ABSTRAK
Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempertimbangkan pembaca yang merupakan pemberi sambutan atau tanggapan.
Resepsi sastra dapat melahirkan tanggapan, reaksi atau respon terhadap sebuah karya
sastra, yang dikemukakan oleh pembaca sejak dulu hingga sekarang akan berbeda-
beda antara pembaca satu dengan yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
(1) mendeskripsikan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam faktor Putri dayang
merindu melalui teori resepsi pembaca (2) mendeskripsikan tanggapan pembaca
setelah membaca dari Putri dayang merindu (3)mendeskripsikan nilai sosial dan
budaya yang terkandung dalam folklore Putri dayang merindu. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis dan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan angket atau kuesioner dengan pertanyaan yang
diajukan sebatas pada unsur-unsur pembangun struktural folklore yaitu tema, latar,
tokoh, penokohan, alur, sudut pandang, dan nilai sosial budaya. Dapat disimpulkan
bahwa sebagai pembaca awam, respon mayoritas mampu memahami isi foklore ini
dan mampu menganalisis unsur pembangun strukturnya secara sederhana.
mendapatkan hasil penelitian dan dan selalu rajin membantu orang yang
pembahasan. Hasil penelitian dan membutuhkan sehingga Sang Putri
pembahasan dipaparkan sebagai menjadi buah bibir yang sangat
berikut. Sesuai tujuan penelitian yang dikagumi seperti gadis-gadis di
ingin dicapai yaitu untuk dusunnya.
mendeskripsikan resepsi pembaca “Dusun Padang Bindu
terhadap folklore Puteri Dayang mempunyai seorang raja yang sangat
Merindu, hasil penelitian sebagai dihormati dan disegani oleh penduduk,
berikut. karena kearifannya dan
1. Analisis unsur pembangun dalam kebijaksanaannya dalam mengemban
folklore Puteri Dayang Merindu tugas sebagai penguasa. Dia sosok
a. Tema yang mengutamakan kepentingan
“Sebuah perkampungan rakyatnya dibandingkan kepentingan
sederhana tertata dengan rapi, pribadinya. Dialah Raja Balian, sosok
mencerminkan tingkat kehidupan telah penuh karisma yang begitu
cukup sejahtera”. diagungkan, menjunjung tinggi harkat
“Sopan santun dan ramah tamah kehidupan sesama lapisan masyarakat”.
sesama penduduk setempat maupun Dari kutipan tesebut dapat
pendatang, membuat perkampungan ini terlihat bahwa seorang pemimpin desa
penuh ketenangan dan kedamaian”. yang bernama Raja Balian adalah
Dari kutipan tersebut seorang raja yang memiliki sifat
menunjukan bahwa tema dari folklore bijaksana dan selalu mengutamakan
Puteri Dayang Merindu ialah kepentingan rakyat-rakyatnya. Raja
kehidupan terlihat dalam kutipan di Balian sangat bersyukur atas segala
atas yang menggambarkan adanya rahmat dan karunia Sang Pencipta atas
kehidupan bermasyarakat yang dirinya, karena itu merupakan amanat
makmur. yang harus dipikul pada pundaknya.
b. Tokoh dan Penokohan sebagai orang yang mendapat
“Seorang gadis cantik yang kepercayaan, Dia sangat konsekuen
beranjak dewasa, membuat seluruh dan mawas diri dalam menjalankan
negeri bersuka cita, bagai kuncup yang tampuk pemerintahannya.
tengah merekah, menebarkan harum “Angkara murka bertahta
dam pesona hingga ke dusun dusun dihatinya. Amarah pun membakar jiwa.
lain. Banyak pangeran dan pemuda Suara si pembara pun terdengar lantang
yang ingin mendapatkan hatinya, Puteri dan makin keras”.
itu bernama Puteri Dayang Merindu. “Kau cantik dan membisu….!
Sifatnya polos, lugu, dan bersahaja, hatimu dingin membeku…! tubuhmu
walaupun dia seorang putri raja”. kaku laksana patung batu!! ”. Bentak si
Dari kutipan tersebut pengembara dengan garang, sambil
menunjukan bahwa tokoh utama dalam bertolak pinggang dengan geramnya”.
folklore Puteri Dayang Merindu adalah Dari kutipan tersebut dapat
Puteri Dayang Merindu. Puteri Dayang diketahui bahwa tokoh Si Pahit Lidah
Merindu memiliki sifat yang polos, memiliki sifat yang pemarah dan egois,
lugu, dan bersahaja. Meskipun terlihat dalam kutipan diatas yang
kecantikan wajahnya tidak menggambarkan bahwa Si Pahit Lidah
membuatnya sombong dan angkuh, ini selalu memaksakan kehendaknya
tutur sapanya begitu lembut dan untuk mengetahui suatu hal, sehingga
menyentuh pada setiap orang periang
Herlena Wati, Robayati, Marlina, Yepi Okmita
Bandung.PT. Remaja
Rosdakarya.
Oksinata, Hantisa. 2010. Kritik Sosial
Dalam Kumulan Puisi Aku Ingin
Jadi peluru. Digilib.uns.ac.id.
Diakses Desember 2020
Pradopo, Rahmat Djoko. 2007.
Beberapa Teori Sastra, Metode
Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakaryta: Pustaka Pelajar.
Purnomo, Antonius R. Pujo. 2014.
“Kimi Ni Todoketai Kumpulan
Puisi, Prosa, dan Drama Pilihan
Jepang”. Surabaya: Fakultas
Ilmu Budaya Universitas
Airlangga.
Rahima, Ade. 2017. Literature
Reception. Dikdaya.unbari.ac.id.
Diakses Desember 2020
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Beberapa
Teori Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha.
2012. Penelitian Sastra: Teori,
Metode, dan Teknik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rokhmansyah, Alfian. 2010.
Pendekatan Struktural dalam
Pendekatan
Sastra.http://phanzsotoy.blogspot
.com. Diakses Desember 2020
Soehartono, Irawan. 2002. Metode
Penelitian Sosial. Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kualitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wachidah, Nur. 2015. Persepsi
Pembaca Terhada Novel Ayat-
ayat Cinta. repository.umy.ac.id.
Diakses Desember 2020
Widyanissa, Mutia Andika. 2016.
Resepsi Pembaca Terhadap
Cerpen “REMON” Karya Kajii
Motojiro.
http://eprints.undip.ac.id. Diakses
Desember 2020