Kelas XI SMA.”
Disusun oleh:
Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang memiliki kualitas yang baik
Pendidikan yang ideal bukan hanya menekankan pada proses transfer of knowledge,
melainkan pada proses transfer of value juga [ CITATION Mar162 \l 1033 ] . Sehingga
pendidikan yang ada mampu menghasilkan peserta didik yang utuh baik itu dari segi
pengetahuan maupun karakter. Berkaca padsa pendidikan di Indonesia saat ini bisa
dikategorikan sangat rendah. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh
International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 yang menunjukkan bahwa
Indonesia berada pada urutan ke-6 dari bawah pada segi membaca, berhitung, dan sains
dari 75 negara yang terdata [ CITATION BBC19 \l 1033 ]. Negara Indonesia bahkan
tertinggal dari negara tetangga Malaysia dan juga Brunei yang merupakan negara
serumpun Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia masih sangat jauh dari kata ideal. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kurang baiknya kualitas pendidikan di indonesia adalah kemampuan guru yang belum
maksimal dalam menyajikan dan mendesain suatu proses pembelajaran dengan baik
dalam kelas [CITATION Leo15 \l 1033 ]. Seorang guru ibaratnya seorang arsitek dalam
kelas, ia harus bisa mendesain pembelajaran yang menarik sesuai dengan kebutuhan dan
sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang baik serta
menyenangkan bagi peserta didik yang secara langsung akan berdampak pada proses
Dalam proses belajar mengajar guru dan peserta didik ada dua peranan yang
sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan kristen melihat dua peranan tersebut dari
kacamata yang berbeda dengan menempatkan Student sebagai oriented, Teacher
sebagai directed dan Christ sebagai Center dari proses belajar mengajar itu sendiri. Hal
ini membuat sebuah perbedaan pandangan antara pendidikan kristen dan pendidikan
non kristen dalam melihat peserta didik. Pandangan umum, peserta didik merupakan
subjek dari pendidikan yang akan menerima pembelajaran. Peserta didik juga dapat
yang ada dalam dirinya melalui proses pembelajaran yang tidak terikat pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu [ CITATION Ins19 \l 1033 ]. Dengan demikian setiap individu
untuk mempelajari ilmu pengetahuan tertentu. Hal tersebut berbeda jika dipandang
yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dengan keunikan serta kemampuan
tetapi oleh dosa telah dicemarkan dan dipisahkan sehingga menghidupi kehidupan yang
hilang arah, tetapi dalam kasih dan anugerah Allah di kayu salib memberikan penebusan
serta transformasi yang mengarahkan serta mendorong individu untuk berjalan ke depan
hal tersebut disinilah dibutuhkan peranan Guru yang sebelumnya telah ditebus untuk
menjadi agen rekonsiliasi Allah yang menjembatani antara peserta didik dengan Kristus
sebagai penebus.
Pendidikan Kristen adalah jalan yang dihadirkan untuk membawa transformasi dan
perubahan dalam diri peserta didik. Sama halnya dengan tujuan pendidikan Kristen
dibutuhkan peserta didik dengan mengenalkan Kristus sebagai sumber dan Juruselamat
itu sendiri. Seperti pengembangan pengetahuan, karakter, dan keahlian yang akan
karakter, dan keahlian yang dicapai di luar pendidikan Kristen yang berjalan menuju
dapat dimaknai sebagai kegiatan serta aktivitas yang mengarah kepada penebusan yang
bersumber dari Allah. Kegiatan dan aktivitas yang dimaksud yaitu segala hal yang
dilakukan guru dan murid di dalam kelas yang menjadikan Kristus sebagai tujuannya
[ CITATION Bru06 \l 1033 ] . Hal ini tercerminkan pada peranan guru Kristen yang tidak
hanya menuntun murid tapi juga mengarahkan motivasi mereka kepada Kristus melalui
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada Kristus. Implikasinya yaitu membuat semua
dorongan, minat, dan motivasi dari peserta didik digunakan dan ditujukan untuk
penatalayanan kepada Allah dalam konteksnya di dunia ini. Oleh karena itu motivasi
perubahan energi yang terjadi pada diri individu yang ditandai dengan munculnya
perasaan (afektif) dan reaksi yang dibuahkan dalam Tindakan dalam mencapai sebuah
tujuan. Motivasi adalah proses yang terjadi secara internal dalam individu yang
Dan biasanya motivasi ini terdapat berbagai jenis, intensitas maupun tujuan dan arah
