Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN


KEMAYORAN TAHUN 2018

Yulinar*, Idriani**

* Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Jenjang S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
** Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta

Email : yulinarcarole@gmail.com

ABSTRAK

Anemia adalah kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin jatuh di bawah nilai batas yang ditetapkan, akibatnya merusak kapasitas oksigen
yang diangkut oleh darah, kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan resiko
terjadinya kematian ibu. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Kemayoran. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 ibu hamil dengan teknik purposive
sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square. Adapun faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p value < 0,05) adalah tingkat pendidikan (0,011),
paritas (0,032) dan usia ibu (0,035) sedangkan faktor kunjungan ANC pada ibu hamil tidak
memiliki hubungan (0,711). Kesimpulannya terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil yaitu (tingkat pendidikan, paritas dan usia ibu) sedangkan
faktor kunjungan ANC dengan kejadian anemia tidak ada hubungan yang signifikan. Perawat
sebagai tenaga kesehatan dalam meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan dan
memotivasi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur.

Kata kunci :Anemia, tingkat pendidikan, paritas, usia ibu, kunjungan ANC.
Daftar pustaka : 40 (2006-2018)
FACTORS RELATING TO ANEMIA IN PREGNANT WOMEN IN
HEALTH CENTER KECAMATAN KEMAYORAN
YEAR 2018

Yulinar*, Idriani**

* Student of Bachelor's Degree Nursing Program, Faculty of Nursing, Muhammadiyah University of Jakarta
** Lecturer Faculty of Nursing, Muhammadiyah University of Jakarta

Email : yulinarcarole@gmail.com

ABSTRACT

Anemia is a condition in which the number and size of red blood cells or hemoglobin
concentration falls below the set limit value, consequently damaging the oxygen capacity
carried by blood, the incidence of anemia in pregnant women will increase the risk of
maternal death. The design of this study uses a descriptive correlation design with a cross
sectional approach conducted in the Work Area of the Kemayoran District Health Center.
The sample in this study were 75 pregnant women with purposive sampling technique.
Analysis using Chi Square test. The factors associated with the incidence of anemia in
pregnant women (p value < 0.05) were education level (0.011), parity (0.032) and maternal
age (0.035) while the ANC visit factor in pregnant women did not have a relationship (0.711)
. In conclusion there are three factors related to the incidence of anemia in pregnant women,
namely (education level, parity and maternal age) while the ANC visit factor with anemia
incidence is not significant. Nurses as health workers in improving the provision of health
education and motivating pregnant women to have their pregnancies checked regularly.

Keywords : Anemia, education level, parity, maternal age, ANC visit.


