Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Kepada NY.

I Dengan HIPERTENSI

ASKEP ini disusun Untuk memenuhi salah satu Tugas kelompok

KDK 2 yang dibimbing oleh :

Ns. Desi Kurniati.M.Kep,Sp.Kep.An

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. Endang Priyanti Putri (2020206203172P)

2. Isna Septiana (2020206203161P)

3. Bagas Nugroho (2020206203168P)

4. Hanisa Amir (2020206203158P)

5. Komariah (2020206203402P)

6. Tri Cahya Ningtias (2020206203171P)

7. Suryati (2020206203163P)

8. Reni Tamaya (2020206203162P)

9. Meti Eva Victori (2020206203164P)

10. Yudi Novriansyah (2020206203091P)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Tahun Akademi 2020/2021


TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian pasien 4 Desember 2020 diruang kenanga Kelas II dengan

Diangnosa medis Hipertensi. Tanggal Masuk rumah sakit 4 Desember 2020 dengan

nomor register 823306

1. Idenitas klien

Paien dengan nama Ny. I jenis kelamin perempuan, usia 34 tahun beragama islam,

riwayat pendidikan terakhir SMA dan pekerjaan wiraswasta. Alamat pasien Ny. I

Arga makmur dengan status sudah menikah

2. Riwayat keperawatan

a. Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri kepala. Pengkajian dilakukan

pada tanggal 4 Desember 2020 pukul 13.00 Wib

b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala. susah

untuk makan, meriang, demam naik turun, pasien tampak meriang. Keadaan

nyeri dapat dikategorikan sebagai berikut, dengan P: peningkatan tekanan

intrakranial, Q : nyeri seperti dituuk-tusuk R : di daerah kepala pada bagian

frontal dan pada bagian tengkuk, S : 3, T : lebih kurang 5 menit. Pasien

mengalami mual dan diikuti dengan keadaan pasien yang sulit untuk bergerak,

hal ini dapat dilihat dari kemampuan pasien tidak dapat mempertahankan posisi

berdiri dalam waktu lama. Pasien memiliki oedema pada area tangan dan saat

pengkajian didapatkan hasil TTV pasien : TD : 160/90 mmhg, T : 36,9 C, N :

78x/menit, dan RR : 22 x/menit

c. Riwayat kesehatan masa lalu : pasien pernah dirawat dirumah sakit dengan

keluhan lupus dan pasien juga memiliki riwaya penyakit ginjal.

d. Riwaya kesehatan keluarga :


Bagan 3.1

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan ------ : tinggal serumah

: Lk / Pr Meninggal : pasien I (Pasien)

: Menikah

e. Tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang menjadi faktor resiko

terjadinya penyakit pada pasien I.

f. Riwayat psikososial

1. Adakah orang terdekat dengan pasien : Ada, istri pasien

2. Pola komunikasi : Baik, pasien memiliki komunikasi yang baik dengan istri

dan keluargaa besar pasien

3. Dampak penyakit pasien pada keluarga : dampak penyakit pasien pada

keluarga adalah dapat dilihat dari sisi aktivitas keluarga yang terganggu akibat

menjaga pasien dirumah sakit dan berdampak pula dari sisi ekonomi keluarga

pasien dimana pasien merupakan kepala rumah tangga dan juga merupakan

tulang punggu keuarga.

4. Mekanisme koping terhadap stress : Dibantu keluarga


5. Sistem kepercayaan :

Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : tidak ada

g. Kondisi Lingkungan Rumah : Kondisi lingkungan rumah pasien baikdan tidak

memiliki hubungan dengan kondisi atau penyakit yang diderita pasien saat ini.