yang hendak dicapai [ CITATION Sju12 \l 1033 ]. Motivasi sangat penting bagi guru
maupun siswa karena motivasi ibaratnya sebuah kekuatan yang menggerakan sebuah
kapal, dan realitasnya motivasilah yang menguatkan kemauan dan kemampuan yang
ada dalam diri siswa untuk belajar dan meraih cita-citanya. Melihat data yang ada di
lapangan, banyak siswa yang kurang aktif serta malas-malasan saat pembelajaran
berlangsung. Hal ini tampak nyata dalam perilaku mereka dalam kelas, di mana terdapat
segelintir siswa yang mengantuk saat pembelajaran, ada juga yang malas dalam
mengerjakan tugas, tidak menyimak penjelasan guru serta terdapat juga siswa yang
pasif saat berdiskusi. Hal tersebut diduga dilatarbelakangi oleh motivasi belajar siswa
pembelajaran yang diterapkan. Tentu secara nyata hal tersebut akan berdampak pada
proses belajar mengajar yang menjadi kurang bermakna, iklim pembelajaran yang
kurang aktif serta ketidakmampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang
Di samping itu, motivasi belajar tidak hanya tercerminkan dalam perilaku saja
tetapi secara general dapat dilihat juga dari hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang
dihimpun, terlihat tren penurunan hasil belajar beberapa siswa dari waktu ke waktu. Hal
ini menandakan adanya juga penurunan terhadap motivasi siswa dalam belajar
utamanya dalam mata pembelajaran geografi. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi
hal tersebut. Baik itu yang berasal dari dalam pribadi siswa maupun yang ada di luar.
Oleh karena itu, tugas guru mampu mengenali siswa dan mampu mengerti akan
dalam kehidupan mereka salah satunya motivasi belajar.Di pandang dalam kerangka
kekristenan, tentu hal ini sangat signifikan dan memiliki tingkat urgensi yang sangat
tinggi, murid sebagai titipan yang Allah berikan kepada guru untuk diarahkan dan
memiliki motivasi yang tinggi serta benar. Karena motivasi yang benar mengarahkan
murid kepada tujuan yang sejati yaitu serupa dengan Kristus tetapi jika murid memiliki
motivasi yang rendah maupun menyimpang hanya akan mengatrakan murid kepada
keterpisahan dengan tujuan yang sejati dan berdampak pada kehidupan yang tidak
bertujuan.
yang relevan dengan materi dan mampu mengakomodasi kebutuhan siswa dengan
yaitu metode karya wisata karena dinilai sangat relevan dengan mata pelajaran geografi
pembelajaran menjadi mendarat dan mudah dipahami. Penggunaan metode ini juga
membuat siswa lebih aktif dalam mengekspor pengetahuan serta berpartisipasi dengan
giat selama pembelajaran. Nuansa ruang pembelajaran yang baru dan beda dari biasanya
membawa kesan tersendiri bagi siswa selama pembelajaran dilakukan. Dan yang paling
terpenting mampu membuat siswa bersemangat dan termotivasi untuk belajar dan
Menurut Sagala dalam [ CITATION Jum17 \l 1033 ]. Metode karya wisata adalah
kegiatan atau aktivitas berpesiar yang dilakukan oleh peserta didik dalam menambah
dan memperlengkapi pengalaman mereka dalam belajar sebuah topik tertentu yang
disesuaikan dengan materi maupun kurikulum sekolah yang ada. Dalam karya wisata ini
peserta didik dibimbing dan di fasilitatif oleh guru untuk mengunjungi beberapa tempat
dengan tujuan untuk belajar. Metode karya wisata tujuannya bukan hanya rekreasi atau
berkunjung ke sebuah tempat saja tetapi lebih dari itu sebagai bentuk aktivitas
1033 ]. Hal ini tentu sangat baik bagi siswa karena dalam satu metode ini membuat
Rumusan masalah:
Tujuan:
yang membuat dan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu hal dan aktivitas
dalam kehidupannya. Motivasi identic dengan motif, yang mana motivasi itu sendiri
merupakan daya yang menggerakan yang berasal dari dalam individu itu sendiri dalam
War16 \l 1033 ]. Mathias dan Jackson dalam [CITATION Okt17 \l 1033 ] , menyatakan
bahwa motivasi adalah sebuah dorongan yang dinahkodai oleh tujuan yang biasanya
diakibatkan oleh sebuah sebab tidak ada yang muncul sendirinya. Istilah sebab, hendak
mengantarkan pada kebutuhan, hasrat serta dorongan yang artinya sama dengan motif,
dan hal tersebut merupakan turunan dari kata motivasi itu sendiri. Memahami dan
mengerti akan motivasi merupakan hal yang esensial, hal ini diakibatkan respon dari
masalah dan hal-hal terkait sumber daya manusia erat hubungannya dengan konsep
motivasi.
