NEOPLASMA LAMBUNG
Ns. Made Rismawan, S.Kep, MNS.
KELOMPOK 5:
1. Made Budiarte 18D10137
2. Milka Salma Soleman 18D10138
3. Mitha Angelina Rambu Piras 18D10139
4. Mohamad Kurniawan Alinti 18D10140
5. Muliyaty Yusuf 18D10141
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Neoplasma
Lambung “ dengan baik.
Makalah ini berisikan informasi mengenai materi Patologi semester II yang
meliputi: Definisi, Klasifikasi, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Medis dari “ Neoplasma
Lambung ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Esa meridhoi segala usaha kita.
Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. KLASIFIKASI NEOPLASMA LAMBUNG
1. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
a. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan
dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe:
1) Elevated type
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I,
terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
2) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
3) Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
3
c. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
d. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa
C. PATOFISIOLOGI
1. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal
sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi
1). Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker
lambung. Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetic pada kanker
lambung (Bresciani, 2003).
2) Faktor umur.
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun
dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996)
b. Faktor Presipitasi
1) Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Sehingga
menfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic
nitrosamines didalam lambung. Kondisi terlambatnya pengosongan
asam lambung dan peningkatan komposisi nitrosamines didalam
4
lambung memberikan konstribusi terbentuknya kanker lambung
(Yarbro, 2005).
Kanker lambung terjadi akibat adanya perubahan (mutasi) genetik pada sel
lambung, yang menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak
terkendali. Sel-sel inilah yang disebut sel kanker.
5
Penyebab terjadinya perubahan genetik pada sel lambung tersebut belum diketahui
dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan
risiko seseorang untuk mengalami kanker lambung, yaitu:
1) Merokok
2) Berusia 55 tahun ke atas
3) Obesitas
4) Sering mengkonsumsi makanan cepat saji
5) Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung
6) Pernah menjalani operasi pada lambung
7) Kurangnya aktivitas fisik
8) Sering makan daging
Kanker lambung juga lebih berisiko terjadi pada orang yang pernah mengalami
penyakit di bawah ini:
1. Faktor Genetik
Semakin banyak anggota keluarga yang menderita kanker dan semakin muda
mereka didiagnosis terkena kanker, maka semakin besar faktor keturunan kanker
yang ada pada keluarga Anda. Artinya, penyakit kanker yang terdapat di
keluarga Anda kemungkinan besar adalah kanker yang disebabkan oleh faktor
keturunan gen tunggal yang sudah mengalami perubahan.
6
Jadi, jika di keluarga Anda terdapat anggota keluarga yang menderita kanker,
bukan berarti di keluarga Anda terdapat gen tunggal yang mewarisi kanker. Anda
harus menyelidikinya lebih lanjut. Kanker yang terjadi pada usia tua lebih
mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, bukan faktor keturunan.
Jika benar di keluarga Anda terdapat gen pewaris kanker, sebaiknya Anda jangan
khawatir karena Anda masih punya waktu untuk mengurangi risiko Anda terkena
kanker. Anda perlu untuk mengubah gaya hidup Anda menjadi gaya hidup sehat.
Faktor risiko genetik sama dengan faktor risiko non-genetik, yang keduanya
dapat sama-sama menyebabkan kanker jika tidak dicegah.
Jadi, bukan berarti Anda pasti akan menderita kanker jika Anda mempunyai
keturunan kanker. Hal ini tergantung dari seberapa besar pengaruh gen terhadap
perkembangan kanker tersebut dan faktor lain yang dapat mendukung
perkembangan kanker.
2. Faktor Makanan
7
lambung dan esofagus lebih banyak. Kanker esofagus berhubungan dengan
konsumsi asinan sayur, ikan asin dan makanan asap. Dari beberapa studi
epidemiologi, nitrat, nitrit dan komponen N-nitroso dalam makanan dan air serta
makanan yang diasin berhubungan dengan kanker lambung.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan
gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker
lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-
buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso
dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin
C.
Cara utama merokok dapat menyebabkan kanker adalah dengan merusak DNA
kita, termasuk gen-gen utama yang seharusnya melindungi kita dari kanker.
Banyak bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok telah terbukti sanggup
merusak DNA, termasuk bahan benzene, polonium-210, benzo(a)pyrene, dan
nitrosamin.
Ini saja sudah kabar buruk, tapi yang membuatnya lebih buruk lagi adalah
adanya kandungan bahan-bahan kimia lain dalam rokok. Sebagai contoh,
8
kandungan kromiom membuat racun-racun seperti benzo(a)pyrene bisa
menempel lebih kuat pada DNA, sehingga memperbesar kemungkinannya untuk
menimbulkan kerusakan parah.
