Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH PATOLOGI

NEOPLASMA LAMBUNG
Ns. Made Rismawan, S.Kep, MNS.

KELOMPOK 5:
1. Made Budiarte 18D10137
2. Milka Salma Soleman 18D10138
3. Mitha Angelina Rambu Piras 18D10139
4. Mohamad Kurniawan Alinti 18D10140
5. Muliyaty Yusuf 18D10141

MAHASISWA TINGKAT I SEMESTER II KELAS C


PRODI D-IV KEPERAWATAN ANSTESIOLOGI
ITEKES BALI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Neoplasma
Lambung “ dengan baik.
Makalah ini berisikan informasi mengenai materi Patologi semester II yang
meliputi: Definisi, Klasifikasi, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Medis dari “ Neoplasma
Lambung ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Esa meridhoi segala usaha kita.
Amin.

Denpasar, 26 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

BAB II KEPERAWATAN TRANSKULTURAL


A. Definisi Neoplasma Lambung...........................................................................2
B. Klasifikasi Neoplasma Lambung......................................................................3
C. Patofisiologi.........................................................................................................4
D. Penatalaksanaan Medis.....................................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker (neoplasma) merupakan penyebab kematian pertama di


dunia.Pada tahun 2005 jumlah kematian akibat penyakit kanker mencapai 58 juta
jiwa. Menurut data WHO (2005), jenis kanker yang menjadi penyebab kematian
terbanyak adalah kanker paru (mencapai 1,3 juta kematian pertahun), disusul kanker
lambung (mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun), kanker hati (sekitar
662.000 kematian pertahun), kanker usus besar (655.000 kematian pertahun), dan
yang terakhir yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun). Sedikitnya 1,2
juta jiwa di
Amerika Serikat didiagnosa menderita kanker setiap tahunnya. Akan tetapi
incidence rate lebih banyak terjadi di negara berkembang (Smeltzer & Bare, 2001).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan prevalensi rate penyakit
kanker yang cukup tinggi.

Di wilayah ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua setelah Vietnam


dengan kasus penyakit kanker mencapai 135.000 kasus pertahun (WHO, 2005).
Data tersebut hampir sama dengan yang ditemukan Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin) Departemen Kesehatan RI (2004) yang menyebutkan prevalensi penyakit
kanker mencapai 100 ribu pertahun. Di Indonesia penyakit kanker menjadi
penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung (Depkes RI, 2004).. Sebagian
manusia terkadang mengabaikan suatu gejala penyakit yang timbul dalam dirinya,
sehingga penyakit tersebut baru diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut.
Salah satu contoh kanker akibat kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung dimana
kanker lambung ini merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.

B. Rumusan Masalah

1. Membahas tentang pengertian “ Neoplasma Lambung ”


2. Mengetahui klasifikasi “ Neoplasma Lambung ”
3. Menjelaskan tentang patofisiologi “ Neoplasma Lambung ”
4. Mengetahui Penatalaksanaan “ Neoplasma Lambung ”

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI NEOPLASMA LAMBUNG

Lambung merupakan organ penting dari sistem saluran pencernaan bagian


atas. Lambung berperan dalam penyerapan nutrisi dari makanan dan memindahkan
sisa makanan ke dalam saluran usus. Gejala utama dari kanker lambung merupakan
masalah saluran pencernaan, khususnya dalam proses penyerapan nutrisi makanan.

Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di


lambung, biasanya adenokarsinoma,atau gangguan sel gaster yang dalam waktu
lama terjadi mutasi sel gaster,meskipun mungkin merupakan limfoma maligna

Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling


sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker

Kanker lambung merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya tumor


ganas atau sel kanker yang tumbuh pada dinding lambung. Perkembangan sel tak
normal untuk menjadi tumor dan kanker cenderung berjalan lambat dan
membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Kanker lambung adalah penyakit yang terjadi karena pertumbuhan sel


lambung secara abnormal dan tak terkendali. Pertumbuhan sel abnormal ini terjadi
karena sel mengalami perubahan genetik.

Kanker lambung jarang menimbulkan gejala spesifik pada stadium awal.


Gejalanya dapat berupa perut kembung atau nyeri ulu hati, dan sering kali hanya
dianggap sebagai keluhan sakit maag.