Bibliography : 40 (2006-2018)
LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan kondisi di risiko kematian ibu dan bayi baru lahir.
mana seorang wanita memiliki janin yang Anemia mempengaruhi setengah miliar
sedang tumbuh di dalam rahim. Kehamilan wanita usia reproduksi di seluruh dunia,
biasanya berkisar 40 minggu atau 9 bulan, pada tahun 2011 tercatat bahwa 29% (496
dihitung dari awal periode menstruasi juta) dari wanita yang tidak hamil dan 38%
sampai melahirkan. Saat hamil seorang ibu (32,4 juta) ibu hamil berusia 15-49 tahun
perlu perawatan khusus agar kehamilan terkena anemia. Prevalensi anemia
berlangsung dengan baik dan sehat antara tertinggi berada di Asia selatan dan Afrika
ibu maupun janin. Resiko pada saat tengah serta barat.
kehamilan bersifat dinamis, karena ibu Hasil Riskesdas tahun 2013
hamil yang pada mulanya normal secara melaporkan bahwa prevalensi anemia pada
tiba tiba dapat menjadi beresiko tinggi ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010). menunjukan angka 37,1% dan
Menurut WHO (2014) anemia dikategorikan sebagai masalah kesehatan
adalah kondisi di mana jumlah dan ukuran masyarakat yang berat menurut WHO.
sel darah merah atau konsentrasi Untuk mengurangi angka kejadian anemia
hemoglobin jatuh di bawah nilai batas yang masih tinggi di Indonesia pemerintah
yang ditetapkan, dikatakan anemia apabila mencanangkan program pemberian tablet
kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada tambah darah setiap ibu hamil, tablet
trimester pertama dan ketiga, dan kurang tambah darah (TTD) yang diberikan
dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Carol minimal 90 tablet selama kehamilan.
& Judith, 2012). Anemia pada masa Hasil PSG 2016 hanya 40,2% ibu hamil
kehamilan dapat menyebabkan efek buruk yang mendapatkan tablet tambah darah
bagi ibu hamil maupun bayi yang (TTD) minimal 90 tablet lebih rendah
dilahirkan, yang dapat meningkatkan dari target nasional tahun 2016 sebesar
resiko pertumbuhan janin terganggu, bayi 85%.
lahir dengan berat yang rendah dan paling Berdasarkan studi pendahuluan
parah dapat menyebabkan kematian pada yang dilakukan pada tanggal 19 Maret
ibu (Darwanty, 2018). 2018 dari hasil wawancara dengan pihak
WHO (2014) melaporkan bahwa Puskesmas Kecamatan Kemayoran kota
anemia merusak kesehatan dan Jakarta Pusat di dapatkan bahwa ibu hamil
kesejahteraan wanita dan meningkatkan yang mengalami kejadian anemia pada
tahun 2018 per bulan Januari (7,61 %) atau melakukan kunjungan ANC dan
sebanyak 29 orang dari 381 ibu hamil yang mengalami anemia sedang.
memeriksakan kehamilannya, per bulan Faktor lain yang berhubungan
Februari (26,5 %) atau sebanyak 63 orang dengan kejadian anemia adalah umur dan
dari 238 ibu hamil yang memeriksakan paritas. Menurut penelitian Astuti (2016),
kehamilannya. Sedangkan berdasarkan ada hubungan yang signifikan antara umur
hasil survey pengambilan data pada dengan kejadian anemia pada ibu hamil,
tanggal 4 Mei 2018 didapatkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil lebih
terdapat ibu hamil tahun 2017 berjumlah banyak ditemukan pada responden yang
4.404 orang. Jumlah ibu hamil yang berumur < 20 tahun (75%) dan terjadi
mengalami anemia pada tahun 2017 anemia dibanding dengan responden yang
didapatkan bahwa ibu hamil dengan berumur >20 tahun. Sedangkan paritas
hemoglobin 8-12 g/dl berjumlah 326 orang menunjukan tidak ada hubungan yang
dan hemoglobin < 8 g/dl dengan jumlah 12 signifikan antara paritas dengan kejadian
orang, total ibu hamil yang mengalami anemia, kejadian anemia pada ibu hamil
anemia pada tahun 2017 berjumlah 338 lebih banyak ditemukan pada responden
orang (7,67 %). primigravida (62,5%) dan tidak terjadi
Beberapa faktor berhubungan erat anemia dibanding dengan responden yang
dengan kejadian anemia pada ibu hamil multigravida dan grandemultigravida.
antara lain tingkat pendidikan, paritas, usia Berdasarkan latar belakang diatas,
ibu dan frekuensi ANC. Dari hasil peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian Fitriasari (2017), menyatakan penelitian di Puskesmas Kecamatan
bahwa ada hubungan yang signifikan Kemayoran Jakarta Pusat tahun 2018
antara tingkat pendidikan dan frekuensi untuk mengetahui faktor -faktor yang
ANC dengan kejadian anemia pada ibu berhubungan dengan kejadian anemia
hamil, hal tersebut di karenakan tingkat pada ibu hamil.
pendidikan seseorang memiliki pengaruh
pada peningkatan kemampuan berpikir
METODE PENELITIAN
dalam penerimaan informasi pengetahuan
tentang anemia. Sedangkan untuk Dalam penelitian ini, peneliti

frekuensi ANC sebanyak 29,8% ibu menggunakan deskriptif korelasi dengan

hamil tidak teratur melakukan kunjungan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

