(Proposal Penelitian)
1911102411201
2019-2020
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian ini adalah sekedar untuk
mengisi nilai tugas mata kuliah Aplikasi Komputer di Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur dan sekaligus sebagai bahan belajar saya dalam pembuatan dokumen
terstruktur berbasis studi kasus. Selain itu, proposal penelitian ini bukan ditujukan kepada
pihak lain sebagai referensi karya ilmiah ataupun karya tulis lainnya dikarenakan pada
proposal penelitian ini masih terdapat pernyataan-pernyataan yang belum dapat dipastikan
kebenarannya.
Yustriani S. Situmorang
DAFTAR ISI
Contents
PERNYATAAN.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................5
DAFTAR TABEL....................................................................................................................6
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................7
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuaan Penelitian..........................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................7
2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori..................................................................................7
2.1 Sub Bab..........................................................................................................................7
2.2 Sub Bab..........................................................................................................................8
3. Metode Penelitian.................................................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan Penelitian...............................................................................................8
3.1.1 Alat Penelitian..........................................................................................................8
3.1.2 Bahan Penelitian..........................................................................................................8
3.2 Metode Penelitian...........................................................................................................8
4. Jadwal Penelitian..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1. Pendahuluan
Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris. Angina pektoris
ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada
waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina
pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan
keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan Sindroma
Koroner Akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak
(heart attack) dan bisa menyebabkan kematian.
1.1. Latar Belakang
1. Sebagai bahan masukan bagi RS dalam upaya program penyediaan fasilitas pengobatan.
2. Menambah wawasan penulis serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh penulis selama
masa perkuliahan.
3. Sebagai sumber informasi untuk peneliti lain yang erat kaitannya dengan PJK.
Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem
kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru-paru sedangkan sisi kiri
jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Berat jantung normal berkisar satu pon
atau 0,45 kg dan kurang lebih sebesar kepalan tangan orang dewasa.14 Pada
perempuan berat normal jantung 250-300 gram dan pada laki-laki 300-350 gram.15
Jantung terletak di dalam rongga dada dan terletak di antara sternum (ruang dada) dan
kolumna vertebralis.14
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruang sebelah atas yang berfungsi sebagai
reservoir darah. Atrium berdinding tipis. Ventrikel adalah ruangan sebelah bawah
jantung. Ventrikel kiri berdinding lebih tebal karena memompa darah ke seluruh
tubuh. Dinding ventrikel kanan lebih tipis, karena ia memompa darah hanya ke paru-
paru. 14,16
Jantung mempunyai empat katup. Katup merupakan bangunan mirip penutup yang
membuka dan menutup sebagai respon terhadap pemompaan jantung. Keempat katup
tersebut yaitu katup trikuspid (katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan), katup
pulmonal (katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis), katup mitral atau
bikuspid (katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri), dan katup aorta (katup antara
ventrikel kiri dan aorta). 14,16
Jantung memiliki tiga jenis pembuluh darah utama yaitu arteri, vena, kapiler. Arteri
adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang teroksigenasi dari ventrikel kiri
ke semua bagian tubuh. Arteri mempunyai dinding yang tebal dari semua pembuluh
darah karena harus menahan tekanan pompa jantung. Aorta adalah arteri terbesar.
Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah yang kaya akan karbon dioksida
dan sisa-sisa metabolisme lainnya dari sel-sel tubuh kembali ke jantung. Dinding vena
lebih tipis daripada dinding arteri. Vena kava adalah vena yang terbesar dalam tubuh.
Kapiler adalah pembuluh darah yang paling kecil di dalam
tubuh. Kapiler juga memiliki dinding yang tipis. Pertukaran oksigen dan sisa-sisa
metabolisme lainnya antara darah dan badan sel terjadi melalui dinding kapiler. 14,16
Jantung merupakan organ yang membutuhkan suplai makanan dan oksigen. Suplai
makanan dan oksigen tersebut tidak diambil dari darah yang berada di ruangan
jantung melainkan disalurkan melalui pembuluh darah khusus yang disebut pembuluh
darah koroner. Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang
disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah koroner tersebut sehingga jantung
akan mengalami kekurangan darah dengan segala manifestasinya. Gangguan pada
pembuluh darah tersebut dapat berupa penyempitan pembuluh darah koroner oleh
endapan lemak (ateroma atau plak).1,12,13
Patofisiologi PJK
Pada umumnya gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila terjadi
penyempitan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama arteri koroner.