Menurut H.J.M Hermans dalam [CITATION War16 \l 1033 ], ciri-ciri orang yang
memiliki motivasi yaitu; (1). Memiliki kecenderungan untuk mengerjakan tugas tugas
maupun kewajiban yang menantang dan peranannya atau tingkat kesulitan ada diatas
mandiri dan upaya untuk menyelesaikan sebuah permasalahan sendiri. (3). Keinginan
yang kuat untuk melangkah kedepan mencapai tujuan dan keberhasilan yang tingkatnya
sedikit lebih diatas dari pada taraf atau standar yang ditetapkan sebelumnya. (4).
Pandangan kedepan, melihat belajar sebagai jalan dalam meraih dan merealisasikan
impian dan cita-cita yang telah dibangun. (5). Pantang menyerah dalam melakukan
sesuatu.
Menurut Winarasi dalam [CITATION Emd171 \l 1033 ], Fungsi dari motivasi ada
tiga hal yaitu; (a). Mendorong manusia untuk bergerak maupun berbuat sesuatu.
Ibaratnya sebuah mesin pengerak atau sebuah rangkaian mobil yang melepaskan energi
yang ada didalamnya. Oleh karena itu, motivasi merupakan roda pengerak individu
dalam melakukan sesuatu hal. (b). Merupakan sebuah batu pijakan yang digunana untuk
menetukan arah yang akan dicapai didepan. (c). Sebagai media penyeleksi perbuatan
yang hendak dilakukan, yaitu segelintir perbuatan atau tidakan yang akan dilakukan
merupakan daya penggerak serta pendorong bagi siswa dalam melakukan setiap
pekerjaan maupun tugas yang dilakukan di sekolah, dorongan tersebut baik yang berasal
dari dirinya sendiri (intrinsik) maupun yang berasal dari luar (ekstrinsik). Motivasi
belajar ini lebih bersifat psikis atau non-intelektual yang sangat mempengaruhi
Menurut Sardiman dalam [ CITATION Sup15 \l 1033 ], upaya yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan motivasi belajar anak di sekolah yaitu melalui beberapa hal di
bawah ini; (1). Memberikan apresiasi kepada siswa ketika mengerjakan tugas contohnya
pemberian angka atau nilai ketika siswa mengerjakan sesuatu tugas maupun kegiatan.
Perlu di garis bawahi juga dalam memberikan nilai tidak hanya pada aktivitas cognitive
tetapi pada aktivitas afektif dan psikomotor juga. (2). Hadiah atau reward dapat
menjadi motivasi yang baik bagi siswa. (3). Membuat dan menciptakan iklim
persaingan bagi siswa baik itu secara individu maupun kelompok sebagai sarana untuk
meningkatkan motivasi siswa. Tetapi iklim persaingan yang dibuat adalah yang bersifat
kesadaran kepada siswa akan pentingnya tugas dan memaknainya sebagai sebuah
tantangan pemacu motivasi dalam diri. (5). Memberikan ujian kepada siswa dengan
harapan siswa dapat belajar dengan giat dan rajin. Tetapi jangan terlalu sering nanti
kepada siswa bahwa hasil belajar merupakan alat yang memotivasi mereka untuk maju
dan berorientasi ke depan. (7). Memberikan pujian takala siswa menyelesaikan tugas
dan kewajibannya. Pujian adalah bentuk reinforcement positif yang mampu membantu
memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar. (8). Hukuman merupakan bentuk dari
reinforcement negative, tetapi dapat digunakan sebagai secara berhikmat dan bijaksana
Proses pembelajaran memiliki tujuan untuk membekali peserta didik baik dari
segi kognitif, afektif dan psikomotor yang nantinya akan sangat berguna setelah murid
selesai dalam menempuh dunia pendidikan. Peran pendidik disini sangat penting, baik
itu untuk mentransfer ilmu dan menumbuhkan motivasi belajar murid. Menumbuhkan
motivasi belajar adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan oleh seorang guru.