ANC yang mengalami anemia sedang dilakukan pada sekelompok ibu hamil

dan sebanyak 5,3% ibu hamil teratur yang terkena anemia yang berobat ke poli
KIA Puskesmas Kecamatan Kemayoran
untuk melihat faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada Berdasarkan data pada tabel 1
ibu hamil. diatas maka dapat dijelaskan sebagai
Waktu penelitian dilakukan pada berikut: Berdasarkan karakteristik suku
bulan Maret- Juli 2018, sebanyak 75 bangsa menunjukan bahwa responden
responden, teknik sampling yang paling tinggi yaitu suku jawa sebanyak 38
digunakan dalam penelitian ini purposive orang dengan presentase sebesar 50,7 %.
sampling, variabel dalam penelitian ini Responden berdasarkan agama dengan
adalah tingkat pendidikan, paritas,usia kategori terbesar adalah agama islam
ibu dan frekuensi ANC sebagai variabel sebanyak 70 orang (93,3 %). Responden
bebas dan kejadian anemia sebagai berdasarkan usia terbesar dengan kategori
variabel terikat. Analisa univariat >35 tahun sebanyak 39 orang (52,0 %).
menggunakan distribusi frekuensi,
analisis bivariat menggunakan uji Chi
square Hasil pengumpulan data sesuai variabel
penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Distribusi frekuensi responden


berdasarkan faktor-faktor terjadinya
Hasil Analisa Univariat
anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Karakteristik Responden Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden Pusat Tahun 2018
berdasarkan karakteristik ibu hamil dengan
Variabel Frekuensi Presentase
anemia di Wilayah Kerja Puskesmas (n 75) %
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tingkat pendidikan
0. Rendah 50 66,7
Tahun 2018 1. Tinggi 25 33,3
Paritas
0. Grandemultipara 65 86,7
1. Multipara 3 4,0
Variabel Frekuensi Presentase %
2. Primipara 7 9,3
(n =75)
Usia ibu
Suku bangsa
1. Jawa 38 50,7 0. < 20 tahun & > 35 53 70,7
2. Sunda 15 20,0 tahun
1. 20-35 tahun 22 29,3
3. Betawi 14 18,7
Kunjungan ANC
4. Bugis 4 5,3
5. Minang 1 1,3 0. Tidak teratur 24 32,0
6. Batak 3 4,0 1. Teratur 51 68,0
Agama Status anemia
1. Islam 70 93,3 0. Patologis 43 57,3
2. Kristen 5 6,7 1. Fisiologis 32 42,7
Usia
1. < 20 tahun 14 18,7
2. 20-35 tahun 22 29,3
3. >35 tahun 39 52,0
Berdasarkan data pada tabel 2 diatas anemia terbanyak terjadi pada usia
maka dapat dijelaskan sebagai berikut: beresiko tinggi < 20 tahun & > 35 tahun
Berdasarkan tingkat pendidikan responden sebanyak 53 orang dengan presentase 70,7
ibu hamil dengan anemia menunjukan %. Responden berdasarkan kunjungan
bahwa responden terbanyak adalah ANC terbanyak adalah kunjungan
responden yang berpendidikan rendah Antenatal care teratur sebanyak 51 orang
sebanyak 50 orang dengan presentase 66,7 dengan presentase 68,0 %. Sedangkan
% . responden berdasarkan paritas dengan responden berdasarkan status anemia ibu
kategori terbesar adalah grandemultipara hamil terbanyak yaitu anemia patologis
sebanyak 65 orang dengan presentase 86, 7 sebanyak 43 orang dengan presentase 57,3
% . responden berdasarkan usia ibu hamil %.
dengan anemia menunjukan bahwa usia

