Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DENGAN

NEOPLASMA DAN KARSINOMA


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu: Hj Endang Suartini, SST. M. KM

Disusun oleh :
Kelompok 12 - Ners Tingkat 2
1. Salsabila Akmaliyah Azzahra P27905119033
2. Siti Rohayani P27905119037
3. Ways Al Qorny P27905119040

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI PENDIDIKAN PROFESI
NERS 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, serta taufik dan
hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Wanita Dengan Neoplasma dan Karsinoma ” ini bisa terselesaikan dengan
lancar. Tidak lupa shalawat serta salam kita ucapkan kepada Baginda besar Nabi
Muhammad SAW yang telah mengubah era, dari zaman kebodohan ke jalan yang
terang benderang ini. Dan yang selalu kita nantikan syafa`atnya di yaumul akhir
nanti.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Hj Endang Suartini,
SST. M. KM selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah
membimbing.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca
dan kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.

Tangerang, 15 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Pengertian..................................................................................................3

2.2. Macam-macam Tumor/Ca Alat Reproduksi.............................................4

2.3. Pemeriksaan Diagnostic Pada Carcinoma Reproduksi...........................14

2.4. Askep Pada Perempuan Dengan Tumor/Ca Alat Reproduksi.................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................25

3.1. Kesimpulan..............................................................................................25

3.2. Saran........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kanker adalah beragam penyakit yang sama-sama memiliki gambaran
kekacauan pengendalian pertumbuhan. Beberapa kanker seperti Limfoma
Hodkgin, dapat disembuhkan, sementara yang lain, misalnya kanker pancreas,
memperlihatkan angka kematian yang sangat tinggi. Satu-satunya harapan
untuk mengendalikan kanker terletak pada mempelajari lebih banyak tentang
kausa dan patogenesisnya, dan telah banyak dilakukan upaya untuk
memahami kausa dan dasar molecular kanker.

Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma.


Sedangkan dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan
dan diartikan sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan
baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor, dolor, tumor, fungsio
laesa) atau perdarahan, dan sebagainya.

Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel yang tidak normal.


Regenerasi epitel dan pembentukan jaringan granulasi juga merupakan
kumpulan sel baru yang sedang tumbuh. Tetapi bukan neoplasma karena
pertumbuhannya sesuai dengan jalannya pertumbuhan sel normal.

Seperti diketahui sel itu mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan
berkembangbiak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan
berkembang biak bergantung kepada aktivitas intinya. Pada sel neoplasma
terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energy digunakan untuk
berkembang biak.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari neoplasma dan karsinoma ?
2. Apa saja macam-macam tumor/ca alat reproduksi ?
3. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada carcinoma reproduksi ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada perempuan dengan tumor/ca alat
reproduksi ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari neoplasma dan karsinoma.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam tumor/ca alat reproduksi.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostic pada carcinoma
reproduksi.
4. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada perempuan
dengan tumor/ca alat reproduksi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
a. Neoplasma

Neoplasma adalah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan.


Tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus menerus
sehingga merugikan bagi tubuh. Penyebab neoplasma adalah mutasi pada
DNA sel, sehingga terjadi gangguan pada proses regulasi homeostatis sel.
Hal inilah yang menyebabkan transformasi sel karena pembelahan sel
tidak terkontrol dan timbul neoplasma. Pada neoplasma, proliferasi
berlangsung terus-menerus. Proliferasi demikian disebut proliferasi
neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan
tubuh dengan bersifat parasit. (Chrestella, 2009. Suwandono, 2010)
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal
atas kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam
keadaan lemah. Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat
terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan
pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.
b. Karsinoma
Karsinoma (dari kata Yunani yang menggambarkan “kepiting”)
adalah istilah untuk kanker yang muncul dari sel epitel. Karsinoma adalah
segala jenis tumor (kanker) yang tumbuh dari sel di lapisan permukaan
penutup atau membran pembatas dari organ.
Karsinoma berbeda dengan sarkoma yang merupakan kanker yang
muncul dari tulang, otot, atau jaringan ikat. Contoh karsinoma yang
umum terdapat pada paru-paru, payudara, kulit, serviks, usus besar, dan
rektum.
2.2. Macam-macam Tumor/Ca Alat Reproduksi
a. Kanker Rahim

