HUKUM
MAKNA
ESENSI
DEFINISI
MENGAPA SULIT?
KARENA:
1. Wujud dan hakikat hukum yg
ABSTRAK
2. ASPEK dan DIMENSInya sangat luas
3. Perbedaan PERSPEKSI dan
PERSEPSI
MAKNA
Lbh bersifat konseptual dan tdk ada konsep tunggal
Luas luas cakupannya daripada ‘definisi’
4 makna hukum:
1. Makna Positivistik (legal-formal): sekumpulan
peraturan perundangan yg tersusun sec logis,
konsisten, dan sistematis
2. Makna Filsafati/Idealis: perwujudan nilai keadilan
(moral) dan kebenaran (rasio)
3. Makna Sosiologis: sbg slh satu subsistem masy
4. Makna Sosiopolitikologis: Perwujudan dan hasil
akhir pertentangan/pertarungan kepentingan politik
MAKNA
Makna Secara Positivistik (legalistif-formal):
1. Tidak ada hukum selain hukum positif, yaitu hukum yang
ditetapkan oleh penguasa;
2. Tidak ada hukum selain hukum tertulis (written law), sehingga
hukum yang tidak tertulis tidak dapat diklasifikaikan sebagai
hukum;
3. Tidak ada hukum selain ’undang-undang’ (statutory), sehingga
yang berlaku adalah hukum undang-undang (statute law). Di
luar undang-undang, tidak ada lagi hukum;
4. Hanya berkutat dengan persoalan aspek formal hukum
daripada aspek substansial hukum. Lebih mementingkan
’bentuk’ (formalitas) dibandingkan ’materi’ (substansi) hukum;
5. Hukum harus dipisahkan dari persoalan-persoalan moral
(keadilan dan kebenaran).
MAKNA
Makna Positivistik telah berimplikasi kepada:
1. Munculnya faham legisme dan cara berpikir yang
legalistik-formal;
2. Sistem hukum yang dibentuk merupakan sistim
hukum undang-undang (statute law);
3. Menitikberatkan aspek formal dari hukum; dan;
4. Semua yang di luar hukum tertulis dan undang-
undang dianggap bukan hukum (meta-yuridis
atau nir-hukum).
MAKNA SCR FILSAFATI (IDEALIS)
Menurut The Revival of Natural Law
(Kebangkitan Kembali Hukum Alam):
Positivisme hukum hanya mampu menjelaskan bahan-
bahan yang termasuk hukum (quid iuris?) dalam waktu
dan tempat tertentu, tetapi belum dapat menjelaskan
persoalan pokok yaitu apa makna hukum (quid ius?);
Positivisme hukum hanya mengkaji aspek formal dari
hukum, sedang substansi hukum (aspek materiil)
benar-benar ditinggalkan;
Membedakan pengertian hukum dan ‘ide hukum’
(recht idee), sehingga tidak dapat lagi membedakan
hukum yang adil dan yang tidak adil;
MAKNA SCR FILSAFATI (IDEALIS)
ATURAN HUKUM
NORMA
HUKUM
PRINSIP
HUKUM