Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SISTEM IMUNITAS

OLEH

NAMA : JUMIATI YAROLIAH

NIM : P07120118031

PRODI D III KEPERRAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


KEGAWATDARURATAN SISTEM IMUNITAS INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI
SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH NILAI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT & KRITIS PADA PROGRAM PENDIDIKAN D III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN

OLEH:
NAMA: Jumiati Yaroliah
NIM : P0712018031

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI TANGGAL

OLEH:

PEMBIMBING PENDIDIKAN:

Harmilah S. Pd, S. Kep, M. Kep. Sp. KMB


LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep penyakit

A. Pengertian
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan
telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk
dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS
dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

B. Penyebab
Penyebab Corona virus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari
kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang berbentuk
seperti mahkota (crown/corona).Virus lain yang termasuk dalam kelompok yang serupa
adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam. Namun, virus
corona dari Wuhan ini merupakan virus baru yang belum pernah teridentifikasi pada
manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus
atau 2019-nCoV.
Virus corona umumnya ditemukan pada hewan –seperti unta, ular, hewan ternak,
kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila terdapat riwayat kontak
dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau pedagang di pasar hewan. Namun,
adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa corona virus dapat
ditularkan dari manusia ke manusia. Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu partikel air
yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin. Apabila droplet
tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular
penyakit ini. Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia,
memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan mengalami
infeksi ini serta komplikasinya.
C. Gejala
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara
umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius),batuk kering dan sesak napas. Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu: Diare, sakit kepala, konjungtivitis, hilangnya kemampuan mengecap rasa
atau mencium bau dan ruam di kulit. Gejala virus corona tersebut dapat bertambah parah
secara cepat dan menyebabkan gagal napas hingga kematian. Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua
hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut. Gejala virus corona tersebut dapat
bertambah parah secara cepat dan menyebabkan gagal napas hingga kematian. Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul
mulai dua hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.

D. Diagnosa Virus Corona


Infeksi coronavirus umumnya diketahui melalui gejala dan pemeriksaan fisik yang
dikeluhkan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang
untuk membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain
adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan pembekuan darah, fungsi ginjal dan hati
serta pemeriksaan virologi. Selain itu, spesimen dari hidung dan faring (tenggorokan)
pasien pun akan diambil dengan teknik swab. Demikian pula, sediaan dahak dan, bila
diperlukan, cairan bronkus (saluran pernapasan yang lebih kecil. Melalui pemeriksaan
tersebut dapat diketahui apakah penyakit pasien disebabkan oleh virus atau sebab yang
lain. Sementara itu, plasma darah pasien pun akan diperiksa untuk menemukan RNA
virus corona. Untuk pemeriksaan radiologi, dapat dilakukan pemeriksaan rontgen (x-ray)
dada dan CT-scan dada. Sebagian besar pasien akan menunjukkan gambaran kekeruhan
di kedua paru.

E. Pengobatan
Hingga saat ini, belum ada terapi anti-virus yang terbukti efektif untuk mengatasi infeksi
2019-novel coronavirus. Beberapa anti-virus yang telah berhasil menangani infeksi
MERS-CoV dan SARS-CoV sebelumnya, belum menunjukkan hasil memuaskan untuk
mengatasi infeksi coronavirus yang baru ini. Penderita yang terinfeksi virus corona akan
menerima terapi yang bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya anti-piretik
untuk menurunkan suhu tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi oksigen
pada pasien yang mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas
melalui mesin ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital
lainnya. Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk
meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
1. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di
rumah sakit rujukan.
2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita.
3. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat
yang cukup.
4. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh.

F. Komplikasi
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi
berikut ini:
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi sekunder pada organ lain
3. Gagal ginjal
4. Acute cardiac injury
5. Acute respiratory distress syndrome
6. Kematian

Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami kondisi yang disebut
post-acute COVID-19 syndrome, meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus
Corona.