Kanker rahim bisa terdapat di dalam lapisan rahim, yaitu bagian sel
yang memproduksi lendir dan cairan lainnya ataupun jaringan luar
rahim.menurut Mayo Clinic, kanker rahim yang juga dikenal kanker
endometrium (sel kanker yang tumbuh di dinding rahim) yang ditemukan
sejak dini dapat meningkatkan harapan hidup pasien.
Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kankee rahim antara lain:
 Berusia diatas 50 tahun.
 Mengalami diabetes.
 Berat badan berlebih.
 Mulai mentruasi terlalu dini atau menopause terlambat.
 Menggunakan hormon estrogen, baik saat terapi penggantian
hormon pasca menopause atau sebagai kontasepsi.
Gejala kanker rahim antara lain pendarahan di vagina meski tidak
sedang haid atau sudah menopause dan nyeri panggul. Meski demikian,
tidak semua pendarahan setelah menopause disebabkan oleh kanker
rahim. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan oleh dokter.
Segera periksakan diri ke dokter bila perdarahan selain menopause
berlangsung lebih dari 2 minggu, terutama tubuh mudah lelag, sakit
kepala, dan sesak nafas yang terjadi secara berulang. Salah satu prosedur
mengatasi kanker
ini ialah dengan pengangkatan rahim agar sel kanker tidak menyebar ke
organ lainnya.
b. Kanker Serviks

Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker yang paling
umun. Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area mulut
rahim. Serviks merupakan bagian terbawah dan ujung dari rahim atau
uterus. Serviks menghubungkan antara uterus dan liang vagina. Serviks
memiliki dua bagian yaitu ektoserviks yang merupakan bagian luar
serviks dan endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks.
Ektoserviks ditempati oleh sel skuamousa yang pipih dan tipis.
Sedangkan bagian endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks,
ditempati oleh sel kolumnar. Area tempat dimana ektoserviks bertemu
dengan endoserviks dinamakan area transformasi (T-zone). Area
transformasi ini merupakan tempat pertama kali terjadinya perkembangan
sel abnormal atau lesi pra kanker di serviks. Kanker serviks memiliki dua
tipe histopatologi yaitu karsinoma sel skuamosa (squamous cell
carcinoma) dan adenokarsinoma (adenocarcinoma). Jenis kanker serviks
yang terbanyak adalah tipe karsinoma sel skuamosa (squamous cell
carcinoma) yaitu sekitar 80-90% dari semua kasus kanker serviks
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human papiloma
Virus (HPV) tipe tertentu yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dua
tipe virus HPV yaitu tipe 16 dan 18 merupakan tipe terbanyak yang
menyebabkan lesi pra kanker dan kanker serviks.[2] Virus HPV 16/18
menyebabkan 70% kasus kanker serviks di dunia dengan rincian 41% -
67% menyebabkan lesi kanker high-grade dan 16 – 32% menyebabkan
lesi kanker low-grade. Selain virus HPV tipe 16/18, tipe virus HPV lain
yang menyebabkan kanker serviks di dunia diantaranya virus HPV 31, 33,
35, 45, 52 dan 58. Keenam tipe virus HPV ini menjadi penyebab 20%
kasus kanker serviks di dunia.
Infeksi virus HPV dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang
aktif secara seksual. Tetapi biasanya sekitar 90% infeksi virus HPV dapat
hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan sampai 2 tahun. Rata-rata
sekitar 5% infeksi virus HPV yang persisten dapat berkembang menjadi
lesi pra kanker yang ditandai dengan perubahan histopatologi yaitu lesi
CIN (cervical intraepithelial neoplasia) derajat 2 dan 3 dalam waktu 3
tahun setelah infeksi. Hanya 20% dari lesi CIN 3 yang berkembang
menjadi kanker serviks dalam waktu 5 tahun dan hanya 40% dari lesi CIN
3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 30 tahun
a. Pendarahan vagina yang tidak normal
Ketika wanita menderita kanker serviks, gejala yang biasanya
muncul adalah perdarahan yang tidak normal pada vagina. Perdarahan
yang dialami bisa lebih banyak atau pun lebih sedikit dari menstruasi
biasanya.
Selain itu, perdaharan juga dapat terjadi di antara periode
menstruasi, terjadi pada wanita yang sudah menopause, atau saat
sedang berhubungan seksual.
b. Keputihan yang tidak biasa
Ciri-ciri kanker serviks lainnya adalah keputihan yang tidak
normal. Lendir pada keputihan akan mengalami perubahan warna,
memiliki aroma yang tidak sedap atau bau, serta terjadi perubahan
tekstur dan konsistensi cairan vagina.
Meski demikian, keputihan yang tidak biasa ini juga bisa
disebabkan oleh penyakit lain, sehingga Anda disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter saat mengalaminya.
c. Nyeri saat berhubungan intim
Pada stadium lanjut, tanda yang muncul dapat lebih beragam, salah
satunya adalah nyeri panggul saat berhubungan intim. Nyeri ini
menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan intim.
Jika Anda merasakan keluhan ini, segera periksakan diri ke dokter
guna memastikan penyebabnya. Pasalnya, selain dikaitkan dengan
penyakit kanker serviks, keluhan ini juga dapat dipicu oleh penyakit
lain, seperti endometriosis atau fibroid.
d. Frekuensi buang air kecil meningkat
Sakit saat buang air kecil dan tidak bisa menahan keinginan untuk
buang air kecil juga menjadi gejala atau ciri-ciri kanker serviks.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh
mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih.
Namun gejala ini juga bisa muncul akibat infeksi saluran kemih (ISK),
sehingga Anda perlu untuk ke dokter untuk memastikannya.
e. Mudah lelah
Ciri lain yang akan muncul saat menderita kanker serviks adalah
mudah lelah. Kondisi ini terjadi akibat perdarahan yang tidak normal
pada vagina, sehingga lama kelamaan tubuh mengalami kekurangan
sel darah merah (anemia) yang menyebabkan munculnya rasa lelah.
Rasa lelah yang dirasakan biasanya akan berlangsung setiap saat dan
tidak hilang meskipun telah beristirahat cukup.
f. Pembengkakan di salah satu tungkai
Ketika kanker serviks memasuki stadium lanjut, biasanya akan
menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satunya adalah
pembengkakan pada tungkai. Kondisi ini dapat terjadi ketika sel
kanker menekan pembuluh darah di panggul, sehingga menghambat
sirkulasi
darah ke tungkai. Akibatnya, terjadi penimbunan cairan yang membuat
tungkai menjadi bengkak.
g. Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri kanker serviks berikutnya adalah penurunan atau
kehilangan nafsu makan. Hal ini dikarenakan penyebaran sel kanker
dapat membuat metabolisme tubuh berubah sehingga berpengaruh
terhadap nafsu makan Anda. Selain itu, penurunan berat badan drastis
yang tidak diketahui penyebabnya, juga perlu dicurigai sebagai gejala
kanker.
h. Sembelit
Jika kanker serviks telah menyebar hingga ke usus besar, akan
berpotensi menyebabkan konstipasi atau sembelit. Kondisi ini dapat
terjadi saat kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut.
i. Bercak darah di urine (hematuria)
Jika sedang berkemih dan melihat urine bercampur darah segera
konsultasikan ke dokter. Bisa jadi itu merupakan salah satu tanda Anda
terkena kanker serviks.
j. Keluar urine atau fases dari vagina.
Kanker serviks dapat juga memengaruhi fungsi vagina. Saat sudah
memasuki stadium lanjut, kanker servis dapat menimbulkan kebocoran
urine atau keluarnya tinja dari vagina. Hal ini bisa terjadi akibat
terbentuknya fistula antara vagina dan saluran kemih, atau fistula ani
antara vagina dan anus, sehingga urine dan fases dapat melewati
vagina. Berbagai ciri-ciri kanker serviks di atas bisa juga disebabkan
oleh penyakit atau kondisi lain pada tubuh Anda. Bagi wanita yang
sudah aktif berhubungan seksual, disarankan melakukan pap smear
setidaknya
tiga sampai lima tahun sekali, atau ikuti anjuran dokter.
Deteksi dini kanker serviks penting dilakukan karena semakin dini
kanker terdeteksi, harapan sembuh dari kanker serviks akan lebih
tinggi. Selain itu, vaksinasi HPV untuk pencegahan kanker serviks
juga penting
untuk Anda dapatkan. Jika terdapat tanda gejala di atas, jangan ragu
untuk berkonsultas dengan dokter.

