Anda di halaman 1dari 49

1

LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID
4 Februari 2020

OLEH :

Muhammad Firdaus Firmansyah, S.Ked (2008020010)

PEMBIMBING

dr. Dickson A. Legoh, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAAN UNDANA

RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA KUPANG

2021
2

DAFTAR ISI
laporan Kasus.........................................................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................................................2
Halaman Pengesahan.............................................................................................................................................3
I. Identitas Pasien.........................................................................................................................................2
II. Riwayat Perjalanan Penyakit....................................................................................................................2
A. Keluhan Utama (Heteroanamnesis Adik Kandung Pasien).................................................................2
B. Riwayat Gangguan Sekarang...............................................................................................................3

1
3

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus “skizofrenia paranoid” ini diajukan oleh :

Nama : Muhammad Firdaus Firmansyah

NIM : 2008020010

Telah berhasil dibacakan dan dipertahankan di hadapan pembimbing klinik

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian komprehensif di SMF/

bagian Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang.

Pembimbing klinik :

1. dr. Dickson A. Legoh, Sp. KJ 1. .............................................

Ditetapkan di : Kupang

Tanggal : XX Februari 2021


2

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.Yeheskiel Sinlaeloe

Tempat/tanggal lahir : Oehani, 13 Agustus 1986 (35 tahun)

Suku : Rote

Agama : Kristen Protestan

Status pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : Jl. Timor Raya KM 10 RT.001/RW.002, Oesapa

II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Riwayat perjalanan penyakit didapat melalui autoanamnesis terhadap

pasien pada hari Jumat, 12 Februari 2021 pukul 16.30 WITA di rumah pasien

yang berlokasi di Lasiana.serta heteroanamnesis terhadap adik kandung pasien

pada hari Jumat, 12 Februari 2021 Pukul 17.30 di rumah pasien yang berlokasi

di Lasiana.

A. Keluhan Utama (Heteroanamnesis Adik kandung pasien)


Pasien dibawa keluarga ke IGD RSJ Naimata pada hari Jumat, 29 Januari 2020

karena pasien mendengar bisikan-bisikan ± 7 hari sebelum masuk rumah

sakit, pasien marah-marah tanpa sebab, mondar-mandir serta berjalan tanpa


3

arah, berbicara dan tertawa sendiri, kesulitan tidur. Gejala-gejala tersebut

dialami memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


1. Autoanamnesis (dilakukan pada hari Jumat, 12 Februari 2020 pukul 16.30
WITA)
Pasien diantar oleh keluarga karena pasien mendengar bisikan-

bisikan Pasien mengatakan ia mendengar suara-suara dari Tuhan Allah

sejak ± 7 hari sebelum masuk rumah sakit malam kemarin yang

mengatakan bahwa “dari sabang sampai merauke terdiri dari 13 Benua dan

akan seperti itu sampai kapanpun”. dan sebelumnya pasien juga pernah

mendengarkan suara-suara hewan dan suara nenek moyang (Bai pasien) yang

menyatakan bahwa “Hai Yehezkiel, kau itu gila dan kau tidak pantas masuk

polisi”. Suara-suara tersebut muncul hampir setiap harinya dan sering

terdengar pada pada saat terjaga di malam hari. Pasien mengakui di pukuli

pacarnya dan dimasukan ke RSJ Naimata. (Gali lagi karater suaranya).


4

CUPLIKAN ANAMNESIS

Keterangan :

DM : Dokter Muda

Px : Pasien

DM : “ Sore kak, maaf mengganggu. Saya Firman, dokter muda yang bertugas
disini. Saya boleh tanya-tanya sebentar kakak sebentar kah? Pertanyaannya
agak banyak, ini nanti untuk dibuat laporan kak. Untuk hasil tanya-jawab
nanti akan jadi rahasia medis saja, jadi kakak boleh cerita semua yang kak
rasa sebebas-bebasnya. Boleh kak?”

Px : “Selamat sore kak dokter firman, bisa kak”

DM : “Baik, ketong mulai dari identitas dulu e. saya bisa tau kaka punya nama
lengkap ko?”

Px : “Yeheskiel Sinlaeloe”

DM : “Kaka pung nama panggilan siapa?”

Px : “Jeki”

DM : “Bakak masih ingat tempat dan tanggal lahir?”

Px : “Saya lahir di Oehani, 13 Agustus 1986 (35 tahun)”

DM : “Kak marga Sinlaeloe nih berarti dari suku mana?”

Px : “Suku Rote dok. Bapa yang rote, mama yang Timor”

DM : “Kak agamanya apa e?”

Px : “Agama Kristen Protestan”

DM : “Kalau status pernikahan kak?”

Px : “Belum Menikah, Tapi ada maitua”


5

DM : “Maitua nama siapa?”

Px : “Istri saya? ceweknya saya namanya Serly Ballo”

DM : “Maitua tinggal dimana?”

Px : “cewek saya tinggal di TDM”

DM : “Pendidikan terakhir kak?”

Px : “SMA”

DM : “SMA di mana kak dan lulus tahun barapa?”

Px : “SMA 1 Rote Ndao dan Lulus tahun 2004”

DM : “Baik. Di sini kak punya alamat dimana?”

Px : “Jl. Timor Raya KM 10 RT.001/RW.002, Oesapa”

DM : “Oke, baik. Kak masih ingat ko waktu itu dibawa ke RSJ Naimata kapan?”

Px : “Jumat malam tanggal 29 Januari kayaknya”

DM : “Waktu itu kaka ingat siapa yang bawa ke RSJ?”

Px : “Itu hari keluarga, adik Renny dan Febby yang bawa”

DM : “Kalau waktu itu kak masih ingat ko waktu itu dibawa kenapa ke RSJ?”

Px : “Oh iya dokter, ada dengar-dengar suara-suara kemuudian saya rasa gelisah,
tidak bisa tidur hampir satu minggu sebelum keluarga antar ke RSJ
Naimata ”

DM : “Selain itu kak ada rasa lagi yang aneh kah?”

Px : “Bapa bilang beta omong-omong sendiri, tertawa sendiri, terus ada marah-
marah orang dirumah, jalan mondar mandir, sonde bisa diam di rumah
kalo malam”

DM : “Kak rasa begitu terus ko setiap hari?”


6

Px : “Iya, saya rasa hampir setiap hari dokter.”

DM : “Untuk keluhan mendengar suara-saura itu seperti apa ?” “bisa kaka jeki
ceritakan kah?”

Px : “Mereka mengatakan keluarga saya ada yang gila, ada yang baik, ada yang
nakal, dan ada yang tidak.” “Terus ada yang bilang kalo yeskiel kau tidak
usah jadi polisi saja kau itu gila”

DM : “Selain itu ada lagi?”

Px : “Tuhan Allah juga bilang ke saya bahwa dari sabang sampai merauke terdiri
dari 13 Benua dan akan seperti itu sampai kapanpun.”

DM : “Apakah kaka jeki bisa melihat siapa yang bisik itu kah?”

