OLEH:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Aliran rekonstruksionisme merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang
berawal dari adanya krisis kebudayaan modern yang dipelopori oleh tokoh bernama
George Count dan Harold pada tahun 1930-an. Aliran rekonstruksionisme merupakan
aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di muka, maka diambil topik
PEMBAHASAN
1.Pengertian Rekontruksionisme
Rekonstruksionisme berasal dari kata reconstruct, yaitu gabungan dari kata re-
yang artinya kembali dan construct yang artinya membangun atau menyusun. Maka, secara
susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang
bercorak Aliran rekonstruksionisme berusaha membina konsensus yang paling luas dan
mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.Dari jalan pikiran
dan upaya yang berusaha ditempuh oleh aliran rekonstruksionisme, maka dapat dilihat
juga bahwa aliran ini tidak terlepas dari prinsip pemikiran aliran progresifisme yang
mengarah kepada tuntutan kehidupan modern. Hal tersebut sesuai dengan pandangan
Count bahwa apa yang diperlukan pada masyarakat yang memiliki perkembangan
teknologi yang cepat adalah rekonstruksi masyarakat dan pembentukan serta perubahan
Pada tahun 1930-an, dunia mengalami krisis yang sangat hebat, yaitu krisis
ekonomi yang tidak hentinya terus merongrong perekonomian dunia. Sistem ekonomi
kapitalis telah meningkatkan sikap egosentris masyarakat dunia. Masa krisis dunia bukan
hanya terjadi pada era modern seperti saat ini, yang tengah gencarnya menghantui setiap
penjuru dunia. Sistem kapitalis telah menumbuhkan sikap kesombongan negara-negara
yang merasa memiliki sistem perekonomian di atas atau yang disebut dengan negara-
negara maju. Amerika merasa sanggup hidup dengan perekonomian sendiri, hingga
akhirnya defisit perdagangan Amerika mulai terasa sejak menjadi elemen penting ekonomi
dunia pada awal abad ke-17. Antara tahun 1990 sampai tahun 2000 defisit perdagangan
Amerika dari 100 miliar naik menjadi 450 miliar. Krisis yang terjadi di Amerika tersebut
secara otomatis juga telah menjadi krisis bagi dunia. Sedangkan krisis yang terjadi pada
tahun 1930-an pada saat itu juga merupakan sebuah krisis ekonomi dunia yang
kapitalis secara ekonomi. Adanya krisis ini akhirnya berdampak pula kepada pendidikan.
untuk dapat berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun
Krisis dunia yang sedang dialami saat ini antara lain persoalan-persoalan tentang
kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, kesenjangan global dalam distribusi
penduduk dunia yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan
sumber daya alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di
3. Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial.
Sekolah dapat dan harus mengubah secara mendasar peran tradisionalnya dan
menjadi sumber inovasi sosial. Tugas mengubah peran pendidikan amatlah urgen, karena
mendesak transformasi sosial dan kemudian merintangi perubahan, atau instrumen untuk
4. Metode-metode pengajaran
bertumpu pada kecerdasan ‘asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menawarkan
solusi yang paling valid bagi persoalan-persoalan umat manusia Dari perspektif mereka
ruangan kelas setelah para peserta didik diarahkan kepada kesempatan-kesempatan untuk
5. Jika pendidikan formal adalah bagian tidak terpisahkan dari solusi sosial dalam
krisis dunia sekarang, maka ia harus secara aktif mengajarkan perubahan sosial.
sosial dan mendorong mereka untuk secara aktif memberiakan solusi. Kesadaran sosial
kiranya dapat ditumbuhkan jika peserta didik dibuat berani untuk mempertanyakan status
quo dan untuk mengkaji isu-isu kontroversial dalam agama, masyarakat, ekonomi, politik
dan pendidikan. Kajian dan diskusi kritis akan membantu peserta didik melihat
ketidakadilan dan ketidakfungsian beberapa aspek sistem sekarang ini dan akan
membangun kesepakatan seluas mungkin tujuan-tujuan pokok yang akan menata umat
manusia dalam tatanan budaya dunia. Masyarakat dunia yang ideal, menurut
Dengan ontologi, dapat diterangkan tentang bagaimana hakikat dari segala sesuatu.
Aliran rekonstruksionisme memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana
realita itu ada di mana dan sama di setiap tempat. Untuk mengerti suatu realita beranjak
dari suatu yang konkrit dan menuju kearah yang khusus menam pakkan diri dalam
perwujudan sebagaimana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca indra
manusia seperti bewan dan tumbuhan atau benda lain disekeiling kita, dan realita yang kita
ketahui dan kita badapi tidak terlepas dari suatu sistem, selain substansi yang dipunnyai
dan tiap-tiap benda tersebut, dan dapat dipilih melalui akal pikiran.
b. Pandangan Ontologis
Dalam proses interaksi sesama manusia, diperlukan nilai-nilai. Tetapi, secara umum
ruang lingkup (scope) ten tang pengertian “nilai” tidak terbatas.Aliran rekonstruksionisme
memandang masalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural yakni menerima nilai
c. . Pandangan Epistemologis
Kajian epsitemologis aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme
(progressive) dan perenialisme. Berpijak dari pola pemikiran bahwa untuk memahami
realita alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin
memahami realita ini tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita
terlebih dahulu melalui penemuan suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya, baik
akal maupun rasio sama-sama berfungsi membentuk pengetahun, dan akal di bawa oleh
panca indera menjadi pengetahuan dalam yang sesungguhnya.Aliran ini juga berpendapat
bahwa dasar dari suatu kebenaran dapat dibuktikan dengan self evidence, yakni bukti yang
ada pada diri sendiri, realita dan eksistensinya. Pemahamannya bahwa pengetahuan yang
1) Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata
sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang
2) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan
sosial.
4) Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana
5) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk
menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat
universal.
1. Brubacger (1950)
PENUTUP
A. Kesimpulan
perombakan dalam pendidikan yang bertujuan untuk merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern serta membina suatu
konsensus yang paling luas dan mungkin mengenai tujuan pokok tertinggi dalam
kehidupan manusia. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh aliran rekonstruksionisme
untuk dapat memperbaiki sistem pendidikan supaya tidak terkungkung dalam sebuah
pendidikan yang amat tradisional dan tidak dapat menyesuaikan perkembangan zaman.
B. Saran
dibutuhkan adanya inovasi baru dalam pendidikan di Indonesia guna melakukan sebuah
kini harus lebih peka terhadap permasalahan kehidupan secara nyata, sehingga peserta
didik dituntut untuk dapat lebih memahami bagaimana cara menerapkan pengetahuan itu
Jalaluddin & Abdullah Idi. 2010. Filsafat Pendidikan :Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.
Yogyakarta: Rakesarasin.