c. Kanker Ovarium

Setiap wanita memiliki dua indung telur atau ovarium yang


memproduksi sel telur dan juga hormon. Sel kankerpun ternyata bisa
menyerang bagian penting sistem reproduksi wanita inu. Menurut
Americab Cancer Society, kanker ovarium merupakan penyebab kelima
kematian akibat kanker pada wanita. Metode pengobatan terpaksa dengan
pengangkatan ovarium untuk mencegah penyebaran.
Kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi
genetik pada sel-sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta
tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol.
Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut belum
diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, yaitu:

 Berusia di atas 50 tahun.


 Merokok.
 Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause.
 Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium
atau kanker payudara.
 Menderita obesitas.
 Pernah menjalani radioterapi.
 Pernah menderita endometriosis.
 Menderita sindrom Lynch.

Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal.


Oleh sebab itu, kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah
memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain. Gejala
stadium lanjut dari kanker ovarium juga tidak terlalu khas dan
menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala yang dialami oleh penderita
kanker ovarium adalah:
 Perut kembung.
 Cepat kenyang.
 Mual.
 Sakit perut.
 Konstipasi (sembelit).
 Pembengkakan pada perut.
 Penurunan berat badan.
 Sering buang air kecil.
 Sakit punggung bagian bawah.
 Nyeri saat berhubungan seks.
 Keluar darah dari vagina.
 Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih
mengalami menstruasi.
d. Kanker Saluran Tuba

Saluran tuba atau dikenal dengan tuba fallopi adalah tempat


melintasnya sperma menuju sel telur. Daerah ini ternyata bisa terserang
kanker. Menurut The National Cancer Institute, kanker ini kerap
ditemukan pada stadium lanjut sehingga angka harapan hidupnya rendah.
Orang yang terkena kanker tuba fallopi umumnya tidak merasakan gejala
awal atau tanda-tanda adanya sel kanker. Kanker ini memang jarang
terjadi pada wanita. Sayangnya, juga belum ada metode deteksi dini yang
baik untuk bisa menemukan kanker ini sedini mungkin. Kanker jenis ini
terbilang cukup langka. Ketika ditemukan sel kanker di saluran telur, sel
ini kebanyakan merupakan sebaran dari kanker di area tubuh lain seperti
payudara, ovarium atau rahim.
Sebagian wanita memiliki risiko lebih besar untuk menderita
kanker saluran telur dibandingkan dengan wanita lainnya. Faktor risiko
yang membuat tersebut mungkin terjadi antara lain:
 Usia di atas 50 tahun
 Memiliki riwayat kanker di keluarga
 Riwayat penggunaan obat-obatan hormonal
Gejala Kanker Saluran Telur

Di awal penyakit, kanker saluran telur bisa tidak menampakkan gejala.


Umumnya gejala awal baru terjadi setelah kanker berkembang lebih
luas dan menginvasi jaringan sekitarnya.

Tanda awal yang umumnya dikeluhkan penderitanya meliputi:

 Flek dan perdarahan dari vagina


 Nyeri di perut atau rongga panggul
 Keputihan yang terus menerus
 Teraba benjolan di perut bagian bawah
e. Kanker Vulva

Vulva adalah bagian luar yang mengelilingi vagina. National Cancer


Institute mengungkapkan, kanker vulva biasanya ditemukan di bagian
bibir vagina. Sejumlah kasus kanjer vulva juga dikaitkan dengan infeksi
HPV. Menurut National Cancer Institute, kanker vulva biasanya
terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun. Sel-sel yang abnormal
itu mulanya dapat tumbuh di permukaan kulit vulva dalam waktu dalam
waktu yang lama hingga akhirnya menjadi kanker. Beberapa tanda
munculnya kanker vulva ialah neoplasia intraepitel vulva dan adanya
pertumbuhan sel
prakanker, pendarahan, terdapat benjolan di vulva, dan terasa gatal.
Kanker vulva bermula ketika sel-sel di dalam DNA mengalami mutasi
atau perubahan. Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel tumbuh tidak
terkendali dan menjadi sel kanker, yang terus berkembang dan menyebar
ke organ tubuh lain.