Px : “Iya bisa dokter.”

DM : “Siapa itu kak jeki yang kaka lihat?”

Px : “Wujudnya adalah keturunan saya, bai-bai dan nenek-nenek.”

DM : “Selain itu kaka jeki ada lihat lihat bayangan atau sesuatu yang lain ?”

Px : “Saya juga sering kalo kumat kadang suka lihat dan dengar suara hewan terutama
waktu awal sakit tahun 2004 dokter .”

DM : “Kak ada coba tanya ke keluarga lain ko kalau benar apa tidak mereka
juga ada dengar dan lihat ada suara dan bayangan bai-bai dan binatang
dong?”

Px : “Mereka bilang tidak dengar dan lihat apa-apa, tapi saya rasa saya ada
dengar”

DM : “Kalau dengar-dengar dan lihat-lihat seperti itu juga tiap hari ko?”

Px : “Iya, itu tiap hari”


7

DM : “Dalam satu hari itu ada waktu-waktu tertentu ko kak dengar suara itu?”

Px : “Itu tiap saat. Tapi yang parah tuh malam kalo mau tidur ”

DM : “Kaka rasa itu suara terasa jauh ko dekat ?”

Px : “Aih kurang tau dokter, beta cuma dengar begitu saja”

DM : “Tapi kaka dengar jelas e?”

Px : “Iya jelas dokter”

DM : “Itu bisikan dan bayangan hewan dan keturunan (bai-bai dan nenek-nenek) kakak
jeki yang kaka lihat menggangu kaka jeki atau tidak ?”

Px : “Iya menggangu dokter, saya kadang jadi susah tidur dan buat saya gelisah
makanya saya suka keluar malam mencari suasana hiburan”

DM : “Berarti cukup menggagu kakak pung tidur e?”

“Kira-kira kalo dapat tidur sampai bangun kaget terbagun atau ada mimpi
buruk?”

Px : “Iya dokter mengganggu tidur apalagi 1 minggu sebelum pergi ke rumah sakit,
tapi kalo sudah sampe tidur rasa su enak dan mimpi buruk sih tidak ada dokter.”

“Itu yang kadang buat beta pergi jalan keluar malam-malam.”

DM : “Oh begitu e kak, Jadi kaka pergi keluar malama itu biasa bikin apa dan pergi ke
mana?”

Px : “Biasa saya jalan pergi beli rokok kemudian saya pergi ke pantai oesapa atau
lasiana di bawah dok” (sambil menunjuk ke arah luar)

DM : “Biasa bikin apa di pantai kak dan malam pasti pulang kembali ke rumah kan ?”
“Apakah itu dari bisikan yang sering kaka dengar kah?”
8

Px : “Tidak dokter saya hanya pergi jalan-jalan biar rasa agak cape trus bisa tidur
enak.” “Tidak ada bisikan yang suruh dokter, hanya karena saya memang
senang melihat orang-orang bertamasya dokter.

DM : “Memangnya kalo malam masih ada orang yang pergi bertamasya?”

Px : “Masih dokter, biasa lumayan rame masih ada yang duduk nongkrong dan
pacaran .”

DM : “Kakak sudah pernah rasa gejala seperti ini selain 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit kah?”

Px : “Beta rasa pertama kali kalo tidak salah waktu tahun 2004 dokter.”

DM : “Pernah sampe di rawat di Rumah Sakit ko kak?”

Px : “Pernah dokter, sudah sering dari 2004 yang dulu Rumah Sakit masih di
Kuanino.”

DM : “Kaka ingat sudah berapa kali dan dirawat berapa hari itu?”

Px : “Kalo tidak salah sudah 3 kali waktu Rumah Sakit masih di Kuanino terus 4 kali
tambah yang kemarin dokter.” “Untuk berapa hari dong beta sonde ingat
coba dokter nanti tanya adik dan bapa sa” (sambil menunjuk ayah dan
adiknya)

DM : “Apakah keluhan-keluhan sebelumnya sama dengan yang keluhan yang kemarin


ko kak?”

Px : “Iya dokter, macam ke dengar-dengar suara, lihat bayangan hewan, susah tidur,
kadang ju sampe emosi-emosi dengan orang rumah begitu ju.”

DM : “Apakah yang sebelumnya sampai mengganggu juga seperti sekarang?”

Px : “Iya mengganggu dokter terutama kalo su kumat.”

DM : “Sebelum ini yang masuk Rumah sakit ada minum obat rutin atau tidak, Siapa
yang awasi minum obat di rumah?”
9

Px : “Minum obat rutin su dari 2004 dokter.” “Biasa yang lihat dan kasih ingat
minum obat adik dong dok.”

DM : “Apa pernah putus obat dan kapan itu kak?”

Px : “Sering dok, biasa juga kumat karena sonde minum.”

DM : “Tidak boleh putus obat yah kak, harus rutin.” “Itu biasa kenapa sampai sonde
minum obat dan bisa paling lama sampe berapa lama sonde minum?”

Px : “Tidak tau dokter, jenuh dan bosan minum obat terus” “Kalo yang terakhir
sebelum masuk rumah sakit ada hampir satu bulan dokter”

DM : “Kemarin kan jadwal kontrol kenapa tidak datang kontrol ke poli?”

Px : “Ahh, iya ko dokter.” “Yang pegang dan urus itu barang adek nah, Lagian
obat dong masih sangat banyak di kamar”

DM : “Tidak boleh harus tetap datang kontrol, sesuai yang dokter arahkan. Kaka jeki
harus tau jangan tunggu kak Renny dan Febby yang kasih ingat.”

Px : “Iya dokter, ko abis dong ju su kerja jadi agak susah.”

DM : “Oke, selain itu Kakak ada rasa sonde kayak kakak punya pikiran ini
seperti berulang-ulang atau menggema di dalam kepala?”

Px : “Iya, ada juga. Tapi tidak terlalu, kadang-kadang saja”

DM : “Dalam satu minggu itu muncul berapa kali?”

Px : “Saya tidak ingat, tapi kadang-kadang ada”

DM : “Baik, dan waktu itu apa yang kak rasa?”

Px : “Pokoknya rasa takut d a n b i n g u n g buat saya susah tidur. ”

DM : “Itu tiap hari juga dirasa ko?”

Px : “Iya, itu tiap hari”


10

DM : “Terus bapa ada rasa pikiran dari luar masuk ke dalam kak punya
pikiran ko?”

Px : “Tidak ada dokter”

DM : “Kak ada rasa seperti bapa punya pikiran ditarik keluar atau dari masuk
ke kak punya pikiran oleh suatu kekuatan dari luar ko?”

Px : “Ehm. saya tidak ada perasaan seperti itu”

DM : “Kak pernah ada rasa seperti kaka punya pikira pikiran orang lain bisa tau
atau tiba di radio atau tv bicarakan apa yang sedang kaka pikirkan ?