Kondisi tersebut membuat kanker lambung sulit untuk didiagnosis secara


dini, dan umumnya baru terdiagnosis setelah masuk stadium akhir. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi peluang kesembuhan.

2
B. KLASIFIKASI NEOPLASMA LAMBUNG
1. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
a. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan
dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe:
1) Elevated type
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I,
terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
2) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
3) Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.

c. Type III. (Excavated type)


Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi
seperti IIC + III atau III + IIc dan IIa + IIc.

2. Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).


Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
a. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai
fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
b. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta
mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat
nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa
sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.

3
c. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
d. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa

C. PATOFISIOLOGI

1. Etiologi

Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal
sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi
1). Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker
lambung. Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetic pada kanker
lambung (Bresciani, 2003).
2) Faktor umur.
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun
dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996)

b. Faktor Presipitasi
1) Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Sehingga
menfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic
nitrosamines didalam lambung. Kondisi terlambatnya pengosongan
asam lambung dan peningkatan komposisi nitrosamines didalam

4
lambung memberikan konstribusi terbentuknya kanker lambung
(Yarbro, 2005).

2) Infeksi H. Pylori. H. Pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90%


ulkus duodenum dan 80% tukak lambung (fuccio, 2007). Bakteri ini
menempel dipermukaan dalam tukak lambung melalui interaksi antara
membran bakteri lektin dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein
membran sel-sel epitel lambung (fuccio, 2009).

3) Mengkonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok lebih


dari 30 batang sehari dan kombinasi dengan konsumsi alkohol kronik
akan meningkatkan risiko kanker lambung (Gonzalez, 2003).

4) NSAIDs. Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang


mengkonsumsi NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini
(polip lambung) dapat menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi
polip lambung berulang akan meningkatkan risiko kanker lambung
(Houghton, 2006).

5) Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan


kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh
kurangnya faktor instrinsik sekresi lambung, kombinasi anemia
pernisiosa dengan infeksi H. Pylori memberikan kontribusi penting
terbentuknya tumorigenesis pada dinding lambung ( Santacroce, 2008 ).

Kanker lambung terjadi akibat adanya perubahan (mutasi) genetik pada sel
lambung, yang menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak
terkendali. Sel-sel inilah yang disebut sel kanker.

5
Penyebab terjadinya perubahan genetik pada sel lambung tersebut belum diketahui
dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan
risiko seseorang untuk mengalami kanker lambung, yaitu:

1) Merokok
2) Berusia 55 tahun ke atas
3) Obesitas
4) Sering mengkonsumsi makanan cepat saji
5) Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung
6) Pernah menjalani operasi pada lambung
7) Kurangnya aktivitas fisik
8) Sering makan daging

Kanker lambung juga lebih berisiko terjadi pada orang yang pernah mengalami
penyakit di bawah ini:

1) Infeksi bakteri pylori.


2) Infeksi virus Epstein-Barr (EBV).
3) Radang lambung kronis.
4) Anemia akibat kekurangan vitamin B12.
5) Polip di dalam lambung.
6) Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena HIV/AIDS atau
penggunaan obat-obatan imunosupresif dalam jangka panjang.
7) Kanker jenis lainnya, seperti limfoma, kanker esofagus, kanker usus, kanker
prostat, dan kanker serviks.

2. Proses Terjadinya Apabila Ada Etiologi

1. Faktor Genetik

Semakin banyak anggota keluarga yang menderita kanker dan semakin muda
mereka didiagnosis terkena kanker, maka semakin besar faktor keturunan kanker
yang ada pada keluarga Anda. Artinya, penyakit kanker yang terdapat di
keluarga Anda kemungkinan besar adalah kanker yang disebabkan oleh faktor
keturunan gen tunggal yang sudah mengalami perubahan.

6
Jadi, jika di keluarga Anda terdapat anggota keluarga yang menderita kanker,
bukan berarti di keluarga Anda terdapat gen tunggal yang mewarisi kanker. Anda
harus menyelidikinya lebih lanjut. Kanker yang terjadi pada usia tua lebih
mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, bukan faktor keturunan.