Belum diketahui apa yang menyebabkan mutasi pada sel-sel tersebut,


tetapi ada faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang
kanker vulva, antara lain:

 Menderita infeksi HPV (human papilloma virus).


 Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat infeksi HIV.
 Memiliki riwayat prakanker di vulva, misalnya vulvar
intraepithelial neoplasia.
 Menderita penyakit kulit di area vulva, seperti lichen sclerosus dan
lichen planus.
 Memiliki riwayat melanoma, kanker vagina atau kanker leher rahim
 Berusia 65 tahun ke atas.
 Merokok.
Gejala Kanker Vulva

Pada tahap (stadium) awal, kanker vulva mungkin tidak menimbulkan


gejala apapun. Namun, seiring perkembangan penyakit, penderita dapat
mengalami gejala seperti berikut:

 Gatal yang mengganggu di vulva


 Luka terbuka di vulva
 Nyeri dan perih di vulva
 Perdarahan di luar masa menstruasi
 Kulit di area vulva menebal dan berubah warna menjadi lebih gelap
 Benjolan yang menyerupai kutil di vulva
 Perubahan warna kulit di sekitar vulva
 Sakit saat buang air kecil
2.3. Pemeriksaan Diagnostic Pada Carcinoma Reproduksi
a. Kolposkopi

Kolposkopi adalah suatu cara yang digunakan oleh dokter dengan


menggunakan alat pembesar khusus untuk melihat vulva, vagina, dan
serviks. Jika terlihat adanya masalah selama kolposkopi, sedikit sampel
jaringan akan diambil dari serviks (endoservikal kanal). Sampel ini dilihat di
bawah mikroskop.

b. Biopsi (Pengambilan sampel jaringan)

Biopsi adalah salah satu tes yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi
dan memantapkan diagnosis penyakit kanker. Bipsi dilakukan sebagai
prosedur mengambil jaringan atau sampel sel dari tubuh anda. Kemudian,
sampel sel tersebut akan diuji dalam sebuah laboratorium dan dilihat
bentuknya di bawah mikroskop. Sederhananya, dengan melakukan tindakan
ini, tim medis jadi mengetahui bagaimana kondisi jaringan atau sel pada
suatu bagian tubuh yang dicurigai mengalami gangguan.

c. Pap Smear

Pap Smear atau pap test adalah metode pengujian untuk mendeteksi
adanya kanker leher rahim atau kanker serviks pada seorang wanita sedini
mungkin, agar dapat segera diobati. Selain itu, dengan menjalani pap smear
secara rutin, kondidi jaringan serviks dapat diketahui dengan baik dan
dokter bisa memprediksi apakah akan terjadi kanker atau tidak diwaktu yang
akan datang. Pap smear dilakukan dengan cara mengusap serviks untuk
mengambil sampel sel jaringan serviks. Sampel ini kemudian diamati di
laboratorium, sehingga jika terdapat sel abnormal dapat diketahui. Pap
smear juga dapat mendeteksi adanya kelainan lain pada organ reproduksi
wanita selain kanker, seperti peradangan dan infeksi.
d. CT Scan

