Tujuan pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan tekan (compressive
strength) pada benda uji berbentuk silinder dan kubus dengan prosedur yang
benar.
Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar (fresh concrete) yang mewakili
campuran beton, bentuk benda uji bisa berwujud silinder ataupun kubus; hasil
pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan :
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan beban tersebut, yang dilakukan
menggunakan mesin uji kuat tekan. Campuran beton biasanya dirancang untuk
memberi kuat tekan beton pada umur 28 hari. Hal ini akan memberi keuntungan
terhadap karakteristik kekuatan minimum untuk memenuhi persyaratan
perencanaan. Dengan adanya berbagai macam alasan mengenai control kualitas
dilapangan maka terdapat banyak variasi dari daya tahan beton terhadap
penghancuran sehingga perlu dilakukan perencanaan suatu kekuatan rata-rata
yang lebih besar dari persayaratan minimum. Pemeriksaan kekuatan beton ini
sangat berhubungan dengan perencanaan campuran karena untuk mencapai kuat
tekan beton yang diisyaratkan diperlukan jumlah takaran beton yang memenuhi
spesifikasi.
2.4.3 Peralatan
d. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh. Dapat dilihat pada
Gambar 2.8
g. Peralatan tambahan : ember, skop, sendok perata dan talam seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.16 berikut :
Gambar 2.19
Untuk mendapatkan benda uji harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut :
(1) Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton;
(2) Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis
(4) Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji; untuk
2) Persiapan pengujian
(1) Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam/pematangan, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel
dengankain lembab;
(3) Lapislah permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang
dengan cara sebagai berikut : Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh
(melting pot) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk;
kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar
belerang cair menjadi keras; dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada
permukaan lainnya;
2) Jalanlan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm2 per detik;
2.4.6 Perhitungan
P
Kekuatan tekanbeton= (MPa) atau (kg/cm2)
A
Keterangan: P = beban maksimum ( N ) atau (kg)
A = luas penampang benda uji (mm2) atau (cm2)
= 33,69 Mpa
Dimana :
Σ f ' ci
f’cr = n
274,672
=
9
= 30,519 MPa
= 25,11 MPa
Volume (V) = 15 x 15 x 15
= 3375 cm3
Berat
Berat isi = V
8000
= 3375
= 2,40 gr/cm3
Umur benda uji =7h
Faktor konversi umur 7 hari ke 28 hari = 0,65
f ' ci Umur 7 hari
Kuat tekan beton umur 28 hari (f’ci) = Koreksi
25,11
= 0,65
= 38,63 MPa
Tabel 2.8. Contoh Penentuan Standar Deviasi untuk benda uji kubus:
f'ci f'cr (f'ci - f'cr)²
No Keterangan
(Kg/cm²) (Kg/cm²) (Kg/cm²)
1 386.32 418.61 1042.56
2 417.09 418.61 2.31
3 423.93 418.61 28.28
4 430.77 418.61 147.76
5 417.09 418.61 2.31
6 434.19 418.61 242.57
7 389.74 418.61 833.47
8 458.12 418.61 1560.74
9 410.26 418.61 69.84
Σ 3767.52 3929.84
Dimana :
Σ f ' ci
f’cr = n
3767,52
=
9
= 418,613 kg/mm2
2.4.7 Kesimpulan
1. Gunakan benda uji yang telah dipersiapkan pada pemeriksaan berat isi beton,
yang sudah dikeringkan selama 24jam.
Gambar 2.4.3 Keluarkan benda uji yang sudah kering dalam cetakan
kubus
Gambar 2.4.4 Keluarkan benda uji yang sudah kering dalam cetakan
slinder
2. Lalu timbang kedua benda uji. Ketika melakukan pengujian kuat tekan, untuk
benda uji berbentuk slinder harus diratakan pemukaannya mengunakan cairan
belerang.