Px : “Ehm. saya tidak ada juga dokter”

DM : “Kak pernah rasa kalau ada suatu kekuatan dari luar yang kendalikan atau
pengaruhi kaka ko?”

Px : “Tidak ada dokter”

DM : “Kalau kak rasa kak punya pikiran tersiar ke luar sehingga orang-orang lain
tau apa yang kak pikirkan, ada rasa begitu ko?”

Px : “Tidak ada juga dokter”

DM : “Berarti kak sering dengar-dengar suara setiap hari, dan itu mengganggu?”

Px : “Iya, dengar-dengar suara dari keturunan saya (bai-bai dan nenek-nenek)


tiap hari, itu mengganggu”

DM : “Baik, kak rasa itu hari ada cium bau-bau aneh tidak? Misalnya bau
kotoran atau bau busuk?”

Px : “Tidak ada”

DM : “Kemudian, kak ada perasaan kalau kak punya anggota tubuh ada
baomong dengan kak ko sonde?”
11

Px : “Tidak ada dokter”

DM : “Kalau lihat-lihat bayangan aneh begitu ada ko?”

Px : “Itu sama kayak yang tadi beta bilang dokter, lihat bayangan keturunan
saya (bai-bai dan nenek-nenek) dan binatang dokter ”

DM : “Itu lihat bayangan binatang apa kak?”

Px : “Macam-macam dokter, tapi yang paling sering itu bintang burung dan
tokek dokter”

DM : “Itu sudah sejak kapan dan tiap hari kak rasa ?”

Px : “Sudah lama dari saya sakit pertama tahun 2004, terus kalo ada kumat
hampir tiap hari dokter”

DM : “Terakhir kali kak rasa begitu kapan?”

Px : “terakhir waktu di rumah sakit tapi tidak ingat pasti kapan terakhir hilang,
saya rasa kek di rumah sakit hilang pelan-pelan.”

DM : “Baik. Kalau bayangan-bayangan lain yang sering-sering muncul,


misalnya ada bayangan-bayangan warna hitam atau putih ada lihat
tidak?”

Px : “Bayangan-bayangan lain tidak ada, seperti setan atau roh-roh jahat begitu
itu tidak ada”

DM : “Kemudian apa ka rasa kak punya kekuatan di luar batas manusia biasa
ko?”

Px : “Tidak Pernah dokter.”

DM : “Kalau kekuatan lain misalnya menyembuhkan orang, atau kendalikan


cuaca, ada pernah rasa begitu ko?”

Px : “Tidak pernah rasa dokter.


12

DM : “Baik. Berarti kalau yang sakit tahun 2004 lalu dan yang beberapa kali
sempat masuk rumah sakit itu yang kakak rasa bagaimana?”

Px : “Rasa sama seperti baru-baru ini”

DM : “Kak masih ingat ko yang dulu kak marah-marah tanpa sebab yang
pertama kali itu karna ada kejadian-kejadian tertentu begitu?”

Px : “Eh.. kalo tidak salah pas saya sementara seleksi polisi, ada semantara
tes saya sudah sering rasa gelisah. Kemudian beberapa hari saya ikut
bapa dan mama pergi melayat tanta di kampung di baumata saya tiba
sudah merasa dengar bisikan keturunan saya (bai-bai dan nenek-nenek)
dan saya sempat lihat burung dan tokek yang tepa saya di jalan ”

DM “Mungkin waktu itu ada stress atau masalah?”

Px “Tidak ada sih dokter”

DM : “Terus waktu berobat tahun 2004 itu berapa lama?”

Px : “Kalau tidak salah sekitar satu minggu yang pertama kali tahun 2004 waktu
rumah sakit masih di kuanino.”

DM : “Terus waktu masuk rumah sakit yang lain masih ingat berapa lama?”

Px : “Kalau tidak salah semua hampir sekitar satu minggu setiap kali masuk
rumah sakit.

DM : “Setelah itu minum obat rutin ko?”

Px : “Rutin, tapi setelah saya rasa sendiri sudah tidak kumat, dan jenuh dan
bosan minum obat terus saya tidak minum lagi”

DM : “Kak mulai tidak minum obat sekitar tanggal berapa yang terakhir sebelum
masuk mrs apa itu?”

Px : “Kalau tidak salah hampir satu bulan.”


13

DM : “Tapi semenjak pulang dari RSJ yang baru-baru ini tiap hari minum
obat?”

Px : “Iya, tiap hari saya minum obat”

DM “Kak masih ingat yang baru-baru ini dirawat berapa lama?”

Px “Sekitar satu minggu su dokter.”

DM : “Baik. Kak pernah sakit lain ko selain itu? Mungkin penyakit berat lain
misalnya jantung, liver, kencing manis, tekanan darah tinggi atau ada
asma begitu ko?”

Px : “Tidak ada”

DM : “Atau pernah kecelakaan, dirawat di rumah sakit, pernah ko?”

Px : “Oh.. tidak pernah”

DM : “Kalau sekarang kakak ada merokok ko?”

Px : “Merokok iya, dari saya sakit sampai sekarang dokter.”

DM : “Kalau konsumsi alkohol?”

Px : “Alkohol sudah tidak terlalu dokter.”

DM : “Terakhir kali minum alkohol kapan?”

Px : “Tidak ingat dokter. Paling pesta begitu kalo ada kawan”

DM : “Kalau obat-obat terlarang?”

Px : “Tidak pernah dok.”

DM : “Oke, baik. Kalau boleh tau hari ini kak punya perasaan hati
bagaimana?”

Px : “Saya rasa sudah tenang”

DM : “Ada rasa sedih atau senang berlebihan? Atau biasa-biasa saja?”


14

Px : “Biasa biasa saja dokter.”

DM : “Berarti kak punya rasa senang nih biasa-biasa saja atau seperti rasa
berlebihan?”

Px : “Senang yang biasa-biasa saja, tidak berlebihan”

DM : “Baik, kalau kemarin suasana hati bagaimana? Sama dengan hari ini ko?”

Px : “Iya, kemarin saya rasa sama”

DM : “Kalau suasana hati minggu kemarin?”

Px : “Rasanya sama juga”

DM : “Masih ada rasa marah-marah atau gelisah?”

Px : “Tidak ada lagi”

DM : “Tadi malam bisa tidur nyeyak ko? Atau masih mimpi-mimpi buruk?

Px : “Tidur sudah baik dari yang dirumah sakit, sudah bisa nyeyak.

DM : “Kalau bisikan-bisikan atau suara-suara yang orang lain tidak bisa


dengar tapi hanya kak yang bisa dengar, itu masih dengar ko? Terakhir
dengar itu kapan?”

Px : “Tidak, suara-suara seperti yang saya dengar dulu itu sudah berkurang.
dan tadi malam saya tidak dengar sih”

DM : “Baik sudah. Kalau lihat-lihat bayangan aneh kek binatang dong ada ko?”

Px : “Kalau itu tidak”

DM : “Kalau pikiran-pikiran yang berulang dalam kepala itu masih ada ko?”