CT (computed tomography) Scan adalah prosedur yang menggambungkan


serangkaian gambar X ray yang diambil dari berbagai sisi di sekitar tubuh
seseorang. Pemeriksaan ini menggunakan komputer untuk membuat gambar
cross-sectional tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak yang ada di
dalam tubuh orang tersebut. Prosedur ini menunjukkan gambar yang lebih
detail daripada X-ray biasa. CT Scan memiliki banyaj kegunaan. Kendati
demikian, prosedur ini paling cocok digunakan untuk memeriksa secara
cepat orang- orang yang dicurigai mengalami luka dalam akibat kecelakaan
mobil atau jenis trauma lainnya. CT Scan bisa digunakan untuk
memvisualisasikan hampir semua bagian tubuh dan untuk mendiagnosis
penyakit atau cedera. Dengan begitu, dokter dapat merencanakan perawatan
medis yang bisa dilakukan, seperti bedah atau radiasi. Tujuan melakukan
CT Scan sebagai berikut:

 Mendiagnosis gangguan tulang, seperti tumor , tulang dan fraktur.


 Menentukan lokasi tumor, infeksi atau gumpalan darah.
 Sebagai bagian dari prosedur, seperti operasi, biopsi dan terapi radiasi.
 Mendeteksi dan memantau kondisi penyakit seperti kanker, penyakit
jantung, nodul paru dan massa hati.
 Memantau efektivitas perawatan tertentu, seperti pengobatan kanker.
 Mendeteksi cedera internal atau pendarahan onternal.

e. MRI

Magnetio Resonance Imaging (MRI) merupakan pemeriksaan organ tubuh


yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang
radio. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar organ,
tulang, dan jaringan di dalam tubuh secara rinci dan mendalam.
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai alat bantu diagnosis untuk dokter. MRI
sering dilakukan dan berkaitan dengan pemeriksaan terhadap otak, saraf
tulang belakang,
jantung, pembuluh darah, tulang, jaringan lunak, dan organ-organ tubuh
lainnya. Pemeriksaan MRI membutuhkan bantuan zat pewarna khusus yang
disuntikkan melalui pembuluh darah, untuk membantu meningkatkan
ketepatan gambar, sebagai hasil dari pemeriksaan.

f. PET Scan

PET Scan adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi


suatu penyakit tertentu di dalam tubuh. Pemeriksaan PET (positron emission
tomography) Scan membantu dokter untuk mengetahui apa yang terjadi pada
jaringan serta organ di dalam tubuh. Pemeriksaan ini menggunakan sinar
radiasi yang ditangkap oleh organ yang ada di dalam tubuh dengan bantuan
zat radioaktif yang telah disuntikkan pada awal pemeriksaan. Biasanya PET
Scan dilakukan untuk mendeteksi:

 Kanker
 Gangguan fungsi jantung
 Gangguan otak
 Gangguan sistem saraf

Tak seperti CT Scan dan MRI, pemeriksaan ini bisa dibilang lebih canggih,
sebab dapat memeperlihatkan aktivitas pada tingkat sel, sehingga PET Scan
digunakan untuk melihat perkembangan penyakit kronis seperti:

 Penyakit jantung koroner


 Tumor otak

2.4. Askep Pada Perempuan Dengan Tumor/Ca Alat Reproduksi


A. Pengkajian
1. Identitas Pasien (Nama, umur, jenis kelamin, alamat)
2. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai
keputihan menyerupai air.
- Riwayat kesehatan sekarang
pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul
keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra
servikal
- Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca
abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi kandungan, serta
adanya tumor
- Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien

3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
- Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
- Wajah : tidak ada oedema
- Mata : konjunctiva tidak anemis
- Hidung : simetris, tidak ada sputum
- Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
- Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat lesi
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
b. Dada
- Inspeksi : simetris
- Perkusi : sonor seluruh lap paru
- Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
- Auskultasi : vesikuler
c. Cardiac
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : tidak ada bising
d. Abdomen
- Inspeksi : simetris, tidak ascites
- Palapasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : bising usus normal
e. Genetalia
Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau

f. Ekstremitas
Tidak oedema

4. Analisa Data

No Data penunjang Etiologi Masalah kep

1. Ds : mengungkapkan secara Agen-agen Gangguan rasa


verbal atau isyarat cidera nyaman: nyeri

Do :

gerakan menghindari nyeri


Perubahan nafsu makan dan
makan
Perilaku ekspresif
Berfokus pada diri sendiri
2. Ds : - haus Perdarahan Defisit volume
yang berulang cairan
Do :