3. Pola kebiasaan

a. Pola nutrisi

Pasien I mengatakan pola kebiasaan pasien dirumah dan dirumah sakit yang

diantaranya adalah pola nutrisi : makan 2 x sehari dirumah dengan porsi makan

tidak dihabiskan dirumah sakit pasien belum dapat dikaji pola asupan nurisinya

dikarenakan pasien baru masuk ruangan. Di rumah, pasien tidak memiliki

kebiasaan mengkonsumsi obat sebelum makan sedangkan di rumah sakit pasien

dianjurkan untuk meminum obat hipertensi dan obat-obatan sebelum makan yang

diantaranya adalah ambroxol 15 mg, amlodipin 100 mg, Caco3 50 gram. Pada

pasien I memiliki diet khusus untuk konsumsi makanan dirumah sakit yang

berbeda dengan pola kebiasaan nutrisi pasien dirumah yang tidak

terkonntrol.dalam mengkonsumsi makanan pasien tidak menggunakan ala bantu

makan NGT.

b. Pola eliminasi

Pasien mengatakan frekuensi BAK dirumah sakit adalah 4 x sehari dengan warna

urin kuning dan jumlah urin yang keluar sediki dan tidak ada keluhan nyeri pada

saat mengeluarkan urin, berbeda dengan frekuaensi BAK dirumah lebih kurang 2

x sehari dan pengeluaran urin sedikit dengan warna urin kuning dan tidak ada

keluhan saat mengeluarkan urin. Dalam pengeluaran BAB pada pasien I dirumah

pasien mengalami kesulitan dalam pengeluaran BAB ketika dirumah sakitdengan

frekuensi 1x atau tidak sama sekali dengan konsistensi feses padat, berbeda
dengan keadaan pasien sebelum masuk rumah sakit, dimana frekuensi

pengeluaran feses dirumah 2 x sehari dengan konsisensi padat dan tidak ada

keluhan ketika BAB.

c. Personal hygine

kebiasaan kebersihan diri pribadi pasien dirumah sakit dengan frekuensi mandi 1

x sehari, menggosok gigi 1 x sehari dan mencuci rambut 1 x sehari dan hal

tersebut dilakukan dengan dibantu oleh keluarga pasien dalam menyiapkan

peralatan mandi kebersiha diri pasien sedangkan ketika dirumah pasien

melakukan aktivitas kebersihan diri secara mandiri dengan frekuensi mandi 2 x

sehari dan menggosok gigi serta mencuci rambut 2 x sehari.

d. Pola istirahat tidur

Tidak ada perbedaan pola tidur dirumah dan dirumah dakit bagi pasien dimana

waktu tidur dirumah dan dirumah sakit pada pasien I dam yaitu 6-8 jam dengan

tidak adanya keluhan saat tidur.

e. Pola aktivitas

Dirumah sakit pasien memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas yang berat,

pasien dapat melakukan aktivitas mandiri dalam kegiatan yang ringan seperti

personal hygine, ketika dirumah pasien biasanya melakukan pekerjaan yang berat

sendiri seperti menguruh warung manisan dirumah dengan dibantu oleh suami I.

f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien I tidak merokok, tetapi dalam keadaan pola konsumsi makanan pasien

dirumah tidak terkontrol dan menjadi faktor resiko penyakit yang diderita pasien

saat ini.

4. Pengkajian fisik

a. Pemeriksaan fisik umum


Ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien Y pada tanggal 25-11-2014

didapakan hasil berat badan pasien 56 kg dengan tinggi badan 153 CM dan

tekanan darah pasien 160/90 mmhg, nadi pasien 78x/menit. Frekuensi nafas

pasien 20 x/menit suhu tubuh pasien dalam batas normal dengan 36,9 C dan

kesadaran pasien kompos mentis.

b. Sistem pengelihatan

Posisi mata klien I simetris antara kiri dan kanan dengan kelopak mata normal,

konjungiva pasien ananemis serta pupil pasien berespon terhadap cahaya, fungsi

pengelihatan pasien baik

c. Sistem pendengaran

Keadaan daun telinga pasien simetris antara kiri dan kanan dengan kondisi telinga

tengah sedikit kotor, tidak terdapatnya cairan dalam telinga dengan fungsi

pendengaran pasien baik. Tidak terdapat gangguan keseimbangan pada psien I.

d. Sistem wicara

Pasien ketika ditanyai seputar identitasnya pasien dapat menjawab dengan baik

dan tidak mengalami gangguan dalam menyampaikan jawaban dari pertanyaan

yang diberikan.

e. Sistem pernafasan

Keadaan jalan nafas pasien baik, tidak mengalami sumbatan dari cairan dan benda

padat, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas pada pasien dengan frekuensi

pernafasan 20 x/menit dengan irama teratur dan kedalaman pernafasan normal.