Jika benar di keluarga Anda terdapat gen pewaris kanker, sebaiknya Anda jangan
khawatir karena Anda masih punya waktu untuk mengurangi risiko Anda terkena
kanker. Anda perlu untuk mengubah gaya hidup Anda menjadi gaya hidup sehat.
Faktor risiko genetik sama dengan faktor risiko non-genetik, yang keduanya
dapat sama-sama menyebabkan kanker jika tidak dicegah.

Jadi, bukan berarti Anda pasti akan menderita kanker jika Anda mempunyai
keturunan kanker. Hal ini tergantung dari seberapa besar pengaruh gen terhadap
perkembangan kanker tersebut dan faktor lain yang dapat mendukung
perkembangan kanker.

2. Faktor Makanan

Cara penyimpanan dan pengolahan makanan bervariasi antar negara, dan


perbedaan ini mungkin memberikan kontribusi yang besar dalam variasi
beberapa jenis kanker.
Pengasapan makanan dapat membentuk senyawa hidrokarbon polisiklik
aromatik (polycyclic aromatic hydrocarbon), beberapa di antaranya diketahui
bersifat karsinogenik pada hewan. Zat-zat yang bersifat karsinogenik dapat
terbentuk pada waktu proses pemasakan dan jumlahnya berhubungan dengan
penggunaan suhu tinggi dan jangka waktu pemasakan. Misal pemasakan dengan
cara pembakaran menggunakan api oven, dapat membentuk senyawa
hidrokarbon polisiklik aromatik pada permukaan makanan yang dibakar tersebut.
Pembakaran asam amino dengan gula selama proses pemasakan, menghasilkan
berbagai zat kimia yang bersifat mutagenik, dan beberapa di antaranya bersifat
karsinogenik.
Penggaraman dan pengasaman makanan dapat membentuk nitrosamin yang
bersifat karsinogenik untuk mulut dan lambung. Bukti-bukti dari studi
epidemiologi menunjukkan masyarakat yang banyak mengkonsumsi makanan
yang diawet dengan diasin, diasam, dan diasap, mempunyai insiden kanker

7
lambung dan esofagus lebih banyak. Kanker esofagus berhubungan dengan
konsumsi asinan sayur, ikan asin dan makanan asap. Dari beberapa studi
epidemiologi, nitrat, nitrit dan komponen N-nitroso dalam makanan dan air serta
makanan yang diasin berhubungan dengan kanker lambung.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan
gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker
lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-
buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso
dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin
C.

3. Faktor Infeksi H. Pylori

Mekanisme utama bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka adalah


melalui produksi racun VacA. Racun VacA bekerja dalam menghancurkan
keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara; diantaranya melalui
pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas sel, pembentukan
pori dalam membrane plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel). Pada
beberapa individu, H. Pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila
kondisi ini sering terjadi, maka akan menghasilkan peradangan yang lebih luas
yang tidak hanya memengaruhi ulkus didaerah badan lambung, tetapi juga
meningkatkan risiko kanker lambung. Peradangan dilendir lambung juga
merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm)
dilambung, atau disebut dengan limfoma MALT (Mucosa Lymphoid Tissue).
Infeksi H. Pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor dengan
menyebabkan dinding atrofi dan perubahan metaplastik pada dinding lambung
(santacroce, 2008).
4. Faktor Merokok

Cara utama merokok dapat menyebabkan kanker adalah dengan merusak DNA
kita, termasuk gen-gen utama yang seharusnya melindungi kita dari kanker.
Banyak bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok telah terbukti sanggup
merusak DNA, termasuk bahan benzene, polonium-210, benzo(a)pyrene, dan
nitrosamin.

Ini saja sudah kabar buruk, tapi yang membuatnya lebih buruk lagi adalah
adanya kandungan bahan-bahan kimia lain dalam rokok. Sebagai contoh,

8
kandungan kromiom membuat racun-racun seperti benzo(a)pyrene bisa
menempel lebih kuat pada DNA, sehingga memperbesar kemungkinannya untuk
menimbulkan kerusakan parah.