- perubahan TD
- Penurunan haluaran urine
- Penurunan turgor kulit
- Penurunan BB yg tiba-tiba
3. Ds : - Supresi sum- Resiko infeksi
sum tulang
Do : -
Penurunan
leukosit
4. Ds : Gangguan Pola nafas tidak
pengembangan efektif
dispnea
paru
Napas pendek
Pertukaran O2
Do :
dan CO2
perubahan gerakan dada
terganggu
Penurunan tekanan
inspirasi
/ekspirasi
Napas cuping hidung
Penggunaan otot bantu nafas
5. Ds : - Perdarahan Resiko cidera
berulang
Do : -
anemia
6. Ds : Keputihan Gangguan harga
dan bakteri diri
pengungkapan rasa malu/
Bau khas ca
bersalah
serviks
Pengungkapan rasa negative
diri
Do :

menyangkal permasalahan
Membesar-besarkan
permasalahan
Merasionalisasi kegagalan
diri
7. Ds : Asupan cairan Gangguan
dan serat eliminasi fekal
nyeri abdomen
kurang
Nyeri tekan pada abdomen
konstipasi
Anoreksia
Mual
Nyeri saat defekasi
Do :

perubahan pada suara


abdomen ( borborigmi)
Perubahan pola defekasi
Penurunan frekuensi
Distensi abdomen
Mengejan saat defekasi
Muntah

B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase
neoplasma.
2. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia pasca tindakan kemoterapi.
3. Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status
kesehatan serta ancaman kematian.
4. Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau
busuk nekrosis jaringan cerviks.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemoterapi.
C. Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1.Nyeri b.d Setelah dilakukan - Kaji tingkat nyeri. - Untuk
infiltrasi saraf tindakan - Berikan rasa nyaman mengkaji data
akibat keperawatan pada pasien dengan dasar.
infiltrasi pasien akan pengaturan posisi - Mengalihkan
metastase mampu dan aktivitas hiburan fokus
neoplasma. mengurangi rasa (musik). perhatian.
nyeri dengan - Ajarkan teknik - Meningkatkan
kriteria hasil: manajemen nyeri relaksasi
Pasien merasa (relaksasi, untuk
nyaman. visualisasi, mengurangi
Nyeri berkuran distraksi). nyeri.
Mampu - Kolaborasi - Memungkinka
mendemonstrasik pemberian analgetik. n pasien
an keterampilam berpartisipasi
relaksasi, aktif dalam
kontrol nyeri.
- Kontrol nyeri
maksimum.
2.Gangguan Setelah dilakukan - Pantau intake dan - Identifikasi
perubahan tindakan output makanan tiap defisiensi
nutrisi kurang keperawatan hari. nutrisi.
dari kebutuhan diharapkan - Ukur BB tiap hari. - Memantau
b.d anoreksia kebutuhan nutrisi - Dorong pasien untuk peningkatan
pasca tindakan dapat tercukupi diet tinggi protein. BB.
kemoterapi. dengan kriteria - Kebutuhan
hasil: jaringan
Pasien metabolik
mengungkapkan
pentingnya adekuat oleh
nutrisi. nutrisi.
Peningkatan BB
progresif.
3.Ketakutan/ Setelah dilakukan - Dorong pasien untuk - Memberikan
cemas tindakan mengungkapkan kesempatan
berhubungan keperawatan pikiran dan perasaan. untuk
dengan ketakutan/ - Berikan lingkungan mengungkapk
ancaman kecemasan yang aman dan an
perubahan berkurang sampai nyaman. ketakutannya.
status menghilang - Komunikasi - Membantu
kesehatan dengan kriteria terapeutik dan mengurangi
serta ancaman hasil: kontak sering kecemasan.
kematian Pasien dengan pasien. - Meningkatkan
mendemonstrasik - Bantu mengembang- kepercayaan
an koping efektif kan koping pasien.
dalam menghadapi rasa - Meningkatkan
pengobatan. takutnya. kemampuan
Pasien tampak kontrol cemas.
rileks dan
melaporkan
cemas berkurang.
4.Ganguan Setelah dilakukan - Diskusikan dengan - Membantu
body image tindakan pasien bagaimana mengidentifik
berhubungan keperawatan pengobatan asi masalah
dengan diharapkan mempengaruhi untuk
perubahan gangguan body kehidupan pasien. menemukan
struktur tubuh image dapat - Jelaskan bahwa tidak pemecahannya
sekunder teratasi dengan samping terjadi pada .
kriteria hasil: pasien.
terhadap Pasien mampu - Berikan dukungan - Membantu
kemoterapi mengembangkan emosi. pasien untuk
mekanisme - Gunakan sentuhan menyiapkan
koping. selama interaksi dan diri
Pasien mampu pertahankan kontak beradaptasi.
memahami mata. - Membantu
tentang perubahan klien untuk
struktur tubuh. percaya diri.
- - Meningkatka
n kepercayaan
diri pasien.
5.Gangguan Setelah dilakukan - Kaji kulit terhadap - Efek
integritas kulit tindakan efek samping terapi kemerahan
berhubungan keperawatan kanker, observasi dapat terjadi
dengan efek diharapkan adanya pada terapi
radiasi dan integritas kulit kerusakan/perlambat radiasi.
kemoterapi dapat terjaga an penyembuhan - Mempertahan
dengan kriteria luka. kan
hasil: - Mandikan dengan air kebersihan
Pasien hangat dan sabun kulit tanpa
berpartisipasi ringan. mengiritasi
dalam mencegah - Dorong pasien untuk kulit.
komplikasi. menghindari - Membantu
Tidak terjadi menggaruk kulit. menghindari
kerusakan kulit. - Ubah posisi tubuh trauma kulit.
dengan sering. - Meningkatkan
sirkulasi dan
mencegah
tekanan pada
kulit.
D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
Potter & Perry, 1997).