G. Pencegahan
Meski gejala penyakit coronavirus menyerupai penyakit pernapasan lain seperti
pneumonia atau influenza, sejauh ini belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan
penyakit coronavirus. Pemberian vaksin pneumonia maupun vaksin influenza tidak dapat
memberikan proteksi terhadap penyebaran infeksi virus corona. Cara terbaik untuk
menghindari penyakit infeksi coronavirus adalah melakukan tindakan pencegahan secara
aktif yaitu dengan cara:

1. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul
Adha.
3. Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20
detik terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
4. Apabila tidak memungkinkan atau tidak tersedia air dan sabun, bersihkan tangan
menggunakan pembersih tangan berbahan alcohol minimal 60%.
5. Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama bila tangan masih kotor
6. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit /orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
7. Tetaplah di rumah bila sedang sakit
8. Tutup mulut dengan tisu atau dengan menekuk siku saat Anda batuk atau bersin
9. Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung
10. Hindari bepergian, terutama ke daerah dengan kasus infeksi coronavirus
11. Hindari mengonsumsi daging yang belum matang sempurna.
12. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, minum air putih dalam jumlah cukup, berolahraga secara rutin,
beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.

Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak)
perlu dilakukan pengkajian:
1. Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat
perjalanan pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.
2. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan
telah melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19
perlu dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.

B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian; krisis situasional ditandai dengan:
Merasa bingung; merasa khawatir; tampak gelisah; tampak tegang; sulit tidur.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan:
Tidak mampu mandi, berpakaian, makan, toileting, berhias diri.
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan proses infeksi; hipersekresi jalan nafas
ditandai dengan:
Batuk tidak efektif; tidak mampu batuk; sputum berlebih; mengi; whezing; ronkhi.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membran alveolus-kapiler
ditandai dengan:
PCO2↑; PO2↓ ; PH Abnormal ; Pola Nafas Abnormal
5. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan Gangguan metabolisme; Kelelahan
otot pernafasan ditandai dengan:
PCO2↑; PO2↓ ; SaO2 ↓ ; Volume tidal menurun; Penggunaan otot bantu nafas
meningkat.
6. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan penurunan fungsi ventrikel ditandai
dengan:
Frekuensinadi< 50x/menitatau>150x/menit; Sistolik< 60 mmHg atau> 200 mmHg;
Frekuensinafas< 6 x/menitatau> 30 x/menit; SaO2 <85% ; Suhu< 34,5°C
7. Resiko syok dibuktikan dengan Hipoksia; Sepsis; Sindrom respon inflamasi sistemik.
C. Intervensi Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ; krisis situasional
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24Jam maka tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil:
a. Verbalisasi kebingungan menurun
b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
c. Perilaku gelisah menurun
d. Perilaku tegang menurun
Reduksi Ansietas:
Observasi:
-Monitor tanda-tanda ansietas(verbal dan nonverbal)
Teraupetik:
-Pahami situasi yang membuat ansietas
-Dengarkan dengan penuh perhatian
-Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
-Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi:
-Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
-Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
-Latih Teknik relaksasi
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24Jam maka perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil:
a. Kemampuan mandi meningkat
b. Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
c. Kemampuan makan meningkat
d. Kemampuan ketoilet meningkat
Dukungan perawatan diri
Observasi:
-Monitor tingkat kemandirian
-Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
Teraupetik:
-Sediakan lingkungan yang teraupetik(misalkan suasana hangat, rileks, dan privasi)
-Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi, sabun mandi)
Edukasi:
-Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan proses infeksi; hipersekresi jalan nafas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24Jam maka bersihan jalan nafas
meningkat dengan kriteria hasil:
a. Batuk efektif meningkat
b. Produk sputum menurun
c. Mengi; Whezing; Ronkhi menurun
Latihan batuk efektif
Observasi:
-Identifikasi kemampuan batuk
-Monitor adanya retensi sputum
-Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas Teraupetik
Terapeutik:
-Atur posisi semi fowler atau fowler
-Buang secret pada tempat sputum Edukasi
Edukasi:
-Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
-Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8detik→ulangi sebanyak
3 kali
-Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3
Kolaborasi:
-Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran→Jika perlu
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan membran alveolus-kapiler
-Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 4Jam maka pertukaran gas
meningkat dengan kriteria hasil:
a. Tingkat kesadaran (GCSE4V5M6/ KomposMentis)
b. Dispnea menurun
c. Pola nafas membaik {dalam batas normal (RR:16–22x/menit)}
d. Bunyi nafas tambahan menurun
- Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 12 Jam maka keseimbangan asam
basa meningkat dengan kriteria hasil:
a. Frekuensi nafas membaik (dalam batas normal)
b. Irama nafas membaik (dalam batas normal)
c. pH membaik (dalam batas normal)
d. Kadar CO2 membaik (dalam batas normal)
e. Kadar bikarbonat membaik (dalam batas normal)
Pemantauan Respirasi
Observasi:
-Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
-Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
stokes, biot, ataksik)
-Monitor saturasi oksigen
-Monitor nilai AGD
Teraupetik:
-Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
-Informasikan hasil pemantauan→Jika perlu
5. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan Gangguan metabolisme; Kelelahan
otot pernafasan
-Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka ventilasi spontan
meningkat dengan kriteria hasil:
a. Dispnea menurun
b. Penggunaan otot bantu nafas menurun
c. Volume tidal membaik (dalam batas normal)
d. PCO2 membaik (dalam batas normal)
e. PO2 membaik (dalam batas normal)
-Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 Jam maka ventilasi mekanik
meningkat dengan kriteria hasil:
a. FiO2 memenuhi kebutuhan meningkat (dalam batas normal)
b. Saturasi O2 meningkat (dalam batas normal)
c. Infeksi paru menurun
d. Kesulitan bernafas dengan ventilator menurun
Dukungan Ventilasi
Observasi:
-Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
-Monitor status respirasi dan oksigenasi (misalnya frekuensi dan kedalaman nafas,
penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen)
Teraupetik:
-Pertahankan kepatenan jalan nafas
-Berikan posisi semi fowler atau fowler Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misalnya
nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing atau non rebreathing).
-Gunakan bag-valve mask →jikaperlu
Kolaborasi: -Kolaborasikan pemberian brokhodilator→jika perlu
6. Gangguan sirkulasi spontan berhubungan dengan penurunan fungsi ventrikel
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka status sirkulasi
membaik dengan kriteria hasil:
a. Kekuatan nadi meningkat (dalam batas normal)
b. Saturasi O2 meningkat (dalam batas normal)
c. Tekanan darah sistolik membaik (dalam batas normal)
d. Tekanan diastolic membaik (dalam batas normal)
e. Tekanan nadi membaik (dalam batas normal)
f. Tekanan arteri rata-rata membaik (dalam batas normal)
Code Management
Observasi:
-Monitor tingkat kesadaran
-Monitor irama jantung
-Monitor pemberian PPGD/ BTCLS/ ATCLS/ BCLS/ ACLS sesuai protocol yang
tersedia
Teraupetik:
-Panggil bantuan jika klien tidak sadar
-Aktifkan code blue
-Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
-Berikan bantuan nafas, jika perlu
- Pasang monitor jantung
-Pasang akses vena, jika perlu
-Siapkan intubasi, jika perlu
-Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (misalnya nadi karotis teraba,
kesadaran pulih)
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu
-Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
-Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu

7. Resiko syok dibuktikan dengan Hipoksia; Sepsis; Sindrom respon inflamasi sistemik.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit maka resiko syok menurn
dengan kriteria hasil:
a. Tekanan arteri rata-rata membaik (dalam batas normal)
b. Tekanan darah sistolik membaik (dalam batas normal)
c. Tekanan diastolic membaik (dalam batas normal)
d. Frekuensi nadi membaik (dalam batas normal)
e. Frekuensi nafas membaik (dalam batas normal)
f. Tingkat kesadaran (dalam batas normal/GCSE4V5M6/ KomposMentis)
Pencegahan Syok
Observasi:
-Monitor status kardio polmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, tekanan
darah, MAP)
-Monitor status oksigenasi (oksimetrinadi, AGD)
-Monitor status cairan (masukandan haluaran, turgor kulit, CRT)
-Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Teraupetik:
-Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen>94%
-Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian intravena, jika perlu
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Data Umum

Tanggal Pengkajian: 24 November 2020 Jam: 09.00 Wib


Oleh: Jumiati Yaroliah

Sumber Data: Pasien


Metode Pengumpulan Data: - Wawancara
- Studi Dokumen
A. Identitas Pasien
Nama Lengkap : Nn. J Tanggal masuk RS:-
Umur : 21 Tahun Tanggal Pengkajian: 24 November 2020
Tempat/Tgl.Lahir : Sukamaju/30 April 1999 warna triage:
Status Perkawinan : Belum Kawin merah
Agama/Suku : Islam/Jawa kuning
Warga Negara : Indonesia √ hijau
Pendidikan : SMA hitam
Pekerjaan : Mahasiswa unit bagian:
Dx. Medis : + corona virus nama dokter:
nama perawat:
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Hubungan Dngan Pasien : Ibu
Alamat : kaliwiro, Wonosobo
Pekerjaan : Karyawan Swasta

FOKUS ASSESSMENT
Keadaan Umum : Sadar
Tigkat Kesadaran : Composmentis
Keluhan Utama : klien mengeluh cemas dan khawatir dengan kondisi saat ini yang
terinfeksi virus corona, klien bingung bagaimana menghadapinya. Klien
juga mengeluh sulit tidur selama karantina dan tidak puas tidur serta
sering terbangun pada malam hari.

