitel serviks belum seluruhnya tertutup

oleh skuamosa dan belum siap untuk menerima benda asing. Hal inilah yang

menyebabkan sel dan jaringan tersebut mudah terluka dan nantinya akan

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

memudahkan virus masuk salah satunya adalah Human Papilloma Virus/HPV (Jasa,

2016).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gede Raka yang menyatakan bahwa

adanya hubungan usia perkawinan dengan kejadian lesi pra kanker serviks di usia

perkawinan < 21 tahun (Arista Mas Putra, 2014). Usia ideal dan matang secara

biologis dan psikologis untuk menikah yaitu di usia 21-25 tahun. Usia tersebut dirasa

sudah matang secara pola pikir dan secara biologis pula (Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional, 2017). Wanita yang memiliki risiko menikah di usia muda atau

≤ 20 tahun seharusnya memiliki kesadaran lebih banyak untuk melakukan deteksi

dini kanker serviks salah satunya dengan pemeriksaan IVA.

Ada hubungan antara usia menikah dengan perilaku pemeriksaan IVA di

wilayah Puskesmas Ngagel Rejo pada penelitian ini. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hakimah yang menyatakan bahwa ada hubungan antara usia pertama

kali menikah dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (Hakimah, 2016). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden wanita dengan usia menikah > 20 tahun

lebih banyak melakukan pemeriksaan IVA daripada responden yang memiliki risiko

usia menikah ≤ 20 tahun. Penelitian oleh Idaria Sidabukke juga menyatakan bahwa

sebagian besar wanita yang melakukan hubungan seksual di usia muda kurang

berminat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, sebaliknya wanita yang tidak

melakukan hubungan seksual di usia muda lebih berminat untuk melakukan

pemeriksaan IVA meskipun mereka bukan termasuk kelompok yang

berisiko(Sidabukke, Sembiring dan Malan, 2017).

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Hal tersebut disebabkan karena wanita yang menikah di usia ≤ 20 tahun

biasanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga wanita tersebut merasa

tidak membutuhkan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Selain itu

kurangnya paparan informasi seputar kesehatan reproduksi dan penyakit yang

diperoleh oleh wanita yang menikah di usia ≤ 20 tahun membuat mereka belum

memahami mengenai penyakit kanker serviks. Hasil pengisian kuesioner oleh

responden wanita juga menyatakan bahwa alasan responden yang memiliki usia

menikah ≤ 20 tahun tidak melakukan pemeriksaan IVA karena belum mengenal

tentang deteksi dini menggunakan tes IVA. Responden hanya mengetahui deteksi

dini hanya dilakukan dengan pap smear yang membutuhkan biaya yang cukup mahal.

Selain itu beberapa responden lain menyatakan bahwa mereka merasa malu dengan

prosedur pemeriksaan IVA yang mengharuskan membuka bagian kemaluan.

6.4 Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks dengan Perilaku

Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya

Kanker serviks bukanlah penyakit menular, namun penyakit ini dapat

menurun dari orang tua ke anaknya. Wanita yang memiliki riwayat kanker serviks

dari keluarga memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker serviks pula karena

gen dari orang tua telah diturunkan. Wanita yang memiliki riwayat keluarga penderita

kanker serviks memiliki risiko 3,233 kali lebih besar untuk terkena kanker serviks

(Yuviska dan Amirus, 2015). Yuviska menyatakan bahwa riwayat keluarga penderita

kanker serviks berhubungan dengan kejadian kanker serviks, oleh karena itu

dianjurkan pada wanita yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker serviks

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

untuk melakukan pemeriksaan IVA (Yuviska dan Amirus, 2015). Namun, bukan

berarti wanita dengan riwayat keluarga penderita kanker serviks pasti menderita

kanker serviks. Wanita yang memiliki riwayat masih bisa menghindari penyakit

tersebut, salah satunya dengan melakukan gaya hidup yang sehat dan melakukan

upaya deteksi dini kanker serviks untuk memantau keadaan tubuhnya.

