Disusun Oleh :
Kelompok 3 Tingkat 3A
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas
ridho dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan lancar. Tugas makalah yang dibuat oleh kami berjudul
“MAKALAH SINDROM ADDISON”.
Terwujudnya tugas makalah ini merupakan tujuan kami untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Tersusunnya makalah ini adalah
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat
dan ketulusan hati, kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang
telah memberi dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Ibu Raudhotun
Nisak M.Kep selaku dosen mata kuliah KMB II yang telah memberi tugas ini.
Serta teman-teman yang mengikuti mata kuliah KMB II.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas makalah ini.
Oleh karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada
tugas makalah ini agar nantinya bisa menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi
para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Penyakit Addison........................................................................3
2.3 Etiologi...........................................................................................................4
2.4 Manifestasi klinis...........................................................................................5
2.5 Patofisiologi....................................................................................................5
2.6 Pathway..........................................................................................................7
2.7 Pemeriksaan penunjang..................................................................................8
2.8 Penatalaksanaan..............................................................................................9
2.9 Komplikasi.....................................................................................................9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................11
3.1 Data dasar pengkajian pasien.......................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................15
3.3 Rencana Keperawatan..................................................................................15
Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan input dan output...............15
BAB IV PENUTUP...............................................................................................19
4.1 Kesimpulan...................................................................................................19
4.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Sindrom addison ?
2. Apa saja Klasifiasi Sindrom addison ?
3. Apa etiologi Sindrom addison ?
4. Bagaimana manifestai klinis Sindrom addison?
5. Bagaimana Patofisiologi Sindrom addison
6. Bagaimana Pathway Sindrom addison?
7. Apa saja Pemeriksaan penunjang Sindrom addison?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Sindrom addison?
9. Apa saja Komplikasi Sindrom Addison?
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
3
1. Addison Primer
Merupakan penyakit addison yang disebabkan karena infeksi kronis
terutama kronis terutama infeksi jamur infeksi jamur pada bag pada
bagian kelenjar ian kelenjar adrenal, sel adrenal, sel kanker yang
menyebar dari bagian tubuh lain ke kelenjar adrenal, pengangkatan
kelenjar adrenal karena operasi.
2. Addison Sekunder
Merupakan penyakit Addison yang disebabkan karena tumor atau
infeksi dari area khususnya di bagian otak dan kelenjar pituitary,
kehilangan aliran darah ke pituitary, radiasi untuk perawatan tumor 10
pituitary, pituitary, operasi operasi pengangkatan pengangkatan
kelenjar kelenjar pitutary, pitutary, operasi operasi pengangkatan
pengangkatan bagian hypotalamus.
3. Addison Idiopatik
Merupakan penyakit Addison yang disebabkan karena komplikasi
penyakit lain, seperti penyakit lain, seperti TBC dan penyakit
autoimun.
2.3 Etiologi
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut
(atrofi) dari adrenal korteks.
a. Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
1. Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur pada bagian
kelenjar adrenal
2. Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh
ke kelenjar-kelenjar adrenal
3. Amyloidosis, yaitu penyakit yang mengenai kelenjar adrenal
akibat adanya penumpukan protein amiloid yang berlebihan.
4. Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
b. Etiologi dari penyakit Addison bentuk sekunder :
1. Tumor-tumor atau infeksi-infeksi dari area, khususnya
dibagian otak, dikelenjar pituitary
2. Kehilangan aliran darah ke pituitary
3. Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
4. Operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamus
5. Operasi pengangkatan kelenjar pituitary
c. Etiologi penyakit addison bentuk idiopatik :
penyebabnya akibat komplikasi dari pnyakit lain, penyakit
yang sering menyebabkan nya adalah penyakit TBC dan juga
penyakit penyakit autoimun.
4
2.4 Manifestasi klinis
a. Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, hausea, muntah, BB menurun,
hipotensi, dan hipoglikemi.
a. Astenia (gejala cardinal) : kelemahan yang berlebih
b. Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena
sinar matahari, biasanya pada kulit kuku jari, lutut, siku
c. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan
d. Hipotensi arterial (td : 80/50 mmHg/kurang)
e. Abnormalitas fungsi gastrointestinal
2.5 Patofisiologi
Penyakit Addison, atau insufisiensi adrenokortikol, terjadi bila fungsi
korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan
hormon-hormon korteks adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar
adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit Addison. Penyebab
lainnya mencakup operasi pengangkatan kedua kelenjar tersebut.
Tuberkolosis (TB) dan hitoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering
ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal.
Meskipun kerusakan kelenjar adrenal akibat proses autoimun telah
5
menggantikan tuberkolosis yang terjadi akhir-akhir ini harus
mempertimbangkan pencantuman penyakit infeksi ini ke dalam daftar
diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan
menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.
Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat
penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikol yang akan menekan
respond normal tubuh terhadap keadaan stress dan mengganggu mekanisme
umpan balik normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari
selama 2 hingga 4 hingga dapat menekan fungsi korteks adrenal; oleh sebab
itu, kemungkinan penyakit Addison harus diantisipsi pada pasien yang
mendapat pengobatan kortikosteroid.
6
2.6 Pathway
7
2.7 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium darah
1. Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan
hiponatrium)
2. Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)
3. Peningkatan jumlah sel darah putih
4. Penurunan kadar kostisol serum
5. Kadar kortisol plasma rendah
6. ADH meningkat
7. Analisa gas darah : asidosis metabolic
8. Sel darah merah (eritrosit) anemia numokkronik, Ht meningkat
(karena hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil
meningkat
b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukkan adanya klasifikasi di
adrenal
c. CT-Scan
Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitif
hubungannya dengan infusiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur,
penyakit infiltrasi maligna dan non malignan dan hemoragik adrenal
d. Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik
abnormal sekunder akibat adanya abnormalis elektrolik
8
2.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medik
2.9 Komplikasi
a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
9
d. Hiperkalemiae
e. Sepsis
f. Ca. Paru
g. Diabetes Mellitus
10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
11
b. Sirkulasi
Tanda:
- Hipotensi termasuk hipotensi postural.
- Takikardia, disritmia, suara jantung melemah.
- Nadi perifer melemah.
- Pengisisan kapiler memanjang.
- Ekstermitas dingin, sianosis, dan pucat. Membran mukosa hitam
keabu-abuan (peningkatan pigmentasi).
c. Integritas ego
Gejala:
- Adanya riwayat faktor stres yang baru dialami, termasuk sakit
fisik/pembedahan, perubahan gaya hidup.
- Ketidakmampuan menghadapi stres.
Tanda:
- Ansietas, peka rangsang, depresi, emosi tidak stabil.
d. Eleminasi
Gejala:
- Diare sampai dengan adanya kontipasi
- Kram abdomen.
- Perubahan frekuensi dan karateristik urine.
Tanda:
- Diuresis yang diikuti dengan oliguria.
e. Makanan/cairan
Gejala:
- Anoreksia berat (gejala utama), mual/muntah
- Kekurangan zat garam
- Berat badan menurun dengan cepat.
Tanda:
- Turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
f. Neurosensori
Gejala:
12
- Pusing, sinkope (pingsan sejenak), gemetar.
- Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh diaforesis,
kelemahan otot.
- Penurunan toleransi terhadap keadaan dingin atau stres.
Kesemutan/baal/lemah.
Tanda:
- Disorentasi terhadap waktu, tempat, dan ruang (karna kadar natrium
rendah), latergi, kelemahan mental, peka rangsang, cemas, koma
(dalam keadaan krisis)
- Parastesia, paralisis (gangguan fungsi motorik akibat lesi), astenia
(pada keadaan krisis).
- Rasa kecap/penciuman berlebihan, ketajaman pendengaran meningkat.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
- Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala.
- Nyeri tulang belakang, abdomen, ekstermitas (pada keadaan krisis).
h. Pernapasan
Gejala:
- Dipsnea
Tanda:
- Kecepatan pernapasan meningkat, takipnea, suara napas, krakel, ronki
(pada keadaan infeksi)
i. Keamanan
Gejala:
- Tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas.
Tanda:
- Hiperpigmentasi kulit (coklat, kehitaman karena kena sinar matahari
atau hitam seperti perunggu) yang menyeluruh atau berbintik-bintik.
- Peningkatan suhu, demam yang diikuti dengan hipotermia (keadaan
krisis).
- Otot menjadi kururs
- Gangguan tidak mampu berjalan.
13
j. Seksualitas
Gejala:
- Adanya riwayat menopouse dini, amenorea.
- Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (misal: berkurangnya rambut-
rambut pada tubuh terutama pada wanita.
- Hilangnya libido.
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
- Adanya riwayat keluarga DM, TB, kanker
- Adanya riwayat tiroiditis, DM, TB, anemia pernisiosa.
Pertimbangan:
- DRG menunjukkan rerata lama dirawat; 4,3 hari.
Rencana pemulangan
- Membutuhkan bantuan dalam hal obat, aktivitas sehari-hari,
mempertahankan kewajibannya.
l. Pemerikasaan diagnostik
Kadar hormon
a. Kortisol plasma: menurun dengan tanpa respond pada pemberian
ACTH secara IM (primer)atau ACTH secara IV.
b. ACTH: meningkat secara mencolok (pada primer) atau menururn
(sekunder).
- ADH: meningkat.
