(K3)
PELESTARIAN TANAMAN OBAT
X2
NAMA KELOMPOK :
o Ni Luh Dinda Pradipta Prameswari (17)
o I Wayan Mahardika Saputra (28)
o Ni Kadek Ratna Nadi (34)
o Ni Nyoman Sasmita Triwidari (36)
o Trihita purnama shanti (39)
o A.A Vivi Noviyanti (40)
Judul
Pelestarian tanaman obat “daun dewa”
o Latar belakang
Yang melatar belakangi kami melakukan kegiatan pelestarian tanaman obat ini, itu karena
Tanaman di dunia ini memiliki banyak jenis dan banyak sekali ragam tanaman di dunia ini,
namun ada beberapa jenis tanaman yang memang memiliki khasiat untuk pengobatan. Tanaman
yang bisa digunakan sebagai obat ada banyak di dunia ini. Obat dari tanaman ini merupakan obat
yang paling aman dan murah, karena secara otomatis anda tidak perlu membeli tanaman ini, anda
cukup mencarinya di hutan. Beberapa jenis tanaman di dunia ini yang memiliki khasiat untuk
obat atau untuk pengobatan, ternyata banyak juga ditemui di Indonesia sebagai Negara dengan
iklik tropis. Tanaman yang bisa digunakan untuk obat banyak sekali jenisnya. Kepala Pusat
Makanan Tradisional dan Tanaman Obat-obatan Lembaga Penelitian Universitas
Palangka Raya (Unpar) Saputera mengkritisi keberadaan tanaman obat di Tanah Air. Dia
menilai, Indonesia kaya dengan potensi tanaman obat namun berangsur punah. Saputera
menambahkan, di Kalimantan terdapat sekira 42,1 persen dari 140 jenis tanaman obat
yang berkhasiat di Nusantara.Tidak hanya itu, Guru Besar Etnomedisin Fakultas
Farmasi Unair Mangestuti Agil menambahkan, kekayaan Indonesia tidak hanya berada
pada tanaman obat. Tapi juga dalam variasi pengobatan. Setiap etnis atau suku
mempunyai cara pengobatan yang berbeda baik dari jenis tanaman ataupun budaya
setempat dalam memberi nama tanaman tersebut. Keduanya sepakat, meski kaya akan
tanaman obat, fakta di lapangan menunjukkan jumlah ramuan yang dipakai berangsur-
angsur menyusut. Bahkan, suatu saat akan punah akibat alih fungsi hutan menjadi
wilayah perkebunan, pertambangan dan fungsi lainnya. Selain itu, pengobatan modern
juga menjadi penyebab beralihnya masyarakat pada pengobatan tradisional. Oleh karena
itu, pemanfaatan tanaman obat nusantara juga harus dilakukan dengan baik dan perlu
dilestarikan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain segera menetapkan
acuan ramuan, komposisi, kegunaan, cara pakai, dan aturan pakai. Selain itu, juga
diperlukan kolaborasi lintas bidang keilmuan sehingga pengobatan nusantara dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
o Penjelasan mengenai khasiat daun dewa
Kandungan Bagian yang digunakan untuk sarana pengobatan adalah daunnya yang
mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.
Manfaat- Analgesik (meredakan rasa nyeri) - Anti Inflamasi (anti radang) - Khasiat daun
dewa melancarkan sirkulasi darah. - Daun dewa digunakan untuk obat menurunkan tekanan
darah tinggi. - Khasiat daun dewa mengobati luka memar. - Daun dewa sebagai obat pereda rasa
nyeri. - Khasiat daun dewa sebagai obat anti radang. - Daun Dewa obat untuk menghentikan
pendarahan. - Khasiat daun dewa sebagai obat meluruhkan kencing. - Daun dewa adalah obat
penurun panas. - Khasiat daun dewa sebagai obat kencing manis atau diabetes mellitus. - Daun
dewa obat pembersih racun dalam tubuh.
Pengolahan Pengolahan obat yang berasal dari daun dewa, bisa dengan daun segar yang
disajikan langsung ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan dan dikeringkan.
Setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia. Kemudian
tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul.
