Anda di halaman 1dari 4

PRO IMAN KRISTEN :

1. Alkitab adalah perkataan Allah yang dituliskan dan menjadi wahyu khusus
bagi orang percaya.

Pandangan kaum Neo Ortodoks dengan pimpinannya yaitu Karl Barth tidak mengakui
otoritas Alkitab secara sepenuhnya. Kaum ini menganggap bahwa Alkitab hanyalah
kesaksian mengenai Kristus yang ditulis berdasarkan pengalaman yang dialami oleh
penulis Alkitab, sehingga dengan demikian banyak ditemukan kesalahan di dalam
Alkitab dan itu merupakan hal yang wajar. Sangat berbeda dengan pandangan Reformed
yang mengakui secara penuh bahwa Alkitab memiliki otoritas tertinggi terhadap apa
yang manusia pikirkan, rasakan, dan juga katakan 1. Menurut Calvin, Alkitab adalah
firman Allah yang utuh, sempurna dan mengandung kebenaran Allah, sehingga tidak
mungkin di dalam Alkitab terdapat kepalsuan, atau terdapat kesalahan dan mampu
menyesatkan manusia2. Seperti yang dikatakan Calvin bahwa Alkitab tidak mungkin
mengandung kesalahan, karena Alkitab karakter Allah yang suci, benar, dan kudus
sehingga tidak mungkin perkataan-Nya di dalam Alkitab terdapat kesalahan. Dalam
penulisan Alkitab, Allah memimpin penulis dengan memberikan ilham pada saat
penulisan, hal ini ditegaskan dalam 2 Timotius 3:16 di mana tertulis segala sesuatu
diilhamkan oleh Allah, sehingga jelas tertulis di dalam Alkitab merupakan karya Allah
bukan karya manusia. Konteksnya bukan berarti penulis Alkitab disamakan dengan
penulis pasif yang hanya menuliskan apa yang dikatakan oleh Allah, tetapi dalam
penulisannya Allah menggunakan keberadaan penulis dengan sepenuhnya. Allah
melibatkan latar belakang, pengalaman, pikiran, perasaan, dan kepribadian penulis pada
saat menuliskan Alkitab. Sehingga tidak mungkin terdapat kesalahan di dalam Alkitab
karena Allah memberikan kuasa serta menjaga penulis pada saat penulisan Alkitab. B.B
Warfield juga mengatakan bahwa segala tulisan yang ada di Alkitab merupakan nubuat
dari Allah dan tidak hasil dari inisiatif manusia 3. Karena Alkitab merupakan wahyu
yang disampaikan Allah kepada orang percaya, sehingga Alkitab tidak bisa disejajarkan
dengan buku ilmu pengetahuan lainnya. Berbeda halnya dengan anggapan Neo
1
Tomi Yulianto, Injil Yohanes: Aplikasi Kehidupan Untuk Remaja Dan Dewasa (Jakarta: CV. AA. Rizky,
2019).
2
Daniel L. Lukito, “490 Tahun Reformasi : Apakah Sola Scriptura Masih Secara Konsisten Menjadi
Pegangan Gereja-Gereja Reformed Masa Kini?,” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan, 2007, 151–68.
3
Djoko Sukno, “Alkitab : Pernyataan Allah Yang Diilhamkan,” Pasca : Jurnal Teologi Dan Pendidikan
Agama Kristen 15 (2019): 28–34.
Ortodoks yang menyampaikan bahwa Alkitab adalah sebuah buku yang sama seperti
buku ilmu pengetahuan lainnya, tetapi hal ini dibantah oleh Calvin. Jika Alkitab
disejajarkan dengan buku ilmu pengetahuan lainnya maka hal ini tidak bisa dikaji 
secara rasional, karena Alkitab merupakan dasar dari segala ilmu pengetahuan yang ada
di dunia dan hanya melalui Alkitab manusia dapat mengerti kebenaran yang
disingkapkan melalui ilmu pengetahuan, hal ini ditegaskan melalui perkataan dari B.B
Warfield bahwa “His doctrine of the testimony of the Holy Spirit is the Keystone of the
Knowlede of God”4.Orang percaya bisa percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah
karena Alkitab telah membuktikan dirinya sendiri sebagai firman Allah (autospistos).
Makna dari Alkitab telah membuktikan dirinya sendiri adalah bahwa isi di dalam
Alkitab tidak memerlukan bukti atau argument pendukung di luar Alkitab untuk
membuktikan bahwa dirinya benar, Henk Van Den Belt mengatakan bahwa “its
selfconvicing character as the written Word of God, which implies that believers find
rest in it, not because of any external authority, but because of Scripture itself, through
the witness of the Holy Spirit”5.Bukti internal bahwa Alkitab telah membuktikan bahwa
dirinya adalah firman Allah adalah terdapat nubuat – nubuat yang berada di luar kendali
atau logika manusia yang terbatas seperti mengenai penciptaan, dosa manusia, hingga
keselamatan yang diberikan Allah bagi manusia 6. Selain karena Alkitab telah
membuktikan dirinya sendiri, manusia juga dapat percaya bahwa Alkitab adalah firman
Allah karena karya Roh Kudus di dalam hidup manusia. Melalui karya Roh Kudus
maka manusia dapat percaya dan mengerti setiap perkataan Allah yang dituliskan di
dalam Alkitab secara utuh. Pernyataan – pernyataan ini jelas menyangkal pandangan
dari Neo Ortodoks sebelumnya bahwa Alkitab hanyalah berisi kesaksian mengenai
Kristus sehingga wajar jika terjadi kesalahan di dalamnya. Pandangan Neo Ortodoks ini
tidak rasional karena jika Alkitab hanya berupa kesaksian mengenai Kristus artinya
Alkitab tidak menjadi dasar iman orang percaya kepada Kristus karena orang – orang
masih memerlukan bukti atau argument untuk menguatkan imannya yang ditemukan di
luar Akitab7. Selain itu jika mengikuti pandangan dari Neo Ortodoks maka pada