Pasien juga mengalami batuk tampa seputum, tidak adanya darah ketika pasien

batuk dan suara nafas klien vaskuler.

f. Sistem kardiovaskuler
Frekuensi nadi pasien 78 x/mnt dengan irama regular dan lemah dengan tekanan

darah 160/90 mmhg, tidak terdapatnya distensi vena jugularis dengan temperatur

kulit 36,9 C. warna kulit gelap dengan adanya edema pada ekstremitas bawah

dengan kapilarirefil pasien < 3 detik.

g. Sirkulasi jantung

pasien yang diperiksa oleh penulis yaitu kecepatan denyut apical teratur dengan

bunyi jantung S1, S2 normal dengan irama teratur dan pasien tidak mengalami

nyeri dada.

h. Sistem hematologi

Dalam sistem hematologi pasien pucat tetapi tidak mengalami perdarahan,

i. Sistem syaraf pusat

Pasien I mengalami nyeri atau pusing kepala dengan kualitas nyeri seperti tertusuk

benda tajam dan region nyeri di daerah frontal kepala dengan skala nyeri 4 dan

durasi waktu terjadinya nyeri lebih kurang 5 menit. Tingkat kesadaran pasien

kompos mentis dengan nilai GCS adalah 15 menit, reflex fisiologis pasien yang

terdiri dari biceps dan triceps secara berturut turut adalh fleksi dan ekstensi dan

tidak adanya refleks patologis yang terjadi.

j. Sistem pencernaan

Keadaan sistem pencernaan pasien baik dengan keadaan mulut pasien yang berupa

gigi utuh serta keadaan lidah bersih, pasien tidak mengalami muntah serta tidak

mengalami nyeri pada bagian abdomen, konsistensi feses padat dan ketika

dilakukan palpasi pada bagian abdomen tidak terabanya pembesaran hepar dan

keadaan abdomen kembung

k. Sistem Endokrin
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada bagian sistem endokrin, didapatkan hasil

tidak adnya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya bau keton pada nafas

serta tidak terdapatnya luka gangren

l. Sistem urogenital

terdapatnya perubahan pola kemih yang ditandai dengan 4 x sehari dalam BAK

dengan warna urin kuning dan tidak adanya distensi kandung kemih, tidak adanya

keluhan sakit pinggang pada pasien I.

m. Sistem integument

keadaan turgor kulit pasien baik dengan warna kulit gelap dan keadaan kulit

terdapat luka tidak ada dan gatal-gatal pada kuli tidak ada serta kondisi kuli pasien

baik. Tidak adanya kelainan pada kulit dan terjadinya udem pada daerah kulit

yang terpasan infus dan pada daerah ekstremitas atas dan bawah, keadaan tekstur

rambut pasien baik dan kebersihan rambut pasien baik.

n. Sistem muskulo skeletal

pasien mengalami gangguan kesulitan dalam bergerak dikarenakan keadaan pasie

yang lemah, yang ditandai dengan pasien sering berbaring di tempa tidur dan sulit

untuk melakukan kegiatan yang berat.

l. Data penunjang

25-11-2020 : 00:52

No Yang diperiksa Hasil Nilai rujukan Satuan


1. GDS 101 70-120 Mg/dl
2. Ureum 35 20-40 Mg/dl
3. Creatin 1,6 0,5-1,2 Gr/dl
4. Hematocrit 32 Lk:37-47% Gr/dl
Pr : 40-54 %
5. Hb 11,6 Lk:13,00-18,0 Gr/dl
Pr : 12,0-16,0
6. Leukosit 11.600 4000-10.000 Mm3
7. Trombosit 470.000 150.000-400.000 Sel/mm3

B. Penatalaksanaan

Infus RL = 20 tts/menit, Drip ondan/kolop 1 ampul

Glukosa 10% 30 tts/menit

1. Obat Parenteral

No Obat Dosis 25-11-14 26-11-14 27-11-14


1. Ranitidin 25 mg/ml 2x1 ampul 09.00 09.00 12.00
21.00 21.00 24.00
2. Ceftriaxone 10 mg/ml 2x1 ampul 09.00 09.00 12.00
12.00 21.00 24.00
3. Furosemide 10 mg/ml 1x1 ampul 12.00 12.00 12.00
4. Ketorolac 10 mg/ml 3x1 ampul 12.00 12.00
20.00 20.00
04.00
4. Ondan 10 mg/ml 3x1 ampul 12.00 12.00
20.00 20.00
04.00

