Anda di halaman 1dari 12

Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

ANALISIS RESEPSI PEMBACA MAHASISWA SEMESTER V


TERHADAP FOLKLOR LISAN PUTERI DAYANG MERINDU DARI OGAN
KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita


Universitas Baturaja
m36061316.gmail.com

ABSTRAK

Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempertimbangkan pembaca yang merupakan pemberi sambutan atau tanggapan.
Resepsi sastra dapat melahirkan tanggapan, reaksi atau respon terhadap sebuah karya
sastra, yang dikemukakan oleh pembaca sejak dulu hingga sekarang akan berbeda-
beda antara pembaca satu dengan yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
(1) mendeskripsikan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam faktor Putri dayang
merindu melalui teori resepsi pembaca (2) mendeskripsikan tanggapan pembaca
setelah membaca dari Putri dayang merindu (3)mendeskripsikan nilai sosial dan
budaya yang terkandung dalam folklore Putri dayang merindu. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis dan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan angket atau kuesioner dengan pertanyaan yang
diajukan sebatas pada unsur-unsur pembangun struktural folklore yaitu tema, latar,
tokoh, penokohan, alur, sudut pandang, dan nilai sosial budaya. Dapat disimpulkan
bahwa sebagai pembaca awam, respon mayoritas mampu memahami isi foklore ini
dan mampu menganalisis unsur pembangun strukturnya secara sederhana.

Kata Kunci: analisis, resepsi pembaca, folklore lisan.

PENDAHULUAN sastra. Selain itu, pembaca juga yang


menentukan makna dan nilai dari karya
Resepsi sastra merupakan aliran
sastra, sehingga karya sastra
sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempunyai nilai karena ada pembaca
mempertimbangkan pembaca yang
yang memberikan nilai. Tanpa adanya
merupakan pemberi sambutan atau
pembaca, karya sastra tersebut hanya
tanggapan. Resepsi sastra dapat
akan menjadi artefak.
melahirkan tanggapan, reaksi atau
“Karya sastra lisan berupa
respon terhadap sebuah karya sastra,
folklore, yaitu suatu adat-istiadat
yang dikemukakan oleh pembaca sejak
tradisional dan cerita rakyat yang
dulu hingga sekarang akan berbeda-
diwariskan secara turun-temurun, tetapi
beda antara pembaca satu dengan yang
tidak dibukukan” (Kamus Besar
lain. Karya sastra sangat berhubungan
Bahasa Indonesia, 2012). Folklor telah
erat dengan pembaca, karena karya
berkembang sejak zaman dahulu kala
sastra ditujukan kepada kepentingan
sebelum nenek moyang kita mengenal
pembaca sebagai penikmat karya
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

tulisan. mereka menurunkannya secara Pendidikan, Universita Baturaja


turun temurun dari mulut ke mulut angkatan 2020, serta studi pustaka
kepada orang-orang yang ada di untuk penunjang teori dan referensi.
sekitarnya. Penyampaian tersebut Metode pemilihan responden yang
berupa kebiasaan, perilaku, larangan, penulis gunakan yaitu resepsi secara
cerita pengalaman, pepatah dan sinkronis yaitu penelitian karya sastra
tahayul. dalam hubungannya dengan pembaca
Foklore “Putri Dayang Merindu” sezaman. Alasan pemilihan mahasiswa
merupakan salah satu folklore yang di semester V Program Studi Pendidikan
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Bahasa dan Sastra Indonesia karena
Sumatera Selatan. Folklore lisan ini mudah dijangkau oleh peneliti, masih
merupakan sebuah cerita yang satu lingkungan sehingga memudahkan
dituturkan masyarakat Ogan Komering untuk melakukan penelitian, penulis
Ulu, dimana folklore ini menceritakan juga ingin mengetahui tanggapan
seorang puteri yang terkena sumpah Si responden terhadap isi dari folklore
Serunting Sakti menjadi batu. serta bisa menilai langsung karya sastra
Sehubungan dengan pemahaman itu, Indonesia.
kiranya akan sangat menarik jika Peneliti merumuskan masalah
dilakukan kajian mendalam tentang yaitu :
folklore tersebut melalui pendekatan 1. Bagaimana resepsi pembaca
analitis dan meninjaunya dari terhadap unsur intrinsik dan
perspektif sastra resepsi. ekstrinsik folklore Puteri Dayang
Diambilnya folklore Puteri Merindu?
Dayang Merindu sebagai objek 2. Bagaimana tanggapan pembaca
penelitian karena setelah melakukan terhadap folklore Puteri Dayang
beberapa pencarian belum ada yang Merindu?
meneliti folklore ini melalui resepsi 3. Nilai sosial-budaya apa yang dapat
pembaca dan masih jarang yang dimbil dalam folklore Puteri
meneliti tentang folklore Puteri Dayang Dayang Merindu melalui tanggapan
Merindu. Maka dari itu, peneliti juga pembaca?
ingin mengetahui tanggapan responden Berdasarkan rumusan masalah
terhadap folklore “Putri Dayang yang telah dijelaskan di atas, maka
Merindu" ini. Pendapat atau persepsi penelitian ini mempunyai maksud dan
setiap orang bisa berbeda- beda, karena tujuan penelitian sebagai berikut:
itu peneliti ingin meneliti resepsi 1. Untuk mendeskripsikan unsur
pembaca terhadap folklore “putri intrinsik dan ekstrinsik dalam
dayang merindu”, dengan alasan folklore Puteri Dayang Merindu
peneliti ingin mengetahui tanggapan melalui teori resepsi pembaca.
atau respon pembaca terhadap folklore 2. Untuk mendeskripsikan tanggapan
“Puteri Dayang Merindu” mengenai pembaca setelah membaca dari
unsur pembangunnya. Untuk folklore Puteri Dayang Merindu.
melakukan penilitian tersebut, peneliti 3. Untuk mendeskripsikan nilai sosial
akan melakukan metode pengumpulan dan budaya yang terkandung dalam
data terlebih dahulu dengan melakukan folklore Puteri Dayang Merindu.
observasi memberikan kuesioner Penelitian ini diharapkan dapat
kepada Mahasiswa Semester V memberikan khazanah keilmuan dalam
Program Studi Bahasa dan Sastra bidang keilmuan Sastra salah satunya
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu yakni Resepsi Pembaca, untuk
Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