Px : “Itu sudah tidak terlalu”

DM : “Berarti masih ada?”

Px : “Masih ada sedikit”


15

DM : “Itu terakhir kali kak rasa kapan?”

Px : “Waktu saya dirawat, setelah saya keluar setelah itu tidak lagi”

DM : “Baik. Kemudian, kak tau ko sekarang hari apa?”

Px : “Hari ini hari Jumat”

DM : “Sekarang bulan apa?”

Px : “Bulan Februari”

DM : “Tahun berapa sekarang?”

Px : “2021”

DM : “Kak tahu ini sekarang kak ada dimana?”

Px : “Ada di rumah”

DM : “Tepatnya dimana alamatnya?”

Px : “Di Oesapa KM 10”

DM : “Kak masih ingat ko saya punya nama?”

Px : “Pak Dokter Firman”

DM : “Kalau ini siapa?” (menunjuk ke arah adik dan bapa kandung pasien)

Px : “Itu adek renny dan bapa”

DM : “Baik. Kak masih ingat ko tadi pagi makan apa?”

Px : “Nasi, sayur, dan ikan”

DM : “Oke. Setelah ini kita bisa berhitung sedikit ko? Kak tau 100 kurang 7
berapa?”

Px : “93”

DM : “93 kurang 7?”


16

Px : “85 ehh 86”

DM : “86 kurang 7?”

Px : “hmm, 71. Aduhh saya matematika lemah dokter hahaha ”

DM : “7 tambah 5?”

Px : “12”

DM : “Oke. Kemudian, kak bisa eja kata “DUNIA” terbalik dari belakang
ko? Misalnya kalau “BUKU” dieja terbalik U-K-U-B. Kalau “DUNIA”?”

Px : A-I-N-U-D

DM : “Baik. Setelah ini saya bisa minta tolong kak salin saya punya gambar
ko? Di gambar ulang di sebelahnya”

Px : “Bisa” (pasien kemudian menyalin gambar pemeriksa)

DM : “Terima kasih. Selanjutnya, kak bisa kasih tau persamaan dan

perbedaan bola dan apel ko?”

Px : “Perbedaannya kalau apel buah, kalau bola permainan, persamaannya


sama-sama bulat.”

DM : “Baik. Kak tau sekarang Presiden Indonesia siapa?”

Px : “Pak Joko Widodo”

DM : “Baik. Kak tau Presiden Indonesia pertama siapa?”

Px : “Bung Karno dan Bung Hatta”

DM : “Kalau gubernur NTT siapa?”

Px : “Viktor Laiskodat”

DM : “Ibu kota Provinsi NTT?”

Px : “Kota Kupang”
17

DM : “Kak rasa kak ada bakat atau hobby tertentu ko?”

Px : “Ada, bola kaki dan pingpong, bola kaki waktu sekolah dan ping pong
waktu saya di rumah sakit yang masih kuanino saya hampir tiap hari main
disana”

DM : “Oh iya, terus pernah ikut lomba ko?”

Px : “Sonde pernah”

DM : “Kenapa sonde pernah ikut lomba?”

Px : “Saya main karena senang saja.”

DM : “Nah.. coba ikut lomba, siapa tau juara. Hehehe. Terus, kalau misalnya
saya kasih contoh kasus, misalnya kak ketemu dompet di tengah jalan, apa
yang akan kak lakukan?”

Px : “Ya kalau dompet tersebut kosong, tidak ada alamat yang punya, ya saya
pasti ambil. Tapi kalau ada alamat yang punya misalnya di KTP, pasti
saya kembalikan dengan kasih ke polisi”

DM : “Kalau kasus lain, misalnya kak ada dalam suatu gedung terus ada cium
bau asap, apa yang akan kak lakukan?”

Px : “Saya akan lari mencari sumber yang menyebabkan asap tersebut, terus
padamkan”

DM : “Oke. Kemudian, saya bisa tahu ko, kakak rasa kakak ini sakit atau
sonde?

Px : “Iya, saya sakit”

DM : “Apa yang kak mengerti dari kak punya sakit? Kak tau alasan kak dirawat
di rumah sakit waktu itu?”

Px : “ Oh iya, karena saya sakit jiwa.”


18

DM : “Kan kak dulu dirawat di rumah sakit jiwa, biasa itu berarti bisa ada
gangguan dari pikiran, perasaan, atau perbuatan yang terganggu.
Menurut kak, kak ini terganggu dimana?”

Px : “Kayaknya pikiran, seperti yang tadi-tadi saya sudah cerita”

DM : “Oke, oleh karena itu supaya sembuh berarti harus apa kak?”

Px : “Harus minum obat rutin”

DM : “Iya, dan kak mau kalau minum obat to?”

Px : “Iya, sekarang tiap hari minum obat dan ingat kasih ingat orang rumah
biar pi antar kaka kontrol.”

DM : “Baik sudah kak. Bakak kalau ada suara-suara seperti sebelumnya muncul
lagi, kak harus lawan karena suara-suara tersebut tidak nyata. Kalau dia
suruh buat sesuatu, jangan ikuti. Mungkin bisa alihkan ajak omong orang
lain dan putar musik e”

Px : “Iya, saya juga kalau muncul suara-suara begitu, saya paksa supaya
ada kerjaan supaya perhatian teralihkan.”

DM : “Iya betul. Kalau misalnya ada lihat-lihat bayangan juga diabaikan saja,
atau cari kesibukan seperti yang kak bilang tadi”

Px : “Iya, baik”

DM : “Terus yang paling penting juga harus minum obat e kak, jangan sampai
putus obat seperti kemarin-kemarin, nanti bisa kumat lagi kayak baru-
baru ini. Mungkin ada rasa capek atau malas minum obat, tapi kan itu
juga untuk kebaikan. Nanti kalau sudah semakin baik dan rajin kontrol di
poli, dosisnya juga bisa diturunkan. Seperti itu Kak”

Px : “Baik pak dokter.”


19

DM : “Oke, baik kak. Mungkin saya mau tanya-tanya itu saja, Terima kasih
banyak untuk waktunya. Jangan lupa untuk rutin minum obat dan rutin
kontrol poli.”

Px : “Baik, sama-sama. Terima kasih juga dokter”


20

2. Heteroanamnesis
Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 2 Januari 2021 pukul 16.30

WITA dengan adik kandung pasien yang dilakukan di rumah Pasien di Airnona,

Kota Kupang.Pasien dibawa ke RSJ pada tanggal 25 Juli 2020 karena pasien

putus obat dan mulai marah-marah tanpa sebab 1 minggu terakhir. Pasien

juga sudah mulai berbicara sendiri dan tidak nyambung dengan

pembicaraan. Adik pasien juga mengatakan suka mematikan meteran,

melempar garam, mondar mandir, dan tidak bisa tidur. Pasien juga

sempat menendang kucing sampai sampai kucing peliharaan di rumah

mereka mati. Karena perilaku pasien tersebut keluarga takut memgambil

barang tajam sehingga mereka menyembunyikan barang-barang tajam.