Hasil Analisia Bivariat

Tabel 3 Analisis Bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2018

Variabel Kategori Status anemia


OR P
Anemia Patologis Anemia Fisiologis Total (95 % CI) Value
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tingkat Rendah 23 46,0 27 54,0 50 100 0,213
pendidikan Tinggi 20 80,0 5 20,0 25 100 0,06-0,65 0,011
Total 43 57,3 32 42,7 75 100
Paritas Grandemultipara 41 63,1 24 36,9 65 100
Multipara 1 33,3 2 66,7 3 100 3,234
1,17-8,93 0,032
Primipara 1 14,3 6 85,7 7 100
Total 43 57,3 32 42,7 75 100
Usia ibu <20 tahun & > 35 35 66,0 18 34,0 53 100
tahun 3,403 0,035
20- 35 tahun 8 36,4 14 63,6 22 100 1,2- 9,6
Total 43 57,3 32 42,7 75 100
Kunjungan Tidak teratur 15 62,5 9 37,5 24 100
ANC Teratur 28 54,9 23 45,1 51 100 1,369 0,711
0,5-3,6
Total 43 57,3 32 42,7 75 100
1. Hubungan antara tingkat pendidikan Rendahnya pendidikan ibu akan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil berdampak pada rendahnya pengetahuan
Antara faktor tingkat pendidikan ibu yang berpengaruh pada keputusan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kecamatan Kemayoran (Purwandari, 2016). Tingkat pendidikan
berdasarkan hasil analisis uji chi square, sangat mempengaruhi bagaimanana
hubungan antara tingkat pendidikan seseorang untuk bertindak dan mencari
dengan status anemia pada ibu hamil penyebab serta solusi dalam hidupnya.
diperoleh bahwa ada sebanyak 23 (46,0 Orang yang berpendidikan tinggi
%) ibu hamil yang tingkat pendidikannya biasanya akan bertindak lebih rasional.
rendah terkena anemia patologis dan ada Oleh karena itu orang yang
20 (80,0 %) ibu hamil dengan tingkat berpendidikan akan lebih mudah
pendidikan tinggi terkena anemia menerima gagasan baru. Demikian
patologis. Hasil uji statistik diperoleh halnya dengan ibu yang berpendidikan
nilai p value =0,011 < dari nilai α = tinggi akan memeriksakan kehamilannya
0,05 maka dapat disimpulkan ada secara teratur demi menjaga keadaan
perbedaan proporsi antara tingkat kesehatan dirinya dan anak dalam
pendidikan dengan status anemia pada kandungannya (Walyani,2015).
ibu hamil ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan status 2. Hubungan antara paritas dengan kejadian
anemia pada ibu hamil. anemia pada ibu hamil
Hal ini sesuai dengan pendapat Berdasarkan hasil analisis uji chi
Sulistiyoningsih (2011) yang menyatakan square, hubungan antara paritas dengan
bahwa pendidikan dalam hal ini biasanya status anemia pada ibu hamil diperoleh
berkaitan dengan pengetahuan, akan bahwa ada sebanyak 41 (63,1 %) ibu
berpengaruh terhadap pemilihan bahan yang paritas grandemultipara dengan
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi, status anemia patologis dan 1 (33,3 %)
misalnya prinsip yang dimiliki seseorang ibu dengan paritas multipara serta 1 (14,3
dengan pendidikan rendah biasanya % ) ibu dengan paritas primipara dengan
adalah yang penting menyenangkan, status anemia patologis. Hasil uji
sebaliknya kelompok orang dengan statistik diperoleh nilai p value = 0,032 <
pendidikan tinggi memiliki dari nilai α =0,05 maka dapat
kecendrungan memilih bahan makanan disimpulkan ada hubungan yang
yang bergizi. signifikan antara paritas dengan status
anemia pada ibu hamil. Dari hasil maka akan semakin banyak kehilangan
analisis diperoleh pula nilai OR =3,234 zat besi, jika persediaan Fe minimal
artinya ibu dengan paritas maka setiap kehamilan akan meguras
grandemultipara mempunyai peluang persedian zat besi dalam tubuh dan
3,234 kali untuk terkena anemia akhirnya akan menimbulkan anemia pada