memberikan tambahan sumber kuisioner atau wawancara didalam


informasi bagi peneliti yang pengumpulan datanya, maka sumber
selanjutnya, Penelitian ini diharapkan data itu dari responden, yakni orang
mampu memberikan motivasi bagi yang menjawab pertanyaan peneliti,
mahasiswa Program Studi Bahasa dan yaitu tertulis ataupun lisan. Sumber
Sastra Indonesia, Penelitian ini data berbentuk responden ini
diharapkan dapat dijadikan bahan digunakan didalam penelitian.
perbandingan bagi penelitian yang Sehingga beberapa sumber data
relevan. dimanfaatkan dalam penelitian ini
METODOLOGI meliputi :
Dalam penelitian ini 1. Naskah folklore lisan Puteri Dayang
menggunakan metode deksriptif Merindu.
analisis dan metode kualitatif. Metode 2. Tanggapan Mahasiswa Semester V
kualitatif memberikan perhatian Program Studi Bahasa dan Sastra
terhadap data alamiah, data dalam Indonesia dalam bentuk angket atau
hubungannya dengan konteks kuesioner.
keberadaannya. Cara-cara inilah yang Studi Pustaka
mendorong metode kualitatif dianggap Pengumpulan data merupakan
sebagai multimetode sebab penelitian langkah yang sangat penting dalam
pada gilirannya melibatkan sejumlah melakukan penelitian. Metode
besar gejala sosial yang relevan. Dalam pengumpulan data merupakan suatu
penelitian karya sastra, misalnya, akan cara yang digunakan oleh peneliti
dilibatkan pengarang, lingkungan sosial untuk mendapatkan data-data
di mana pengarang berada, termasuk penelitian. Data-data tersebut diperoleh
unsur-unsur kebudayaan pada melalui studi lapangan dan studi
umumnya. pustaka.
Penelitian ini menggunakan 1. Studi lapangan
pendekatan struktural. Dimana menurut Studi lapangan yang digunakan
Teeuw (Rokhmansyah, 2020) dalam penelitian ini adalah:
menyebutkan pendekatan struktural a. Observasi
mencoba menguraikan keterkaitan dan Observasi dilakukan untuk
fungsi masing-masing unsure karya menentukan dan mengetahui objek
sastra sebagai kesatuan struktural yang penelitian, serta mengamati dan
bersama-sama menghasilkan makna mencermati serta melakukan
menyeluruh. Menurut Abidin (2018:25) pencatatan data atau informasi.
menyebutkan bahwa apabila yang akan Observasi mempunyai fungsi-fungsi
diteliti itu karya sastra prosa, maka yaitu, deskripsi untuk menjelaskan,
yang harus dikaji dan diteliti itu adalah memeriksa, dan merinci gejala yang
aspek yang membangun karya sastra terjadi, kedua mengisi data untuk
itu, seperti tema, alur, latar, penokohan, memperoleh data dengan teknik-teknik
gaya penulisan, sudut pandang, dan penelitian lainnya, ketiga memberikan
lain-lain. Dalam penelitian ini, data yang lebih dapat
pendekatan struktural digunakan untuk digeneralisasikan. Dalam penelitian
menganalisis resepsi pembaca terhada lapangan perlu juga ditegaskan objek
folklore Puteri Dayang Merindu. penelitiannya, populasi dan sampel.
Sumber data penelitian yaitu b. Populasi (population)
sumber subjek dari tempat mana data Secara etimologi dapat diartikan
bisa didapatkan. Jika peneliti memakai penduduk atau orang banyak yang
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