Digunakan sebagai ramuan Reumatik, Kanker, Tumor, Maag, Kencing Manis, Diabetes
Militus, dll
Daun dewa juga digunakan sebagai bahan obat penurun darah tinggi
Daun dewa jika dicampur dengan daun jarak berkhasiat sebagai obat luka memar
Anti Inflamasi
Daun dewa juga berguna sebagai obat pembersih racun dalam tubuh
Tempat :
Desa : Temuku
Kabupaten : BANGLI
Waktu :10 mei 2018
o Alat
Alat yang kami gunakan dalam melakukan kegiatan pelestarian tanaman obat ini yaitu
Menggunakan :
1. Memerlukan sebidang tanah yang cukup luas
2. Cangkul
3. Pagar Bambu
4. Tali rapia
5. Pot plastic / pollyback tanaman
6. Meteran
7. Pupuk
o Biaya
Biaya yang sudaha kami habiskan untuk/dalam melakukan kegiatan pelestarian tanaman
obat ini yaitu :
Penyewaan lahan = Rp 500.000/bulan
Pagar bambu = Rp 5.000/batang
Jumlah yang dibeli = 50 batang x 5000 =Rp250.000
Tali rapia = Rp 2000/ikat
Jumlah yang dibeli = 5 ikat x 2000 =Rp 10.000
Pot plastic ukuran kecil= Rp 5000/pot
Jumlah yang di beli = 10pot x 5000 =Rp 50.000
Pot plastic ukuran besar= Rp 7000/pot
Jumlah yang dibeli = 10 pot x 7000 =Rp 70.000
Pupuk = Rp 30.000/karung
Jumlah yang dibeli = 3 karung x 30.000 =Rp 90.000
Polyback = Rp.2000/bungkus
Jumlah yang dibeli = 30 x 2000 =Rp 60.000
Bibit tanaman = Rp. 10.000/bibit
Jumlah yang dibeli = 50 x Rp 10.000 = Rp500.000
Jumlah total biaya yang kita perlukan =Rp1.500.000 atau lebih untuk
membeli keperluan yang kurang.
o Cara pelestarian
o cara pelestarian kami yaitu kami melihat dari :
1. Lokasi Tumbuh
Daun dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian
1.200 m dpl (dari permukaan laut). Disamping itu, tanaman tersebut tumbuh di
daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 – 3.500
mm/tahun dengan tanah yang agak lembab sampai subur.
2. Pembibitan
Memperbanyak tanaman daun dewa bisa dilakukan dengan stek batang dan
tunas akar. Stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm dan bagian
bawah batang dipotong miring agar daerah tumbuh perakaran menjadi lebih
luas. Stek ditanam di persemaian dengan cara dibenamkan sepertiga bagian ke
dalam media tanam. Media tanam untuk persemaian terdiri dari campuran tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 atau 50:50. Cara
memperbanyak dengan tunas yang diambil dapat dengan atau tanpa akar.
Penanaman tunas dilakukan seperti stek batang. Memperbanyak daun
dewa sangat mudah dilakukan, yakni dengan cara stek cabang sekunder, umbi,
atau tunas anakan. Penyiraman harus dilakukan setiap hari. Lama persemaian
sekitar 3 bulan.
3. Penanaman
Sambung nyawa yang diperoleh dari setek yang sudah berakar bisa ditanam di
lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan setelah berumur sekitar 3 bulan .
Jarak tanam ideal adalah 50x75 cm.
Sementara itu, penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Umbi tanaman bisa langsung ditanam, dalam beberapa hari, di atas umbi
akan tumbuh anakan.
b. Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari
umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat ditanam kembali.
c. Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai anakan.
Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam kembali.
4. Pemupukan
Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik, berupa pupuk kandang
atau kompos. Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk setiap tanaman.
Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah
di dalam lubang tanam.
5. Perawatan Tanaman
Penyiraman sangat memegang peranan penting terhadap penampilan daun.
Karena itu, harus dilakukan secara rutin setiap hari. Penyiangan atau
pemberantasan rumput-rumput dan tumbuh pengganggu (gulma) harus
dilakukan secara rutin.
Cara pelestarian kami terhadap tumbuhan ini yaitu kami akan menanamnya di sebuah
lahan dengan cara membuat sebuah bedengan–bedengan selebar 2 m/1m tergantung
pada luas lahan yang akan kami tanami dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Di
bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran sekitar 20 x 20 x 20 cm. atau
dalam tempat yang berukuran kecil atau agak sempit seperti dihalaman sekolah dan
halaman rumah kami akan membuat sebuah pagar bambu yang berbentuk lingkaran
dan didalamnya ditanami sebuah tanaman yang akan kami lestarikan. Dan juga kami
akan menanam tanaman tersebut di dalam sebuah pot atau pollyback dengan cara
diletakan di sisi pekarangan rumah dimasing-masing rumah atau bisa ditanam langsung
disekitar halaman atau pun pekarangan rumah.
o Rancangan kegiatan
o Kelanjutan
Hasil panen budidaya tanaman obat “daun dewa”akan kami pasarkan atau distribusikan ke
pabrik –pabrik pembuatan obat dari tanaman obat. Pengolahan obat yang berasal dari daun dewa,
bisa dengan daun segar yang disajikan langsung ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan
dan dikeringkan. Setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia.
Kemudian tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul. Ataupun bisa dijadikan
sebagai tanaman toga bagi masyarakat agar bisa digunakan dengan baik oleh masyarakat yang ada
disekitarnya.
o Kesimpulan dan saran