patologis dibandingkan ibu dengan kehamilan berikutnya (Asyirah, 2012).
paritas multipara dan primipara.
Menurut teori Prawiroharjo 3. Hubungan antara usia ibu dengan
(2009) dalam penelitian Sanur (2016) kejadian anemia pada ibu hamil
menyatakan bahwa seorang ibu yang Berdasarkan hasil analisis uji chi
sering melahirkan memiliki resiko square, hubungan antara usia dengan
mengalami anemia pada kehamilan status anemia pada ibu hamil diperoleh
berikutnya apabila tidak memperhatikan bahwa ada sebanyak 35 (66,0 % ) ibu
kebutuhan nutrisi, Paritas kedua dan dengan usia kurang dari 20 tahun atau
ketiga merupakan paritas yang paling lebih dari 35 tahun tergolong beresiko
aman sedangkan paritas pertama dan tinggi mengalami anemia patologis dan
paritas tinggi bila (lebih dari tiga) ada 8 (36,4 %) ibu hamil dengan usia
mempunyai angka kematian maternal antara 20-35 tahun tergolong beresiko
yang lebih tinggi. rendah mengalami anemia patologis.
Hasil penelitian ini sejalan Hasil uji statistik diperoleh nilai p
dengan penelitian yang telah dilakukan value = 0,035 < dari nilai α = 0,05 maka
oleh Sanur (2016), dari penelitian yang dapat disimpulkan ada perbedaan
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proporsi usia ibu dengan status anemia
ada hubungan antara paritas dengan pada ibu hamil ada hubungan yang
kejadian anemia di Puskesmas Pleret signifikan antara usia ibu dengan status
Bantul tahun 2016 dengan nilai p value anemia pada ibu hamil. Dari hasil
= 0,027, hal tersebut disebabkan karena analisis diperoleh pula nilai OR =3,403
semakin banyak jumlah kelahiran yang artinya ibu yang berusia < 20 tahun dan >
dialami ibu maka semakin beresiko 35 tahun mempunyai peluang 3,403 kali
terjadinya anemia karena kehilangan zat untuk terkena anemia patologis
besi yang diakibatkan kehamilan dan dibandingkan ibu yang berusia 20-35
persalinan sebelumnya. tahun.
Semakin sering seserorang
mengalami kehamilan dan melahirkan
Menurut Amirrudin (2007) dalam 4. Hubungan antara kunjungan Antenatal
penelitian Nur dan Muhammad (2016) Care dengan kejadian anemia pada ibu
mengatakan bahwa usia seorang ibu hamil
berkaitan dengan alat reproduksi wanita. Berdasarkan hasil analisis uji chi
Kehamilan usia > 35 tahun adanya square, hubungan antara kunjungan
kemunduran dan penurunan daya tahan (ANC) dengan status anemia pada ibu
tubuh serta berbagai penyakit. Pada hamil diperoleh bahwa ada sebanyak 15
kehamilan usia < 20 tahun beresiko (62,5 %) ibu dengan kunjunga (ANC)
menyebabkan anemia karena pada tidak teratur yang mengalami anemia
kehamilan diusia < 20 terlalu muda atau patologis dan ada 28 (54,9 %) ibu dengan
belum siap untuk memperhatikan kunjungan (ANC) teratur yang
lingkungan yang diperlukan untuk mengalami anemia patologis. Hasil uji
pertumbuhan janin. Usia reproduksi statistik diperoleh nilai p value = 0,711 >
yang sehat dan aman adalah umur 20-35 dari nilai α =0,05 maka dapat
tahun. disimpulkan kunjungan Antenatal Care
Hasil penelitian ini didukung oleh (ANC) dengan status anemia tidak ada
penelitian yang dilakukan Fitriasari hubungan antara kunjungan ANC dengan
(2017) dengan p value = 0,000 dan status anemia pada ibu hamil. Dari hasil
sejalan dengan penelitian Fitriani (2016) analisis diperoleh pula nilai OR =1,369
menyatakan bahwa ada hubungan yang artinya ibu yang tidak teratur melakukan
signifikan antara usia ibu dengan status kunjungan Antenatal Care mempunyai
anemia pada ibu hamil, hal ini karena peluang 1,369 kali untuk terkena anemia
pada saat usia 20-35 tahun keadaan organ patologis dibandingkan ibu yang teratur