Pasien sering meminta uang pada orang yang ia temui di jalan untuk

membeli rokok. Karena gejala-gejala tersebut dialami selama 1 minggu hari

dan pasien kemudian dibawa ke IGD RSJ Naimata oleh keluarga. Pasien

sebelumnyasudah pernah mengalami gejala-gejala serupa sejak tahun

2004 dan berobat jalan di bangsal jiwa RSUD WZ Yohanes rawat

jalan. Keluarga menegaskan bahwa pasien memiliki riwayat berobat yang tidak

teratur.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


 Riwayat Psikiatri
Berdasarkan hasil autoanamnesis dan heteroanamnesis dengan adik

kandung pasien, gejala marah-marah tanpa sebab, berbicara sendiri,


21

mendengar bisikan, jalan tanpa arah, dan tidak bisa tidur malam awalnya

muncul pada tahun 2004. Pasien memiliki riwayat kabur saat dari seleksi

pendidikan polisi berhari-hari ke hutan di kampungnya di baumata dan

menghilang selama 1 minggu hingga keluarga meminta pertolongan pihak

berwajib. Pasien juga sudah sempat di rawat di bangsal jiwa di RSUD W Z

Yohanes pada tahun 2004 dan menjali rawat jalan di di RSUD WZ Yohanes.

Keluarga pasien menyatakan bahwa keluhan pasien selalu hilang timbul sejak

tahun 2004 hingga sekarang karena pasien tidak rutin kontrol dan minum obat di

RSUD WZ yohanes.

 Riwayat Penyakit Medis

Pasien tidak sedang mengidap penyakit lain dan tidak pernah mengidap

sakit berat sebelumnya. Tidak ada riwayat kejang maupun trauma akibat

kecelakaan motor. (Riwayat Keluarga)

 Riwayat Zat Psikoaktif

Berdasarkan autoanamnesis terhadap pasien, pasien mengatakan bahwa

pasien merukakan perokok aktif sejak SMA hingga sekarang, mempunyai

riwayat mengonsumsi alkohol, Pasien mengonsumsi alkohol hanya jika ada

teman atau acara pesta saja.

 Riwayat Keluarga

Berdasarkan heteroanamnesis dengan adik kandung pasien, ada keluarga

yang memiliki gejala serupa yaitu adik dari nenek pasien di pihak ibu.
22

D. Riwayat Sifat Kepribadian Sebelumnya


Menurut adik kandung dari pasien, pasien sebelumnya merukakan

pribadi yang yang mudah bergaul dan aktif berbicara (cerewet) Pendiam.

Pasien juga rajin mengerjakan tugas rumahan seperti memasak dan mencuci

piring.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Menurut heteroanamnesis terhadap adik kandung pasien, beliau

mengatakan bahwa menurut cerita keluarga, Pasien adalah anak

pertama dari empat bersaudara. Pasien dilahirkan secara normal per

vaginam di rumah tanpa bantuan tenaga kesehatan, namun tidak

mengetahui apakah pasien lahir cukup bulan atau tidak. Ibu pasien

sempat membuat pasien tidak sengaja terjatuh sesaat pasien

barusaja keluar pervagina.Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak

yang tidak diharapkan atau lahir di luar mikah.

3. Masa Kanak Dini (Usia 0-3 tahun)


Semasa kecil, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya beserta

saudara- saudarinya. Menurut adik kandung pasien, pasien mendapatkan

Asi hingga usia 1 tahun dan mendapatkan imunisasi secara lengkap. ia tidak

mengetahui pasti kapan pasien mulai, merangkak, berjalan dan

berbicara. Ia juga tidak tahu imunisasi pasien lengkap atau tidak.

Namun, ibu pasien berpendapat bahwa pasien tumbuh dan berkembang

seperti anak seusianya.


23

4. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Berdasarkan autoanamnesis dan Heteroanamnesis terhadap pasien,

pasien saat kecil merukakan anak yang pemalu, namun akrab dan aktif

bermain dengan teman-teman dekatnya. Hanya saja ia tidak begitu

berani memperkenalkan diri ke orang baru karena sifat pemalunya.

Hubungannya dengan orang tua juga baik. Ia menuturkan bahwa ia

termasuk anak yang cukup pintar di sekolah dengan nilai-nilai yang

baik. Pasien juga tidak pernah tinggal kelas. Akan tetapi, pasien tidak

pernah mengikuti lomba maupun mengikuti kegiatan lain di sekolah.

5. Masa Remaja
Semasa remaja, pasien tinggal bersama orang tua dan saudara-

saudarinya. Pasien mempunyai banyak teman lelaki seusianya. Mereka

sering menghabiskan waktu bersama dengan merokok dan mengonsumsi

alkohol. Mimpi basah pertama dialami pasien pada usia 14 tahun.

Menurutnya, ia merasa senang, enak dan hal tersebut merukakan

kejadian yang mengasyikkan. Pengetahuan seksual didapati pasien

melalui orang tua, maupun melalui video dan film.

Saat remaja, pasien mempunyai hobi bermain sekak bola, namun tidak

begitu aktif karena ia merukakan orang yang pemalu. Ia juga senang

mempelajari Bahasa inggris. Pasien mengatakan saat remaja ia

mempunyai tokoh idola Presiden Soeharto, karena menurutnya Presiden


24

Soeharto merukakan sosok yang berwibawa dan hal tersebut

menginspirasinya

6. Masa Dewasa
 Riwayat Pendidikan :
 SD Inpres Kaniti

 SMPN 10 Lasiana

 SMAN 1 Rote

 Pernah Memngikuti seleksi masik Polisi, dan memilih mundur

saat proses seliksi masuk.

 Riwayat Pekerjaan

 Pasien tidak meimiliki pekerjaan saat ini

 Sempat menjadi penjaga sekolah di SD Kaniti selama 4 Bulan

 Ojek saat orang tua tidak memberikan uang

 Riwayat psikoseksual

Mimpi basah dialami pasien pertama kali pada usia 14 tahun. Pasien

mengaku sudah aktif secara seksual sejak usia 19 tahun dengan

pasangan yang berbeda-beda. Pasien mengaku suka dengan lawan

jenis. Menurut pasien, ia merasa senang saat melakukan hubungan

seksual. Bahkan saat ia sudah menikah pun, ia masih melakukan

hubungan seksual dengan orang lain selain istrinya.


25

 Riwayat Agama
Pasien beragama Kristen Protestan. Pasien tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan keagamaan di Gereja karena merasa tidak ada

dorongan dalam diri dan merasa bosan jika terlalu lama beribadah

dalam Gereja. Menurut adik kandung pasien, Pasien hanya pergi ke

gereja hanya pada saat hari besar kegaamaan.