2. Obat oral

No Obat Dosis 25-11-14 26-11-14 27-11-14


1. Amlodipin 100 mg/ml 1x1 tablet 21.00 21.00
2. As. Folat 1 mg 3x1 tablet 09.00 06.00 06.00
14.00 12.00 12.00
17.00 17.00
3. Caco3 50 gr 3x1 tablet 09.00 06.00 06.00
14.00 12.00 12.00
17.00 17.00
4. Ambrokol 15 mg 3x1 tablet 09.00 06.00 06.00
14.00 12.00 12.00
17.00 17.00

A. Analisa data
No Data penunjang Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan pusing dan Peningkatantekanan Nyeri akut
nyeri pada daerah kepala dengan intra kranial
P : Peningkatan tekanan intrakranial
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Di daerah kepala
S:3
T : 5 menit
DO : Pasien terkadang meringis
TTV : N : 78 x / menit
TD : 160/90 mmhg
P : 20x/menit
S : 36,9 C
Diagnosa medis : Hipertensi

Intake dan output


DS: Pasien mengatakan mual muntah tidakadekuat Nutrisi kurang
2. dan tidak nafsu makan dari kebutuhan
DO: Lidah pasien tampak kotor tubuh
Makan 3xsehari dengan porsi tidak
habis. Pasien tampak lemah
Dalam Kelemahan
3. beraktiitas
DS : Pasien mengatakan lemah sulit Intoleransi
untuk bangun dan berjalan aktifitas
DO : Pasien dibantu dalam berjalan
ke kamar mandi oleh keluarga
Tonus otot pasien lemah
Pola aktifitas pasien di rumah
sakir buruk.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d peningkatan vaskularitas cerebral

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake inadekuat

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

C. PERENCANAAN

No Diagnosa NOC NIC Rasional


1 Nyeri akut Indikator Manajemen Nyeri :
Pengendalian
berhubunga Nyeri: 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui
n dengan 1: Tidak pernah secara komprehensif termasuk perkembangan nyeri
agen cidera 2: Jarang lokasi, karakteristik, durasi, dan tanda-tanda nyeri
3: Kadang-kadang frekuensi, kualitas dan faktor sehingga dapat
biologi
4: Sering presipitasi menentukan intervensi
5: Selalu selanjutnya
2. Mengetahui respon
2. Observasi reaksi nonverbal dari pasien terhadap nyeri
Outcomes:
ketidaknyamanan 3. Menumbuhkan sikap
1. Mengenali
3. Gunakan teknik komunikasi saling percaya
awitan nyeri
2. Menggunakan terapeutik untuk mengetahui
tindakan pengalaman nyeri pasien
pencegahan 4. Dukungan yang cukup
3. Melaporkan 4. Bantu pasien dan keluarga dapat menurunkan
nyeri dapat untuk mencari dan menemukan reaksi nyeri pasien
dikendalikan dukungan 5. Menurukan rasa nyeri
5. Kontrol lingkungan yang dapat pasien
mempengaruhi nyeri seperti
Indikator Tingkat
suhu ruangan, pencahayaan dan 6. Dapat menurukan
Nyeri:
kebisingan tingkat nyeri pasien
1: Sangat berat 6. Kurangi faktor presipitasi nyeri 7. Mengetahui
2: Berat
perkembangan nyeri
3: Sedang 7. Kaji tipe dan sumber nyeri dan menentukan
4: Ringan untuk menentukan intervensi intervensi selanjutnya
5: Tidak ada 8. Menurunkan
8. Ajarkan tentang teknik non ketegangan otot, sendi
Outcomes: farmakologi dan melancarkan
1. Ekspresi nyeri peredaran darah
pada wajah sehingga dapat
2. Gelisah atau 9. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
ketegangan mengurangi nyeri 9. Analgetik berfungsi
otot sebagai depresan
3. Durasi episode system syaraf pusat
nyeri sehingga mengurangi
4. Merintih dan 10. Tingkatkan istirahat atau menghilangkan
menangis nyeri
5. Gelisah 10. Istirahat yang cukup
dapat mengurangi
rasa nyeri
11. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri, 11. Pasien tidak merasa
berapa lama nyeri akan cemas dan takut
sebab-sebab nyeri
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur

Medication Management

12. Ikuti lima benar obat


12. Menghindari
kesalahan dalam
pemberian obat
13. Verifikasiresepatau
obatsebelum memberikanobat
14. Monitortanda-tanda 13. Memastikan tidak
vitaldanlaboratoriumnilaisebel terjadi kesalahan
um pemberianobat, yang dalam pemberian obat
sesuai 14. Informasi yang tepat
15. Bantupasien dalamminum obat membantu dalam
keefektifan intervensi

15. Memenuhi kebutuhan


Penatalaksanaan Analgesik : dengan mendukung
16. Tentukan lokasi, karakteristik, partisipasi dan
kualitas, dan derajat nyeri kemandirian pasien
sebelum pemberian obat
17. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
16. Sebagai acuan dalam
pemberian dosis obat
18. Cek riwayat alergi
yang tepat
17. Menghindari
kesalahan dalam
pemberian obat
19. Tentukan pilihan analgesik 18. Menghindari adanya
kemerahan, gatal-
tergantung tipe dan beratnya
nyeri gatal dan efek lain
dari konsumsi obat
yang salah
20. Monitor vital sign sebelum dan 19. Mengurangi nyeri
sesudah pemberian analgesik yang dirasakan
pertama kali sehingga dapat
menentukan
intervensi selanjutnya
21. Evaluasi efektivitas analgesik, 20. Mengetahui
tanda dan gejala (efek perubahan status
samping) kesehatan setelah
pemberian obat

21. Memberikan
informasi untuk
membantu dalam
menentukan pilihan/
keefektifan intervensi
2 ketidak Indikator Status Manajemen Nutrisi
seimbangan Gizi: 1. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi 1: Tidak adekuat 1. Mengetahui intake
kurang dari 2: Sedikit adekuat masukan pasien dan
menentukan
kebutuhan 3: Cukup adekuat
intervensi yang
tubuh 4: Adekuat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
sesuai
berhubunga 5: Sangat adekuat untuk menentukan jumlah
2. Meningkatkan
kalori dan nutrisi yang
n dengan keseimbangan nutrisi
dibutuhkan pasien.
intake yang Outcomes: yang adekuat
tidak 1. Makanan oral, 3. Anjurkan pasien untuk
adekuat pemberian meningkatkan intake Fe 3. Meningkatkan
makanan 4. Anjurkan pasien untuk kesehatan pasien
lewat slang, meningkatkan protein dan 4. Dapat meningkatkan
atau nutrisi vitamin C intake yang adekuat
parenteral 5. Berikan substansi gula
total 5. Meningkatkan gula
2. Asupan cairan 6. Yakinkan diet yang dimakan darah
oral atau IV mengandung tinggi serat
6. Mempermudah
untuk mencegah konstipasi
melancarkan
defekasi
7. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
7.
Nutrisi yang adekuat
dikonsultasikan dengan ahli
dapat meningkatkan
gizi)
status kesehatan
8. Ajarkan pasien bagaimana
8. Mempertahankan
membuat catatan makanan
nutrisi pasien yang
harian.
adekuat
9. Monitor jumlah nutrisi dan
9. Mepertahankan
kandungan kalori
keseimbangan nutisi
10. Berikan informasi tentang
10. Pengetahuan yang
kebutuhan nutrisi
cukup dapat
meningkatkan
11. Kaji kemampuan pasien untuk motivasi pasien
mendapatkan nutrisi yang 11. Menjaga kebutuhan
dibutuhkan nutrisi
Monitoring Nutrisi
12. BB pasien dalam batas normal

13. Monitor adanya penurunan 12. Meningkatkan


berat badan keseimbangan nutrisi

14. Monitor tipe dan jumlah


aktivitas yang biasa dilakukan 13. Penurunan berat
badan menunjukkan
15. Monitor lingkungan selama kebutuhan nutrisi
makan yang tidak adekuat
14. Aktivitas yang baik
16. Monitor kulit kering dan dapat meningkat
perubahan pigmentasi intake masukan
nutrisi
15. Lingkungan yang
17. Monitor turgor kulit
nyaman
18. Monitor mual dan muntah meningkatkan nafsu
makan
16. Kulit kering
menunjukkan
kurangnya cairan
19. Monitor makanan kesukaan
dalam tubuh
20. Monitor kalori dan intake 17. Menentukan
intervensi lebih
nuntrisi
lanjut
18. Mual muntah
menurunkan
pemasukan dann
memerlukan
intervensi
19. Meningkatkan
pemasukan oral
20. Mengidentifikasi
kekurangan nutrisi