memiliki sifat universal. Populasi pustaka yang dilakukan dalam


penelitian berupa mahasiswa Fakultas peneltian ini, yaitu mengumpulkan
keguruan ilmu dan pendidikan, referensi yang berkaitan dengan resepsi
populasinya adalah mahasiswa pembaca terhadap folklore lisan
semester V bahasa dan Sastra tersebut, atau yang dapat dimanfaatkan
Indonesia. Sampel diambil oleh peneliti untuk menjelaskan berbagai hal yang
karena jumlah karakteristik yang ada terkait dengan studi ini.
pada populasi sangat banyak. Menurut Analisis data kualitatif adalah
pertimbangan peneliti, sampel harus proses secara sistematis mencari dan
diambil karena tidak mungkin meneliti mengolah berbagai data yang
populasi yang karakteristiknya banyak. bersumber dari wawancara,
Hasil penelitian terhadap sampel itu pengamatan lapangan, dan kajian
akan merupakan kesimpulan terhadap dokumen (pustaka) untuk
populasi. Jumlah sampel yang akan menghasilkan suatu laporan temuan
digunakan adalah 18 orang mahasiswa penelitian. Data-data yang diperoleh
semester V Bahasa dan Sastra dalam penelitian ini berupa resepsi
Indonesia yang dipilih secara acak. pembaca terhadap folklore lisan Puteri
c. Angket atau kuesioner Dayang Merindu.
Angket atau kuesioner adalah Setelah data terkumpul secara
teknik pengumpulan data yang keseluruhan, kemudian data
dilakukan dengan cara memberikan diklasifikasikan, dianalisis,
seperangkat pertanyaan atau dideskripsikan berdasarkan masalah
pernyataan kepada orang lain yang penelitian. Secara rinci dengan
dijadikan responden untuk dijawabnya. langkah-langkah teknik analisis data
Prinsip penulisan angket atau kuesioner sebagai berikut.
menyangkut beberapa faktor, yaitu 1. Pada tahap ini peneliti
pertama isi dan tujuan pertanyaan mengumpulkan data dari resepsi
artinya jika isi pertanyaan ditujukan pembaca terhadap folklore lisan Puteri
untuk mengukur maka ada skala yang Dayang Merindu.
jelas dalam pilihan jawaban. Kedua, 2. Data yang diperoleh kemudian
bahasa yang digunakan harus dikumpulkan untuk di seleksi
disesuaikan dengan kemampuan 3. Kemudian data di analisis dalam
responden. Terakhir, tipe pertanyaan pembahasan.
dan bentuk apakah terbuka atau 4. Mendeskripsikan hasil analisis
tertutup. Kuesioner dibagikan kepada 5. membuat simpulan hasil analisis.
18 mahasiswa semester 5 bahasa dan
Sastra Indonesia untuk mengetahui
tanggapan responden terhadap unsur HASIL DAN PEMBAHASAN
pembangun lengenda Puteri Dayang Setelah melakukan pengkajian
Merindu. terhadap folklore Puteri Dayang
2. Studi pustaka Merindu, peneliti mencari data-data
Studi pustaka merupakan cara yang berkaitan dengan unsur-unsur
pengumpulan data yang bersifat teoritis pembangun folklore yaitu unsure
mengenai permasalahan-permasalahan intrinsik dan ekstrinsik. Kemudian
dalam penelitian. Tinjauan kepustakaan peneliti menyusun pertanyaan untuk
adalah sumber penunjang teori atau dimasukan kedalam angket yang akan
informasi lain yang relevan dengan diberikan kepada responden.
masalah yang diidentifikasikan. Studi Selanjutnya dilakukan analisis untuk
Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