Sehingga dibutuhkan berbagai macam cara agar motivasi belajar bisa muncul dan
dan cara mengajarnya tersendiri. Seorang pendidik harus memiliki cara yang jelas dan
tersusun dengan sistematis dalam melakukan proses pembelajaran. Pastinya ada acuan
dan panduan yang harus dipenuhi selama proses pembelajaran berlangsung sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai dengan maksimal. Metode sendiri
secara harfiah adalah “cara” yang secara umum biasa diartikan sebagai suatu prosedur
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu [CITATION Muk14 \l 1033 ]. Sedangkan
pembelajaran adalah proses yang menunjukkan perubahan baik itu yang baru atau yang
berubah dalam hidup seseorang yang terjadi sepanjang hayat seseorang [ CITATION
Kni091 \l 1033 ] Dari kedua pengertian tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa metode
pendidik dalam proses transfer ilmu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Seorang guru yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang materi yang
baik belum tentu bisa merangkai suatu pembelajaran yang baik. Untuk itu sangat
penting bagi seorang pendidik untuk mempelajari metode pembelajaran. Tujuan dari
atmosfer yang penuh motivasi dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran bisa
tersampaikan dan dimengerti dengan baik oleh peserta didik yang pada akhirnya akan
mencapai tujuan pembelajaran bergantung pada ketepatan metode yang digunakan. Hal
ini mengatakan kepada kita bahwa tidak ada metode yang baik atau buruk, semua
tergantung pada keterampilan guru dalam memilih metode mana yang sesuai dengan
Terdapat banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh pendidik. Salah
satunya adalah metode karya wisata. Metode karya wisata adalah pembelajaran yang
dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik dengan
membawa mereka keluar dari kelas yang nantinya mengaitkan antara materi yang ada
dengan kenyataan yang ada di lapangan [CITATION Nas13 \l 1033 ]. Selain itu Metode
karya wisata juga adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan lingkungan yang ada
sesuai dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik merasakan dan mengalami
materi secara langsung selama proses pembelajaran berjalan [CITATION Sir20 \t \l 1033 ].
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode karya wisata adalah salah satu cara yang
membuat peserta didik mengalami pembelajaran itu sendiri. Dari definisi diatas juga
kita bisa melihat tujuan dari penggunaan metode karya wisata ini untuk untuk
merangsang dan membangkitkan minat peserta didik terhadap suatu topik pembelajaran,
Peserta didik dapat terlibat aktif dan memicu rasa ingin tahu serta kreativitas
secara langsung
Membantu guru dalam penyampaian materi yang telah dilakukan oleh pihak
yang lebih berpengalaman di lokasi tersebut sehingga guru bisa lebih fokus
pihak
memerlukan waktu yang cukup lama serta biaya yang relatif tinggi tergantung
pendidik harus melakukan pengawasan dengan ketat agar peserta didik tetap
fokus
memerlukan tanggung jawab dari pihak sekolah dan guru untuk memastikan
lokasi yang cukup jauh dengan jangka waktu yang cukup lama
penerapan metode karya wisata, diantaranya adalah tahap persiapan atau perencanaan,
tahap pelaksanaan atau kegiatan inti, dan tahap penyelesaian atau kegiatan penutup
[ CITATION Muk14 \l 1033 ]. Pendidik harus melakukan perencanaan yang baik yang
bertujuan untuk menggunakan dan mengatur waktu yang telah ditentukan dengan
semaksimal mungkin. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam tahap
perencanaan ini, yaitu: (a) menentukan tujuan atau target dari penggunaan metode ini
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) memperhatikan kebutuhan
dari siswa dalam penggunaan metode ini, (c) menentukan objek atau tempat untuk
melakukan karya wisata, (d) mempertimbangkan dengan kurikulum yang ada, (e)
pengaturan waktu untuk karya wisata, (h) mempertimbangkan cara yang digunakan
untuk mempelajari objek. Teknik atau cara yang biasa digunakan selama mempelajari
dilakukan pada tahap ini adalah (a) pertemuan dengan pihak yang berwenang pada
tempat karya wisata (b) peserta didik melakukan kegiatan yang telah direncanakan oleh
guru dengan bimbingan dari pihak yang telah ditentukan untuk membantu dan
menuntun peserta didik selama melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan diskusi.