reproduksi dalam keadaan optimal dan melakakukan kunjungan antenatal care.
sehat serta kurang beresiko dalam Penelitian ini sejalan dengan
terjadinya komplikasi kehamilan. penelitian yang dilakukan oleh
Menurt Wawan (2010) dalam Wungkana (2016) dalam hubungan
penelitian Qudsiah (2012) menyatakan anatara frekuensi antenatal care dengan
bahwa umur reproduksi yang baik adalah kejadian anemia pada ibu hamil di
pada usia 20-35 tahun dimana umur puskesmas Bahu kota Manado yang
tersebut merupakan periode baik untuk memperoleh hasil bahwa dari 46 subjek
hamil, melahirkan dan menyusui. penelitian terdapat 23 orang (50%) tidak
teratur melakukan kunjungan antenatal
care. Hasil ini didukung oleh uji statistik
yang menunjukkan nilai p value= 0,137 KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa tidak ada hubungan antara Berdasarkan hasil penelitian dalam
Antenatal Care (ANC) dengan kejadian pembahasan bab sebelumnya tentang
anemia pada ibu hamil. faktor-faktor yang berhubungan dengan
Berbeda dengan hasil penelitian kejadian anemia pada ibu hamil di
Fitriasari (2017) diketahui bahwa Puskesmas Kecamatan Kemayoran
sebanyak 29,8 % ibu hamil tidak teratur Jakarta Pusat Tahun 2018 dapat
melakukan kunjungan ANC yang disimpulkan sebagai berikut :
mengalami anemia sedang dan sebanyak a. Sebagian besar status anemia ibu
5,3 % ibu hamil teratur melakukan hamil terbanyak yaitu anemia
kunjungan ANC yang mengalami anemia patologis sebanyak 43 orang dengan
sedang. Uji statistik yang didapatkan presentase 57,3 %.
niali p value = 0,033 artinya ada b. Ada hubungan yang signifikan antara
hubungan yang sifnigikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian
kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan anemia pada ibu hamil (p value
status anemia pada ibu hamil. 0,011)
Menurut Wiknjosastro (2006) dalam c. Ada hubungan yang signfikan antara
penelitian Sugma (2015) menyatakan paritas dengan kejadian anemia pada
bahwa keteraturan dalam melakukan ibu hamil (p value 0,032)
kunjungan antenatal care bermanfaat d. Ada hubungan yang signifikan antara
bagi ibu hamil dan janin yang usia ibu dengan kejadian anemia
dikandungnya antenatal care dapat pada ibu hamil (p value 0,035 )
digunakan untuk mendeteksi dini e. Tidak ada hubungan yang signifikan
terjadinya resiko tinggi kehamilan dan antara kunjungan Antenatal Care
persalinan juga dapat menurunkan angka (ANC) dengan kejadian anemia pada
kematian ibu dan memantau keadaan ibu hamil (p value 0,711 ).
janin. Idealnya, dengan kunjungan
antenatal care yang teratur akan segera Adapun saran yang penulis dapat
diketahui kelainan-kelainan yang rekomendasikan dari hasil penelitian
mungkin muncul pada masa kehamilan adalah:
sehingga segera dapat diatasi sebelum
a. Bagi institusi Puskesmas Kecamatan
berpengaruh tidak baik terhadap
Kemayoran
kehamilan.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang Astuti, D. (2016). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
berhubungan dengan kejadian kasus
Anemia Pada Ibu Hamil Di
Anemia pada ibu hamil maka perlu Puskesmas Undaan Lor Kabupaten
Kudus. Diakses pada tanggal 27
adanya pemberian komunikasi,
Maret 2018 dari
informasi dan edukasi pada ibu hamil https://publikasiilmiah.ums.ac.id/ha
ndle/11617/6723.
oleh petugas kesehatan sehingga dapat
menunurunkan angka kejadian anemia
Asyirah, S. (2012). Faktor-faktor yang
pada ibu hamil terutama di Puskesmas
berhubungan dengan anemia pada
Kecamatan Kemayoran. ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Bajeng Kabupaten
b. Bidang pendidikan