 Riwayat Pelanggaran Hukum

Sekitar tahun 2019 pasien sempat mecuri uang belis adik

perempuannya dan dilaporkan bapaknya ke polisi, tetapi tidak sampai

di masukan ke penjara. Pasien pernah melakukan keributan di suatu

acara pesta seusai mabuk bersama dengan teman-temannya dan

ditahan oleh pihak kepolisian dan mendapatkan pembinaan kemudian

di lepaskan.

7. Situasi Kehidupan Sekarang


Saat ini pasien tinggal bersama ayah dan ibunya yang berprofesi

sebagai guru. Dan kedua adik perempuanya beserta seorang 2 saudari

kandungnya, 1 orang keponakan. Sedangkan 1 adik perempuannya ikut

bersama suaminya.

Rumah pasien merukakan rumah permanen. Rumah sementara dalam

pembangunan lantai 2, dengan 2 kamar yang terpisah dari rumah induk

pasien. Tembok luar rumah dicat berwarna kuning dan bebak dicat

berwarna putih, sedangkan tembok di dalam rumah dicat berwarna hijau


26

dan . Rumah memiliki 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu,

1 k a m a r m a n d i , 1 dapur. Kondisi rumah sudah memiliki lantai

terbuat dari kramik.

Sumber biaya, perbulan, masak pake apa, listrik, air,

8. Riwayat Keluarga

Pasien merukakan anak pertama dari 4 bersaudara. Ibu dan ayah pasien

masih berprofesi sebagai guru. Ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga

pasien, yaitu adik dari nenek pasien dari pihak ibu.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
27

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PASIEN


Pemeriksaan status mental (Jumat, 12 Februari 2021 pukul 16.30 WITA di

Rumah Pasien) z

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak laki-laki sesuai usia, rapi dan bersih. Pasien mengenakan baju kaos

lengan pendek dengan warna putih dengan strip hitam, celana pendek

setinggi lutut berwarna hitam.

9. Perilaku dan aktivitas motorik


Pasien tampak tenang (dinyatakan dengan pasien yang duduk selama

proses wawancara).

10. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien bersikap kooperatif (dinyatakan dengan pasien menjawab dengan baik

dan mengikuti perintah pemeriksa selama proses anamesis) dengan kontak mata

(+).

F. Mood dan Afek


 Mood : Eutimia (dinyatakan dengan pasien berkata perasaannya hari

ini biasa saja tidak ada senang atau sedih berlebihan, kemarin, kemarin

dulu dan minggu lalu perasaan seperti hari ini biasa saja).

 Afek : Luas (dinyatakan dengan ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi suara

pasien yang bervariasi).

 Keserasian : Serasi
28

G. Pembicaraan
Spontan, berbicara nyambung sesuai pertanyaan dan petunjuk

pewawancara.

H. Persepsi
Riwayat halusinasi auditorik (+) dinyatakan oleh pasien seperti mendengar

suara orang yang berbicara kepadanya dan menantangnya berkelahi. Hal ini

dialami pertama kali pada bulan Oktober tahun 2019 lalu. Suara tersebut

muncul terutama saat ia melihat ada orang yang lewat di depannya dan ia

merasakan suara yang berbicara itu sangat lantang.

I. Proses Pikir
 Bentuk : Logis (dinyatakan dengan pasien telah mengetahui bahwa

keyakinan tentang adanya orang-orang yang ingin menyakitinya

merukakan sebuah keyakinan yang keliru dan tidak benar-benar terjadi).

 Arus : Koheren (dinyatakan dengan jawaban dan pembicaraan pasien

berhubungan dengan pertanyaan pemeriksa).

J. Isi Pikir
 Riwayat delusion of perception (+)

Dinyatakan dengan pasien mendengar dan meyakini bahwa ada suara-

suara orang di sekitarnya yang membicarakan hal buruk tentangnya dan

ingin mengajaknya berkelahi. Namun, saat ini pasien sudah dapat

memahami bahwa hal tersebut merukakan hal yang tidak benar-benar

terjadi.
29

K. Kesadaran dan Kognisi

1. Taraf Kesadaran dan Kesigapan : Compos Mentis, GCS E4V5M6


11. Orientasi
 Waktu : baik (dinyatakan dengan pasien mengetahui waktu saat

anamnesis yaitu hari Jumat, bulan Februari 2021)

 Tempat : baik (dinyatakan dengan pasien mengenali tempat di mana

ia berada saat dilakukan anamnesis, yaitu di rumah di Oesapa KM 10)

 Orang : baik (dinyatakan dengan pasien mengenali orang-orang di

sekitarnya saat dilakukan anamnesis, yaitu Dokter Muda Jeanette

dan kakak kandung pasien bernama Desy)

12. Daya Ingat


 Daya ingat jangka panjang : baik (pasien dapat menjawab tempat

dan tanggal lahirnya, yaitu di Oehani pada tanggal 13 Agustus 1986)

 Daya ingat jangka sedang : baik (pasien mengingat Dokter Muda yang

dulu pernah merawatnya di RSJ Naimata, yaitu dokter muda firman)

 Daya ingat jangka pendek : baik (pasien dapat menjawab makanan

yang pasien makan tadi pagi, yaitu nasi, sayur, dan ikan)

13. Konsentrasi dan Perhatian : Konsentrasi baik (pasien dapat


berhitung
100-7 yaitu 93, lalu dikurangkan 7 lagi yaitu 86, 5+7 yaitu 12) dan

perhatian baik (pasien dapat mengeja kata DUNIA dari belakang

menjadi A-I-N-U-D)
30

14. Kemampuan visuospasial : baik

(Pemeriksa) (Pasien)

15. Pikiran abstrak :


baik (pasien dapat mengetahui persamaan antara bola dan apel yaitu

bentuknya bulat, dan perbedaannya yaitu apel merukakan buah

sedangkan bola merukakan mainan)

16. Intelegensi dan kemampuan informasi


baik (pasien menjawab Presiden Indonesia yaitu Ir. Jokowi Dodo,

Presiden pertama Indonesia adalah bung Karno, Gubernur NTT

yaitu Viktor Laiskodat, dan ibu kota provinsi NTT adalah Kota Kupang,

17. Bakat Kreatif : pasien mengaku mempunyai bakat atau hobby


bermain bola kaki dan pingpong namun tidak dikembangkan.
18. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : baik (pasien dapat merawat
diri secara mandiri dalam hal mandi, makan, minum, berpakaian).
L. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien tampak tenang saat dilakukan wawancara, tidak didapatkan

potensi membahayakan diri sendiri.