Penyempitan yang kurang dari 50% kemungkinan belum menampakkan gangguan
yang berarti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan luasnya
gangguan jantung. 1
Dalam ilmu kedokteran, factor risiko PJK ada yang bersifat utama dan ada pula yang
bersifat pelengkap. Faktor utama dan pelengkap itu masih dibagi lagi dengan yang
tidak bias dikendalikan maupun yang masih bias dikendalikan. 12
Faktor risiko utama yang tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan (riwayat
keluarga), jenis kelamin, dan umur. Penjelasan dari faktor-faktor risiko tersebut yaitu:
a. Keturunan (Riwayat Keluarga)
b. Jenis Kelamin
Risiko relatif morbiditas akibat PJK pada laki-laki 2 kali lebih besar dibanding
perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada
perempuan. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah
menopause insidensi PJK meningkat dengan cepat dan sebanding dengan insidensi
pada laki-laki.25,28
c. Umur
Umur seseorang ternyata merupakan faktor risiko yang kuat bagi terjadinya PJK.18
Pada umur 30-39 tahun rata-rata laki-laki memiliki risiko relatif 3 kali lebih besar
dibanding perempuan. Perbedaan ini menjadi berkurang sesuai dengan peningkatan
umur yaitu dengan rasio 2:3 pada umur 40-49 tahun dan menjadi 1:7 pada umur 50-59
tahun.29
Faktor risiko utama yang dapat dikendalikan meliputi merokok, kadar kolesterol, dan
hipertensi. Penjelasan dari faktor-faktor risiko tersebut yaitu:
a. Merokok
Merokok bukan hanya merupakan salah satu faktor risiko potensial yang
menimbulkan aterosklerosis, melainkan juga merupakan salah satu faktor yang jika
dikurangi atau dihentikan secara jelas menurunkan risiko timbulnya aterosklerosis. 23
Dalam risetnya selama 26 tahun, Framingham Study menyatakan bahwa laki-laki
yang perokok memiliki risiko relatif menderita PJK 4 kali lebih besar sedangkan pada
perempuan 5 kali lebih besar dibanding yang bukan perokok.18
b. Kadar Kolesterol
Kolesterol adalah bagian dari lemak yang disebut lipid plasma. Kolesterol bersama-
sama dengan kadar trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas merupakan unsur
utama dari lipid plasma. Lipid plasma tidak dapat larut dalam darah, sehingga lipid
plasma dimodifikasi menjadi lipoprotein agar dapat larut dalam darah. Kolesterol
dalam darah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu LDL (Low Density
Lipoprotein), VLDL (Very Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density
Lipoprotein).12 Penderita hiperkolesterolemia memiliki risiko relatif 2 kali lebih
besar menderita PJK dibanding kelompok kadar kolesterol kurang dari 200 mg/dl.30
c. Hipertensi
Hipertensi adalah faktor risiko terpenting pada orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Pada penelitian Framingham, penderita hipertensi memiliki risiko relatif 5 kali lebih
besar terkena PJK dari orang yang normotensi.23
ventrikel. Jika sudah demikian maka beban jantung pun meningkat sekaligus
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung sehingga terjadilah iskemia.18, 19
Tabel 2.1. Klasifikasi Derajat Tekanan Darah Menurut JNC VII Tahun 2003
Faktor-faktor risiko yang merupakan faktor risiko pelengkap terjadinya PJK meliputi
Diabetes Mellitus (DM), obesitas, stres, dan aktivitas fisik.
Pencegahan PJK
Pencegahan Primordial
Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan kepada masyarakat yang telah memiliki resiko untuk
terkena PJK. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan:
a. Menurunkan kadar kolesterol yang dilakukan dengan mengurangi makanan yang
mengandung kadar kolesterol tinggi.
c. Mencegah stres, menghindari rokok, dan obat yang memiliki efek buruk pada
pembuluh darah jantung.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan kepada orang yang sudah terlanjur menderita PJK
untuk mencegah terjadinya kerusakan jantung yang lebih berat dengan usaha
menyembuhkan penyakit secepat mungkin. Pencegahan sekunder meliputi diagnosis
dini (pemeriksaan PJK) dan pengobatan yang tepat.33
a. Pemeriksaan PJK
a.1. Anamnesis
Anamnesis merupakan cara untuk mendapatkan keterangan dan data klinis tentang
keadaan penyakit seorang pasien melalui tanya-jawab lisan.