mendapatkan hasil penelitian dan dan selalu rajin membantu orang yang
pembahasan. Hasil penelitian dan membutuhkan sehingga Sang Putri
pembahasan dipaparkan sebagai menjadi buah bibir yang sangat
berikut. Sesuai tujuan penelitian yang dikagumi seperti gadis-gadis di
ingin dicapai yaitu untuk dusunnya.
mendeskripsikan resepsi pembaca “Dusun Padang Bindu
terhadap folklore Puteri Dayang mempunyai seorang raja yang sangat
Merindu, hasil penelitian sebagai dihormati dan disegani oleh penduduk,
berikut. karena kearifannya dan
1. Analisis unsur pembangun dalam kebijaksanaannya dalam mengemban
folklore Puteri Dayang Merindu tugas sebagai penguasa. Dia sosok
a. Tema yang mengutamakan kepentingan
“Sebuah perkampungan rakyatnya dibandingkan kepentingan
sederhana tertata dengan rapi, pribadinya. Dialah Raja Balian, sosok
mencerminkan tingkat kehidupan telah penuh karisma yang begitu
cukup sejahtera”. diagungkan, menjunjung tinggi harkat
“Sopan santun dan ramah tamah kehidupan sesama lapisan masyarakat”.
sesama penduduk setempat maupun Dari kutipan tesebut dapat
pendatang, membuat perkampungan ini terlihat bahwa seorang pemimpin desa
penuh ketenangan dan kedamaian”. yang bernama Raja Balian adalah
Dari kutipan tersebut seorang raja yang memiliki sifat
menunjukan bahwa tema dari folklore bijaksana dan selalu mengutamakan
Puteri Dayang Merindu ialah kepentingan rakyat-rakyatnya. Raja
kehidupan terlihat dalam kutipan di Balian sangat bersyukur atas segala
atas yang menggambarkan adanya rahmat dan karunia Sang Pencipta atas
kehidupan bermasyarakat yang dirinya, karena itu merupakan amanat
makmur. yang harus dipikul pada pundaknya.
b. Tokoh dan Penokohan sebagai orang yang mendapat
“Seorang gadis cantik yang kepercayaan, Dia sangat konsekuen
beranjak dewasa, membuat seluruh dan mawas diri dalam menjalankan
negeri bersuka cita, bagai kuncup yang tampuk pemerintahannya.
tengah merekah, menebarkan harum “Angkara murka bertahta
dam pesona hingga ke dusun dusun dihatinya. Amarah pun membakar jiwa.
lain. Banyak pangeran dan pemuda Suara si pembara pun terdengar lantang
yang ingin mendapatkan hatinya, Puteri dan makin keras”.
itu bernama Puteri Dayang Merindu. “Kau cantik dan membisu….!
Sifatnya polos, lugu, dan bersahaja, hatimu dingin membeku…! tubuhmu
walaupun dia seorang putri raja”. kaku laksana patung batu!! ”. Bentak si
Dari kutipan tersebut pengembara dengan garang, sambil
menunjukan bahwa tokoh utama dalam bertolak pinggang dengan geramnya”.
folklore Puteri Dayang Merindu adalah Dari kutipan tersebut dapat
Puteri Dayang Merindu. Puteri Dayang diketahui bahwa tokoh Si Pahit Lidah
Merindu memiliki sifat yang polos, memiliki sifat yang pemarah dan egois,
lugu, dan bersahaja. Meskipun terlihat dalam kutipan diatas yang
kecantikan wajahnya tidak menggambarkan bahwa Si Pahit Lidah
membuatnya sombong dan angkuh, ini selalu memaksakan kehendaknya
tutur sapanya begitu lembut dan untuk mengetahui suatu hal, sehingga
menyentuh pada setiap orang periang
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

membuatnya kesal dan merugikan folklore Puteri Dayang Merindu ialah


orang lain. pada pagi hari dimana terlihat pada
c. Latar kutipan pertama yang menyebutkan
1). Latar Tempat bahwa sinar mentari tidak begitu
“Diiringi suara merdu kicau mengingat hari itu, dan pada kutipan
burung, Putri dayang merindu bermain kedua menggambarkan waktu siang
dengan riangnya kesana-kemari, hari.
bercanda dan bersenda gurau bersama 3) Latar Suasana
Inang pengasuh yang kadangkala “Seketika petir menggelegar
diselingi suaranya tawa Sang Putri”. dihari yang cerah itu. Gelap sesaat
“Duhai putri jelita, maafkan suasana disekitar Tepian Sungai Ogan.
kedatangan hamba, jika mengganggu Putri Dayang Merindu merasakan ada
kedamaian tuan putri. Kalau berkenan sesuatu keanehan pada dirinya, getaran
boleh hamba bertanya, siapakah panas menjalat di sekujur tubuhnya”.
gerangan tuan putri nan jelita ? ”. “Wahai…kanda junjungan
“Sementara itu, di istana. Raja hamba, adakah suatu gerangan yang
Balian tampak gelisah “ Wahai…kanda telah membuat hati kanda tertikam
junjungan hamba, adakah suatu gundah ?”. Suara istrinya dapat sedikit
gerangan yang telah membuat hati mengusir kerisauan hatinya, lalu raja
kanda tertikam gundah ?”. Suara balian mangajak istrinya duduk
istrinya dapat sedikit mengusir berdampingan.”
kerisauan hatinya, lalu raja balian Dari kutipan tersebut terdapat
mangajak istrinya duduk bahwa folklore Puteri Dayang Merindu
berdampingan”. ialah pada kutipan pertama
Dari kutipan yang telah menggambarkan suasana panik,
dijelaskan terdapat bahwa latar tempat dimana Puteri Dayang Merindu ini
dalam folklore Puteri Dayang Merindu merasakan ada suatu kenaehan pada
yaitu di hutan, di sungai, dan di istana. dirinya, dan pada kutipan kedua
2) Latar Waktu menggambarkan suasana cemas yaitu
“Sinar mentari tidak begitu ibu Puteri Dayang Merindu merasa
mengingat hari itu angin berhembus gundah.
dengan perlahan lembut membelai d. Sudut pandang
dedaunan. sejauh mata memandang "dialah raja Balian. Sosok penuh
terbentang hamparan padi yang mulai kharisma yang begitu diagungkan,
menguning menanti datangnya waktu menjunjung tinggi harkat kehidupan
untuk dipanen”. sesama lapisan masyarakat. Sebagai
“Pada suatu hari sang putri seorang raja, dia tidak segan-segan
sedang berjalan jalan dihutan bersama turun secara langsung melihat denyut
beberapa orang pegawai dan inang kehidupan rakyatnya raja Bali yang
pengasuh Putri Dayang Merindu. Sang sangat bersyukur atas segala rahmat
putri sangat gembira melihat kupu dan karunia Sang pencipta atas dirinya,
kupu yang menari diantara bunga karena tidak pernah itu merupakan
bunga yang bermekaran dan tumbuh amanat  diri dalam menjalankan
liar dihutan. Dipetiknya sekuntum pemerintahannya."
bunga lalu diselipkannya dirambutnya "Putri itu bernama Putri Dayang
yang panjang terurai”. rindu. Sifatnya polos, lugu dan
Dari kutipan tersebut terlihat bersahaja walaupun dia seorang putri
bahwa latar waktu yang terdapat dalam raja”.
Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