Wanita yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker serviks seharusnya

melakukan pemeriksaan IVA. Diketahui bahwa riwayat keluarga penderita kanker

serviks tidak memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Artinya riwayat

keluarga penderita kanker serviks tidak mempengaruhi seseorang untuk melakukan

pemeriksaan IVA, karena wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga penderita

kanker serviks pun juga melakukan pemeriksaan IVA.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nonik Ayu Wantini yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antara riwayat keluarga penderita kanker serviks dengan

perilaku deteksi dini kanker serviks (Wanitini dan Indrayani, 2018). Tidak

berhubungannya riwayat keluarga penderita kanker serviks dengan perilaku

pemeriksaan IVA karena penelitian ini tidak memfokuskan kepada respoden yang

memiliki riwayat keluarga penderita kanker serviks, hal ini mengakibatkan jumlah

responden yang tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker serviks jauh lebih

banyak daripada jumlah responden yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker

serviks.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

6.5 Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian secara baik dan benar, namun peneliti

masih menyadari bahwa masih ada keterbatasan atau kekurangan dalam penelitian ini

diantaranya:

1. Padavariabel perilaku merokok, peneliti hanya membahas mengenai perokok

aktif pada wanita. Peneliti tidak membagi kelompok perilaku merokok

menjadi kelompok wanita dengan perokok aktif dan perokok pasif. Hal ini

membuat jumlah wanita usia subur yang menjadi responden di penelitian ini

pada variabel perilaku merokok sangat sedikit.

2. Pada variabel riwayat keluarga menderita kanker serviks jumlah responden

dalam penelitian ini sangat sedikit. Hal ini terjadi karena peneliti tidak

memasukkan ke dalam kriteria inklusi, oleh sebab itu jumlah wanita yang

memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker serviks cenderung sedikit.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Menurut karakteristik responden, sebagian besar responden wanita di Kelurahan

Ngagel dan Ngagel Rejo pada penelitian ini berada di kelompok usia 40-49 tahun.

Sebagian besar responden merupakan pekerja dan mayoritas bekerja sebagai

wiraswasta dan pegawai negeri sipil. Lebih dari setengah responden memiliki

pendapatan rendah. Hampir seluruh responden memiliki tingkat pendidikan lanjutan.

2. Frekuensi responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA lebih banyak

daripada responden yang melakukan pemeriksaan IVA. Responden yang melakukan

pemeriksaan IVA pada penelitian ini sebagian besar merupakan wanita yang bukan

perokok aktif, berada pada kelompok multipara (memiliki jumlah kelahiran 2 kali

atau lebih), pertama kali menikah di usia > 20 tahun dan tidak memiliki riwayat

keluarga yang menderita kanker serviks.

3. Perilaku merokok pada wanita tidak memiliki hubungan dengan perilaku

pemeriksaan IVA.

4. Paritas memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Wanita dengan

jumlah kelahiran 2 kali atau lebih (multipara) memiliki peluang 2,34 kali lebih besar

untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan wanita yang memiliki

jumlah kelahiran 1 kali (primipara).

66

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

5. Usia menikah memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Wanita usia

subur yang menikah di usia >20 tahun memiliki peluang 3,05 kali lebih besar untuk

melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan wanita yang menikah di usia ≤20

tahun.

6. Riwayat keluarga yang menderita kanker serviks tidak memiliki hubungan dengan

perilaku pemeriksaan IVA.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang telah dilakukan, terdapat

beberapa saran yang perlu dipertimbangkan. Adapun saran yang diajukan peneliti,

yaitu:

1. Pemberian sosialisasi mengenai pemeriksaan IVA, kemudahan pemeriksaan IVA,

dan bahaya faktor risiko kanker serviks kepada masyarakat khususnya wanita usia

subur dengan melakukan kerja sama dengan puskesmas. Pemberian sosialisasi

dapat berupa pengadaan seminar atau dengan pemberian media informasi dalam

bentuk leaflet atau sticker yang dapat ditempel sehingga dapat terbaca oleh

masyarakat khususnya kelompok sasaran.

2. Pembentukan kader IVA untuk mempermudah sosialisasi kepada masyarakat baik

melalui pertemuan atau melalui daring sehingga dapat menjaring masyarakat lebih

banyak agar melakukan pemeriksaan IVA.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko kanker serviks selain

perilaku merokok, paritas, usia menikah, dan riwayat keluarga menderita kanker

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

serviks dalam melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu perlu adanya penelitian

