SKIZOFRENIA PARANOID
29 Juli 2020
OLEH :
PEMBIMBING
Suku : Rote
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Alamat :-
A. Keluhan Utama
Kecelakaan
Pasien datang bersama oleh ibu kandungnya karena pasien mengeluh bahwa
pasien tidak bisa lagi menahan suara-suara yang menyuruh pasien untuk
1. Autoanamnesis
(dilakukan pada hari Selasa , 2 Februari 2021 pukul 16.30 WITA di Ruang
1
Pasien diantar atau tidak
Awalnya suara hanya berupa suara ribut yang tidak jelas, kemudian
air, mengatakan bahwa ada pencuri di rumah, dan suara banyak langkah
kaki. Baru sejak 1 bulan terakhir, suara-suara tersebut menjadi suara yang
untuk mengacuhkan suara tersebut, tetapi tidak bisa, dan pasien menjadi
pasien dengan pisau dapur tumpul sejak sekitar 2 minggu lalu, terakhir
mengatakan tidak mempunyai niat untuk bunuh diri, dan melakukan hal
juga melihat bayangan dirinya sendiri sebanyak 2 kali hanya pada bulan
Mei dan sampai sekarang tidak pernah dilihat lagi, bayangan tersebut tidak
2
tetapi tidak tahu kekuatan apa. Pasien mengaku belakangan ini merasa
curiga dengan teman dekat perempuan pasien, karena merasa bahwa teman
teman perempuannya itu lulus duluan dan akhirnya tidak terlalu sering
saja. Tetapi sekarang pasien mengaku tidak terlalu lagi merasa curiga
diantar ke RS kemarin.
CUPLIKAN ANAMNESIS
Keterangan :
DM : Dokter Muda
Px : Pasien
kak. Untuk hasil tanya-jawab nanti akan jadi rahasia medis saja,
Boleh kak?”
Px : “Sore kak. Boleh kak. Tidak apa-apa.”
DM : “Ketong mulai dari identitas dulu e. Kak punya nama lengkap
siapa?”
3
Px : “JFAK”
DM : “Panggilannya kak siapa?”
Px : “P.”
DM : “Kak punya tempat, tanggal lahir?”
Px : “Kupang, 16 Juli 1994.”
DM : “Berarti umur 26 tahun e kak. Asal dari mana kak?”
Px : “Dari Manggarai.”
DM : “Agamanya kak?”
Px : “Katolik, kak.”
DM : “Sudah menikah?”
Px : “Belum.”
DM : “Pendidikan terakhirnya kak?”
Px : “S1, di Teknik Sipil Undana.”
DM : “Pekerjaannya kak?”
Px : “Freelancer proyek begitu kak. Beda tipis deng pengangguran.”
DM : “Sonde apa-apa kak. Ketong ju sama, masih kuliah. Oh iya,
ingat ko?”
Px : “Beta kesini pas hari Minggu kemarin, datang dengan mama, tapi
beta sendiri yang minta datang sini. Sebelumnya beta ada dirawat
di Leona kak, dari tanggal 15, keluar dari Leona tuh yang
perempuan?”
Px : “Suara laki-laki, kak. Sonde pernah dengar suara perempuan.
mati keran air na, padahal keran sonde ada sementara menyala nih.
4
Teriak bilang ada pencuri na. Dengar model kayak banyak
Itu yang beta rasa mengganggu mati, sampai bikin be pung kepala
siksa diri su muncul a, kak buat apa? Kak ikut dia suruh apa sa?”
Px : “Awalnya beta usaha sonde ikut, tapi lama-lama beta sonde kuat
sonde?”
5
Px : “Sonde kak, beta hanya karena ikut itu suara sa.”
DM : “Apa yang bikin kak ikut itu suara?”
Px : “Beta sonde tau le kak, pokoknya waktu itu beta sonde tahan sa
tau ju, nanti kalau be sonde tahan dengan itu suara le na be buat
ulang le, padahal kemarin su menyesal ni. Aneh begitu su kak e.”