"dari kejauhan, di balik dirinya, karena itu merupakan amanat


pepohonan, si pengembara melihat ada yang harus dipikul pada pundak yang.
seorang gadis yang bersenandung Sebagai orang yang mendapat
sambil mencuci” kepercayaan dan dia sangat konsekuen
Dari kutipan di atas terlihat dan mawas diri dalam menjalankan
dalam Folklore Puteri Dayang Merindu tampuk perintahnya”.
ini menggunakan sudut pandang orang Dari kutipan tersebut dapat
ketiga serba tahu, dimana dalam cerita diambil bahwa amanatnya adalah
ini semua tokoh disebutkan berupa sebagai seorang pemimpin haruslah
nama tokoh dan mengetahui  semua selalu bersikap bijaksana menjunjung
karakter tokoh. tinggi kekeluargaan tanpa memandang
e. Amanat status sosial orang lain.
“Tegur sapa si pengembara f. Alur
masih tak jua dibalas. Hal ini membuat “sinar mentari tidak begitu
lama-kelamaan membuat hati si mengingat hari itu angin berhembus
pengembara merasa kesal. Akan tetapi dengan perlahan lembut membelai
dia tetap mencoba lagi, kembali dia dedaunan titik sejauh mata memandang
menyapa sang gadis itu”. terbentang hamparan padi yang mulai
“hoi penghuni kampung di mana menguning menanti datangnya waktu
kalian? Kalian tahu ini bukan kampung untuk dipanen. hewan ternak bebas
tetapi lebih pantas disebut gua batu lepas di padang rumput nan luas
peristiwa di pinggir sungai terulang mencari apa yang diinginkan.
kembali”. tersembunyi di lebatnya hutan
Dari kutipan di atas terlihat belantara Putri dayang merindu
bahwa amanat yang dapat diambil dari mempunyai sahabat 2 ekor harimau
kutipan folklore Putri Dayang Merindu besar. kemanapun dia pergi 2 ekor
ini yaitu janganlah kita menjadi harimau selalu menjaganya.
manusia yang mudah kesal dan Persahabatan mereka berawal pada
memaksakan kehendak yang dapat suatu kejadian”.
merugikan orang lain seperti yang “hari itu seperti biasa Putri
dilakukan oleh si pengembara (si pahit dayang merindu turun ke sungai
lidah). mencuci pakaian dan mandi secara
“kesejahteraan dan kemakmuran kebetulan hari itu sang putri tidak
yang diperoleh tidak membuat mereka menjumpai seorang teman untuk
lupa diri sehingga mereka tidak pernah mengusir Sang Putri bersenandung
lupa melakukan upacara ritual sebagai sambil mencuci, ditemani dua ekor
tanda syukur dan terima kasih kepada harimau sahabatnya yang berada tidak
Sang penguasa alam”.  jauh darinya inilah awal mula
Dari kutipan tersebut terlihat datangnya bencana yang tak terduga”.
bahwa dapat diambil amanatnya kita Dari kutipan diatas terlihat bahwa
sebagai makhluk hidup kita harus hanya penulis menuliskan alur yang
mensyukuri apa yang telah tuhan pertama menggunakan alur maju
berikan kepada kita. sehingga pada kutipan yang kedua
“sebagai seorang raja, dia tidak penulis menggunakan alur mundur
segan-segan turun secara langsung yaitu pada Putri dayang merindu yang
melihat denyut kehidupan rakyatnya menceritakan yang menceritakan Putri
raja belian sangat bersyukur atas segala dayang merindu bertemu dengan 2
rahmat dan karunia Sang pencipta atas harimau kemudian penulis melanjutkan
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

