Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Chronic Kidney Disease (CKD)

3.1.1 Definisi
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Chronic kidney disease atau penyakit
ginjal kronis merupakan suatu gangguan pada ginjal yang ditandai dengan
keadaan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3
bulan. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi penganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal.5

3.1.2 Epidemiologi
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat
global dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis
yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus
serta hipertensi. Saat ini banyak studi menunjukkan bahwa prevalensi PGK
meningkat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Prevalensi PGK derajat II sampai
V terus meningkat sejak tahun 1988 sejalan dengan peningkatan prevalensi
penyakit diabetes dan hipertensi yang juga merupakan penyebab PGK. 5

Prevalensi gagal ginjal kronik (sekarang disebut PGK) di Indonesia pada


pasien usia lima belas tahun keatas di Indonesia yang didata berdasarkan jumlah
kasus yang didiagnosis dokter adalah sebesar 0,2%. Prevalensi gagal ginjal kronik
meningkat seiring bertambahnya usia, didapatkan meningkat tajam pada
kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-
74 tahun (0,5%), dan tertinggi pada kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%). Prevalensi
pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%).6
Hasil Riskesdas 2013, populasi umur ≥ 15 tahun yang terdiagnosis gagal
ginjal kronis sebesar 0,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan prevalensi PGK
di negara-negara lain, juga hasil penelitian Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(Pernefri) tahun 2006, yang mendapatkan prevalensi PGK sebesar 12,5%. Hal ini
karena Riskesdas 2013 hanya menangkap data orang yang terdiagnosis PGK
sedangkan sebagian besar PGK di Indonesia baru terdiagnosis pada tahap lanjut
dan akhir.6

Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan


bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun
dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih
tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat
perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,
petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan
menengah bawah masing-masing 0,3%.6

3.1.3 Etiologi
a) Infeksi misalnya pielonefritis kronik (infeksi saluran kemih),
glomerulonephritis (penyakit peradangan) .
Pielonefritis adalah proses infeksi peradangan yang biasanya mulai di
renal pelvis, saluran ginjal yang menghubungakan ke saluran kencing
(ureter) dan parenchyma ginjal atau jaringan ginjal. Glomerulinefritis
disebabkan oleh salah satu dari banyak penyakit yang merusak baik
glomerulus maupun tubulus. Pada tahap penyakit berikutnya keseluruhan
kemampuan penyaringan ginjal sangat berkurang.
b) Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis malgina, stenosis arteria renalis.
Disebabkan karena terjadinya kerusakan vaskularisasi di ginjal oleh
adanya peningkatan tekanan darah akut dan kronik.
c) Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, polyarteritis
modosa, sklerosis sistemik progresif.
Disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang ada dalam membran
basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Penyakit peradangan
kronik dimana sistem tubuh menyerang jaringan sehat, sehingga
menimbulkan gejala diberbagai organ.
d) Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal.
Penyakit ginjal polikistik dtandai dengan kista multiple, bilateral, dan
berekspansi yang lambat laun akan mengganggu dalam menghancurkan
parenkim ginjal normal akibat penekanan, semakin lama ginjal tidak
mampu mempertahankan fungsi ginjal sehingga ginjal akan menjadi rusak.
e) Penyakit metabolik misalnya DM ( Diabetes Mellitus), gout,
hiperparatiroidisme, amyloidosis.
Penyebab terjadinya ini dimana kondisi genetic yang ditandai dengan
adanya kelainan dalam proses metabolisme dalam tubuh akibat defisiensi
hormone dan enzim. Proses metabolisme ialah proses memecahkan
karbohidrat protein, dan lemak dalam makanan untuk menghasilkan
energi.
f) Nefropati toksis misalnya penyalahgunaan analgesic, nefropati timbal.
Penyebab penyakit yang dapat dicegah bersifat refersibel, sehingga
penggunaan berbagai prosedur diagnostik.
g) Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah :
hipertrofi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.
h) Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
Merupakan penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang dibentuk oleh
presipitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih.
Tabel 3.1 Penyebab Utama Penyakit Ginjal Kronik di Amerika
Serikat (1995-1999).
Penyebab Insiden
Diabetes Melitus 44%
- Tipe 1 (7%)
- Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah 27%
besar 10%
Glomerulonefritis 4%
Nefritis Interstitialis 3%
Kista dan penyakit bawaan lain 2%
Prnyakit sistemik ( missal Lupus dan 2%
Vaskulitis) 4%
Neoplasma
Tidak diketahui
Penyakit lain

Tabel 3.2 Penyebab Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di


Indonesia Tahun 2000.
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46.39%
Diabetes Melitus 18.65%
Obstruksi dan Infeksi 12.85%
Hipertensi 8.46%
Sebab lain 13.65%

3.1.4 Klasifikasi

Klasifikasi KDIGO (Kidney Disease Improving Global Outcomes)


diterbitkan dari tahap penyakit ginjal kronis, sebagai berikut:
Tabel 3.1. Klasifikasi Chronic Kidney Disease8
Stadium GFR (ml/mnt/1,73 m2) Deskripsi

1 ≥90 Kerusakan ginjal dengan GFR normal


/meningkat

2 60-89 Kerusakan ginjal dengan penuruna GFR


ringan
3a 45-59 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR
ringan ke sedang
3b 30-44 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR
sedang ke berat
4 15-29 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR
berat
5 <15 Gagal ginjal

3.1.5 Patofisiologi
3.1.6

DAFTAR PUSTAKA

5. buku besar IPD jilid 2


6. https://www.asn-online.org/education/training/fellows/HFHS_CKD_V6.pdf
7. https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202018.pdf

Anda mungkin juga menyukai