Anda di halaman 1dari 4

Vaksin Buatan China Sinovac, Yang Wajib Kamu

Ketahui!
Ditulis oleh : Erlangga Novianto ( X-IPS 1)
Ditulis pada : 21 Februari 2021

Sumber gambar : liputan6.com

Vaksin Sinovac yang diproduksi perusahaan China telah tiba di Indonesia pada
Minggu (6-12-2020) sebanyak 1,2 juta dosis. Kemudian, kedatangan kedua sebanyak 1,8 juta
dosis sementara kedatangan ketiga sebanyak 15 juta dosis pada Senin ( 12-1-2021) dan
kedatangan keempat sebanyak 11 juta dosis pada selasa (2-2-2021).
Vaksin buatan Sinovac yang bernama CoronaVac merupakan salah satu vaksin yang
sudah melakukan uji klinis fase 3 di Brasil, Turki, dan Indonesia. Sinovac bersaing dengan
perusahaan vaksin lain dalam menciptakan vaksin yang efektif mencegah Covid-19, seperi
Pfizer hingga Moderna.
Sinovac diketahui menggunakan virus atau bakteri yang sudah dimatikan. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan vaksin mati adalah vaksin yang dibuat dari
mikroorganisme (virus, bakteri dan lain-lain) yang telah dimatikan dengan proses
menggunakan bahan kimia tertentu atau secara fisik.
Mikroorganisme yang sudah mati itu diklaim tidak dapat menyebabkan penyakit.
Vaksin inaktivasi tidak selalu bisa merangsang timbulnya respon imunitas. Sehingga,
penerima vaksin mungkin tidak kebal seumur hidup. Diperlukan beberapa dosis untuk untuk
bisa menimbulkan respon kekebalan yang memadai. Sehingga Vaksin Sinovac akan bekerja
maksimal setelah 2 kali penyuntikan. Ketua tim riset Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjran Kusnandi Rusmil menyampaikan vaksin buatan Sinovac disuntikkan sebanyak 2
kali tiap 14 hari ke tubuh relawan. Dia berkata vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap
virus Covid-19 dalam 28 hari.
Vaksin sinocav telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Senin (11/1/2021).Laporan yang dikeluarkan oleh
BPOM menunjukkan nilai efikasi vaksin corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Hal ini
berdasarkan hasil evaluasi dari laporan uji klinis sementara atau interim tahap III vaksin
Covid-19 buatan perusahaan asal China itu.
Angka tersebut sudah sesuai dengan standar atau ambang batas efikasi yang
ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 50 persen. Merespons hal itu,
BPOM juga telah mengevaluasi untuk kemudian mengeluarkan izin darurat penggunaan atau
Emergency Use authorization (EUA) atas vaksin covid-19 Sinovac. Uji klinis itu akan
menentukan seberapa besar efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin menghalau infeksi virus
corona penyebab penyakit Covid-19.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan
vaksin Covid-19 dari Sinovac yang telah diuji klinis tahap ketiga di Bandung telah
menunjukkan hasil yang baik dari sisi imunogenisitas atau kemampuan dalam menetralkan
atau membunuh virus. Efikasi dilihat dari pembentukan antibodi dalam tubuh setelah vaksin
disuntikkan. Setelah itu dilihat apakah antibodi yang ada mampu menetralkan virus SARS-
CoV-2 atau tidak.
Penny menjelaskan, pada 14 hari setelah penyuntikan, vaksin Covid-19 dari Sinovac
menunjukkan kemampuan membentuk antibodi sebesar 99,74 persen. Kemudian, pada tiga
bulan setelah penyuntikan, hasil antibodinya masih 99,23 persen.
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah menerbitkan fatwa mengenai kehalalan
vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Fatwa ini dikeluarkan menyusul diterbitkannya Emergency
Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin
(11/1/2021).
Dalam Fatwa MUI Nomor: 02 Tahun 2021 Tentang Produk Vaksin Covid-19 dari
Sinovac Life Science Co. LTD China dan PT Bio Farma (Persero), MUI menyatakan bahwa
vaksin Covid-19 dari Sinovac dan Bio Farma tersebut hukumnya suci dan halal. Vaksin
tersebut juga boleh digunakan untuk umat Islam sepanjang terjamin keamanannya menurut
ahli yang kredibel dan kompeten.
Berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac tetap
menimbulkan efek samping. "Secara keseluruhan menunjukkan vaksin sinovac aman dengan
kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," kata Kepala BPOM
Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).
Penny mengatakan, efek samping lokal yang ditimbulkan vaksin Covid-19 dari
Sinovac berupa nyeri, iritasi, dan pembengkakan. Sementara, efek samping sistemik vaksin
Covid-19 dari Sinovac berupa nyeri otot, fatigue, dan demam. Kemudian, frekuensi efek
samping dengan derajat berat berupa sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang
dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat
pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada
subjek yang mendapatkan plasebo," ujar Penny.
Namun tidak semua rakyat Indonesia dapat menggunakan vaksin Sinovac. Dalam
Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021
Tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19,
ada beberapa kondisi yang membuat vaksin Covid-19 tidak bisa diberikan kepada seseorang.
Rekomendasi tersebut khusus untuk vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi dari
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran tekanan darah 140/90 atau lebih


2. Pernah terkonfirmasi Covid-19
3. Sedang hamil atau menyusui
4. Mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir
5. Ada anggota keluarga yang kontak erat, suspek, terkonfrimasi sedang dalam
perawatan karena Covid-19
6. Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan
kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 yang pertama
7. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang karena penyakit kelainan darah
8. Menderita penyakit jantung Menderita penyakit autoimun sistemik (SLE/Lupus,
Sjogren, vaskulitis)
9. Menderita penyakit ginjal
10. Menderita penyakit reumatik autoimun atau rhematoid arthritis
11. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
12. Menderita penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun
13. Menderita kanker, kelainan darah
14. Menderita HIV dengan angka CD4 lebih dari 200 atau tidak diketahui

Vaksinasi juga bisa ditunda jika, Demam, penundaan dilakukan sampai pasien sembuh
dan tidak positif Covid-19, Punya penyakit paru seperti asma, PPOK, dan TBC.Pemberian
vaksin baru bisa dilakukan saat kondisi pasien membaik.

Jadi kalian jangan takut ya yang mau disuntik, karena vaksin sinovac ini sudah ada
izin dari BPOM dan Fatwa MUI dan juga memiliki efek samping yang ringan. Kalian tidak
perlu mempercayai berita bohong yang telah beredar. Dan Pelaksanaan Vaksinasi tahap
pertama dan kedua telah dijalani baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
sejak bulan Januari lalu. Dan Setelah menjalani vaksinasi para penerima vaksin tetap
menjalani protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya, karena vaksin ini tidak dapat
menyembuhkan dari virus namun meningkatkan daya tahan tubuh setelah dua kali vaksinasi.
(Erlangga)

Anda mungkin juga menyukai