DM : “Terus ini suara nih, kak pernah liat orangnya ko sonde?”
Px : “Sonde pernah, kak. Beta hanya dengar saja. Tapi beta lihatnya
ko sonde?”
Px : “Sonde kak, dia hanya diam sa.”
DM : “Kakak pernah rasa ada cium-cium bau amis atau bau busuk yang
6
padahal sonde sementara ada makan yang asin? Atau rasa sonde
enak begitu?”
Px : “Sonde pernah kak.”
DM : “Kakak pernah rasa ada sesuatu yang merayap di bawah kak pung
berulang-ulang ko?”
Px : “Paling beta pikir kerja sa kak. Kan beta teknik sipil to, jadi beta
ada mau bikin program yang bisa bantu beta kalau kerja proyek
begitu.”
DM : “Kak pernah rasa kak punya pikiran kaya disisipi pikiran dari luar
to kak.”
DM : “Maksudnya beta kaya kak sekarang ada sementara pikir sesuatu
di dalam kak punya pikiran nih, beta bisa tau itu ko sonde?”
Px : “Oh, itu sonde bisa kak.”
DM : “Kak di rumah tinggal dengan siapa sa?”
Px : “Dengan bapa, mama, dengan saudara dong.”
DM : “Kak dong ada berapa saudara?”
Px : “Ketong 4 orang kak, laki-laki semua.”
DM : “Kak anak keberapa?”
Px : “Beta anak kedua, kak.”
DM : “Oke, kak pernah rasa di rumah ada yang mau jahat dengan kak?”
Px : “Sonde kak.”
DM : “Hubungan baik dengan semuanya? Paling dekat dengan siapa?”
Px : “Baik, kak. Paling dekat dengan mama su kak.”
7
DM : “Kalau dengan tetangga mereka? Ada yang kak rasa mau jahat
dengan kak?”
Px : “Sonde ada kak.”
DM : “Kalau dengan teman-teman?”
Px : “Beta hanya agak pikiran jelek dengan beta pung kawan nona
kak.”
DM : “Kawan ko pacar ini?”
Px : “Kawan sa kak.”
DM : “Atau barangkali kak ada suka dengan ini kaka nona?”
Px : “Sonde kak. Kawan sa.”
DM : “Oh, iya kak. Ju kak pikiran jelek dengan dia yang bagaimana?”
Px : “Beta rasa dia pung sifat jahat kak.”
DM : “Jahat yang bagaimana? Memangnya dia pernah buat jahat di kak
apa?”
Px : “Sonde ju sih kak. Sebenarnya dia sonde pernah buat jahat dengan
beta langsung, hanya beta rasa sa begitu kalau dia pung sifat
jahat.”
DM : “Memangnya kak pernah tau kalau dia ada omong kak di belakang
sonde?”
Px : “Beta sebenarnya su kasitau di dia kalau beta sakit, ma dia selalu
8
DM : “Mungkin maksudnya kaka nona supaya kak juga jang terlalu
sendiri kalau beta nih sonde tipu, dia yang tipu beta bilang be
sonde kenapa-kenapa.”
DM : “Kalau dia mau antar kak, berarti dia baik to?”
Px : “Itu kan kalau beta minta. Dia senang beta begini kak.”
DM : “Memangnya kak tau dari mana kalau dia senang?”
Px : “Beta rasa lah kak. Dia sifat jahat.”
DM : “Sampai sekarang kak masih rasa begitu?”
Px : “Sekarang su sonde terlalu lagi kak, terakhir tuh yang pas beta pi
sini.”
DM : “Oke kak. Ketong ganti topik su e. Kakak merasa kak punya
jahat dengan kak ko sonde? Atau untuk ambil kak punya apa
begitu ko?”
Px : “Sonde pernah kak.”
DM : “Kak pernah punya pengalaman mistis atau mujizat begitu?”
Px : “Sonde kak, paling hanya dengar suara-suara itu sa kak.”