Melaksanakan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnose


yang ditemukan pada klien.

E. Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :


1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap
terjadinya komplikasi perdarahan.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
5. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
6. Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada
tingkat dapat diatasi.
7. Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap
perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi
perubahan peran.
8. Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari
pemberian terapi

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Neoplasma adalah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan.


Tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus menerus sehingga
merugikan bagi tubuh.

Karsinoma (dari kata Yunani yang menggambarkan “kepiting”) adalah


istilah untuk kanker yang muncul dari sel epitel. Karsinoma adalah segala
jenis tumor (kanker) yang tumbuh dari sel di lapisan permukaan penutup atau
membran pembatas dari organ.

3.2.Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Semoga maklah ini bermanfaat bagi
pembaca dan dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang
pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Kami mengharapkan kriti dan saran
yang membangun bagi kelancaran dan kesempurnaan penyusun makalh
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC


Bobak, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. EGC.
Doenges M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Smeltzer SC Dan Bare BG. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
8, Volume 2. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Price, Sylvia. (2002). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi
6, Volume 2. Jakarta : EGC.
dr. Yelvi, Levani. Patofisiologi kanker serviks. Dikutip 19 Oktober 2020 dari
Alomedia: https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kanker-
serviks/patofisiologi

dr. Nareza, Meya (23 September 2020). Tanda dan gejala kanker serviks. Dikutip
19 Oktober 2020 dari Alodokter: https://www.alodokter.com/ini-ciri-ciri-kanker-
serviks-yang-perlu-anda-waspadai

dr. Willy, Tjin (03 Juli 2019). Kanker Ovarium. Dikutip 19 Oktober 2020 dari
Alodokter: https://www.alodokter.com/kanker-ovarium

Kanker saluran telur. Dikutip 19 Oktober 2020 dari Klikdokter:


https://www.klikdokter.com/penyakit/kanker-saluran-telur

dr. Dame Cristy Pane, Merry. (17 Juli 2020). Kanker vagina. Dikutip 19 Oktober
2020 dari Alodokter: https://www.alodokter.com/kanker-vagina

dr. Tamin, Rizki ( 05n Oktober 2020). Kanker vulva. Dikutip 19 Oktober 2020 dari
Alodokter: https://www.alodokter.com/kanker-vulva

Anda mungkin juga menyukai