Kelompok 2 - Off I - Pengantar Distilasi
Kelompok 2 - Off I - Pengantar Distilasi
Dosen Pengampu :
Dr. Hayuni Retno Widarti, M.Si.
Hanumi Oktiyani Rusdi, S.Pd., M.Si.
Oleh :
Kelompok 2 Offering I 2019
Hafiz Clevanota (190332622472)
Integralita Cahyanti (190332622424)
Irma Putri Asri (190332622447)
Moch. Chesa Nur Hidayat (190332622449)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2021
A. Pengantar
Distilasi telah digunakan secara luas untuk memisahkan komponen volatil dari
senyawa nonvolatil. Mekanisme yang mendasari distilasi adalah perbedaan volatilitas
antar komponen individu. Dengan panas yang cukup , fasa gas terbentuk dari larutan
cair. Produk cair selanjutnya dikondensasi dari fase gas dengan menghilangkan panas.
Oleh karena itu, panas digunakan sebagai bahan pemisah selama distilasi. Bahan umpan
ke peralatan distilasi dapat berupa cairan dan / atau uap, dan produk akhir dapat berupa
cairan dan uap. Peralatan tipikal untuk distilasi sederhana yang digunakan di
laboratorium kimia adalah peralatan di mana panci diam dapat dipanaskan dengan air,
uap, atau penangas minyak. Ketika cairan cenderung terurai atau bereaksi dengan
oksigen selama distilasi, tekanan kerja dapat dikurangi untuk menurunkan titik didih zat
dan suhu proses distilasi.
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Distilasi sangat baik untuk memisahkan bahan-bahan alam yang
berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor. Metode
distilasi telah lama dipergunakan orang sejak zaman alkimia dahulu. Pada saat itu
rancangan peralatan distilasi telah dikenal dari peralatan gelas, seperti yang di kenal
sampai saat ini. Di zaman modern distilasi dipergunakan untuk pemurnian dan juga
pembuatan minuman beralkohol di negara-negara yang mempunyai budaya minum
alkohol. Proses distilasi sering digabungkan dengan proses lain, seperti ekstrasi, untuk
mencapai tujuan pemisahan yang diinginkan. Untuk campuran yang lebih kompleks
dilakukan langkah-langkah tambahan yang memerlukan perhitungan lebih lanjut.
Dalam proses industry distilasi digabungkan dengan prinsip-prinsip lainnya.
Adapun prinsip utama metode distilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik didih
dari masing-masing senyawa komponen campuran pada tekanan yang tetap. Perbedaan
titik didih ini menyebabkan perbedaan volatilitas pada komponen campuran dan
merupakan sifat intrinsic dari senyawa penyusun campuran. Perbedaan ini sangat
potensial untuk dijadikan sarana pemisahan mereka asalkan tekanan dibuat tetap.
B. Perlengkapan Distilasi
Proses distilisasi dijalankan dengan bantuan beberapa peralatan yang khusus
dirancang untuk itu. Pada gambar dibawah disajikan seperangkatalat distilasi sederhana.
Pada prinsipnya campuran yang akan didistilasi atau dimurnikan (nomor 15 pada
Gambar 1.) berada di labu distilasi (nomor 2, biasanya labu dasar bulat atau labu
berleher untuk mengalirkan uap). Adapun labu distilasi dipanaskan dengan pemanas
elektrik (1) yang mempunyai pengatur suhu secara otomatis (13) atau dimasukkan
dalam penangas (14) yang bisa berisi air atau minyak jika diperlukan suhu tinggi.
Sebagai ganti pemanas elektrik bisa digunakan pembakar bunsen atau pembakar
spiritus.
Gambar 1. Seperangkat alat distilasi sederhana.
𝑁
RF = 𝑁𝑟 (pers. 1)
𝑑
Dengan demikian, bagian dalam diagram fase terdapat tiga macam wujud zat,
yaitu, cair, uap, dan cair-uap dalam kesetimbangan. Pada komposisi X=a, di bawah
temperatur T2, sistem berada dalam fase tunggal (cair). Pada saat di atas temperatur T 1,
sistem sudah berubah wujud menjadi gas semua. Namun, diantara temperatur T 2 dan T1
baik fase cair ataupun gas dapat ditemukan dalam keadaan kesetimbangan, yang mana
secara perlahan-lahan jumlah cairan akan berkurang karena berubah wujud menjadi gas
akibat pemanasan yang terus berlangsung.