DM : “Kakak pernah merasa pasrah atau sonde berdaya begitu ko
9
sonde?”
Px : “Pernah, terlalu sering.”
DM : “Pasrah atau sonde berdaya terhadap apa kak?”
Px : “Dengan masa lalu. Sonde bisa ubah masa lalu.”
DM : “Iya to kak. Memang yang su lewat ni ketong su sonde bisa ubah
le. Sekarang mau dipikir juga percuma, kan su sonde bisa diubah.
pernah ko sonde?”
Px : “Kalau yang ke begitu, sonde pernah.”
DM : “Sebelum mulai dengar suara-suara nih, kak ada stress apa begitu
proyek ya nganggur.”
DM : “Harus semangat kak. Ketong juga sama ini, malah belum selesai
kuliah. Oh iya, tadi kak bilang dirawat di Leona tuh karena apa e
kak?”
Px : “Beta ada muntah-muntah, terus be pung badan rasa lemas
begitu.”
DM : “Tiba-tiba sa muntah? Kak ada makan tasalah kemarin?”
Px : “Beta ada minum Paracetamol 7 tablet kak, dengan obat-obat yang
10
ternyata sonde bisa.”
DM : “Kenapa kak minum Paracetamol sampai 7 biji memang?”
Px : “Abis itu suara dong bikin beta pung kepala sakit kak, ju be
minum su ma.”
DM : “Kak ingat obat dari sini dapat obat apa sa ko?”
Px : “Dapat 3 obat kak, 2 warna putih dengan 1 warna orange. Yang
disini sekarang.”
DM : “Kak pernah tau nama sakitnya kak pung bapa apa ko?”
Px : “Mungkin kak dong lebih tau. Skizofrenia kalau sonde salah
namanya.”
DM : “Oke kak. Bapa minum obat dirumah aman ko?”
Px : “Iya kak, bapa minum obat rutin. Kalau obat abis ya datang ambil
disini.”
DM : “Bapa kerja apa?”
Px : “Bapa su pensiun, kak. Jadi dirumah sa.”
DM : “Baik sudah kakak. Ju kak pung perasaan ini hari kermana?”
Px : “Baik sa kak.”
DM : “Baik yang kermana? Senang ko? Sedih ko? Takut ko?”
Px : “Biasa-biasa sa kak.”
DM : “Kalau kemarin kak pung perasaan kermana?”
Px : “Biasa-biasa juga kak.”
DM : “Kalau 2 dengan 3 hari lalu kermana?”
Px : “Biasa sa kak.”
DM : “Dia pung rasa biasa-biasa nih sama kaya yang ini hari atau beda
lagi?”
Px : “Sama sa kak.”
DM : “Kak masih ingat tadi beta pung nama siapa ko?”
Px : “Kaka dokter muda Yolanda.”
DM : “Kak ingat sekarang hari apa dengan tanggal berapa?”
Px : “Hari Senin, tanggal 20 Juli, tahun 2020.”
DM : “Kak tau sekarang ini dimana?”
Px : “Di RSJ Naimata.”
DM : “Menurut kakak, kakak sakit atau sonde kalau ada disini?”
11
Px : “Iya, beta rasa beta sakit kak.”
DM : “Sakit yang bagaimana menurut kakak?”
Px : “Yang kaya beta pung bapa kayanya kak.”
DM : “Oh iya, kalau begitu kak rasa kak butuh minum obat?”
Px : “Butuh. Kemarin beta sonde minum karena rasa masih bisa tahan
sonde?”
Px : “Iya mau, kak. Beta mau cepat baik.”
DM : “Baik su kak, memang harus minum obat terus e kak. Nah, kakak
mana ko?”
Px : “Ada dengan dokter muda yang putih-putih satu kak. Kalau beta
kah?”
Px : “Perbedaannya apel tuh buah, kalau bola tuh mainan.
12
siapa?”
Px : “Ibukota NTT ya Kupang kak. Kalau gubernur nama Viktor
Laiskodat.”