4
Yudi Jatmiko, “Konsep Otoritas Alkitab Di Hadapan Fakta Kesalahan Tekstual : Sebuah Diskusi Teologis,”
Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan 16 (2017): 1–16.
5
Thio Christian Sulistio, “Bernalar Dalam Melingkar? Menjawab Problem Sirkularitas Doktrin Kesaksian
Internal Roh Kudus,” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan 2 (2020): 169–87.
6
James Leo Garrett, Systematic Theology : Biblical, Historical, and Evangelical (Wipf and Stock, 2014).
7
Gregg Allison, Historical Theology: An Introduction to Christian Doctrine (Zondervan Academic, 2011).
implikasinya manusia akan cenderung meremehkan dan menganggap rendah kesaksian
mengenai Kristus dan akan timbul banyak keraguan akibat dari pandangan tersebut.
Calvin menjelaskan bahwa setiap kelompok yang tidak mampu mengakui bahwa
Alkitab adalah firman Allah merupakan efek dari kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Menurut Calvin kejatuhan manusia ke dalam dosa menjadikan manusia buta dan tidak
dapat melihat matahari yang bersinar, sehingga meskipun Alkitab adalah kebenaran
yang bersinar terang, tetapi sinar tersebut tidak mampu menembus kebutaan manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa. Akibatnya manusia tidak lagi mengenal tanda – tanda
Ilahi yang diberikan oleh Allah dan tidak mampu mengakui bahwa Alkitab adalah
firman Allah8.