(c) tidak lupa untuk mengucapkan ucapan terimakasih kepada pihak yang terkait.
Pada tahap penyelesaian atau penutup, pendidik dan peserta didik akan kembali
ke sekolah dan mengelola informasi yang telah didapatkan. peserta didik akan bertukar
informasi dan melakukan diskusi untuk melengkapi laporan observasi mereka sehingga
pada informasi yang telah dikumpulkan sudah lengkap akan dilakukan penyusunan
laporan.
Siswa
Motivasi belajar adalah salah satu factor yang sangat mempengaruhi aktivitas serta
perilaku belajar seorang siswa. Bila motivasi belajar belajar seorang siswa sedang tinggi
maka hal ini akan tercerminkan pada sikap dan perilakunya di kelas yang aktif, rajin
serta bertanggung jawab dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang siswa, tetapi
jika sebaliknya motivasi belajarnya siswa yang kurang akan berdampak pada perilaku
minor dalam kelas, contohnya tidak fokus selama pembelajaran, tidur, selalu minta ijin
ke toilet dan malas mengerjakan tugas. Tentu hal ini jika dibiarkan akan berdampak
buruk bagi anak selama masa pendidikannya di sekolah. Tinggi rendahnya motivasi
siswa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya berasal dari metode guru saat
motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas. Salah satu metode yang biasanya
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah metode karya wisata yang
dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh
Yang pertama penelitian yang dilakukan oleh Yuda Hendra Saputra yang
berjudul “Penerapan Metode Karya Wisata untuk meningkatkan Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar pada Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian ini menyatakan bahwa terjadi
peningkatan motivasi siswa kelas IV SDN Kelurahan II Kec. Ngronggot Kab. Nganjuk
setelah diterapkannya metode karya wisata dalam pembelajaran IPS. Hal ini diakibatkan
pembelajaran IPS yang materi pembelajaran memuat hal-hal yang sangat relevan
Sap14 \l 1033 ]. Jika dianalisis penelitian ini sedikit berbeda dengan judul penelitian yang
diangkat, tetapi perbedaannya hanya terletak di objek yang diteliti yaitu siswa kelas IV
untuk jurnal ini sedangkan penelitian yang dilakukan objeknya siswa kelas XI SMA.
Yang kedua penelitian yang dilakukan oleh Hotma Tiolina Siregar dan Rupina
Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Quality pada Mata Kuliah Pendidikan IPA
pada mata kuliah Pendidikan IPA rendah tahun akademik 2019-2020, hal ini
tercerminkan dalam hasil belajar mahasiswa. Jika dibandingkan dengan topik yang akan
penulis angkat perbedaanya terletak pada subjek mata pelajaran dan objek yang
[ CITATION Sir20 \l 1033 ]. Karena dalam jurnal ini mata pelajarannya adalah Pendidikan
IPA kelas rendah dalam ranah mahasiswa sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
subjeknya mata pelajaran geografi (sosial) pada jenjang siswa SMA kelas XI.