A. Sekunder Assessment
Riwayat Penyakit Dahulu : klien mengatakan belum pernah terinfeksi virus corona dan ini
yang pertama kali dan klien belum pernah mengalami gangguan
tidur dan sering terjaga.
Riwayat Kesehatan Keluarga: klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
yang disebabkan virus dan penyakit yan menular
Riwayat Penyakit Sekarang (Ample):
ANALISA DATA
DATA MASALAH KEMUNGKINAN
PENYEBAB
Data Subyektif : Ansietas Krisis situasional (terpapar
-klien mengatakan merasa bingung virus corona)
-klien mengatakan merasa
khawatir dengan kondisi saat ini
akibat terinfeksi virus corona
- Data Obyektif :
-klien tampak gelisah dan tegang
-klien tampak sulit berkonsentrasi

Data Subyektif: Gangguan Pola Tidur Kurang kontrol tidur


-klien mengeluh sulit tidur
Klien mengeluh tidak puas tidur
-klien mengeluh sering terjaga
pada malam hari

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:


1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (terpapar virus corona)
2. Gangguan pola tidur ditandai dengan kurang kontrol tidur

INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (terpapar virus corona)

TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan O: monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
selama 1x24 jam tingkat ansietas menurun non verbal)
dengan kriteria hasil: T:-ciptakan suasana terapeutik unttuk
1. Verbalisasi kebingungan menurun menumbuhkan kepercayaan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang E: -Latih kegiatan pengalihan untuk
dihadapi menurun mengurangi ketegangan
3. Perilaku gelisah dan tegang menurun -Latih teknik relaksasi
4. Konsentrasi membaik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Gangguan pola tidur ditandai dengan kurang kontrol tidur

TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Dukungan Tidur
selama 1x24 jam kualitas dan kuantitas tidur O: -Identifikasi pola aktivitas dan tidur
membaik dengan kriteria hasil: -Identifikasi faktor pegganggu tidur
1. Keluhan sulit tidur menurun T: -modifikasi lingkungan
2. Keluhan sering terjaga menurun - Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
3. Keluhan tidak puas tidur menurun tidur
E: - jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI EVALUASI
O: monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan S: -klien mengatakan perasaan cemas dan
non verbal) khawatir berkurang
T:-ciptakan suasana terapeutik unttuk - Klien mngatakan akan berpikir positif
menumbuhkan kepercayaan (beripikir positif agar imun tidak turun dan cepat sembuh
dan senang) dari virus corona
E: -Latih kegiatan pengalihan untuk O:- klien tampak tenang Dan tidak tegang
mengurangi ketegangan - Klien mulai dapat berkonsentrasi
-Latih teknik relaksasi (melatih Teknik A: tujuan tindakan keperawatan tercapai
relaksasi tarik nafas dalam
P: menganjurkan latih nafas dalam jika
mengalami kecemasan Kembali

O: -Identifikasi pola aktivitas dan tidur S: -klien mengatakan paham dan sudah tau
-Identifikasi faktor pengganggu tidur cara agar tidurnya lebih berkualitas
a.hindari masalah yang membuat beban -Klien mengatakan akan tidur tepat waktu
pikiran dan tidak tidur larut malam
T: -modifikasi lingkungan O: klien tampak paham dan tenang Ketika tau
a. Buat lingkungan tempat tidur nyaman cara mengatasi gangguan tidur
b. Menggunakan lotion anti nyamuk agar A: tujuan Tindakan keperawatan tercapai
nyaman P: jaga pola tidur rutin
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
a. Mendengarkan murottal/musik agar
tenang
E: - jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur

DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (I). DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.

https://www.klikdokter.com/penyakit/coronavirus diakses 23 November 2020

https://www.alodokter.com/virus-corona diakses 23 November 2020

file:///C:/Users/ACER/Downloads/MATERI%20WEBINAR%201%20ASKEP%20KEP
%20DENGAN%20COVID-19%20DI%20PELAYANAN(1).pdf diakses 23 November 2020

https://gustinerz.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-covid-19/ diakses 23 November


2020

Anda mungkin juga menyukai