DM : “Kak ada bakat tertentu apa begitu?”
Px : “Aih, beta paling main musik sa kak.”
DM : “Jago alat musik apa kak? Gitar ko?”
Px : “Drum sih. Kalau gitar, beta sonde terlalu jago.”
DM : “Wih, drummer e. Kak belajar main drum dimana?”
Px : “Otodidak sa kak.”
DM : “Oh iya kak, kakak dulu ada pernah kecelakaan yang sampai
keras?”
Px : “Sonde pernah kak.”
DM : “Kak pernah demam sampai kejang begitu?”
Px : “Sonde pernah juga kak.”
DM : “Kak merokok ko?”
Px : “Iya kak, tapi sonde terlalu juga.”
DM : “Biasa satu hari habis berapa batang?”
Px : “Kadang habis 1 bungkus, kadang sonde sampai 1 bungkus ju
kak.”
DM : “Kalau minum alkohol?”
Px : “Aih, kalau itu sonde.”
DM : “Maaf e, kak pernah coba-coba konsumsi obat terlarang atau apa
begitu ko?”
Px : “Sonde pernah sama sekali kak.”
DM : “Baik sudah e kak. Terimakasih o kak sudah mau jawab
pertanyaan kak.”
2. Heteroanamnesis
13
Pasien datang bersama ibu kandungnya ke IGD RSJ Naimata Kupang
karena pasien mengeluh bahwa tidak lagi bisa tahan dengan suara-suara
semangat, loyo, dan sering melamun. Tetapi ketika ditanya, pasien selalu
kandungnya pada bulan Juni 2019 dan langsung dibawa ke Poli Jiwa RSJ
Naimata, tetapi setelah itu pasien tidak rutin minum obat dan tidak mau
menyiksa diri sampai membuat kepala sakit baru muncul dalam 2 minggu
barang, jalan-jalan tanpa arah, disangkal ibu pasien. Menurut ibu pasien,
bahwa pasien baik-baik saja, dan hal itu membuat pasien marah.
sampai sekarang, namun baru mulai periksa dan berobat ke dokter (Poli Jiwa
14
RSJ Naimata Kupang) sejak 8 Juni 2020. Pasien didiagnosis Skizofrenia
teratur, hanya minum obat kalau merasa terganggu dengan suara-suara yang
didengarnya. Pasien seharusnya kontrol di Poli Jiwa pada tanggal 8 Juli 2020
kemarin, tetapi pasien tidak datang, karena merasa masih bisa menahan diri
Pasien sempat dirawat di RS Leona pada tanggal 15 Juli s/d 19 Juli, karena
dirinya dengan orang lain. Pasien bisa mengambil keputusan sendiri. Pasien
bukan pribadi yang ceria. Jika di rumah sendirian, pasien cenderung bermain
game dan tidur. Pasien jarang mengikuti kegiatan organisasi dan keagamaan.
15
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
Pasien adalah anak yang diinginkan, merupakan anak kedua dari empat
cukup bulan, melahirkan secara normal dibantu oleh bidan di RSU W.Z.
Johannes Kupang. Pada saat lahir, pasien langsung menangis. Pasien diberi
ASI sampai usia 1 tahun, dan makanan tambahan berupa bubur sudah
secara lengkap.
Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandung pasien. Ibu pasien lupa pasti
berjalan pada usia berapa. Tetapi menurut ibu kandung pasien, tidak ada
kemudian pindah ke SDN Oepoi saat naik kelas 6 SD. Pindah sekolah
karena supir yang biasa antar-jemput ke SDK St. Yoseph pindah ke luar
kota, jadi mencari SD yang lebih dekat dengan rumah. Pasien senang
16
4. Masa Remaja
Pada saat remaja pasien tinggal bersama orang tua. Pasien mempunyai
basah pertama saat umur 14 tahun, merasa biasa saja karena sudah dapat
adalah band aliran metal bernama Veil of Maya. Pasien mengaku suka
5. Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
proyek teknik sipil umum, seperti proyek jalan raya, proyek sistem
dosennya. Kalau sedang tidak ada proyek, pasien hanya di rumah saja,
Riwayat psikoseksual
17
Mimpi basah pertama usia 14 tahun. Pasien mengaku belum pernah
Riwayat Agama
bulan. Pasien mengaku jarang sekali berdoa, hanya berdoa kalau ada
sesuatu yang ingin diminta pada Tuhan. Pasien menghargai agama atau
kepercayaan lain.