Bajeng Kabupaten Gowa Tahun
Peneliti ingin memberi masukan 2012. Diakes pada tanggal 20 Mei
2018 dari
sebagai informasi bagi pengembangan
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2
mata kuliah keperawatan maternitas 0314687-S_Sitti%20Asyirah.pdf
agar faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil Bakta, I. M. 2006. Hematologi
Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
sebagai bahan ajar perkuliahan dan
institusi menambah buku-buku Carol & Judith. (2012). Rencana
Asuhan Keperawatan
referensi terkait kasus anemia pada ibu
Maternal dan Bayi Baru Lahir.
hamil Jakarta: EGC.
c. Bidang penelitian
Darwanty, J. (2018). Hubungan
Mengingat keterbatasan peneliti, Konsumsi Fe Terhadap
Kejadian Anemia pada Ibu
diharapkan agar dilakukan penelitian
Hamil di Kabupaten
secara berkesinambungan dan Karawang. Diakses pada
tanggal 19 Maret 2018 dari
melakukan penelitian dengan
http://jurnal.unimus.ac.id/inde
menggunakan variabel atau faktor- x.php/jur_bid/DOI:10.26714/jk
.7.1.2018. 14 -22.
faktor lain yang belum tercakup dalam
penelitian ini. Fitriasari, I. (2017). Faktor-Faktor
yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III Di
DAFTAR PUSTAKA Puskesmas Tegalrejo. Diakses
pada tanggal 19 Maret 2018
Arikunto, S. (2010). Prosedur dari
Penelitian Suatu Pendekatan http://digilib.unisayogya.ac.id/
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2724/.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Prahesti, R. (2017). Analisis
Data Pada Bidang Kesehatan. Faktor-Faktor Yang
Jakarta : Rajawali Pers. Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu
Hidayat, A. A. A. (2017). Hamil di Puskesmas
Metodologi Penelitian Prambanan,
Keperawatan dan Kesehatan. Sleman.Yogyakarta. Diakses
Jakarta: Salemba Medika. pada tanggal 3 Mei 2018
https://eprints.uns.ac.id/33213/
Ika & Saryono. (2010). Asuhan .
Kebidanan I (Kehamilan).
Yogyakarta:Nuha Medika. Purwandari, A dkk. (2016). Faktor
Faktor Yang Berhubungan
Jim & Stewart. (2014). Buku Ajar Dengan kejadian Anemia.
Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. Diakses pada tanggal 29 Maret
2018 dari
Kennet. (2015). Manual Wiliam https://media.neliti.com/.../911
Komplikasi Kehamilan. Jakarta 36-ID-faktor-
: EGC. faktoryangberhubungan-
dengan-ke.pdf.
Kristiyansari, W. (2010). Gizi Ibu
Hamil. Yogyakarta : Muha Purwaningsih & Fatmawati.
Medika. (2010). Asuhan Keperawatan
Maternitas.Yogyakarta: Nuha
Mudzakir & Masruroh. (2009). Medika.
Panduan Lengkap Kebidanan
dan Keperawatan. Rahmawati & Subagio. (2012).
Yogyakarta: Merkid Press. Kepatuhan konsumsi tablet
Besi Folat dan Faktor yang
Notoatmodjo, S. (2012). mempengaruhi. Diakses pada
Metodologi Penelitian tanggal 12 Mei 2018 dari
Kesehatan. Jakarta: Rineka http://download.portalgaruda.o
Cipta. rg/article.php?article=74322&
val=4711.
Nurhayati, E. (2015). Indeks Massa
Tubuh (IMT) Pra Hamil dan
Kenaikan Berat Badan Ibu Riset Kesehatan Dasar. (2013).
Selama Hamil Berhubungan Badan Penelitian dan
dengan Berat Badan Bayi Pengembangan Kesehatan
Lahir. Diakses pada tanggal 3 Kementerian RI tahun 2013.
April 2018 dari Diakses pada tanggal 19 Maret
http://ejournal.almaata.ac.id/ 2018 dari
index.php/ JNKI. http://www.depkes.go.id/resou
rces/download/general/Hasil%
Nursalam. (2014). Konsep dan 20Riskesdas%202013.pdf
penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan. Saifuddin, A. B. 2014. Buku
Jakarta : Salemba Medika. Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta : PT Bina Pustaka http://download.portalgaruda.o
Sarwono Prawiroharjo. rg/article.php.