- Aldesteron: menurun.
c. Elektrolit: kadar dalam serum mungkin normal atau natrium sedikit
menururn, sedagkan kalium sedikit meningkat. Walaupun demikian,
natrium dan kalium yang abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak
adanya aldesteron dan kekurangan kortisol (mungkin sebagai akibat
dari krisis).
d. Glukosa: hipoglikemia.
e. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat (karena terjadi penurunan
perfusi ginjal).
14
f. Analisis gas darah: asidosis metabolik.
g. Eritrosit: normositik, anemia normokromik (mungkin tidak
nyata/terselubung dengan penurunan volume cairan) dan hematokrit
meningkat (karena hemokosentrasi). Jumlah limfosit mungkin
rendah, eosinofil meningkat.
h. Sinar x: jantung kecil, klasifikasi kelenjar adreanal, atau TB (paru,
ginjal) mungkin akan ditemukan. (Doenges, Marilynn. 2000)
15
mengatasi disebabkan oleh
kekurangaan adanya retensi
cairan dengan cairan dan
minum air putih natrium
banyak
4. Pengeluaran
urin normal 3. Berikan 3. Membantu
1cc/kgBB/jam, perawatan mulut menurunkan rasa
TTV normal (N: secara teratur tidak nyaman
80-100x/menit, akibat dari
S: 36,5-370C, dehidrasi
TD:110-120/70-
80 mmHg,
4. Dapat mengganti
Turgor kulit
cairan yang
elastic, Rasa 4. Kolaborasi:
hilang
haus hilang dan Cairan NaCl 0,9
Warna kulit %
tidak pucat.
5. Kolaborasi:
Berikan obat
sesuai dosis.a)
Kartison
(ortone) /
hidrokartison
(cortef) 100 mg
intravena setiap 6
jam untuk 24
jam, Mineral
kartikoid, flu
dokortisan,
deoksikortis 25 –
30 mg/hr peroral.
16
2. Klien dapat kehilangan
mengatasi pengaturan
kekurangan metabolisme
nutrisi oleh kortisol
3. Klien dapat terhadap
mengatasi makanan dapat
kekurangaan mengakibatkan
nutrisi dengan diit penurunan berat
makanan badan dan
4. Mempertahankan terjadinya
berat badan stabil, malnutrisi.
bebas dari tanda
malnutrisi
3. Dapat
3. Diskusikan maningkatkan
makanan yang masukan,
disukai oleh meningkatkan
pasien dan rasa partisipasi.
masukan dalam
diet murni.
4. Makan sedikit
4. Anjurkan klien dapat
makan sedikit menurunkan
tapi sering. kelemahan dan
meningkatkan
pemasukan juga
mencegah
distensi gaster.
5. Perlu bantuan
dalam
5. Berikan perencanaan diet
lingkungan yang yang memenuhi
nyaman untuk kebutuhan
makan, misalnya nutrisi.
bebas dari bau
tidak sedap
6. Dapat
6. Kolaborasi: maningkatkan
Rujuk ke ahli gizi masukan,
meningkatkan
rasa partisipasi
3. Harga diri rendah b/d hiperpigmentasi pada kulit dan membrane mukosa
NO Tujuan dan KH Intervensi Rasional T
17
t
d
a) Klien 2. Meningkatkan
mengetahui 2. Dorong dan harga diri
penyebab motivasi klien pasien.
gangguan untuk
konsep diri mengidentifikasi
b) Klien dapat aspek positif pada
mengatasi dirinya
gangguan
konsep diri 3. Berikan informasi 3. Memberikan
c) Klien dapan mengenai gangguan kesempatan
mengatasi hiperpigmentasi pasien untuk
konsep dan memecahkan bertanya dan
gangguan diri masalah klien. mengasimilasi
dengan motivasi informasi.
dan memilih
alternatif yang 4. Cara alternative
4. Bantu klien untuk
tepat merupakan
memilih alternatif
d) Klien dapat solusi terbaik
yang tepat dan
percaya diri dalam
sesuai denganklien
memecahkan
memecahkan
masalah.
masalahnya.
BAB IV
PENUTUP
18
4.1 Kesimpulan
- Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon- hormon korteks
adrenal.
4.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat memahami tentang pengertian dari penyakit
addison juga dapat mengetahui proses terjadinya Addison, tanda dan gejala yang
di timbulkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://thinkgoodone.blogspot.com/2012/07/makalah-penyakit-
addison.html Diakses pada tanggal 20 September 2020 pukul 19.00
file:///C:/Users/USER/Downloads/pdf-bab-1-addison-
dd_7ff473020518a3b291f42e9db6e3593c.pdf . Diakses pada tanggal 20
September 2020 pukul 19.40
https://www.academia.edu/30528245//ASUHAN_KEPERAWATAN_PA
DA-ADDISON. Diakses pada tanggal 22 September pukul 07.45
https://id.scribd.com/doc/266152012/Makalah-Penyakit-Sifyfndrom-
Addison. Diakses pada tanggal 22 September pukul 08.00
20