Anda di halaman 1dari 2

BATUK

Batuk merupakan suatu respon pertahanan tubuh untuk mengeluarka zat atau partikel
asing dari saluran pernafasan. Batuk bukanlah penyakit, namun merupakan suatu
gejala dari penyakit tertentu.

Terdapat beberapa jenis batuk berdasarkan durasinya, antara lain: batuk akut (kurang
dari 3 minggu), batuk subakut (3-8 minggu), dan batuk kronis (lebih dari 8 minggu).

Batuk akut sering disebabkan oleh beberapa hal berikut:


1. Common cold atau selesma.
Selesma disebabkan oleh virus. Sehingga, ia bisa sembuh sendiri. Selesma
mudah menular melalui percikan dahak atau ingus. Masa inkubasinya (virus
masuk hingga timbul gejala) cukup pendek, yakni 2-3 hari. Gejalanya: batuk,
demam, pilek, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan lain-lain.
Batuk pilek akibat selesma tidak memerlukan antibiotik.
2. Pneumonia atau radang paru. Bisa diakibatkan oleh virus, bakteri, maupun
jamur. Gejalanya: demam, batuk, sesak nafas, dan peningkatan frekuensi nafas.
Seseorang yang terkena pneumonia harus segera mendapatkan penanganan
karena dapat mengakibatkan gagal nafas hingga kematian.
3. Alergi. Paparan bahan alergen, baik itu dingin, debu, serbuk bunga, dan lainnya
dapat menimbulkan keluhan batuk hingga sesak nafas.

Batuk lebih dari 3 minggu


1. Infeksi TBC
Infeksi Tuberkulosis merupakan penyakit menular disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Kuman TBC bisa menyerang seluruh organ tubuh,
namun organ yang sering diserang adalah paru-paru. Gejala TBC paru dapat berupa
batuk lebih dari 2 minggu, demam lebih dari 2 minggu, keluar keringat di malam hari,
penurunan berat badan tanpa sebab, dan keluar darah dari batuk. Untuk menegakkan
diagnosa penyakit TBC paru, penderita akan dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, khususnya tes dahak untuk mencari adanya bakteri tahan
asam. Selain itu, dokter akan men tanpa sebab, dan keluar darah dari batuk.

Untuk menegakkan diagnosa penyakit TBC paru, penderita akan dilakukan


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, khususnya tes dahak untuk mencari
adanya bakteri tahan asam. Selain itu, dokter akan menyarankan penderita untuk foto
rontgen dada dan tes darah lengkap guna melihat kondisi tubuh.

Jika TBC tegak, dokter akan meresepkan obat khusus TBC, yaitu Obat Anti
Tuberkulosis yang harus dikonsumsi minimal selama 6 bulan. Pengobatan tsb terdiri
dari 2 bulan fase intensif dan 4 bulan fase lanjutan. Kandungan Obat anti TBC terdiri
atas rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol, dan lain-lain. Obat TBC harus
dikonsumsi secara rutin dan teratur. Konsumsi obat TBC yang tidak tepat dapat
memicu timbulnya resistensi atau kekebalan kuman TBC, sehingga TBC gagal
sembuh bahkan menimbulkan kematian.
Kuman TBC dapat menular melalui percikan dahak saat bicara, bernyanyi, bersin,
dan tertawa. Kuman TBC mudah mati jika terpapar panas dan sinar matahari.

Guna menurunkan risiko penularan kuman TBC, perlu:


1. Minum obat TBC hingga tuntas (bagi penderita TBC)
2. Makan makanan kaya protein (telur, daging, susu, dll) sebagai sumber pertahanan
tubuh.
3. Konsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang.
4. Menggunakan masker bagi siapapun yang batuk untuk mengurangi penularan.
5. Istirahat cukup
6. Olah raga teratur
7. Menjaga kebersihan rumah serta menjaga ventilasi dan pencahayaan di rumah.

Segera ke dokter jika batuk tak kunjung sembuh, keluar darah dari saluran nafas,
dan timbul keluhan lain.

2. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis merupakan suatu peradangan pada saluran bronkial, yaitu
saluran pernapasan yang membawa udara ke paru-paru. Gejalanya: batuk lama,
batuk berlendir, sesak, demam ringan, rasa tak nyaman pada dada. Penyebab
bronkitis kronis banyak, antara lain: infeksi kuman, paparan bahan kimia, dll.

3. Alergi.
Paparan alergen dalam waktu cukup lama menyebabkan batuk terus-menerus
timbul. Batuk akan berkurang jika paparan alergen hilang.

Saya sarankan Anda untuk memeriksakan diri ke dokter terkait keluhan Anda.
Dokter akan melakukan wawancara terstruktur, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang seperti tes dahak, rontgen dada, bahkan jika perlu tes
alergi untuk menegakkan diagnosa dan memberikan penanganan yang tepat.

Anda dapat mengikuti tips berikut ini untuk membantu meredakan batuk:
1. Minum air hangat, bisa dicampur madu, jahe, atau lemon.
2. Hindari merokok, konsumsi kopi, makanan minuman terlalu manis, dan
makanan minuman yang dingin.
3. Hindari paparan alergen atau benda pemicu alergi serta paparan debu.

Segera ke dokter jika batuk tak kunjung mereda, demam tinggi, timbul sesak
nafas, serta batuk darah.

Anda mungkin juga menyukai