lebih lanjut mengenai minat dan motivasi wanita usia subur dalam melakukan

pemeriksaan IVA

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Arista Mas Putra, A.., 2014. Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor
Risiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukasada Ii. E-Jurnal Medika Udayana, 3(10), hal.1–8.
Arysha, V.O., 2018. Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Tindakan
Ibu Rumah Tangga pada Pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas
Bandar Khalifah Tahun 2018. Sumatera Utara.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2017. Usia Pernikahan Ideal 21-25
Tahun. [daring] BKKBN. Tersedia pada:
<https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-
tahun>.
Bhatla, N., Berek, J.S., Cuello, M., Lynette, F., Grenman, S., Karunaratne, K., Kehoe,
S.T., Konishi, I., Olawaiye, A.B., Prat, J. dan Sankaranarayanan, R., 2018.
Revised FIGO Staging for Carcinoma of The Cervix Uteri. [daring]
143(December 2018), hal.129–135. Tersedia pada:
<https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/ijgo.12749>.
Bramanuditya, A., 2018. Hubungan Antara Pernikahan Usia Muda dengan Kejadian
Kanker Serviks di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. [daring] Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan. Tersedia pada:
<http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1299/1/Naskah Skripsi.pdf>.
Delima, N., Bahar, H. dan Erawan, P.E.M., 2016. Perilaku Pencegahan Kanker
Serviks pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Tahun 2016. [daring] Tersedia pada:
<https://media.neliti.com/media/publications/186967-ID-perilaku-pencegahan-
kanker-serviks-pada.pdf>.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2015. [daring] Provinsi Jawa Timur. Tersedia pada:
<http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINS
I_2015/15_Jatim_2015.pdf>.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2016. [daring] Provinsi Jawa Timur. Tersedia pada:
<https://www.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2016/15_Jatim_2016.pdf>.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2017. [daring] Provinsi Jawa Timur. Tersedia pada:
<https://www.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2017/15_Jatim_2017.pdf>.

69

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2018. [daring] Tersedia pada:
<https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/BUKU PROFIL
KESEHATAN JATIM 2018.pdf>.
GLOBOCAN, 2018. Estimated age-standardized incidence and mortality rates (
World ) in 2018 , Indonesia , females , ages 15-49. [daring] Tersedia pada:
<http://gco.iarc.fr>.
Hakimah, U., 2016. Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks dengan Tindakan
Wanita dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear. [daring] Airlangga.
Tersedia pada: <http://repository.unair.ac.id/30481/>.
Handayani, S.D., 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemeriksaan
IVA pada Wanita Usia Subur di Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten
Bangka Tengan Tahun 2017.
Harahap, R.A., 2016. Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing
Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Bagan
Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. JUMANTIK, 1(1),
hal.79–103.
Jasa, N.E., 2016. Determinan yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Serviks
pada Wanita di Poli Kebidanan RSUD dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Lampung. Jurnal Kesehatan, 7(3), hal.445.
Kemenkes Republik Indonesia, 2015. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Situasi Penyakit Kanker.
Kemenkes Republik Indonesia, 2018. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia 2018. [daring] Tersedia pada:
<http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf>.
Kementrian Kesehatan, 2018. Situasi Umum Konsumsi Tembakau di Indonesia. Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, .
Kementrian Kesehatan, 2019. Gejala Kanker Leher Rahim. [daring] Tersedia pada:
<http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-
darah/apa-saja-gejala-kanker-leher-rahim> [Diakses 26 Nov 2019].
Kusumawati, Y., Wiyasa, R. dan Rahmawati, E.N., 2016. PENGETAHUAN,
DETEKSI DINI DAN VAKSINASI HPV SEBAGAI FAKTOR PENCEGAH
KANKER SERVIK DI KABUPATEN SUKOHARJO. KESEHATAN
MASYARAKAT, 11(2), hal.204–213.
Masturoh, E., 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS)

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA). [daring] Universitas Negeri Semarang. Tersedia pada:
<https://www.google.com/search?q=eminia+masturoh&rlz=1C1AVNE_enID7
11ID711&oq=eminia+masturoh&aqs=chrome..69i57j33.4787j0j9&sourceid=c
hrome&ie=UTF-8#>.

Mastutik, G., Alia, R., Rahniayu, A., Kurniasari, N. dan Rahaju, A.S., 2012. Skrining
Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali
Kedinding Surabaya dan Rumah Sakit Mawadah Mojokerto.
Nindrea, R.D., 2017. Prevalensi dan Faktor yang Mempengaruhi Lesi Pra Kanker
Serviks pada Wanita. Journal Endurance, 2(1), hal.53–61.
Nordianti, M.E. dan Wahyono, B., 2018. Determinan Kunjungan Inspeksi Visual
Asam Asetat di Puskesmas Kota Semarang. [daring] 2(1), hal.33–44. Tersedia
pada: <file:///C:/Users/umum/Downloads/19049-Article Text-45054-1-10-
20180309 (1).pdf>.
Notoadtmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.hal.216.

Rahayu, D.S., 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika.
Rahmadani, F.T., Ade, W. dan Sofian, A., 2016. Gambaran Hasil Sitologi Serviks
Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung pada Hotspot X Kecamatan Marpoyan
Damai Pekanbaru. [daring] 3, hal.1–12. Tersedia pada:
<https://media.neliti.com/media/publications/184239-ID-gambaran-hasil-
sitologi-serviks-wanita-p.pdf>.
Rasjidi, I., 2008. Manual Prakankr Serviks. In: I. Rasjidi, ed. Pertama. CV Sagung
Seto.hal.135.

Riksani, R., 2015. Faktor Risiko Kanker Serviks. In: Maya, ed. Kenali Kanker
Serviks Sejak Dini, I. Yogyakarta: Rapha Publishing.hal.134.
Rio, S. dan Suci, E.S.T., 2017. Persepsi tentang kanker serviks dan upaya
prevensinya pada perempuan yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker.
Kesehatan Reproduksi, 4, hal.159–169.
Septiana, W., 2018. Hubungan Antara Perilaku Merokok dan Personal Hygiene
Organ Reproduksi dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD DR. MOEWARDI
Kota Surakarta. [daring] Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tersedia
pada: <eprints.ums.ac.id>.
Sidabukke, I., Sembiring, R. dan Malan, J.R., 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Minat WUS Melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di
Puskesmas Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi Tahun 2017. Jurnal

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

Reproductive Health, 2(2), hal.17–34.

Silfia, N.N. dan Muliati, T., 2017. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap
dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Ibu Pasangan
Usia Subur di Puskesmas Talise. Jurnal Caring, 1(2), hal.69–83.
Soimah, N., 2017. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker
Rahim dan Akses Layanan Pemeriksaan IVA/ Papsmear. Kebidanan dan
Keperawatan, [daring] 13, hal.150–161. Tersedia pada:
<https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/download/398/
198>.
Wanitini, N.A. dan Indrayani, N., 2018. Pengetahuan, Faktor Risiko, Deteksi Dini
Kanker Payudara dan Serviks pada Wanita di Puskesmas Kalasan, Sleman,
DIY. 8(8), hal.236–249.
Yuviska, I.A. dan Amirus, K., 2015. Analisis Faktor Risiko Kanker Serviks di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal
Kesehatan Holistik, 9(1), hal.1–7.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Keterangan Lolos Kaji Etik

73
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data di Kecamatan Wonokusumo

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Sebelum Penelitian (PSP

LEMBAR PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN (PSP) BAGI


RESPONDEN

Nama saya Adelita Setiawan, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Airlangga, Surabaya, akan melakukan penelitian untuk penyusunan
skripsi. Dalam rangka penyusunan skripsi tersebut, saya membutuhkan bantuan
dari Ibu sekalian. Sebagai peneliti, saya memohon kesediaan Ibu untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Berikut penjelasan dari penelitian yang saya
lakukan:

A. Judul Penelitian
“Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di
Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya”.

B. Penjelasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko kanker serviks
dengan perilaku pemeriksaan IVA.

C. Perlakuan yang Diterapkan pada Subjek Penelitian


Dalam penelitian ini Ibu terlibat sebagai responden yang bersedia untuk
menjawab pertanyaan melalui kuesioner tentang data diri, faktor risiko kanker
serviks, dan perilaku pemeriksaan IVA. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk
penjelasan dan pengisian kuesioner yang dilaksanakan di lokasi penelitian adalah
20 menit dengan didampingi oleh peneliti. Ibu diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
penelitian ini setelah pengambilan data selesai.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

D. Manfaat
Setelah bersedia mengikuti penelitian, Ibu sebagai peserta penelitian akan
memperoleh manfaat berupa:
1. Ibu memperoleh informasi terkait pemeriksaan IVA sebagai upaya mencegah
penyakit Kanker Serviks

E. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya yang ditimbulkan bagi Ibu dalam penelitian ini baik selama
penelitian maupun setelah penelitian. Hal tersebut dikarenakan dalam penelitian
ini tidak melakukan intervensi apapun melainkan hanya menjawab pertanyaan
melalui kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

F. Hak untuk Undur Diri


Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan peserta penelitian
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa sanksi apapun, dan tanpa
menimbulkan konsekuensi yang merugikan responden.