3 Intoleransi NOC : NIC :


aktivitas Self Care : ADLs 1. Observasi adanya pembatasan 1.Kesulitan dalam
Berhubung 1: tergantung,tidak klien dalam melakukan bergerak berdampak
an dengan : bisa berpartisipasi aktivitas pada tonus otot pasien
Kelemahan 2: memerlukan 2. Kaji adanya faktor yang
2.Faktor eksternal dan
fisik bantuan dan menyebabkan kelelahan internal berpengaruh
penjagaan terhadap faktor
3:memerlukan 3. Monitor nutrisi  dan sumber kelelahan pada pasien
bantuan 4:sedikit energi yang adekuat
mandiri dengan 3.Nutrisi yang adekuat
penjagaan membantu dalam
memberikan suplay
5: mandiri
energy tambahan pada
4. Monitor pasien akan adanya pasien dalam
kelelahan fisik dan emosi beraktivitas
Outcomes: secara berlebihan 4.Faktor emosi dapat
1.Berpartisipasi menyebabkan
dalam aktivitas terkurasnya energy yang
fisik tanpa 5. Monitor respon kardivaskuler  berlebih terutama dari
disertai sisi psikologis pasien
terhadap aktivitas (takikardi,
peningkatan
tekanan darah, disritmia, sesak nafas, 5.Aktivitas yang ditandai
nadi dan RR diaporesis, pucat, perubahan dengan respon patologis
2.Mampu hemodinamik) dari kardiovaskuler
melakukan 6. Monitor pola tidur dan lamanya menandakan adanya
aktivitas sehari tidur/istirahat pasien kelemahan fisik yang
hari (ADLs) patologik
secara mandiri
3.Keseimbangan 6.Tingkat tirah baring
aktivitas dan 7. Kolaborasikan dengan Tenaga yang tinggi berpengaruh
istirahat Rehabilitasi Medik dalam terhadap energy yang
merencanakan progran terapi
yang tepat. dimiliki pasien untuk
8. Bantu klien untuk beraktivitas
mengidentifikasi aktivitas yang 7.Program terapi yang
adekuat memberikan
mampu dilakukan
dampak tercapainya
rehabilitasi medis yang
9. Bantu untuk memilih aktivitas baik
konsisten yang sesuai dengan 8.Aktivitas yang ringan
kemampuan fisik, psikologi dan dapat dilakukan
dan sosial. pasien merupakan terapi
10. Bantu untuk mengidentifikasi awal untuk latihan fisik
pasien
dan mendapatkan sumber yang
9.Terapi aktivitas fisik
diperlukan untuk aktivitas yang baik memberikan
yang diinginkan dampak yang baik
11. Bantu untuk mendpatkan alat terhadap latihan fisik
bantuan aktivitas seperti kursi pada pasien
roda, kruk
10. Indentifikasi dini
12.Bantu untuk  mengidentifikasi memberikan informasi
aktivitas yang disukai yang tepat terhadap
tindakan keperawatan
yang akan datang
11. Alat bantu
13. Bantu klien untuk membuat mempermudah untuk
jadwal latihan diwaktu luang membantu pasien dalam
melatih aktivitas fisik
14. Bantu pasien/keluarga untuk
12. Aktivitas yang
mengidentifikasi kekurangan disukai pasien
dalam beraktivitas memudahkan pasien
dalam melakukan
15. Sediakan penguatan positif aktivitas fisik
bagi yang aktif beraktivitas 13. Jadwal latihan
yang teratur
mempermudah latihan
yang efektif pada pasien
16. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan 14. Identifikasi dini
penguatan terhadap kelemahan
fisik pada pasien
membantu menemukan
17. Monitor respon fisik, emosi, terapi yang tepat pada
pasien
sosial dan spiritual
15. Penguatan positif
yang adekuat
berpengaruh terhadap
pemberian motivasi
dalam beraktifitas
optimal
16. Motivasi dan
penguatan yang baik
berpengaruh terhadap
dorongan pasien
mengikuti terapi fisik
yang akan dilakukan
17. Respon fisik yang
pasif menandakan
keadaan fisik pasien
lemah dan harus
dilakukan tindakan
keperawatan

D. IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. I Dx. Medis : Hipertensi

Umur : 34 tahun Ruangan : Kenanga

NO Hari/ NO. Implementasi Respon hasil Paraf


tangga Diagnosa
l
1. Kamis, I 1. Mengkaji nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri,
26 Nov nyeri dengan sekala 4 di
2014 daerah kepala, nyeri
seperti ditusuk tusuk
dengan durasi 3 menit
2. TTV :
2. Mengkaji TTV TD : 150/100 mmhg
T : 36,7 C
N : 80 x/menit
RR : 21 x/menit
3. Pasien tampak rileks
3. Mengobservasi respon
non verbal terhadap
nyeri 4. Obat keterolak 1 ampul
4. Kalaborasi pemberian berhasil diberikan
analgesic keterolak 1
ampul

1. Menganjurkan pasien
untuk menghabiskan 1. Nafsu makan pasien
makanan meningkat dan pasien
2. II menghabiskan porsi
makannya
2. Mengkalaborasikan
2. Makanan yang pasien
pemberian makanan
konsumsi sesuai dengan
rendah garam pada ahli
diit pasien
gizi
3. Mengkalaborasikan
obat untuk mengurangi 3. Obat ondan 1 ampul
mual muntah (ondan 1 berhasil diberikan
ampul)
4. Memberikan glukosa 10
%
5. Memonitor BB pasien
4. RL 10 % dalam 20 tts/mnt
berhasil diberikan
5. BB : 57 Kg
1. Mengkaji respon pasien
terhadap aktivitas

2. Memonitor nutrisi dan 1. Pasien tampak bangun


sumber energi yang dari tempat tidur
3. III adekuat
3. Memberikan dorongan
pada pasien untuk 2. Pasien menghabiskan
melakukan aktivitas porsi makanan
3. Pasien tampak melakukan
aktivitas yang ringan dan
dapat dilakukan seperti
personal hygine dan
berjalan disekitar ruangan

E. Evaluasi

Nama Pasien : Tn. I Dx. Medis : Hipertensi

Umur : 34 tahun Ruangan : Kenanga


No Diagnosa Evaluasi Paraf
1 Nyeri akut S : pasien mengatakan nyeri berkurang
berhubungan O : TD 150/100 mmhg, Nadi 84 x/mnt, RR 21 x/mnt, T
dengan 36,8 C dengan keadaan nyeri P : peningkatan
peningkatan tekanan intra kranial, Q : seperti tertusuk tusuk
vascular benda tajam, R : daerah kepala, S : 4, T : 5 menit,
serebral. pasien tampak rileks, pasien menggunakan teknik
non farmakologi dalam mengatasi nyeri.
A : nyeri berkurang, indikator tingkat nyeri ringan.
P : Intervensi dihentikan

2 Nutrisi kurang S : pasien mengatakan mual berkurang, porsi makan


dari habis
kebutuhan O : Mual muntah berkurang, porsi makan habis,
tubuh BB 58 Kg, turgor kulit baik, konjungtiva ananemis
berhubungan pemberian makanan melalui oral, asupan cairan
dengan intake melalui oran dan IV.
inadekuat A : indikator status gizi pasien dalam keadaan cukup
adekuat.
P : Intervensi dihentikan
Intoleransi
aktivitas
3 S : Pasien mengatakan tubuh masih lemah
berhubungan
O : Pasien dapat berpartisipasi dalam aktifitas fisik
dengan
tanpa disertai peningkatan TD, nadi dan RR, pasien
kelemahan
melakukan aktivitas yang dapat dilakukan seperti
fisik.
personal hygine dan berjalan disekitar ruangan,
pola aktifitas dan keseimbangan pasien dalam
keadaan baik.
A : pasien dapat melakukan aktivitas ringan secara
mandiri,
P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga di masyarakat
no 3.

Anda mungkin juga menyukai