D. Manifestasi Klinis
Kanker lambung pada stadium awal sering kali tidak menimbulkan gejala.
Kalaupun muncul gejala, umumnya dianggap sebagai gejala sakit maag biasa.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker lambung
pada stadium awal:
Kanker lambung stadium lanjut akan menimbulkan gejala yang lebih berat.
Pada tahap inilah umumnya penderita baru datang berobat ke dokter. Beberapa
gejala kanker lambung pada stadium lanjut adalah:
1. Muntah darah
2. BAB berwarna hitam atau BAB berdarah
3. Kurang darah atau anemia
4. Sakit kuning
5. Nafsu makan berkurang
6. Penurunan berat badan
7. Tubuh terasa lemas
8. Pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan.
E. KOMPLIKASI
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
9
2. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai
keluhan mintah-muntah.
4. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi
dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Farmakologis
Terapi obat bertarget memiliki dua fungsi, yaitu menyerang sel yang
mengalami mutasi genetik menjadi sel kanker atau merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk membasmi sel-sel tersebut. Terapi obat bertarget dapat
dikombinasikan dengan kemoterapi. Beberapa jenis obat yang digunakan pada
terapi obat bertarget adalah :
a. Imatinib
b. Regonafenid
c. Sunitinib
10
d. Transtusunab
e. Ramucirumab
2. Tindakan Operatif
Pembedahan:
Secara umum, jika lesi hanya terbatas pada mukosa dan submukosa, tingkat
penyembuhan operasi pengangkatan lambung bisa mencapai 90%.
3. Tindakan Suportif
a. Diet
1) Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring
kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi pendarahan usus
dan perforasi usus.
3) Makan ringan dalam jumlah kecil namun sering, misalnya 6 kali makan
sehari dan hindari makan berlebihan , bila tidak, pasien bisa muntah,
mengalami diare, pusing, dan tekanan darah rendah. Hindari
mengkonsumsi minuman selama dan setelah makan untuk
memperpanjang waktu makanan tetap berada didalam lambung untuk
membantu penyerapan.
11
4) Pilihlah makanan yang mudah dicerna
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah
terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang
kelenjar limfe klavikula teraba.
b. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda
dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai
dengan komprsi.
c. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi
ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi
lavse hanya didapatkan 50 %.
12
e. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor
ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
f. Endoskopi bagian atas
Menggunakan selang fleksibel dengan kamera yang dimasukkan dari mulut
dan tenggorokan untuk memriksa saluran cerna bagian atas
g. Pemeriksaan Sinar X
Mengharuskan pasien menelan cairan barium untuk dapat melihat lebih jelas
h. CT-Scan
Pemindaian medis dengan sinar X yang kuat untuk melihat tubuh bagian
dalam.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan jumlah sel darah (sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit), fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan lain-
lain. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui kondisi pasien sebelum
memulai tindakan seperti biopsi, endoskopi, dan pengobatan.
13
7) Trombosit Jumlah trombosit normal dalam darah adalah sekitar
150.000 hingga 400.000 trombosit per mikroliter (mcL).
c. Gula Darah
BAB III
PENUTUP
14
A. KESIMPULAN
1. Kanker Lambung atau dikenal sebagai Gastric cancer adalah jenis penyakit
kanker yang terjadi di perut, berasal dari sel epitel dinding perut dan dapat
terjadi diberbagai bagian perut (daerah antral pylorus paling banyak, diikuti oleh
daerah fundic lambung kardia, Lambung sedikit lebih kecil), invasi ke dalam
dan berbagai bagian.
2. Etiologi kanker lambung meliputi factor genetic, factor umur, konsumsi
makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan, Infeksi H.pylori.
mengonsumsi rokok dan alcohol, NSAIDs, dan anemia pernisiosa.
3. Cara mendiagnosa kanker lambunng meliputi Gastroskopi, Biopsi dan Tes
pencitraan lambung.
4. Pengobatan kanker lambung antara lain pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi.
B. SARAN
Pembuatan makalah ini adalah salah satu bentuk pembelajaran yang sangat
baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi khususnya kepada mahasiswa demi
peningkatan derajat kesehatan.
Daftar Pustaka
15
Sukamadja, Edwin. (2018). Kanker lambung. (https://kankere.com.article/content/kanker-
lambung-48 diakses tanggal 24 februari, jam 15.16 WIB).
Fajar, Al Kemal. (2017). Fakta penting soal kanker lambung: Penyebab, gejela dan
pengobatannya. (https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/info-kanker-lambung/
diakses tanggal 6 september).
Widiastuti, Vika. (2019). Fakta mengenai kanker lambung, mulai dari penyebab hingga
gejala. (https://amp-suara-com.cdn.ampproject.org diakses tanggal 18 februari).
16