31

M. Daya Nilai dan Tilikan


 Uji daya nilai : Tidak terganggu (Pasien mengatakan jika ia

menemukan dompet di tengah jalan, ia akan menyerahkan kepada

polisi, dan jika ia berada di dalam bangunan dengan bau asap, ia akan

mencari sumber api dan memadamkan api tersebut)

 Penilaian realitas : Tidak terganggu

 Tilikan : IV (Pasien mengatakan bahwa dia tahu kalau ia sedang

menderita sakit jiwa, oleh karena itu ia butuh minum obat untuk

sembuh dari penyakitnya)

N. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internistik : Tidak dilakukan

B. Status neurologis : Tidak dilakukan

C. Laboratorium/ penunjang : Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Psikologi : Tidak dilakukan

V. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. AXIS I: F20.0 Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak

belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang

luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh

genetik, fisik dan sosial budaya.1

Kriteria diagnosis
32

untuk menegakkan diagnosis skizofrenia menurut PPDGJ-III :1

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam

atau kurang jelas):

a. – Thought of echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,

walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

– Thought of insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar

masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar

oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

– Thought of broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang

lain atau umumnya mengetahuinya.

b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau

– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau

– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya, secara jelas

merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau

penginderaan khusus).

– Delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
33

c. Halusional Auditorik ;

– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien.

– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara atau

– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan

diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau

berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

2. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada

secara jelas:

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan

(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak

relevan atau neologisme.


34

c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,

dan stupor.

d. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons

emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi

harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau

medikasi neuroleptika.

3. Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik prodromal);

4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self

absorbedattitute), dan penarikan diri secara sosial.

Adapun jenis skizofrenia yang menjadi diagnosis pada kasus ini adalah

skizofrenia paranoid.

Skizorenia paranoid, merupakan jenis dari skizofrenia yang memiliki kriteria

diagnosis sebagai berikut:1


35

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

 Sebagai tambahan :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol

o Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi

perintah,atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);

o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang

menonjol;

o Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “passivity”

(delusion of passivity), dan keyakinandikejar-kejar yang beranekaragam,

adalah yang paling khas;

 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol.

Dari gejala yang dialami pasien Tn. YS, tampak bahwa ada beberapa gejala

yang masuk dalam kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, antara lain :

1. Didapati riwayat halusinasi auditorik yang terjadi terus – menerus (walaupun

tidak setiap hari) dan semakin lama semakin mengganggu pasien.

2. Adanya gangguan isi pikir berupa thought echo


36

3. Gejala berlangsung selama paling sedikit 1 bulan. Pada pasien sudah

berlangsung selama kurang lebih 17 tahun yaitu dari Tahun 2004 dan hilang

timbul sampai dengan awal 2021

B. AXIS II : Ciri Kepribadian Paranoid

Menurut keluarganya, pasien merupakan orang yang pendiam. Terkadang

pasien mudah tersinggung dengan perkataan orang lain. Ketika marah dengan

ibunya, pasien cenderung mengungkit tentang masa lalu dan membandingkan

dirinya dengan orang lain. Pasien mampu mengambil keputusan secara

mandiri. Pasien bukan pribadi yang ceria. Jika di rumah sendirian, pasien

cenderung bermain game dan tidur. Pasien jarang mengikuti kegiatan

organisasi dan keagamaan.

C. AXIS III : Tidak ada Diagnosis

D. AXIS IV : Masalah pekerjaan

Berdasarkan hasil autoanamnesis, pasien merasa terbeban karena belum

mendapatkan pekerjaan tetap, padahal sudah lulus kuliah sejak tahun 2019.

Pasien merasa belum cukup hanya dengan bekerja sebagai freelancer proyek,

karena apabila tidak ada proyek maka pasien akan lebih banyak mengganggur

dan hanya main game saja.

E. AXIS V : GAF saat ini 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)

IV. EVALUASI MULTIAXIAL

1. AXIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid


37

2. AXIS II : Ciri Kepribadian Paranoid

3. AXIS III : Tidak ada diagnosis

4. AXIS IV : Masalah berkaitan dengan pekerjaan

5. AXIS V : GAF saat ini 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi,

disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).

V. DAFTAR MASALAH

a. Organobiologi : genetik (+)

b. Psikologi :

1. Gangguan Persepsi

 Riwayat halusinasi auditorik (+), berupa mendengar suara-suara laki-

laki yang tidak dikenal. Pasien mulai mendengar suara-suara tersebut

sejak Desember 2019. Suara-suara itu tidak muncul terus-menerus,

kadang muncul, kadang tidak.. Awalnya suara hanya berupa suara ribut

yang tidak jelas, kemudian menjadi suara jelas yang kebanyakan

menyuruh pasien mematikan keran air, mengatakan bahwa ada pencuri

di rumah, dan suara banyak langkah kaki. Baru sejak 1 bulan terakhir,

suara-suara tersebut menjadi suara yang menyuruh pasien untuk

menyiksa dirinya sendiri. Pasien sudah berusaha untuk mengacuhkan

suara tersebut, tetapi tidak bisa, dan pasien menjadi sangat terganggu

karenanya. Pasien mengaku sekarang sudah tidak lagi mendengar suara

tersebut, terakhir dengar hari minggu siang (20/07/2020) saat sebelum


38

datang ke RSJ. Selama di RSJ pasien sudah tidak mendengar suara itu

sama sekali. Pasien mulai menuruti suara untuk menyiksa dirinya

sendiri dengan mulai menyayat sepanjang tangan pasien dengan pisau

dapur tumpul sejak sekitar 2 minggu lalu, terakhir melakukan itu tanggal

12 Juli 2020 (7 hari SMRS), sampai sekarang sudah ada 11 luka bekas

sayatan di sepanjang tangan kiri. Tetapi pasien mengatakan tidak

mempunyai niat untuk bunuh diri, dan melakukan hal tersebut hanya

untuk menuruti suara-suara di telinganya.

 Riwayat halusinasi visual (+). Pasien mengaku melihat bayangan dirinya

sendiri sebanyak 2 kali hanya pada bulan Mei dan sampai sekarang

tidak pernah dilihat lagi, bayangan tersebut tidak bicara apa-apa.

2. Gangguan Isi Pikir

 Thought control/ waham dikendalikan (Delution of Control)

Dinyatakan dengan pasien merasa tiap melakukan “cutting”, pikirannya

seperti sedang dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar, tetapi tidak

tahu kekuatan apa dan berasal dari mana.

 Waham rujukan (Delution of Reference)

Dinyatakan dengan pasien mengaku belakangan ini merasa curiga

dengan teman dekat perempuan pasien, karena merasa bahwa teman

dekat perempuannya mempunyai sifat yang jahat. Pikiran itu muncul

sejak mengenal teman dekat pasien itu, semakin memberat sejak kerja
39

skripsi sama-sama. Pasien mengaku tidak pernah melihat sendiri atau

membuktikan bahwa teman tersebut berbuat hal jahat, tetapi tetap saja

pasien merasa bahwa teman itu mempunyai sifat yang jahat tanpa alasan

yang jelas. Sekarang rasa curiga sudah berkurang, terakhir kali merasa

curiga dengan teman perempuannya saat pasien diantar ke RS kemarin.

VI. RENCANA TERAPI

a. Farmakoterapi

 Haloperidol 2 x 2.5 mg

 Trihexyphenidyl 2 x 2 mg

 Chlorpromazine 2 x 50 mg

b. Psikoedukasi pasien

 Mengedukasi pasien agar minum obat secara teratur, tidak boleh putus obat

karena jika putus obat maka gangguan-gangguan berupa halusinasi akan

terus muncul.