menjaga kos, yang beralamat di TDM III. Kos bersebelahan dengan rumah
orangtua pasien, dan masih berada dalam satu pagar. Pasien tidur dan
untuk makan. Kos yang ditempati terdiri dari 1 kamar tidur, dan 1 kamar
sumber air dari tangki. Sumber keuangan pasien berasal dari orangtua dan
7. Riwayat Keluarga
18
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ada riwayat
kandung pasien.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
19
Pemeriksaan status mental (Dilakukan pada hari Senin, 20 Juli 2020, pukul
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak laki-laki sesuai usia, terlihat rapi dan bersih, memakai baju
Pasien tampak duduk tenang diatas tempat tidur, tidak terdapat tremor.
Afek : luas (dinyatakan dengan ekspresi, gerak tubuh, dan intonasi suara
Keserasian : serasi
C. Pembicaraan
Spontan, pasien berbicara cukup banyak dan agak perlahan, arikulasi baik,
20
D. Persepsi
muncul, kadang tidak.. Awalnya suara hanya berupa suara ribut yang tidak
mematikan keran air, mengatakan bahwa ada pencuri di rumah, dan suara
sekarang sudah tidak lagi mendengar suara tersebut, terakhir dengar hari
pasien sudah tidak mendengar suara itu sama sekali. Pasien mulai
sepanjang tangan pasien dengan pisau dapur tumpul sejak sekitar 2 minggu
lalu, terakhir melakukan itu tanggal 12 Juli 2020 (7 hari SMRS), sampai
sekarang sudah ada 11 luka bekas sayatan di sepanjang tangan kiri. Tetapi
pasien mengatakan tidak mempunyai niat untuk bunuh diri, dan melakukan
sendiri sebanyak 2 kali hanya pada bulan Mei dan sampai sekarang tidak
21
pernah dilihat lagi, bayangan tersebut tidak bicara apa-apa. Pasien merasa
E. Proses Pikir
(delusion of reference).
F. Isi Pikir
Thought control
sejak mengenal teman dekat pasien itu, semakin memberat sejak kerja
membuktikan bahwa teman tersebut berbuat hal jahat, tetapi tetap saja
pasien merasa bahwa teman itu mempunyai sifat yang jahat tanpa
alasan yang jelas. Sekarang rasa curiga sudah berkurang, terakhir kali
22
merasa curiga dengan teman perempuannya saat pasien diantar ke RS
kemarin.
2. Orientasi
3. Daya Ingat
memeriksanya di IGD).
yang pasien makan tadi pagi, yaitu nasi putih dan ayam kecap).
23
6. Pikiran abstrak : baik (pasien dapat mengetahui persamaan antara bola
dan apel yaitu sama-sama akan jatuh jika akan dilempar, dan
H. Pengendalian Impuls
24
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Kriteria diagnosis
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
25
– Thought of insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya, secara jelas
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
perilaku pasien.
– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
26
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
2. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
menerus.
d. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
27
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal);
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
Adapun jenis skizofrenia yang menjadi diagnosis pada kasus ini adalah
skizofrenia paranoid.
Sebagai tambahan :
menonjol;
28
o Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
Dari gejala yang dialami pasien Tn. JFAK, tampak bahwa ada beberapa
gejala yang masuk dalam kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, antara lain
pasien.
2. Adanya gangguan isi pikir berupa thought control yang berupa bagian
berlangsung selama kurang lebih 7 bulan yaitu dari bulan Desember 2019
– Juli 2020.