2. Alkitab merupakan perkataan Allah yang tertulis agar manusia dapat mengerti
kehendak dan isi hati Allah.

Dalam pandangan Neo Ortodoks mereka percaya bahwa Kristus tidak mungkin
dijelaskan dengan menggunakan presuposisi – presuposisi logis yang tertuang di dalam
Alkitab, karena hal tersebut seakan merendahkan dan menjatuhkan Kristus yang adalah
Allah. Namun hal tersebut berbeda dengan pandangan Reformed yang mengakui bahwa
Alkitab adalah pernyataan Kristus kepada manusia, melalui inisiatif dari Allah maka
manusia dapat berkomunikasi dengan Allah melalui penyingkapan diri Allah di dalam
Alkitab9. Melalui perkataan Allah di dalam Alkitab maka manusia dapat mengenal
Allah secara utuh dan cukup sehingga manusia dapat memahami Allah. Karena jika
mencoba memahami pandangan dari Neo Ortodoks hal tersebut tidaklah rasional,
karena manusia adalah pribadi yang terbatas dan telah jatuh ke dalam dosa, sehingga
manusia tidak mungkin mampu menggunakan logikanya untuk memahami Allah jika
Allah tidak berinisiatif menyingkapkan diri-Nya melalui Alkitab. Wayne Grudem
menyatakan bahwa “Scripture contained all the words of God he intended his people to
have at each stage of redemptive history, and that it now contains everything we need
God to tell us for salvation, for trusting him perfectly, and for obeying him

8
Erastus Sabdono, Pembaringan Terakhir : Mempersiapkan Hari Kematian (Jakarta: Rehobot Literature,
2019).
9
James Montgomery Boice, Dasar-Dasar Iman Kristen (Foundations of The Christian Faith) (Surabaya:
Momentum, 2011).
perfectly”10.Wayne Grudem menekankan bahwa Allah telah mewahyukan segala
perkataan-Nya yang menurut-Nya cukup untuk diketahui umat-Nya dalam bentuk
Alkitab dan dengan bahasa yang sederhana sehingga Alkitab akan memimpin kepada
kepercayaan dan ketaatan umat manusia kepada Allah.  Melalui pernyataan yang
disampaikan oleh Wayne Grudem ini sudah mampu untuk mematahkan argumen Neo
Ortodoks bahwa tidak mungkin Kristus diceritakan dengan presuposisi logis sehingga
dapat dipikirkan dengan akal manusia. Karena Allah menghendaki orang percaya untuk
mengetahui isi hati-Nya melalui firman yang diinspirasikan dan keluar dari mulut Allah
sendiri melalui tulisan di dalam Alkitab, sehingga cara Allah menyampaikan isi hati-
Nya di dalam Alkitab adalah dengan cara yang sederhana agar manusia dapat mengerti
maksud dari kata yang disampaikan oleh Allah. Manusia adalah ciptaan yang terbatas
dan telah jatuh ke dalam dosa, sehingga untuk memahami Allah yang tidak terbatas
maka Allah memiliki inisiatif untuk menyampaikan dengan cara sederhana11. Sehingga
dengan cara demikian orang yang membaca perlahan akan mengerti dan mencintai
firman Allah. Alkitab merupakan dasar bagi orang berdosa untuk menjalani
kehidupannya karena Calvin berkata bahwa “Scripture Is Needed as Guide and
Teacher for Anyone Who Would Come to God  the Creator” di mana manusia yang
sekalipun adalah pemimpin gereja tetaplah seorang manusia berdosa dan terbatas, Allah
memberikan wahyu khusus-Nya yaitu Alkitab agar kita yang berdosa mampu
mengenal12. Karena melalui Alkitab sajalah dapat membantu manusia menemukan
terang dan kebenaran akan Allah. Karena justru melalui Alkitab adalah sarana Allah
berkata – kata kepada manusia berdosa sehingga manusia dapat mengetahui isi hati-Nya
secara khusus.

10
Christian Reynaldi, “Kitab Suci, Gereja, Dan Otoritas : Harmonisasi Doktrin Kecukupan Alkitab Dengan
Tradisi Gereja,” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan, no. 1 (2019): 1–12, https://doi.org/10-
36421/veritas.v18i1.318.
11
Daniel Lucas Lukito, “500 Tahun Yohanes Calvin : Pengetahuan Tentang Allah Adalah Testing Ground
Untu Mengenal Manusia,” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan, no. 1 (2009): 2–28.
12
Lukito.

Anda mungkin juga menyukai