Pada sebuah temperatur, misal T1 atau T2 bisa didapat dua buah komponen yang
berbeda. Apabila ditarik garis mendatar pada temperatur tersebut maka garis akan
memotong kurva uap-cair di dua titik yang masing-masing titik merujuk pada komposisi
campuran yang berbeda. Garis ini disebut garis pengikat (tie line) yang sangat berguna
dalam sistem pemisahan. Hal inilah yang menjadikan metode distilasi bertingkat sangat
berguna untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa yang bercampur sempurna dan
mempunyai titik didih yang berbeda tidak terlalu besar. Contohnya pada eksploitasi
minyak bumi untuk membuat bermacam produk.
PA = kXA (pers. 3)
Di mana:
PA = tekanan parsial komponen A
k = tetapan empiris
XA = fraksi mol komponen A
Gambar 5. Plot tekanan vs komposisi untuk campuran n-heksana dan n-heptana dalam
berbagai temperatur.
Pada gambar di atas, tampak diagram tekanan uap dari campuran pada
satu temperatur. Jika perubahan temperatur dilakukan, tekanan uap akan
berubah pula karena temperatur berhubungan erat dengan energi kinetik
masing-masing molekul untuk menjadi fase uapnya. Untuk sistem campuran,
volatilitas relatif antar campuran zat cair akan berpengaruh besar pada
pemisahan komponen. Jika temperatur dinaikan 10°C dan tekanan totalnya
diukur, maka akan tampak bahwa kemiringan garis tekanan total sedikit demi
sedikit akan berubah. Jika sebuah tekanan dipilih, misalnya tekanan 800 Torr,
dan ditarik garis horizontal pada diagram fase ini, tampak bahwa fraksi mol
(atau komposisi) akan berubah ke arah heptana. Untuk tekanan tersebut, pada
temperatur 70°C diperoleh heptana dalam jumlah minimum. Namun, jika
temperatur dinaikan 10°C saja maka komponen heptana akan naik hingga
mendekati 50%. Demikian pula jika temperatur dinaikkan sampai 80°C maka
persen mol heptana mencapai harga 80. Hal ini juga merupakan data yang
berguna untuk mengambil keputusan proses yang dipilih dalam langkah
pemisahan.
2. Volatilitas Relatif
Volatilitas relatif adalah ukuran perbedaan antara tekanan uap komponen
yang lebih mudah menguap dan komponen yang lebih sulit menguap dalam
suatu campuran cairan. Ukuran ini banyak digunakan dalam merancang proses
distilasi pada industri besar . Semakin tinggi volatilitas relatif campuran cairan,
semakin mudah untuk memisahkan komponen campuran dengan distilasi.
Volatilitas relatif dilambangkan sebagai α.
Adapun tekanan parsial masing masing komponen sangat tergantung
pada fraksi mol komponen tsb dan dapat dituliskan sebagai:
𝑃A 𝑃B
=YA dan = YB (pers. 4)
𝑃T 𝑃T
Rasio keduanya dapat dituliskan sebagai:
𝑃A 𝑌A 𝑋A𝑃⁰A 𝑥A
= = 𝑌B𝑃⁰B = α 𝑥B (pers. 5)
𝑃B 𝑌B
α adalah besaran yang menyatakan volatilitas relatif A terhadap B yang
𝑃⁰A
sebanding dengan kejenuhan tekanan uap . Besaran α menentukan proses
𝑃⁰B
yang akan dipilih. Jika A adalah komponen yang lebih volatil dari B maka
tekanan uapnya akan lebih tinggi (P⁰ A > P⁰B) sehingga Y A/YB lebih besar dari
X A/XB. Inilah yang menjadi prinsip utama distilasi fraksional. Karena untuk
campuran yang sedang dipanaskan sampai mendidih uapnya akan kaya dengan
komponen yang lebih volatile.
Volatilitas relatif digunakan dalam desain semua jenis proses distilasi
serta proses pemisahan atau penyerapan lainnya yang melibatkan kontak fase
uap dan cair dalam serangkaian tahap kesetimbangan .
Volatilitas relatif tidak digunakan dalam proses pemisahan atau absorpsi
yang melibatkan komponen yang bereaksi secara kimiawi satu sama lain
(misalnya, absorpsi gas karbon dioksida dalam larutan natrium hidroksida yang
menghasilkan natrium karbonat ).
3. Piring Teoretis
Gambar 7. Kolom distilasi tutup gelembung “bubble cup” untuk ilustrsi piring teoretis
Satu kolom bisa terdiri dari beberapa piring teoretis dan komposisi cairan
yang didapat akan berubah sesuai dengan diagram fasenya. Dalam kolom
"bubble-cup",Pemisahan terjadi secara alami namun tidak seefisien yang
digambarkan pada diagram fase sebelumnya. Pada tiap piring teoretis,
digambarkan sebagai sebuah piring penampung destilat dengan lubang-lubang
agar uap bisa melewatinya. Dan kemudian mengembun pada tutup gelembunya.