29
dengan ibunya, pasien cenderung mengungkit tentang masa lalu dan
keputusan secara mandiri. Pasien bukan pribadi yang ceria. Jika di rumah
mendapatkan pekerjaan tetap, padahal sudah lulus kuliah sejak tahun 2019.
proyek, karena apabila tidak ada proyek maka pasien akan lebih banyak
E. AXIS V : GAF saat ini 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
5. AXIS V : GAF saat ini 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
30
VII.DAFTAR MASALAH
b. Psikologi :
1. Gangguan Persepsi
bahwa ada pencuri di rumah, dan suara banyak langkah kaki. Baru
di RSJ pasien sudah tidak mendengar suara itu sama sekali. Pasien
31
niat untuk bunuh diri, dan melakukan hal tersebut hanya untuk
dirinya sendiri sebanyak 2 kali hanya pada bulan Mei dan sampai
apa-apa.
luar, tetapi tidak tahu kekuatan apa dan berasal dari mana.
tetapi tetap saja pasien merasa bahwa teman itu mempunyai sifat
yang jahat tanpa alasan yang jelas. Sekarang rasa curiga sudah
32
VIII. RENCANA TERAPI
a. Farmakoterapi
Haloperidol 2 x 2.5 mg
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
Chlorpromazine 2 x 50 mg
b. Psikoedukasi pasien
Mengedukasi pasien agar minum obat secara teratur, tidak boleh putus
ini, dan dijelaskan bahwa penyakit ini bukanlah penyakit yang dibuat-
dalam otak yang apabila zat kimia ini tidak dihambat oleh obat, maka
pasien akan mengalami gejala yang lebih berat, yang jika itu terjadi
Edukasi agar rajin membawa pasien untuk kontrol rutin di poli jiwa
33
obat mengingat pengobatan pada pasien membutuhkan waktu yang
cukup lama.
IX. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Skizofrenia Paranoid
Gejala positif
Belum menikah
X. DISKUSI
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis)
34
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh
Gangguan emosi: ada tiga afek dasar yang sering diperlihatkan oleh
Gangguan perilaku: berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat
sangat ketol-tololan dan agresif serta perilaku seksual yang tak pantas.
periode tersebut.
35
Pada kasus ini, pasien Tn. JFAK didiagnosis dengan skizofrenia, karena
terdapat manifestasi klinik seperti: adanya gangguan pada isi pikiran berupa
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa
muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, dan 25-35 tahun
kasus ini, onset dimulainya gejala skizofrenia pada pasien yaitu pada usia 25
tahun.
Dari segi biologi, gangguan organik yang paling banyak dijumpai yaitu
pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang kadang sudah terlihat
sebelum awitan penyakit, atropi bilateral lobus temporal medial dan lebih
36
Dari segi biokimia, hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan
nukleus kaudatus.
monozigot mempunyai 4-6 kali lebih sering menjadi sakit dibanding kembar
yaitu antara lain, populasi umum (1%), kembar monozigot (40-50%), kembar
dizigot (10%), saudara kandung skizofrenia (10%), orangtua (5%), anak dari
salah satu orang tua skizofrenia (10-15%), anak dari kedua orang tua
37
Ada beberapa klasifikasi skizofrenia yaitu, tipe paranoid, hebefrenik,
katatonik, tak terinci, residual, depresi pasca skizofrenia, simpleks, dan yang
Dari gejala yang dialami pasien Tn. JFAK, tampak bahwa ada beberapa
gejala yang masuk dalam kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, antara lain :
pasien.
2. Adanya gangguan isi pikir berupa thought control yang berupa bagian dari
(delusion of reference).
berlangsung selama kurang lebih 7 bulan yaitu dari bulan Desember 2019
– Juli 2020.
38
DOKUMENTASI
39
Melakukan kunjungan rumah
40
DAFTAR PUSTAKA
2001.P:46-8,103.
41