Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Minyak Lemak Hewani”


Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakognosi II

Dosen Pengampu :
Amelia Febriani, S. Farm., M. Si., Apt

Disusun oleh : Kelompok 2


1. Ilham Jufandi 19330101
2. Tiur Lanniari Rambe 19330109
3. Karmilawati Banjarnahor 19330113
4. Lusi Maharani 19330123
5. Ranty Aryandini 19330125
6. Kadek Selpiana 19330127
7. Sevia Martina 19330132
8. Lady Gita Artani S 19330134

Kelas : D

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Farmakognosi II yang berjudul “Minyak Lemak Hewani” tepat pada waktunya..
Adapun makalah farmakognosi II ini telah kami kerjakan semaksimal mungkin
dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah
ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah Farmakognosi II ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa, tanda baca, maupun isi. Maka dari itu, dengan lapang dada
kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik
ataupun saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah Farmakognosi II ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Aamiin

Jakarta, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah ...........................................................................................................2

1.4 Manfaat Makalah .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3

2.1 Definisi Lemak Hewani................................................................................................3

2.2 Contoh-contoh dari Lemak Hewani..............................................................................3

BAB III PENUTUP ................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................9

3.2 Saran ............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.Lemak dan
minyak sering dijumpai pada minyak nabati dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal
dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang dan lain-lain.
Minyak dan lemak mempunyai struktur dasar yang sama (Hart, 1990) Lemak dan minyak
merupakan salah satu kelompok dari golongan lipida. Satu sifat yang khas dari golongan
lipida (termasuk lemak dan minyak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik ( eter,
benzene, khloroform) atau sebaliknya ketidaklarutanya dalam pelarut air (Sudarmadji dan
Haryono, 1989) Lemak dan minyak dapat juga dibedakan berdasarkan perbedaan titik
lelehnya, pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair
(Wilbraham, 1992). Berdasarkan sumbernya, lemak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak
hewani yang berasal dari hewan dan lemak nabati yang berasal dari tumbuhan. Perbedaan
dari lemak hewani dan lemak nabati yaitu: lemak hewani umumnya bercampur dengan
steroid hewani yang disebut kolesterol, lemak nabati umumnya bercampur dengan steroid
nabati yang disebut fitosterol. Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih
sedikit dibandingkan lemak nabati (Ketaren, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi dari lemak hewani?
1.2.2 Apa sajakah contoh – contoh dari lemak hewani ?
1.2.3 Apa sajakah hewan penghasil lemak hewani ?
1.2.4 Bagaimana kandungan didalam lemak hewani ?
1.2.5 Bagaimana cara memperoleh lemak hewani ?
1.2.6 Bagaimana cara mengetahui pemalsuan lemak hewani ?
1.2.7 Apa sajakah kegunaan dari lemak hewani ?

1
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari lemak hewani
1.3.2 Untuk mengetahui contoh-contoh dari lemak hewani
1.3.3 Untuk mengetahui hewan penghasil lemak hewani
1.3.4 Untuk mengetahui kandungan didalam lemak hewani
1.3.5 Untuk mengetahui cara memperoleh lemak hewani
1.3.6 Untuk mengetahui cara mengetahui pemalsuan lemak hewani
1.3.7 Untuk mengetahui kegunaan dari lemak hewani

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat dijadikan sebagai informasi
terkait pemahaman mengenai lemak hewani dan sebagai proses pembelajaran di dalam
penulisan makalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Lemak Hewani


Lemak dan minyak hewani adalah lipid bahan yang berasal dari hewan. Secara
fisik, minyak cair pada suhu kamar dan lemak padat. Secara kimiawi, baik lemak dan
minyak terdiri dari trigliserida. Meskipun banyak bagian – bagian hewan dan sekresi
dapat menghasilkan minyak, dalam praktek komersial, minyak terutama diekstak dan
diberikan jaringan lemak yang diperoleh dari peternakan hewan seperti babi, ayam dan
sapi. Produk susu juga menghasilkan popular lemak hewan dan minyak prodek seperti
keju, metega dan susu.
Daging dan lemak hewani memiliki suhu leleh dari 184℃, titih didih sekitar
200℃ dan titik pengapian dari 280℃ dimana ia akan terbakar tanpa percikan. Zat tertentu
seperti lemak angsa menghasilkan tinggi titik asap dari lemak hewan lainnya, namun
masih lebih rendah dari pada banyak minyak nabati seperti minyak zaitun atau alpukat.
Dalam produk daging konsumen di AS, sisa – sisa hewan yang ditemukan harus
diklasifikasikan setelah lemak hewan setelah ukuran partikel padatan tulang lebih dari 3
persen, kadar protein kurang dari 14 persen dan atau produk tersebut mengandung lebih
dari 30 persen kandungan lemak murni.