Hasil kondensasi ini akan diturunkan dan ditampung di wadahnya sesuai dengan
komposisinva P'ada tiap piring teoretis ini kesetimbangan cair-uap akan
tercapai.
Gambar 8. Diagram fase unutk menggambarkan piring teoretis di dalam refluks
𝐿
H=𝑛 (pers. 6)
Biasanya harga H tidak ditentukan oleh L atau panjang kolom namun lebih
tergantung pada jumlah pelat teoretis. Berikut adalah jumlah pelat teoretis
yang dapat diperkirakan untuk beberapa jenis kolom fraksionasi.
Tipe Jumlah lewatan Daya tampung HETP
(mL/min) (mL/piring)
Vigreux 5-10 0,5-2 7-12
Glass helices 2-7 0,7-2 3-5
Metal helices 1-5 0,2-0,5 1-1,5
Tabung bulat konsentrik 0,5-2 0,02-0,03 0,5-1,0
Pita alir (spinning band) 3-5 0,01-0,03 0,5-3,0
4. Persamaan Fenske
Persamaan Fenske dalam distilasi fraksi kontinu adalah persamaan yang
digunakan untuk menghitung jumlah minimum piring teoretis yang diperlukan
untuk pemisahan aliran umpan biner dengan kolom fraksinasi yang
dioperasikan pada refluks total (yaitu, yang berarti tidak ada produk distilat
overhead yang ditarik dari kolom, D = 0).
Konsep volatilitas relative (pers. 5) dan konsep persamaan Fenske selalu
muncul dalam pembahasan distilasi. Jika operasi distilasi pada Gambar 7.
diilustrasikan ulang pada Gambar 9.,sehingga didapat korelasi antara lukisan
piring teoretis dengan diagram fase dan komposisi campuran disebelahnya.
Gambar 9. Operasional dari kolom distilasi tutup gelembung dan diagram fase yang menjelaskannya.
Pada saat uap di piring ke-n terkondensasi, komposisi final destilat YA,n
dan XA,f maka:
𝑌A,n 𝑋A,f
log 1−𝑌A,n = log 1−𝑋A,f (pers. 11)
dan
𝑋A,f (1−𝑋A,0)
log
𝑋A,0 (1−𝑋A,f)
(n+1) = (pers. 12)
log 𝑎
Persamaan Fenske adalah pers. 12 yang sering digunakan untuk
mengukur dan merancang sebuah proses distilasi bertingkat.
Campuran ideal tidak mudah didapatkan dari alam secara alami, hanya
ada di laboratorium karena dibuat oleh manusia dengan memperhatikan sifat-
sifatnya. Beberapa hukum dan persamaan diturunkan dari persamaan ideal ini.
Dalam kehidupan sehari-hari dan di alam, campuran ada dalam bentuk yang
lebih kompleks. Campuran di alam bisa terjadi secara spontan mengikuti
kehendak alam. Campuran kompleks alami memerlukan strategi khusus untuk
memisahkannya, oleh karena itu, pengetahuan yang cukup mengenai sifat-sifat
bahan harus digali terlebuh dahulu.
E. Kajian Pustaka
Citizendium. 2013. Relative Volatility. Alamat web:
https://en.citizendium.org/wiki/Relative_volatility. Diakses pada 22 Februari
2021.
Chemeurope.com. Fenske Equation. Alamat web:
https://www.chemeurope.com/en/encyclopedia/Fenske_equation.html. Diakses
pada 20 Februari 2021.
Science Encyclopedia. Distillation: General Principles, Applications. Alamat web:
https://science.jrank.org/pages/2121/Distillation-General-
principles.html#ixzz6nGb9bO4. Diakses pada 23 Februari 2021.
Wonorahardjo, Surjani. 2018. Metode-Metode Pemisahan Kimia: Sebuah Pengantar.
Jakarta: PT. Indeks.
Clark, Jim. 2020. Raoults Law and Ideal Mixtures of Liquids. Alamat web:
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Physical_and_Theoretical_Chemistry_T
extbook_Maps/Supplemental_Modules_(Physical_and_Theoretical_Chemistry)/
Equilibria/Physical_Equilibria/Raoults_Law_and_Ideal_Mixtures_of_Liquids.
Diakses pada 24 FebruarI 2021.