Anda di halaman 1dari 8

UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-

2.3 PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON


(SNI 03-1973-1990)

2.3.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini bertujuan untuk memperoleh nilai dari berat isi beton.

2.3.2 Dasar Teori

Dalam pekerjaan beton di lapangan biasanya digunakan adalah banyak


pengguanaan semen dalam tiap meter kubik beton. Untuk itu perlu ditentukan berat
isi betonnya dengan mutu beton tertentu yang proporsinya diharapkan. Jadi dengan
mutu beton tertentu yang proporsinya tertentu pula dapat diharapkan banyaknya
semen yang diperlukan untuk tiap meter kubik beton.
2.3.3 Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh yang digunakan untuk
menimbang berat benda uji dapat dilihat seperti yang tercantum pada Gambar
2.13 di modul sebelumnya.

b. Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm ujung dibulatkan dapat


dilihat seperti yang tercantum pada Gambar 2.10 di modul sebelumnya.

c. Alat perata yang di gunakan untuk meratakan permukaan dari campuran beton
yang telah di masukkan ke dalam cetakan dapat dilihat pada Gambar 2.16 di
modul sebelumnya.

d. Takaran dengan kapasitas dan penggunaan sebagai berikut :

- Kapasitas 6 liter, ukuran maksimum agregat kasar 25 mm

- Kapasitas 10 liter, ukuran maksimum agregat kasar 37,5 mm

- Kapasitas 14 liter, ukuran maksimum agregat kasar 50 mm

- Kapasitas 28 liter, ukuran maksimum agregat kasar 75 mm.


2.3.4 Benda Uji

Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili campuran
beton.

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
2.3.5 Cara Melakukan

Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan sebagai
berikut:

1) Isilah takaran dengan benda uji dalam 3 lapis;

2) Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadatan
lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar takaran; pada pemadatan lapis
kedua dan ketiga, tongkat boleh masuk sampai kira-kira 25, 4 mm dibawah
lapisan sebelumnya; untuk takaran 20 liter dilakukan penusukan 50 kali secara
merata pada tiap-tiap permukaan lapisan;

3) Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak


tampak gelembung-gelembung udara pada permukaan serta rongga-rongga bekas
tusukan tertutup; kadar udara dari beton tidak ditentukan;

4) Ratakan permukaan benda uji dan tentukan beratnya.

2.3.6 Perhitungan
W bu
D =
a. Berat isi beton, V ( kg/liter )
Keterangan:

Wbu = Berat benda uji ( kg )


V = Isi takaran ( liter )

Contoh Perhitungan :
Diketahui: - Berat Mold (A) = 13,000 kg
- Berat Mold + Benda uji (B) = 26,200 kg
- Tinggi mold = 30 cm
- Diameter mold = 15 cm

Sehingga :
 Berat Benda Uji (Wbu) = B–A
= 25,800 – 13,000
= 12,800 kg

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
 Volume Mold = ¼ x π x D2 x t
= ¼ x π x 152 x 30
= 5301,438 cm3
= 5,301 dm3
= 5,301 liter

W bu berat benda uji


 Berat isi beton = V = volume mold
12,800
= = 2,414 kg/liter
5,301

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
2.3.7 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan diperoleh :


a. Berat isi beton = 2,414 kg/liter

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
Dokumentasi Pemeriksaan Berat Isi Beton

1. Pesiapkan campuran beton segar sesuai tata cara perencanaan campuran beton
yang direncanakan

Gambar 2.3.2 Campuran beton segar

2. Siapkan cetakan yang akan digunakan

Gambar 2.3.3 Cetakan kubus Gambar 2.3.4 Cetakan slinder

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
3. Oleskan oli ke cetakan yang akan digunakan agar benda uji mudah dikeluarkan
saat sudah mongering.

Gambar 2.3.5 Oleskan oli ke cetakan kubus

Gambar 2.3.6 Oleskan oli ke cetakan slinder

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
4. Kemudian masukan campuran beton kedalam cetakan kubus dan slinder
sebanyak 3 lapisan (masing-masing 25x tumbukan) sampai terisi penuh dan
ratakan .

Gambar 2.3.7 Masukan campuran beton kedalam cetakan kubus

Gambar 2.3.8 Masukan campuran beton kedalam cetakan slinder

Muhammad Hairun/F11117204
UJI BAHAN KONSTRUKSI -BETON-
5. Setelah terisi penuh dan ratakan, kemudian timbang berat benda uji dalam
cetakan.

Gambar 2.3.9 Timbang benda uji dalam cetakan.

Muhammad Hairun/F11117204

Anda mungkin juga menyukai