D. Manifestasi Klinis

Kanker lambung pada stadium awal sering kali tidak menimbulkan gejala.
Kalaupun muncul gejala, umumnya dianggap sebagai gejala sakit maag biasa.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker lambung
pada stadium awal:

1. Perut kembung dan sering bersendawa


2. Nyeri ulu hati
3. Naiknya asam lambung (heartburn)
4. Cepat kenyang saat makan
5. Mual
6. Muntah

Kanker lambung stadium lanjut akan menimbulkan gejala yang lebih berat.
Pada tahap inilah umumnya penderita baru datang berobat ke dokter. Beberapa
gejala kanker lambung pada stadium lanjut adalah:

1. Muntah darah
2. BAB berwarna hitam atau BAB berdarah
3. Kurang darah atau anemia
4. Sakit kuning
5. Nafsu makan berkurang
6. Penurunan berat badan
7. Tubuh terasa lemas
8. Pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan.

E. KOMPLIKASI

1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.

9
2. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai
keluhan mintah-muntah.
4. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi
dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi Farmakologis

NO Nama Obat Golongan Kontra Indikasi


1 IVFD RL Isotonik Hipertermi, kelainan ginjal,
Asering kerusakan sel hati, laktat
asodosi
2 Ceftriaxone Antibiotik Hiposensitif terhadap
Ceftriaxone atau Cefalosforin
lainnya
3 Campto Isotonik Penyakit inflamasi perut kronik

Terapi Obat Bertarget

Terapi obat bertarget memiliki dua fungsi, yaitu menyerang sel yang
mengalami mutasi genetik menjadi sel kanker atau merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk membasmi sel-sel tersebut. Terapi obat bertarget dapat
dikombinasikan dengan kemoterapi. Beberapa jenis obat yang digunakan pada
terapi obat bertarget adalah :

a. Imatinib
b. Regonafenid

c. Sunitinib

10
d. Transtusunab

e. Ramucirumab

2. Tindakan Operatif

Pembedahan:

Reseksi pembedahan merupakan pengobatan kanker lambung yang paling


penting. Denganmengeluarkan sebagian atau seluruh bagian lambung,
tergantung pada kondisi pasien. Selama tindakan operasi bedah, dokter
mengangkat tumor bersama denganjaringan dan kelenjar getah bening di
sekitarnya.

Secara umum, jika lesi hanya terbatas pada mukosa dan submukosa, tingkat
penyembuhan operasi pengangkatan lambung bisa mencapai 90%.

3. Tindakan Suportif

a. Diet

1) Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring
kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi pendarahan usus
dan perforasi usus.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara


dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran
dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien.Setelah
pengangkatan lambung pasien perlu melakukan beberapa penyesuaian
dalam dietnya:

3) Makan ringan dalam jumlah kecil namun sering, misalnya 6 kali makan
sehari dan hindari makan berlebihan , bila tidak, pasien bisa muntah,
mengalami diare, pusing, dan tekanan darah rendah. Hindari
mengkonsumsi minuman selama dan setelah makan untuk
memperpanjang waktu makanan tetap berada didalam lambung untuk
membantu penyerapan.

11
4) Pilihlah makanan yang mudah dicerna

5) Biasakan mengunyah makanan secara perlahan-lahan

6) Beristirahatlah setelah makan untuk mencegah gangguan pencernaan

7) Hindari anemia, perhatikan suplemen vitamin B12 ( misalnya hati,


daging, ikan, dan susu ). Beberapa pasien memerlukan suntikan vitamin
B12 secara berkala.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan untuk menegakkan Diagnosa

Kanker lambung dapat dikenali dengan beberapa pemeriksaan. Hal ini


dibutuhkan bagi seseorang yang mengalami gejala dan faktor risiko kanker.
Perkembangan kanker dalam tubuh pasien dapat didiagnosis dengan :

a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah
terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang
kelenjar limfe klavikula teraba.
b. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda
dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai
dengan komprsi.
c. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi
ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi
lavse hanya didapatkan 50 %.

d. Pemeriksaan darah pada tinja.


Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood),
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.

12
e. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor
ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
f. Endoskopi bagian atas
Menggunakan selang fleksibel dengan kamera yang dimasukkan dari mulut
dan tenggorokan untuk memriksa saluran cerna bagian atas
g. Pemeriksaan Sinar X
Mengharuskan pasien menelan cairan barium untuk dapat melihat lebih jelas
h. CT-Scan
Pemindaian medis dengan sinar X yang kuat untuk melihat tubuh bagian
dalam.