2.2. Contoh-contoh dari Lemak Hewani


Contoh – contoh dari lemak hewani adalah sebagai berikut :
1. Minyak Ikan
Minyak ikan berasal dari jaringan pada jenis ikan tertentu yang berminyak. Awalnya,
minyak ikan diambil dari lemak ikan paus. Lalu minyak tersebut juga diambil dari
ikan dan binatang laut lainnya. Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3,
eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA)yang merupakan
prekursor untuk eicosanoids yang bisa mengurangi peradangan di seluruh tubuh.
Minyak Ikan mengandung Nutrisi yang bernama Omega 3.

3
Nutrisi ini sangat baik untuk pertumbuhan otak dan kesehatan, yaitu asam lemak
esensial yang diperlukan untuk kesehatan, tapi tidak diproduksi secara alami oleh
tubuh. Terdapat du jenis asam lemak omega 3 yang terkandung didalam minyak ikan
yaitu Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Eicosapentaenoic Acid (EPA).
a. Tanaman atau hewan penghasil
Nama latin : OLEUM IECORIS ASELLI
Nama hewan asal : Gadus callarias
Keluarga : Gadidae
b. Kandungan
Vitamin A dan D, Gliserida trimalmitat dan tristearat, kolesterol, gliserida
dan asam-asam jenuh, yang disebut asam morrhuat, berupa campuran
berbagai asam : asam yakoleat, asam terapiat, asam aselat, asam gadinat,
yodium, basa-basa aselin dan morrhuin. Unsur-unsur : Cl, Br, S, P dan Fe
sebagai senyawa organik.
c. Cara memperoleh
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah
suatu cara untuk menerima minyak atau lemak menurut bahan. Cara ekstraksi
minyak ikan yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton,
metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet
Rendering & ekstraksi dengan silase.
d. Pemalsuan
Adanya pemalsuan dapat menyebabkan alergi pada manusia yang
terkait dengan bahan-bahan tertentu (Lai dkk., 1995). Pencampuran sering
melibatkan penggantian atau pengenceran minyak yang memiliki harga tinggi
dengan minyak pengganti yang lebih murah (Rohman dan Che Man, 2011a ).
Metode untuk mengetahui pemalsuan Menggunakan Pendekatan yang
pertama adalah dengan menentukan perbandingan atau rasio antar beberapa
komponen kimiawi dan mengansumsikan rasio tersebut bersifat konstan
dalam minyak tertentu. Pendekatan yang kedua adalah dengan mencari
penanda (marker) yang cocok dalam minyak. Pendekatan yang ketiga adalah
dengan menggunakan metode analisis, baik metode fisika atau kimia.

4
Metode yang digunakan biasanya didasarkan pada konstanta sifat fisik
kimianya atau pada pengukuran kimia dan biologi (Kowalski, 1989). Sebagai
contoh adalah metode kromatografi dan spektroskopi inframerah.
e. Kegunaan
1. Mengurangi kadar trigliserida
Minyak ikan terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida dalam
darah. Risiko terkena penyakit jantung akan meningkat seiring dengan
tingginya kadar trigliserida di dalam tubuh.
2. Memelihara kesehatan jantung
Mengonsumsi ikan yang kaya minyak ikan dapat membantu
menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit
jantung.Penelitian menunjukkan, mereka yang mengonsumsi minyak
ikan secara rutin berisiko lebih rendah untuk terkena serangan jantung,
dan memiliki tekanan darah yang lebih terkontrol.
3. Mencegah penyumbatan pembuluh darah
Minyak ikan bisa mencegah penyumbatan pembuluh darah
(aterosklerosis). Penelitan menunjukkan, konsumsi minyak ikan dapat
mengurangi kadar kolesterol jahat dan mencegah peradangan.
Sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah pun
menurun.
4. Baik untuk ibu hamil
Minyak ikan selain baik untuk kondisi kesehatan secara umum,
juga memiliki banyak manfaat bagi ibu hamil. Kandungan DHA dan
EPA pada minyak ikan dapat mengurangi risiko preeklamsia,
persalinan prematur, dan meningkatkan berat badan lahir bayi.
2. Lemak Bulu Domba
Lemak bulu domba anhydrous lanolin wool FAT, Lanolin merupakan suatu zat
yang menyerupai lemak berasal dari bulu domba. Lanolin terdiri dari 25- 30% air,
oleh karena itu disebut dengan hydrous wool fat.Lanolin berwarna putih kekuningan,
bau yang khas dan menyerupai seperti salep. Lanolin mengandung ester lanopalmitic,
lanoceric, carnaubic, oleic, myristic, dan asam lemak lain.