 Mengedukasi pasien agar tidak mengikuti perintah dari bisikan-bisikan

yang tidak nyata.

c. Psikoedukasi Keluarga Pasien

 Edukasi secara sederhana mengenai penyebab penyakit gangguan jiwa ini,

dan dijelaskan bahwa penyakit ini bukanlah penyakit yang dibuat-buat oleh

pasien melainkan terdapat ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak yang


40

apabila zat kimia ini tidak dihambat oleh obat, maka pasien akan

mengalami gejala yang lebih berat, yang jika itu terjadi maka dapat

membahayakan pasien dan semakin sulit untuk mengurusnya, sehingga

dapat dimengerti bahwa obat ini harus terus diminum dan jangan sampai

putus obat.

 Edukasi agar rajin membawa pasien untuk kontrol rutin di poli jiwa serta

memperhatikan pemberian obat pada pasien sehingga tidak putus obat

mengingat pengobatan pada pasien membutuhkan waktu yang cukup lama.

 Edukasi untuk lebih memberikan semangat dan dukungan kepada pasien

sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien

 Edukasi agar selalu mengajak pasien bercerita dan diberikan pekerjaan agar

pasien lebih aktif dan tidak dibiarkan melamun sendiri.

VII.PROGNOSIS

Dubia ad malam

1. Faktor yang memperingan

 Skizofrenia Paranoid

 Sistem pendukung baik

 Gejala positif

2. Faktor yang memperberat

 Belum menikah
41

 Jenis kelamin laki-laki

 Awitan terjadi sebelum usia 30 tahun

 Riwayat keluarga (+) yaitu ayah kandung pasien

VIII. DISKUSI

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak

belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas,

serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik,

dan sosial budaya. 1

Manifestasi klinik skizofrenia antara lain :2

 Gangguan proses pikir: asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat,

klang asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme

 Gangguan isi pikir (waham: kepercayaan yang salah yang menetap)

 Gangguan persepsi: halusinasi, ilusi, depersonalisasi dan derealisasi

 Gangguan emosi: ada tiga afek dasar yang sering diperlihatkan oleh

penderita skizofrenia (tetapi tidak patognomonik) yaitu afek tumpul atau

datar, afek tak serasi, dan afek labil

 Gangguan perilaku: berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat

seperti gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai, perilaku ritual, sangat

ketol-tololan dan agresif serta perilaku seksual yang tak pantas.


42

Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi kriteria

DSM-IV atau ICD IX. Berdasarkan DSM IV :

1. Berlangsung paling sedikit enam bulan.

2. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan,

hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.

3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama periode

tersebut.

4. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan

mood mayor, autisme, atau gangguan organik.2

Pada kasus ini, pasien Tn. JFAK didiagnosis dengan skizofrenia, karena

terdapat manifestasi klinik seperti: adanya gangguan pada isi pikiran berupa

waham rujukan (delution of reference), thought control yang merupakan bagian

dari waham dikendalikan (delution of control), dan terdapat halusinasi audiotorik

yang menetap selama kurang lebih 7 bulan.

Hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka 2.

Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.

Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, dan 25-35 tahun untuk

perempuan. Progonisnya biasanya lebih buruk pada laki-laki. 2 Pada kasus ini,

onset dimulainya gejala skizofrenia pada pasien yaitu pada usia 25 tahun.

Etiologi dari skizofrenia belum ditemukan dengan pasti, namun ada beberapa

hasil penelitian yang dilaporkan saat ini:2


43

Dari segi biologi, gangguan organik yang paling banyak dijumpai yaitu

pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang kadang sudah terlihat

sebelum awitan penyakit, atropi bilateral lobus temporal medial dan lebih

spesifik yaitu gyrus parahipokampus, hipokampus dan amigdala, disorientasi

spasial sel pyramidal hipokampus dan penurunan volume korteks prefrontal

dorsolateral. Lokasi kerusakan pada otak menunjukkan gangguan perilaku yang

ditemui pada skizofrenia. Misalnya, gangguan hipokampus dikaitkan dengan

impairment memori, dan atropilobus frontal dihubungkan dengan symptom

negative dari skizofrenia.

Dari segi biokimia, hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan

neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dopamine sentral

(hipotesis dopamine), didasarkan pada, efektivitas obat neuroleptik bekerja untuk

memblok reseptor dopamine pasca sinaps, terjadinya psikosis akibat penggunaan

amfetamin (amfetamin melepaskan dopamine sentral, dan memperburuk

skizofrenia), dan adanya peningkatan jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus.

Dari segi genetika, skizofrenia adalah gangguan yang bersifat keluarga,

semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko. Kembar monozigot

mempunyai 4-6 kali lebih sering menjadi sakit dibanding kembar dizigot. Risiko

terjadinya skizofrenia selama hidup berdasarkan penelitian yaitu antara lain,

populasi umum (1%), kembar monozigot (40-50%), kembar dizigot (10%),

saudara kandung skizofrenia (10%), orangtua (5%), anak dari salah satu orang

tua skizofrenia (10-15%), anak dari kedua orang tua skizofrenia (30-40%). Pada
44

kasus pasien ini, ayah kandung pasien merupakan pasien skizofrenia paranoid

sejak tahun 2016.

Dari segi faktor keluarga, kekacauan dan dinamika keluarga memegang

peranan penting dalam menimbulkan kekambuhan dan mempertahankan remisi.2

Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara berkomunikasi yang patologis dan

aneh pada keluarga pasien skizofrenia. Komunikasi sering samar, tidak jelas, dan

sedikit tidak logis.

Ada beberapa klasifikasi skizofrenia yaitu, tipe paranoid, hebefrenik,

katatonik, tak terinci, residual, depresi pasca skizofrenia, simpleks, dan yang tak

tergolongkan. 1,2

Dari gejala yang dialami pasien Tn. JFAK, tampak bahwa ada beberapa gejala

yang masuk dalam kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, antara lain :

1. Didapati riwayat halusinasi auditorik yang terjadi terus – menerus (walaupun

tidak setiap hari) dan semakin lama semakin mengganggu pasien.

2. Adanya gangguan isi pikir berupa thought control yang berupa bagian dari

waham dikendalikan (delution of control), dan adanya waham rujukan

(delusion of reference).

3. Gejala berlangsung selama paling sedikit 1 bulan. Pada pasien sudah

berlangsung selama kurang lebih 7 bulan yaitu dari bulan Desember 2019 –

Juli 2020.

4. Terdapat distress dan disability.


45

DOKUMENTASI

Tampak Kamar pasien

Tampak ruang keluarga pasien

Tampak depan rumah pasien


46
47

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.

2001.P:46-8,103.

2. Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran UI.

2010.Bab 12.Skizofrenia; P:170-7,194-5.

Anda mungkin juga menyukai