Yang ketiga penelitian yang dilakukan oleh Jumiati yang berjudul “Penerapan
Metode Karya Wisata pada Konsep Dasar IPA MI/SD Materi Perkembangbiakan untuk
belajar mahasiswa, hal ini dikarenakan dengan metode karya wisata mahasiswa
dipermudah untuk melihat objek dari materi yang dipelajari sehingga mereka dapat
lebih mengerti dan memahami akan materi yang sedang dipelajari [ CITATION Jum17 \l
1033 ]. Jika dibandingkan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan perbedaanya
Yang keempat penelitian yang dilakukan oleh Yustriana Mustaji Nasution yang
Berkesan terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa ada pengaruh pada penerapan metode
belajar siswa kelas I Sekolah Dasar Angkasa Surabaya [CITATION Nas19 \l 1033 ]. Jika
dibandingkan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan perbedaanya terletak pada
Yang kelima dalam skripsi yang ditulis oleh Rejang Lebong yang berjudul
“Penerapan Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
Bidang Studi Agama Islam di SMA N 06”. Hasilnya mengatakan bahwa metode karya
proses belajar mengajar karena suasana baru yang dihadirkan dan materi yang dipelajari
[ CITATION Leb19 \l 1033 ]. Jika dibandingkan skripsi ini dengan penelitian yang akan
motivasi siswa dalam pembelajaran Geografi kelas XI SMA. Penulis melihat indikator
dari kurangnya motivasi ini tampak pada dua hal yaitu aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung dan hasil ujian harian siswa yang ada. Dilihat dari aktivitas
dan perilaku siswa selama pembelajaran nampak beberapa siswa mengantuk selama
pembelajaran berlangsung, ada yang mulai menutup mata, ada yang mulai menundukan
kepala di meja, ada yang posisi duduknya mulai tidak rapi, ada juga yang udah menguap
beberapa kali bahkan terdapat beberapa siswa yang ijin ke toilet sampai tidak kembali
dalam waktu lebih dari 15 menit. Di samping perilaku menyontek terdapat juga
beberapa siswa yang terlihat tidak fokus selama pembelajaran berlangsung ada yang
asik menggambar dan juga yang asik menghayal dengan tatapan yang kosong ke depan.
Setelah pembelajaran selesai terdapat ujian harian yang dilakukan oleh guru,
hasil pembelajaran yang dilakukan diujikan guru kepada siswa untuk melihat
pemahaman siswa. Dan hasilnya terlihat hampir sebagian besar siswa mendapatkan nilai
yang kurang hanya beberapa siswa saja yang mendapatkan nilai yang baik. Hal ini
menunjukan kurangnya motivasi belajar siswa dalam kelas mengakibatkan kondisi kelas
yang menjadi kurang ideal karena perilaku dan aktivitas minor yang dilakukan siswa
yang hasilnya tergambarkan dalam ujian siswa yang mayoritas mendapatkan nilai
dibawah 70 sebagai KKM. Hal dan fakta ini banyak juga dialami oleh beberapa peneliti
Yang pertama dalam penelitian yang dilakukan oleh Ridha Sabrina, Fauzi dan
siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas IV SD negeri Garot Geuceu Aceh
Besar”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kurangnya motivasi belajar pada siswa
diakibatkan oleh beragam factor yang salah satunya yaitu terkait metode yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Kebosanan dan mengantuk adalah bukti
dari rendahnya motivasi siswa saat belajar karena proses belajar mengajar monoton
dengan ceramah yang dilakukan guru terus menerus [ CITATION Sab17 \l 1033 ] .
Berdasarkan hasil penelitian tersebut jika dibandingkan dengan hasil observasi penulis
terdapat beberapa kesamaan dalam variabel masalah yang sedang maupun telah diteliti
yaitu terletak pada dampak dan faktor penyebab yang melatarbelakanginya. Kalau dikaji
untuk faktor penyebabnya yaitu ditengarai oleh penggunaan metode pembelajaran yang
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI”. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam
melatarbelakangi kurangnya motivasi belajar pada anak. Salah satu faktor penyebabnya
yaitu berasal dari guru. Guru yang dimaksud disini adalah peranan guru dalam memilih
Pemilihan strategi yang baik akan berdampak pada meningkatnya motivasi tetapi jika
sebaliknya maka akan berdampak pula pada menurunnya motivasi [ CITATION Roh18 \l
1033 ]. Berdasarkan hasil penelitian tersebut jika dibandingkan dengan observasi yang
telah penulis lakukan terdapat beberapa kesamaan. Kesamaan yaitu terletak pada faktor
penyebabnya yaitu peranan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang relevan dan
Yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Saniatu Nisail Jannah dan Uep
Tatang Sontani yang berjudul “Sarana dan prasarana pembelajaran sebagai faktor
pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi akan minat dan motivasi belajar
siswa di dalam kelas [ CITATION Jan18 \l 1033 ]. Hal ini sejalan dengan permasalahan
yang ditemukan penulis ketika mengobservasi, sarana dan prasarana yang mendukung
utamanya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kelas maupun diluar kelas
dan Dewi Koryati yang berjudul “Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 15 Palembang”. Hasil
kurangnya motivasi belajar yang berdampak pada menurunnya hasil belajar. Dua faktor
tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang mana menurut data yang
dihimpun Indikator metode pembelajaran yang kurang baik menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan masalah motivasi ini bisa terjadi [ CITATION Ais07 \l 1033 ]. Hasil
penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan hasil observasi yang telah dilakukan
Yang kelima yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurmalita Sari, Widha
Sunarno dan Sarwanto dengan judul “Analisis Motivasi Belajar Siswa dalam
rata-rata motivasi belajar siswa pada pelajaran fisika berada di kategori sedang dan
kurang. Hal ini diprakarsai oleh kurang didukungnya lingkungan belajar yang aktif oleh
guru. Pemilihan metode yang kurang menarik membuat siswa kurang nyaman dan
merasa bosan di sekolah apalagi dalam belajar [ CITATION Sar18 \l 1033 ] . Hasil
penelitian tersebut selaras dengan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terkait
objek yang diteliti walaupun berbeda mata pelajaran tetapi yang menjadi penyebab dari
masalah motivasinya masih sama dengan penelitian-penelitian yang ada di atas juga
yaitu tentang dampak metode pembelajaran yang dipilih guru terhadap motivasi belajar
karya wisata yaitu: tahap persiapan, kegiatan inti, dan penutup [ CITATION Muk14 \l
1033 ]. Pada tahap persiapan, guru pertama-tama harus menentukan tujuan dari
penggunaan metode karya wisata sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
memperhatikan kebutuhan dari peserta didik itu sendiri seperti apa. Kemudian guru
akan menentukan tempat atau lokasi untuk melakukan karya wisata ini. Pada tahap ini
fasilitas, keamanan dan kelancaran selama karya wisata berlangsung. Guru juga harus
mampu menyusun agenda apa saja yang akan dilakukan selama karya wisata ini
berlangsung sehingga kegiatan karya wisata bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, guru
juga harus bisa mempertimbangkan cara yang digunakan peserta didik dalam
Pada kegiatan inti, guru dan murid akan melaksanakan rangkaian acara atau
agenda yang telah dibuat oleh guru sebelumnya. Pada tahap ini peserta didik akan
bertemu dengan pihak yang berwenang di lokasi karya wisata dan akan mendengarkan
dan mengikuti arahan dari pihak berwenang selama berada di lokasi. Peserta didik akan
mulai mencari jawaban dan mengobservasi objek yang telah ditentukan, baik itu dari
penjelasan pihak berwenang atau melakukan pengamatan sendiri. Dalam tahap inilah
yang menjadi tahap puncak dalam meningkatkan motivasi pada peserta didik. Hal ini
mengatakan bahwa Aktivitas siswa akan lebih mencolok yang akan terlihat dari
kegiatan diskusinya dan keaktifannya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru
di kegiatan inti [ CITATION Sap14 \l 1033 ]. Disamping itu menurut penelitian yang
dilakukan oleh Jumiati, hasilnya mengatakan bahwa pada tahap ini daya imajinasi dari
peserta didik akan diasah melalui pengamatan langsung yang dilakukan (Jumiati, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution mengatakan materi yang disajikan dan
pemaparan menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik karena relevan
dengan kehidupan nyata (Nasution, 2019). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
pengalaman serta memberikan pembelajaran yang baru bagi peserta didik (Lebong,
2019). Dan yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Nahriyah dan
Jamaludi yang hasilnya mengatakan bahwa pada tahap ini peserta didik juga akan
memperluas informasi dan mengalami suasana pembelajaran yang berbeda dengan yang
Setelah kegiatan inti ini selesai, tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang berwenang. Pada tahap penyelesaian atau penutup, pendidik dan peserta didik
akan kembali ke sekolah dan mengelola informasi yang telah didapatkan. Peserta didik
akan bertukar informasi dan melakukan diskusi untuk melengkapi laporan observasi
mereka sehingga pada informasi yang telah dikumpulkan sudah lengkap akan dilakukan
penyusunan laporan.