Salmariantity. (2012). Faktor- Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi


faktor yang berhubungan Untuk Kesehatan Ibu dan
dengan anemia pada ibu hamil Anak. Yogyakarta : Graha
di Wilayah Kerja Puskesmas Ilmu.
Gajah Mada Tambilahan
Kabupaten Indragiri Hilir . (2012). Gizi
Tahun 2012. Diakses pada Untuk Kesehatan Ibu dan
tanggal 15 April 2018 dari Anak. Yogyakarta : Graha
http://lib.ui.ac.id/file?file=digit Ilmu.
al/20314069-
S_Salmariantity.pdf. Supardi. (2017). Hubungan Usia
dan Paritas Dengan Kanker
Payudara di Rs Putri Hijau
Sanur, M. A. (2016). Hubungan Medan. Diakses pada tanggal 5
Paritas Dengan Kejadian April 2018 dari
Anemia Pada Ibu Hamil www.ejournal.akperkesdambin
Trimester III Di Puskesmas jai.ac.id/index.php/Jur_Kes_D
Pleret Bantul Tahun 2016. am/article/view/.../0.
Diakses pada tanggal 3 April
2018 dari Swarjana, I. K. (2015). Metodologi
digilib.unisayogya.ac.id/3035/. Penelitian Kesehatan Edisi
Revisi. Yogyakarta : Andi.
Sary, Y. N. E. (2015). Buku Mata
Ajar Evaluasi Pendidikan. Syahdrajat, T. (2015). Panduan
Yogyakarta: Deepublish. Menulis Tugas Akhir
Kedokteran dan Kesehatan
Sugma, S. V. M. (2015). Hubungan edisi Pertama. Jakarta :
Keeratan Antenatal Care Prenadamedia group.
dengan Kejadian Anemia di
Puskesmas Kasihan I Bantul Undang-Undang No. 20 Tahun
Yogyakarta. Diakses pada 2003 tentang pendidikan di
tanggal 3 Juni 2018 dari Indonesia.
http://digilib.unisayogya.ac.id/
748/1/SARAS. Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan
Keperawatan Antenatal
Prawiroharjo, S. (2009). Imu Intranatal dan Bayi Baru
Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Lahir Fisiologis dan Patologis.
Pustaka Sarwono. Yogyakarta : ANDI.

WHO. (2014). WHA Global


Qudsiah, S. C. dkk. (2012). Nutrition Targets 2025:
Hubungan Antara Paritas dan Anaemia Policy Brief. Diakses
Umur Ibu Dengan Anemia pada tanggal 19 Maret 2018
Pada Ibu hamil Trimester III dari
Tahun 2012. Diakses pada http://www.who.int/topics/nutr
tanggal 5 Juni 2018 dari ition/en/.
WHO. (2018). Pregnancy. Diakses
pada tanggal 19 Maret 2018
dari
http://www.who.int/topics/preg
nancy/en/.

Wikipedia. (2018). Kehamilan.


Diakses pada tanggal 5 April
2018 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/K
ehamilan.

Yanti, D. A. M dkk. (2015).


Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia Pada Ibu
Primigravida di Wilayah Kerja
Puskesmas Pringsewu
Lampung. Diakses pada
tanggal 5 Juni 2018 dari
http://download.portalgaruda.o
rg/article.php

Anda mungkin juga menyukai