alur maju kembali pada kutipan yang


1. apakah tema dari folklore puteri
ketiga
dayang merindu?
g. Sosial dan Budaya
“Sebuah perkampungan 6%
sederhana tertata dengan rapi dan 12%
A.
mencerminkan tingkat kehidupan telah Pesahabatan
cukup sejahtera. Sopan santun dan B. Percintaan
ramah tamah sesama penduduk 81% C. Kehiduoan

setempat maupun pendatang, membuat


perkampungan ini penuh ketenangan Berdasarkan jawaban responden,
dan kedamaian". dapat disimpulkan bahwa 1 orang
Dari kutipan diatas terdapat nilai menjawab pilihan A (6,3%),
sosial seperti terlihat pada kalimat responden berpendapat bahwa tema
sopan santun dan ramah tamah yang dari folklore “Puteri Dayang Merindu”
melambangkan nilai sosial penduduk adalah persahabatan. Tanggapan
dalam foklore masih dilestarikan”. responden terhadap pilihan B (12,5%)
“kesejahteraan dan kemakmuran terdapat 2 orang dimana responden
yang diperoleh tidak membuat mereka berpendapat bahwa tema dari folklore
lupa diri sehingga mereka tidak pernah “Puteri Dayang Merindu” adalah
lupa melakukan upacara ritual sebagai percintaan. Dan tanggapan responden
tanda syukur dan terima kasih kepada terhadap pilihan C (81,3%) terdapat 13
Sang penguasa alam”. orang, dimana responden berpendapat
Pada kutipan tersebut dapat bahwa tema dari folklore “Puteri
dilihat bahwa nilai budaya terdapat Dayang Merindu” adalah kehidupan.
pada mereka tidak pernah lupa
melakukan upacara ritual.
2. siapakah tokoh utama dalam folklore
2. Analisis Resepsi Pembaca puteri dayang merindu?
terhadap folklore Puteri Dayang
Merindu
Meganalisis tanggapan pembaca A. Si Penegmbara (si
25% pahit lidah)
terhadap unsur-unsur pembangun B. Puteri Dayang
folklore “ Puteri Dayang Merindu”, 75% Merindu
seperti : tema, alur, latar, tokoh, C. Raja Balian

penokohan, sudut pandang, amanat,


Berdasarkan jawaban responden,
dan nilai sosial budaya.
dapat disimpulkan bahwa 4 orang
Untuk mengetahui bagaimana
menjawab pilihan A (25%), responden
tanggapan terhadap folklore Puteri
berpendapat bahwa tokoh dari folklore
Dayang Merindu, menurut tanggapan
“Puteri Dayang Merindu” adalah Si
18 mahasiswa semester V Program
Pengembara ( Si Pahit Lidah).
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,
Tanggapan responden terhadap pilihan
Fakutlas Keguruan dan Ilmu
B (73%) terdapat 12 orang dimana
Pendidikan, Universitas Baturaja
responden berpendapat bahwa tokoh
peneliti mengajukan 10 pertanyaan :
dari folklore “Puteri Dayang Merindu”
adalah Puteri Dayang Merindu.
Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