5
a. Tanaman atau hewan penghasil
Nama latin : ADEPS LANAE
Nama hewan asal : Ovis aries L.
Keluarga : Bovidae
b. Kandungan
Ester-ester lemak yang mengandung kolesterol, oksikolesterol,
gammalanosterol, lanosterol, dihidrolanosterol, dan agnosterol. Asam-asam
lemak, yaitu asam palmitat, asam miristinat, asam lanopalmitat, asam
lanoserat, asam serotat, dan asam karnaubat. Alkohol-alkohol, yaitu
setilalkohol dan karnaubiealkohol.
c. Cara memperoleh
Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak yang merupakan selaput luar
bulu tersebut. Air sabun bekas pencuci bulu mengandung lemak tersebut. Pada
air cucian ditambah asam sulfat dan magma berlemak yang terpisah diambil,
magma diperas panas-panas untuk memisahkan kotoran-kotoran. Lemak yang
diperoleh dimurnikan lagi, jika masih berisi asam lemak bebas. Lemak bulu
domba dapat pula diperoleh langsung yaitu secara disari dengan pelarut
organik.
d. Kegunaan
Kegunaannya lemak ini adalah sebagai bahan kosmetik, salep, krim, pasta,
pil dan serbuk. Adanya kontraindikasi untuk orang-orang yang hipersensitif.
3. Lemak Babi
Lard atau minyak babi adalah minyak yang dipisahkan dari jaringan berlemak pada
daging babi. Kualitas lard dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Bagian dari
tubuh yang dibuat lard, Jenis makanan babi, Proses rendering. Rendering merupakan
suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak
atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan
panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein
pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah
ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya.

6
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu: wet rendering dan
dry rendering. Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah
air seiama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada katel yang
terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40
sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Penggunaan temperatur rendah dalam
proses wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak.
Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat
pengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-
lahan sampai suhu 50°C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik ke atas
dan kemudian dipisahkan. Proses wet rendering dengan menggunakan temperatur
rendah kurang begitu populer, sedangkan proses wet rendering dengan
mempergunakar. temperatur yang tinggi disertai tekanan uap air, dipergunakan untuk
menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah yang besar. Peralatar yang
dipergunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi
dimasukkan ke dalam digester dengan tekanar. uap air sekitar 40 sampai 60 pound
seiama 4-6 jam. Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan
dilengkapi dengan steam jacket serfa alat pengaduk (agitator). Bahan yang
diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan ke dalam ketel tanpa
penambahan air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada
suhu 220°F sampai 230°F (105°C-110°C). Ampas bahan yang telah diambil
minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan
dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan
dari bagian atas ketel (Sukarman, 2012).
a. Tanaman atau hewan penghasil
Nama hewan asal : Sus scrofa L.
Keluarga : Suidae
b. Cara memperoleh
Cara memperoleh minyak babi dengan cara merebuskan daging babi
kedalam wadah berisi air dengan suhu tertentu dipanaskan beberapa menit
kemudian akan menghasilkan minyak dari daging babi tersebut.

7
Leaf lard merupakan jenis lard terbaik, dibuat dari lemak leaf fat yang
diambil dari bagian abdomen atau rongga kulit babi. Lard dibandingkan
dengan lemak lain, diseragamannya kurang, demikian pula sifat fisis yang
lain misal flavor, kodor, tekstur, sehingga tidak cocok untuk baking seperti
pembuatan cake. Lard mudah menjadi tengik sehingga sering ditambah bahan
anti oksidan untuk lebih meningkatakan daya tahan. Lard mempunyai titik
asap sangat rendah sehingga tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan
penggoreng. Untuk meningkatkan keseragaman dan meningkatkan kualitas
serta sifat – sifat penting lainnya dilakukan rendering.untuk memperhalus
partikel – partikel lemak dilakukan pemanasan cepat selama 15 detik,akan
menghasilkan produk yang stabil serta lembut.
c. Kegunaan
Kegunaan lemak babi/lard adalah sebagai bahan pembuatan salep dan
sabun

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Lemak dan minyak hewani adalah lipid bahan yang berasal dari hewan. Secara fisik,
minyak cair pada suhu kamar dan lemak padat. Secara kimiawi, baik lemak dan minyak
terdiri dari trigliserida
2. Ada beberapa contoh minyak hewani di dalam kehidupan masyarakat dan banyak
kegunaan yang sering digunakan dalam kefarmasian

3.2 Saran
Demi sempurnanya makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Wilbraham, C., dan Michael, B, Matta. (1992). Pengantar Kimia


Organik dan Hayati. Bandung : Penerbit ITB.
Hart, Harold, Leslie E Crame. David J. Hart. (1990). Kimia Organik. Terjemahan
Seminar Setiadi Achmadi. Jakarta : Erlangga.
Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Sudarmadji. S; B. Haryono dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty.

10

Anda mungkin juga menyukai