Daftar Pustaka
Aisyah , Jaenudin , R., & Koryati, D. (2107). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 15 Palembang. Jurnal Profit
, 10.
BBC. (2019, 12 4). Peringkat pendidikan Indonesia di bawah Malaysia dan Brunei, China yang
terbaik di dunia. Retrieved from BBC.com: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-
50648395
Brummelen , H. V. (2006). Berjalan dengan Tuhan di dalam Kelas. Jakarta: Universitas Pelita
Harapan Press.
Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Lantanida Journal,
176.
Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran . Lantanida Journal,
175.
Inspektorat Jenderal kemendikbud. (2019, 07 04). Memahami Makna Siswa, Murid, Pelajar
dan Mahasiswa. Retrieved from itjen.kemdikbud.go.id:
https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/memahami-makna-siswa-murid-
pelajar-dan-mahasiswa
Jannah, S. N., & Sontani, U. T. (2018). Sarana dan prasarana pembelajaran sebagai faktor
determinan terhadap motivasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran , 68.
Jumiati. (2017). Penerapan Metode Karya Wisata pada Konsep Dasar IPA MI/SD Materi
Perkembangbiakan untuk Meningkatakan Motivasi Belajar Mahasiswa PGMI .
Muallimuna, 26.
Knight, G. R. (2009). Filsafat & Pendidikan: Sebuah Pendahuluan dari Perspektif Kristen.
Jakarta: Universitas Pelita Harapan Press.
Lebong, R. (2019). Penerapan Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa pada Bidang Studi Agama Islam di SMA N 06. Tesis, 86-87.
Leonard. (2015). Kompentensi Tenaga Pendidik Di Indonesia: Analisis Dampak Rendahnya
Kualitas SDM Guru dan Solusi Perbaikannya. Jurnal Formatif, 194.
Marzuki, & Khanifah, S. (2016). Pendidikan Ideal Perspektif Tagore dan KI Hajar Dewantara
dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal Civics Volume 13 Nomor 2, 180.
Mukrimaa, S. S. (2014). 53 Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya. Bandung: UPI.
Nurmaliah, Iiyas, S., & Apriana, E. (2014). Penggunaan Metode Karyawisata untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampialan Proses Sains pada Materi
Keanekaragamaan Hayati. Jurnal Biotik, 24.
Oktiani, I. (2017). Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Kependidikan, 129.
Rahayu, A. S., Nahriyah, S., & Jamaludin, G. M. (2020). Pengaruh Penerapan Metode
Karyawisata terhadap Peningkatan Kemampuan Sains di RA AZ-ZAHRA. Jurnal Paud
UNMA, 5.
Rohman, A. A., & Karimah, S. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Motivasi
Belajar Siswa Kelas XI. Jurnal At-Taqaddum, 104.
Sabrina, R. (2017). Faktor-faktor yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi Belajar Siswa dalam
Proses Pembelajaran Matematika di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 117.
Saputra, Y. H. (2014). Penerapan Metode Karya Wisata untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar pada Siswa Sekolah Dasar. JPGSD, 9.
Sari , N., Sunarno, W., & Sarwanto. (2018). Analisis Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Fisika Sekolah Menegah Atas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 30.
Siregar, H. T., & Tarigan , R. M. (2020). Penerapan Metode Karya Wisata untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Quality pada Mata Kuliah Pendidikan IPA kelas
Rendah Tahun Akademik 2019-2020. Journal of Natural Sciences, 98.
Sjukur , S. B. (2012). Pengaruh Blened Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Siswa Tingkat SMK . Jurnal Pendidikan Vokasi, 371.
Suprihatin , S. (2015). Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
PROMOSI , 75-76.
Warti, E. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di
SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Matematika
STKIP Garut, 181.