3. siapakah tokoh antagonis dalam 5. karakter yang dimiliki oleh puteri


folklore puteri dayang merindu? dayang merindu adalah?
6%
12% A. Sombong dan
angkuh
A. Si Pengembara ( Si pahit lidah
B. Pendiam, sombong
B. Puteri Dayang Merindu 81% C. Baik, polos, lugu,
dan bersahaja
C. Raja dan Ratu
1
Berdasarkan jawaban responden,
Berdasarkan jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa 1 orang
dapat disimpulkan bahwa 16 orang menjawab pilihan A (6,3%),
menjawab pilihan A (100%), responden berpendapat bahwa karakter
responden berpendapat bahwa tokoh yang dimiliki oleh Puteri Dayang
antagonis dalam folklore “Puteri Merindu dalam folklore “Puteri Dayang
Dayang Merindu” adalah Si Merindu” adalah sombong dan angkuh.
Penggembara ( Si Pahit Lidah). Tanggapan responden terhadap pilihan
B (12,5%) terdapat 2 orang dimana
4. Sudut pandang yang dipakai dalam responden berpendapat bahwa karakter
folklore puteri dayang merindu? Puteri Dayang Merindu dalam folklore
“Puteri Dayang Merindu” adalah
pendiam dan sombong. Dan tanggapan
A. Orang Pertama responden terhadap pilihan C (81,3%)
31%
B. Orang Kedua terdapat 13 orang, dimana responden
50%
C. Orang Ketiga
berpendapat bahwa karakter Puteri
19%
Serba Tahu Dayang Merindu dalam folklore “Puteri
Dayang Merindu” adalah baik, polos,
Berdasarkan jawaban responden, lgu, dan bersahaja.
dapat disimpulkan bahwa 5 orang
menjawab pilihan A (31,3%),
responden berpendapat bahwa sudut 6. apakah alur yang didalam folklore
pandang dalam folklore “Puteri Dayang puteri dayang merindu?
Merindu” adalah orang pertama.
6% A. Campuran
Tanggapan responden terhadap pilihan
B. Maju
B (18,8%) terdapat 3 orang dimana 31%
C. Mundur
responden berpendapat bahwa sudut
pandang dalam folklore “Puteri Dayang 62%
Merindu” adalah orang kedua. Dan
tanggapan responden terhadap pilihan
C (50%) terdapat 8 orang, dimana Berdasarkan jawaban responden,
responden berpendapat bahwa sudut dapat disimpulkan bahwa 5 orang
pandang dalam folklore “Puteri Dayang menjawab pilihan A (31,3%),
Merindu” adalah orang ketiga serba responden berpendapat bahwa Alur
tahu. dalam folklore “Puteri Dayang
Merindu” adalah alur campuran.
Tanggapan responden terhadap pilihan
B (62,5%) terdapat 10 orang dimana
responden berpendapat bahwa alur
dalam folklore “Puteri Dayang
Merindu” adalahalur maju. Dan
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

tanggapan responden terhadap pilihan memaksakan kehendak yang dapat


C (6,3%) terdapat 1 orang, dimana merugikan orang lain.
responden berpendapat bahwa alur
dalam folklore “Puteri Dayang
9. Apakah niai sosial budaya yang
Merindu” adalah alur mundur. terdapat dalam folklore Puteri Dayang
Merindu?
7. Dalam kutipan berikut “Duhai Puteri A. Kesejahteraan dan
kemakmuran yang diperoleh
jelita, maafkan kedatangan hamba, jika 31% 25% jangan lupa bersyukur
mengganggu kedamaian Tuan Puteri, kepada sang penguasa alam
kalau berkenan boleh hamba bertanya, B. Harus ciptakan
siapakah gerangan Tuan Puteri nan 44% keekluargaan, sopan santun
dan ramah sesama penduduk
jelita?” dimanakah latar tempat dalam maupun pendatang baru
kutipan tersebut? C. Harus mampu menjaga
A. Hutan lisan dan kearifan dan
kebijaksaanaan dan
B. Goa
C. Sungai Berdasarkan jawaban responden,
1 dapat disimpulkan bahwa 4 orang
Berdasarkan jawaban responden, menjawab pilihan A (25%), responden
dapat disimpulkan bahwa 16 orang berpendapat bahwa nilai sosial budaya
menjawab pilihan C (100%), dalam folklore “Puteri Dayang
responden berpendapat bahwa latar Merindu” adalah kesejaeraan dan
tempat pada kutipan “Duhai Puteri kemakmuran yang diperoleh jangan
jelita, maafkan kedatangan hamba, jika pernah lupa bersyukur kepada sang
mengganggu kedamaian Tuan Puteri, penguasa alam. Tanggapan responden
kalau berkenan boleh hamba bertanya, terhadap pilihan B (43,8%) terdapat 7
siapakah gerangan Tuan Puteri nan orang dimana responden berpendapat
jelita?” dalam folklore “Puteri Dayang bahwa nilai sosial budaya dalam
Merindu” merupakan latar tempatnya folklore “Puteri Dayang Merindu”
di sungai. adalah harus ciptakan kekeluargaan,
sopan santun dan ramah sesama
penduduk setempat maupun pendatang.
8. Apakah amanat yang dapat diperoleh Dan tanggapan responden terhadap
dari folklore Puteri Dayang Merindu?
pilihan C (32,3%) terdapat 5 orang,
dimana responden berpendapat bahwa
nilai sosial budaya dalam folklore
A. Janagan jadi manusia yang
mudah kesal, dan “Puteri Dayang Merindu” adalah harus
memaksakan kehendak yang
dapat merugikan orang lain mampu menjaga lisn dan kearifan dan
kebjiksanaan dan mengtamakan
B. Jadilah manusia yang
pemberani kepentingan rakyatnya adalah tugas
1 seorang raja.
C. Jangan bersikap egois