2. Parameter Yang Diperiksa

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan jumlah sel darah (sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit), fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan lain-
lain. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui kondisi pasien sebelum
memulai tindakan seperti biopsi, endoskopi, dan pengobatan.

3. Kondisi Normal Parameter


a. Sel darah merah
1) Pria: 4,7 hingga 6,1 juta sel darah merah per mikroliter darah
2) Wanita: 4,2-5,4 juta sel darah merah per mikroliter darah
3) Anak-anak, 4,0 hingga 5,5 juta sel darah merah per mikroliter darah
b. Sel darah putih
1) Leukosit normal neonatus adalah 9000 - 30000 sel/mm3
2) Leukosit normal bayi sampai balita adalah 5700-18000 sel/mm3
3) Leukosit norml pada anak 10 tahun adalah 4500-13500/mm3
4) Leukosit normal pada orang dewasa adalah 4500-10000 sel/mm3
5) Leukosit normal pada ibu hamil adalah 6000-17000 sel/mm3
6) Leukosit normal ibu setelah melahirkan 9700-25700 sel/mm3

13
7) Trombosit Jumlah trombosit normal dalam darah adalah sekitar
150.000 hingga 400.000 trombosit per mikroliter (mcL).
c. Gula Darah

1) Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL


2) Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
3) Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang dari
100 mg/dL
4) Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL

4 . Parameter Hasil Pemeriksaan Dari Penyakitnya


a. Tes Darah
Tes darah di laboratorium dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi
helico bacteri pylori, serta untuk memeriksa fungsi organ tubuh lain.
b. Tes Tinja
Untuk memeriksa adanya darah dalam tinja.
c. Mengambil Sampel Jaringan
Jaringan diambil menggunakan instrumen yang masuk bersamaan dengan
endoskopi. Sampel jaringan kemudian dikirim ke laboratorium dan akan
diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat sel kanker
didalamnya. Bila dilihat melalui endoskopis kanker lambung bisa dilihat
seperti borok, berbentuk jamur atu tampak menonjol, daerah mukosa
mengalami penebalan.

BAB III
PENUTUP

14
A. KESIMPULAN

1. Kanker Lambung atau dikenal sebagai Gastric cancer adalah jenis penyakit
kanker yang terjadi di perut, berasal dari sel epitel dinding perut dan dapat
terjadi diberbagai bagian perut (daerah antral pylorus paling banyak, diikuti oleh
daerah fundic lambung kardia, Lambung sedikit lebih kecil), invasi ke dalam
dan berbagai bagian.
2. Etiologi kanker lambung meliputi factor genetic, factor umur, konsumsi
makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan, Infeksi H.pylori.
mengonsumsi rokok dan alcohol, NSAIDs, dan anemia pernisiosa.
3. Cara mendiagnosa kanker lambunng meliputi Gastroskopi, Biopsi dan Tes
pencitraan lambung.
4. Pengobatan kanker lambung antara lain pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi.

B. SARAN

Pembuatan makalah ini adalah salah satu bentuk pembelajaran yang sangat
baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi khususnya kepada mahasiswa demi
peningkatan derajat kesehatan.

Daftar Pustaka

15
Sukamadja, Edwin. (2018). Kanker lambung. (https://kankere.com.article/content/kanker-
lambung-48 diakses tanggal 24 februari, jam 15.16 WIB).

Kamaria. (2015). Kanker lambung. (https://dokumen.tips/makalah-kanker-lambung.html


diakses tanggal 28 November).

Alodokter. (2019). Kanker lambung- Gejala, penyebabdan mengobati.


(https://www.alodokter.com/kanker-lambung diakses tanggal 8 mei).

Fajar, Al Kemal. (2017). Fakta penting soal kanker lambung: Penyebab, gejela dan
pengobatannya. (https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/info-kanker-lambung/
diakses tanggal 6 september).

Widiastuti, Vika. (2019). Fakta mengenai kanker lambung, mulai dari penyebab hingga
gejala. (https://amp-suara-com.cdn.ampproject.org diakses tanggal 18 februari).

16

Anda mungkin juga menyukai