G. Kerahasiaan Informasi yang diberikan


Semua informasi yang telah diperoleh dari hasil kuesioner berisi jawaban peserta
penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh peneliti dan
putra/putri Bapak/Ibu. Kerahasiaan data dilindungi dengan tidak
mempublikasikan identitas responden. Data yang telah diperoleh hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian skripsi, diolah serta dianalisis sesuai tujuan
penelitian dan data akan ditempatkan di tempat yang aman.

H. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2020 di Kelurahan Ngagel dan
Kelurahan Ngagel Rejo Surabaya. Penelitian dimulai setelah Anda mendapatkan
penjelasan terkait penelitian yang akan dilaksanakan dan menyetujui
berpartisipasi dalam penelitian.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

I. Adanya Insentif untuk Subyek


Sebagai tanda terimakasih atas keikutsertaan responden pada penelitian ini,
peneliti akan memberikan souvenir sebagai pengganti waktu yang tersita.

J. Narahubung Penelitian
Berikut adalah identitas pelaksana penelitian:
Nama : Adelita Setiawan
No. Telepon : 089675735456
Instansi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Alamat Instansi : Kampus C UNAIR, Mulyorejo, Surabaya

Demikian penjelasan penelitian yang perlu peneliti sampaikan dan harus


dipahami sebelum Anda bersedia menjadi responden penelitian. Atas perhatian Anda,
saya ucapkan terima kasih.

Surabaya, ……………….. 2020


Peneliti

Adelita Setiawan
NIM. 101611133168

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

Lampiran 4 : Lembar Informed Consent


INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………………..
Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks dengan
Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya”
2. Estimasi waktu pengisian kuesioner 20 menit dengan didampingi oleh peneliti.
3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian, Ibu akan memperoleh informasi
mengenai pemeriksaan IVA.
4. Tidak ada perlakuan intervensi dan tidak ada bahaya yang ditimbulkan jika
menjadi responden penelitian.
5. Hak untuk mengundurkan diri sebagai subyek penelitian.
6. Informasi yang diberikan oleh responden akan dijaga kerahasiaannya.
Setelah mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini secara
sukarela dan penuh kesadaran serta tanpa paksanaan siapapun menyatakan
“BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA*)”
untuk menjadi responden dalam penelitian.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
*) Coret yang tidak perlu
Surabaya, ………...……… 2020
Responden, Saksi
(……………..……………..) (………………………………...)
Saksi
(……………..……………..)

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU
PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH PUSKESMAS NGAGEL REJO
SURABAYA
Nomor Responden :

Tanggal Pengisian : / / 2020


Petunjuk Pengisian :
1. Responden diharapkan mengisi seluruh pertanyaan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
2. Cara pengisian yaitu dengan memberi tanda (O) nomor sesuai dengan keadaan
responden. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban
pertama dengan memberi tanda (X), kemudian dapat mengisi jawaban yang
dipilih dengan memberi tanda (O) pada nomor.
3. Setiap pertanyaan hanya berlaku satu jawaban.
4. Apabila ada pertanyaan yang tidak mengerti dapat ditanyakan langsung
kepada peneliti.

a. Karakteristik Responden
1. Inisial :
2. Tanggal Lahir :
3. Usia :
4. Pekerjaan :
1. PNS 3. Swasta
2. Ibu Rumah Tangga 4. Wiraswasta
5. Jumlah Penghasilan:
1. < 3.800.000 2. ≥ 3.800.000
6. Status Pendidikan :
1. Tidak Tamat SD 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. D3/ S1

b. Faktor Risiko Kanker Serviks


1. Pada usia berapakah Anda pertama kali melangsungkan pernikahan?
…… tahun
2. Apakah Anda adalah seorang perokok?
1. Ya 2. Tidak
3. Apakah Anda pernah melakukan proses persalinan?
1. Pernah 2. Belum pernah
4. Berapakah kali Anda melakukan proses persalinan?.......kali

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

5. Apakah Anda memiliki keluarga yang terkena kanker serviks?


1. Ya
2. Tidak
c. Perilaku Wanita
1. Apakah Anda pernah melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam
Asetat) ? (lihat gambar)

Gambar Pemeriksaan IVA


a. Ya (jika ya isi pertanyaan selanjutnya
b. Tidak (jawab pertanyaan nomor 4 dan 6)

2. Kapan terakhir Anda melakukan pemeriksaan IVA?


a. 6 bulan terakhir
b. 1 bulan terakhir
c. 1 tahun terakhir
d. > 2 tahun terakhir
3. Berapa kali Anda melakukan pemeriksaan IVA?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. Lebih dari 3 kali
4. Apakah Anda melakukan pemeriksaan deteksi kanker serviks lain selain
IVA?
a. Iya, sebutkan…….
b. Tidak
5. Apakah alasan Anda melakukan pemeriksaan IVA?
6. Apakah alasan Anda tidak melakukan pemeriksaan IVA?