Berdasarkan jawaban responden,


dapat disimpulkan bahwa 16 orang
menjawab pilihan A (100%),
responden berpendapat bahwa amanat
dalam folklore “Puteri Dayang
Merindu” adalah jangan mudah
menjadi manusia yang kesal, dan
Analisis Folklore Lisan Puteri Dayang Merindu, Desember 2020

ekstrinsik folklore Puteri Dayang


10. Bagaimana tanggapan anda setelah
Merindu dapat disimpulkan bahwa
membaca folklore Puteri Dayang
Merindu? folklore tersebut dapat dipahami oleh
A. Senang responden. Mulai dari tema, tokoh dan
25%
B. Terharu penokohan, latar, sudut pandang dan
C. Sedih
44%
amanat, serta nilai sosial budaya.
31% Dari beberapa tanggapan
pembaca disimpulkan bahwa folklore
Puteri Dayang Merindu merupakan
Berdasarkan jawaban responden, folklore yang layak untuk dibaca untuk
dapat disimpulkan bahwa 4 orang pengetahuan umum maupun sebagai
menjawab pilihan A (25%), responden hiburan.
berpendapat bahwa tanggapan setelah Adanya beberapa nilai yang
membaca folklore “Puteri Dayang terdapat dalam folklore Puteri Dayang
Merindu” adalah senang. Merindu yang dapat diambil dari
Tanggapannya responden terhadap tanggapan pembaca. Nilai-nilai tersebut
pilihan B (31,3%) terdapat 5 orang adalah nilai sosial dan budaya.
dimana responden berpendapat bahwa
tanggapannya setelah membaca DAFTAR PUSTAKA
folklore “Puteri Dayang Merindu”
adalah sedih. Dan tanggapan responden Abidin, Yunus. 2003. Apresiasi Prosa
terhadap pilihan C (43,8%) terdapat 7 Fiksi: Berbagai Pendekatan
orang, dimana responden berpendapat Apresiasi Sastra. Tasikmalaya.
bahwa tanggapanya setelah membaca Universitas Siliwangi.
folklore “Puteri Dayang Merindu” Alwasilah, A Chaedar. 2003. Pokoknya
adalah terharu Kualitatif: Dasar-dasar
Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
SIMPULAN Dunia Pustaka Jaya.
Dari penelitian di atas dapat Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
ditarik simpulan bahwa Resepsi berasal Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
dari kata recipere (latin), reception Danandjaja, James. 1986. Folklor
(Inggris) yang diartikan sebagai Indonesia (Ilmu gossip, dongen,
penerimaan atau penyambutan dan lain-lain. Jakarta: Grafiti
pembaca. “Karya sastra lisan berupa Press.
folklore, yaitu suatu adat-istiadat Disparbud. 2020. Cerita Rakyat Puteri
tradisional dan cerita rakyat yang Dayang Merindu.
diwariskan secara turun-temurun, tetapi Disparbud.okukab.go.id. Diakses
tidak dibukukan” (Kamus Besar Desember 2020
Bahasa Indonesia, 2012). Kamil, Sukron.Teori Kritik Sastra
Dari hasil kuesioner yang Arab Klasik dan Modern.
dibagikan kepada 18 responden Jakarta : Rajawali Press, 2012
terdapat 16 responden yang Moleong, J.Lexy.2000. Metodologi
memberikan umpan balik mengisi Penelitiaan Kualitatif.
angket, mahasiswa Bahasa dan Sastra Repository.unair.ac.id. diakses
Indonesia Semester V Universitas Desember 2020
Baturaja mengenai unsur pembangun Mulyana, Deddy. 2002. Metode
folklore baik intrinsic maupun Penelitian Kualitatif.
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita

Bandung.PT. Remaja
Rosdakarya.
Oksinata, Hantisa. 2010. Kritik Sosial
Dalam Kumulan Puisi Aku Ingin
Jadi peluru. Digilib.uns.ac.id.
Diakses Desember 2020
Pradopo, Rahmat Djoko. 2007.
Beberapa Teori Sastra, Metode
Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakaryta: Pustaka Pelajar.
Purnomo, Antonius R. Pujo. 2014.
“Kimi Ni Todoketai Kumpulan
Puisi, Prosa, dan Drama Pilihan
Jepang”. Surabaya: Fakultas
Ilmu Budaya Universitas
Airlangga.
Rahima, Ade. 2017. Literature
Reception. Dikdaya.unbari.ac.id.
Diakses Desember 2020
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Beberapa
Teori Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha.
2012. Penelitian Sastra: Teori,
Metode, dan Teknik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 
Rokhmansyah, Alfian. 2010.
Pendekatan Struktural dalam
Pendekatan
Sastra.http://phanzsotoy.blogspot
.com. Diakses Desember 2020
Soehartono, Irawan. 2002. Metode
Penelitian Sosial. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kualitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wachidah, Nur. 2015. Persepsi
Pembaca Terhada Novel Ayat-
ayat Cinta. repository.umy.ac.id.
Diakses Desember 2020
Widyanissa, Mutia Andika. 2016.
Resepsi Pembaca Terhadap
Cerpen “REMON” Karya Kajii
Motojiro.
http://eprints.undip.ac.id. Diakses
Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai