Anda di halaman 1dari 11

ALIRAN FILSAFAT REKONSTRUKSIONISME

OLEH:

NAMA : AYU ANDRIANI SIREGAR (4193341019)

NATALIA SINAGA (4193341054)

YUSI FRIDAYANTI SIGALINGGING (4193341014)

DOSEN PENGAMPU : SANTA MURNI A SITUMORANG, S.E,.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Aliran rekonstruksionisme merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang

berawal dari adanya krisis kebudayaan modern yang dipelopori oleh tokoh bernama

George Count dan Harold pada tahun 1930-an. Aliran rekonstruksionisme merupakan

aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata

susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

Aliran rekonstruksionisme muncul sebagai reaksi dari adanya pemahaman dalam

aliran perenialisme maupun aliran progresivisme, sehingga keduanya tidak dapat

dipisahkan, karena upaya aliran rekonstruksionisme dalam mengembangkan pendidikan

diawali oleh keprihatinan para rekonstruksionis terhadap kehidupan manusia modern

atau dengan kata lain menyebutkan adanya krisis kebudayaan modern.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di muka, maka diambil topik

pembahasan yang dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1.Apa pengertian dan sejarah munculnya aliran rekonstruksionisme?

2.Bagaimana prinsip-prinsip pemikiran aliran rekonstruksionisme?

3.Bagaimana pandangan-pandangan yang ada dalam aliran rekonstruksionisme?

4. Bagaimana teori pendidikan dalam rekonstruksionisme?

5.Siapakah tokoh-tokoh dari aliran rekonstruksionisme ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Latar belakang munculnya Aliran Rekontruksionisme

1.Pengertian Rekontruksionisme

Rekonstruksionisme berasal dari kata reconstruct, yaitu gabungan dari kata re-

yang artinya kembali dan construct yang artinya membangun atau menyusun. Maka, secara

etimologis reconstruct diartikan menyusun kembali. Sedangkan, dalam konteks filsafat

pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata

susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang

bercorak Aliran rekonstruksionisme berusaha membina konsensus yang paling luas dan

mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.Dari jalan pikiran

dan upaya yang berusaha ditempuh oleh aliran rekonstruksionisme, maka dapat dilihat

juga bahwa aliran ini tidak terlepas dari prinsip pemikiran aliran progresifisme yang

mengarah kepada tuntutan kehidupan modern. Hal tersebut sesuai dengan pandangan

Count bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki perkembangan

teknologi yang cepat adalah rekonstruksi masyarakat dan pembentukan serta perubahan

tata dunia baru.

2. Latar Belakang Kemunculan Aliran Filsafat Rekonstruksionisme

Pada tahun 1930-an, dunia mengalami krisis yang sangat hebat, yaitu krisis

ekonomi yang tidak hentinya terus merongrong perekonomian dunia. Sistem ekonomi

kapitalis telah meningkatkan sikap egosentris masyarakat dunia. Masa krisis dunia bukan

hanya terjadi pada era modern seperti saat ini, yang tengah gencarnya menghantui setiap
penjuru dunia. Sistem kapitalis telah menumbuhkan sikap kesombongan negara-negara

yang merasa memiliki sistem perekonomian di atas atau yang disebut dengan negara-

negara maju. Amerika merasa sanggup hidup dengan perekonomian sendiri, hingga

akhirnya defisit perdagangan Amerika mulai terasa sejak menjadi elemen penting ekonomi

dunia pada awal abad ke-17. Antara tahun 1990 sampai tahun 2000 defisit perdagangan

Amerika dari 100 miliar naik menjadi 450 miliar. Krisis yang terjadi di Amerika tersebut

secara otomatis juga telah menjadi krisis bagi dunia. Sedangkan krisis yang terjadi pada

tahun 1930-an pada saat itu juga merupakan sebuah krisis ekonomi dunia yang

menyebabkan terjadinya depresi dunia sehingga menyebabkan lumpuhnya bangsa-bangsa

kapitalis secara ekonomi. Adanya krisis ini akhirnya berdampak pula kepada pendidikan.

Krisis inilah yang melatarbelakangi munculnya aliran rekonstruksionisme yang bertujuan

untuk dapat berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun

tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

B. Prinsip-Prinsip Pemikiran dalam Aliran Rekonstruksionisme

1. Masyarakat dunia sedang dalam kondisi krisis

Krisis dunia yang sedang dialami saat ini antara lain persoalan-persoalan tentang

kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, kesenjangan global dalam distribusi

penyebaran kekayaan, prolefirasi nuklir, rasisme, nasionalisme sempit, dan pengunaan

teknologi yang ‘sembrono’ dan tidak bertanggung jawab. Persoalan-persoalan tadi,

menurut kalangan rekonstruksionis, berjalan seiring dengan tantangan totalitarianisme

modern,yakni hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat luas dan meningkatnya

‘kedunguan’ fungsional penduduk dunia.

2.penciptaan tatanan sosial yang menjagat.


Kerjasama menyeluruh dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi

penduduk dunia yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan

sumber daya alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di

samping juga kemajuan-kemajuan di bidang sains.

3. Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial.

Sekolah dapat dan harus mengubah secara mendasar peran tradisionalnya dan

menjadi sumber inovasi sosial. Tugas mengubah peran pendidikan amatlah urgen, karena

kenyataan bahwa manusia sekarang mempunyai kemampuan memusnahkan diri. Dari

perspektif mereka, pendidikan dapat menjadi instrumen untuk mengaburkan tuntutan

mendesak transformasi sosial dan kemudian merintangi perubahan, atau instrumen untuk

membentuk kenyakinan masyarakat dan mengarahkan peralihannya ke masa depan.

4. Metode-metode pengajaran

Metode-metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang

bertumpu pada kecerdasan ‘asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan

solusi yang paling valid bagi persoalan-persoalan umat manusia Dari perspektif mereka

adalah sebuah keharusan bahwa prosedur-prosedur demokratis perlu digunakan di

ruangan kelas setelah para peserta didik diarahkan kepada kesempatan-kesempatan untuk

memilih diantara keragaman pilihan-pilihan ekonomi, politik, dan sosial.

5. Jika pendidikan formal adalah bagian tidak terpisahkan dari solusi sosial dalam

krisis dunia sekarang, maka ia harus secara aktif mengajarkan perubahan sosial.

Pendidikan harus memunculkan kesadaran peserta didik akan persoalan-persoalan

sosial dan mendorong mereka untuk secara aktif memberiakan solusi. Kesadaran sosial

kiranya dapat ditumbuhkan jika peserta didik dibuat berani untuk mempertanyakan status
quo dan untuk mengkaji isu-isu kontroversial dalam agama, masyarakat, ekonomi, politik

dan pendidikan. Kajian dan diskusi kritis akan membantu peserta didik melihat

ketidakadilan dan ketidakfungsian beberapa aspek sistem sekarang ini dan akan

membantu mereka mengembangkan alternatif-alternatif bagi kebijaksanaan konvensional.

Peran pendidikan adalah mengungkapkan lingkup persoalan budaya manusia dan

membangun kesepakatan seluas mungkin tujuan-tujuan pokok yang akan menata umat

manusia dalam tatanan budaya dunia. Masyarakat dunia yang ideal, menurut

rekonstrusionisme, haruslah “berada di bawah kontrol mayoritas warga masyarakat yang

secara benar menguasai dan menentukan nasib mereka sendiri”.

C. Pandangan-Pandangan dalam Aliran Rekonstruksionisme

a. Pandangan secara Ontologi

Dengan ontologi, dapat diterangkan tentang bagaimana hakikat dari segala sesuatu.

Aliran rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana

realita itu ada di mana dan sama di setiap tempat. Untuk mengerti suatu realita beranjak

dari suatu yang konkrit dan menuju kearah yang khusus menam pakkan diri dalam

perwujudan sebagaimana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca indra

manusia seperti bewan dan tumbuhan atau benda lain disekeiling kita, dan realita yang kita

ketahui dan kita badapi tidak terlepas dari suatu sistem, selain substansi yang dipunnyai

dan tiap-tiap benda tersebut, dan dapat dipilih melalui akal pikiran.

b. Pandangan Ontologis

Dalam proses interaksi sesama manusia, diperlukan nilai-nilai. Tetapi, secara umum

ruang lingkup (scope) ten tang pengertian “nilai” tidak terbatas.Aliran rekonstruksionisme
memandang masalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural yakni menerima nilai

natural yang universal, yang abadi berdasarkan prinsip nilai teologis.

c. . Pandangan Epistemologis

Kajian epsitemologis aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme

(progressive) dan perenialisme. Berpijak dari pola pemikiran bahwa untuk memahami

realita alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin

memahami realita ini tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita

terlebih dahulu melalui penemuan suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya, baik

akal maupun rasio sama-sama berfungsi membentuk pengetahun, dan akal di bawa oleh

panca indera menjadi pengetahuan dalam yang sesungguhnya.Aliran ini juga berpendapat

bahwa dasar dari suatu kebenaran dapat dibuktikan dengan self evidence, yakni bukti yang

ada pada diri sendiri, realita dan eksistensinya. Pemahamannya bahwa pengetahuan yang

benar buktinya ada di dalam pengetahuan ilmu itu sendiri.

D. Teori Pendidikan Rekonstruksionisme

Teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu:

1)   Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata

sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang

mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.

2) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan

lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.


3)   Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan

sosial.

4)  Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana

dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis

5) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk

menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan

untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk

menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat

universal.

E.Tokoh-tokoh dalam Aliran Rekonstruksionisme

1. Brubacger (1950)

Mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu filsafat

pendidikan “progresif” dan filsafat pendidikan “konservatif”

2. Menurut Brameld (kneller,1971)


Teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu:
a)      Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata
sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang
mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.
b)      Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan
lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.
c)      anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan
sosial.
d)     Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana
dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis
e)      Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk
menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat
universal.
f)       meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur
administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.
- George Count berpandangan bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki

perkembangan teknologi yang cepat adalah rekonstruksi masyarakat dan pembentukan

serta perubahan tata dunia baru.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam konteks pendidikan, aliran rekonstruksionisme berupaya melakukan sebuah

perombakan dalam pendidikan yang bertujuan untuk merombak tata susunan lama dan

membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern serta membina suatu

konsensus yang paling luas dan mungkin mengenai tujuan pokok tertinggi dalam

kehidupan manusia. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh aliran rekonstruksionisme

untuk dapat memperbaiki sistem pendidikan supaya tidak terkungkung dalam sebuah

pendidikan yang amat tradisional dan tidak dapat menyesuaikan perkembangan zaman.

B. Saran

Melihat berbagai permasalahan dalam pendidikan di dunia modern ini, sangat

dibutuhkan adanya inovasi baru dalam pendidikan di Indonesia guna melakukan sebuah

perombakan secara menyeluruh dalam pelaksanaan pendidikan. pendidikan pada masa

kini harus lebih peka terhadap permasalahan kehidupan secara nyata, sehingga peserta

didik dituntut untuk dapat lebih memahami bagaimana cara menerapkan pengetahuan itu

sendiri sebagai suatu alat untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA

Gandhi, Teguh Wangsa. Filsafat Pendidikan (Mazhab-mazhab Filsafat Pendidikan).

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Jalaluddin & Abdullah Idi. 2010. Filsafat Pendidikan :Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhadjir, Noeng. 2001. Filsafat Ilmu: Positivisme, PostPositivisme, dan PostModernisme.

Yogyakarta: Rakesarasin.

Anda mungkin juga menyukai