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

Lampiran 6

HASIL ANALISIS UNIVARIABEL DAN BIVARIABEL

1. Analisis Univariabel
a. Usia

Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
15-24 Tahun 33 20.2 20.2 20.2
25-39 Tahun 62 38.0 38.0 58.3
Valid
40-49 Tahun 68 41.7 41.7 100.0
Total 163 100.0 100.0

b. Pekerjaan

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Bekerja 103 63.2 63.2 63.2
Valid Tidak Bekerja 60 36.8 36.8 100.0
Total 163 100.0 100.0

c. Pendapatan

Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< Rp3.800.000 88 54.0 54.0 54.0
Valid ≥ Rp3.800.000 75 46.0 46.0 100.0
Total 163 100.0 100.0

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82

d. Pendidikan

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Dasar 11 6.7 6.7 6.7
Valid Lanjutan 152 93.3 93.3 100.0
Total 163 100.0 100.0

e. Perilaku Merokok
Merokok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Merokok 154 94.5 94.5 94.5
Valid Merokok 9 5.5 5.5 100.0
Total 163 100.0 100.0

f. Paritas
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Primipara 50 30.7 30.7 30.7
Valid Multipara 113 69.3 69.3 100.0
Total 163 100.0 100.0

g. Usia Menikah

Usia_Menikah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
> 20 tahun 107 65.6 65.6 65.6
Valid
≤ 20 tahun 56 34.4 34.4 100.0

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

Total 163 100.0 100.0

h. Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks


Riwayat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak ada riwayat 158 96.9 96.9 96.9
Valid Ada riwayat 5 3.1 3.1 100.0
Total 163 100.0 100.0

i. Pemeriksaan IVA
IVA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 95 58.3 58.3 58.3
Valid Ya 68 41.7 41.7 100.0
Total 163 100.0 100.0

2. Analisis Bivariabel
a. Hubungan Perilaku Merokok dengan Perilaku Pemeriksaan IVA

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .275 1 .600
b
Continuity Correction .031 1 .859
Likelihood Ratio .282 1 .595
Fisher's Exact Test .736 .437
Linear-by-Linear Association .274 1 .601
N of Valid Cases 163
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75.
b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Merokok .685 .165 2.839
(Tidak Merokok / Merokok)
For cohort IVA = Tidak .867 .536 1.403
For cohort IVA = Ya 1.266 .494 3.249
N of Valid Cases 163

b. Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.582 1 .018
b
Continuity Correction 4.798 1 .028
Likelihood Ratio 5.748 1 .017
Fisher's Exact Test .025 .013
Linear-by-Linear Association 5.548 1 .019
N of Valid Cases 163
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paritas 2.354 1.146 4.832
(Primipara / Multipara)
For cohort IVA = Tidak 1.379 1.077 1.765
For cohort IVA = Ya .586 .361 .951
N of Valid Cases 163

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

c. Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9.806 1 .002
b
Continuity Correction 8.787 1 .003
Likelihood Ratio 10.167 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association 9.746 1 .002
N of Valid Cases 163
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.36.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for .327 .160 .668
Usia_Menikah (> 20 tahun /
≤ 20 tahun)
For cohort IVA = Tidak .660 .518 .843
For cohort IVA = Ya 2.019 1.236 3.298
N of Valid Cases 163

d. Hubungan Riwayat Keluarga Menderita Kanker Serviks dengan Perilaku


Pemeriksaan

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .709 1 .400
b
Continuity Correction .146 1 .703
Likelihood Ratio .697 1 .404
Fisher's Exact Test .650 .346
Linear-by-Linear Association .705 1 .401
N of Valid Cases 163
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.09.

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Riwayat 2.146 .349 13.207
(Tidak ada riwayat / Ada
riwayat)
For cohort IVA = Tidak 1.472 .499 4.339
For cohort IVA = Ya .686 .327 1.436
N of Valid Cases 163

SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR RISIKO… ADELITA S

Anda mungkin juga menyukai