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman potensial listrik yang timbul sebagai akibat
aktivitas jantung. EKG dapat merekam potensial-potensial listrik yang timbul pada
waktu otot-otot jantung berkontraksi.35 Sinyal elektrik kecil yang melintas atrium
jantung dan ventrikel jantung dan memacu denyut jantung dapat tercacat di atas
kertas. Elektrode ditempatkan pada lengan dan tungkai dan pada enam posisi di dada
di depan jantung.36
Foto rontgen dada merupakan metode untuk mendapatkan gambaran jantung untuk
menentukan secara keseluruhan dari ukuran jantung dan untuk mendeteksi bendungan
di paru-paru. Meskipun demikian, gambaran jantung yang didapat bersifat statik, dan
informasi yang lebih terperinci dapat diperoleh dari ekokardiografi.36
Uji latihan jasmani dilakukan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer yang
dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG sampai pasien mencapai kecepatan
jantung maksimal. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan.
Dapat terjadi berupa gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya
PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada
keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. 35
Pengobatan PJK
b.1. Analgetik
Analgetik yang biasanya golongan narkotik (morfin). Analgetik ini diberikan secara
intravena dengan pengenceran dan diberikan secara perlahan. Dosis awalnya 2,0-2,5
mg dan dapat diulangi jika diperlukan.
b.2. Nitrat
Nitrat mempunyai efek dilatasi pada arteri koroner sehingga akan meningkatkan
suplai oksigen. Nitrat dapat diberikan dengan sediaan spray atau sublingual, kemudian
dilanjutkan dengan peroral atau intravena.
b.3. Aspirin
b.4. Betablocker
Pencegahan dalam tingkatan ini bisa berupa rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung,
seperti yang didefinisikan oleh American Heart Association dan The Task Force on
Cardiovaskular Rehabilitation of The National Heart, Lung, and Blood Institute,
adalah proses untuk memulihkan dan memelihara potensi fisik, psikologis, sosial,
pendidikan, dan pekerjaan pasien. Program rehabilitasi jantung memang terutama
ditujukan kepada penderita PJK atau pasca operasi jantung. 16, 26
2. Metode Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :
1. Kajian Pustaka
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu
status penderita PJK kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang
dibutuhkan.
4. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
2. Depkes RI. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi.
Jakarta: Ditjen PPTM dan Ditjen PP & PL.
3. Siregar, F. A., dkk. 2005. Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Penderita Rawat
Jalan Rumah Sakit Dokter Pirngadi Medan. Majalah Info Kesehatan Masyarakat Vol. IX No.1
4. WHO. 2002. The World Health Report 2001: Reducing Risks, Promoting Healthy Life.
Diakses tanggal 10 Februari 2009. http://www.who.int/whr/2002
13. Payne, M. 1995. Kiat Menghindari Penyakit Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
14. Atwood, S., dkk.1996. Pengenalan Dasar Disritmia Jantung. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
15.Hirmawan, S. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FK UI.
16. Price, S. A. dan Lorraine M. W. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit
Edisi 4 Buku 1. Jakarta:EGC.
18. Irawan, dkk. 1998. Waspadai Ancaman Stroke dan Jantung Koroner. Bandung: Carya
Remadja.
Press.
23. Isselbacher, dkk. 2000. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 3. Jakarta:
EGC.
28. Erman, Efrina. 1996. Penyakit Jantung Koroner pada Wanita. Majalah Kesehatan
Masyarakat Indonesia Vol. XXIV No.4. Jakarta.
30. Bambang, H. dan Suharti K. 2003. Pencegahan Stroke dan serangan Jantung pada Usia
Muda. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
32. Kaplan dan Joseph, M.D. 2006. Kaplan’s Clinical Hypertension Ninth Edition. USA:
Lipppincott Williams & Wilkins.
34. Iskandar. 2004. Menuju Hidup Sehat dan Awet Muda. Jakarta: PT Bhuna Ilmu Populer.
35. Noer, I. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI.
36. Petch, M. 1996. Buku Pintar Kesehatan Penyakit Jantung. Jakarta: Arcan.