Anda di halaman 1dari 45

BUPATI TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN


NOMOR 01 TAHUN 2012

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN TAPIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN,
Menimbang : a. bahwa pembentukan organisasi dan tata kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Tapin sebagai bagian dari perangkat
Daerah Kabupaten Tapin dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46
Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Tapin;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut,
Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II
Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3890);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam
Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4194);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);

2
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4816);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008
tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4830);
15. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46
Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53
Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tapin;

3
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPIN

dan

BUPATI TAPIN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG


PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN TAPIN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Tapin.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Tapin.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Tapin, merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah pada tingkat kabupaten
adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Tapin.
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin.
8. Pengarah Penanggulangan Bencana adalah Pengarah
Penanggulangan Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin.
9. Pelaksana Penanggulangan Bencana adalah Pelaksana
Penanggulangan Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin.
10. Kepala Pelaksana adalah Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapin.

4
11. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
12. Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat dan rehabilitasi.
13. Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi ancaman bencana baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana.
14. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
15. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
16. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
17. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, serta pemulihan sarana dan prasarana.
18. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama normalisasi
atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
19. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan
prasarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perokonomian,
sosial budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
20. Wilayah bencana adalah wilayah tertentu yang terkena dampak
bencana.
21. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok orang dan/atau
badan hukum.

5
22. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau
dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang
belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
23. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang
menderita atau meninggal dunia akibat bencana.
24. Kelompok rentan adalah bayi, anak usia dibawah lima tahun,
anak-anak, ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat dan
orang lanjut usia.
25. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan
Fungsional di Lingkungan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin yang penetapannya dilakukan dengan
peraturan perundang-undangan.

BAB II
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu
Pembentukan

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Badan Penanggulangan


Bencana Daerah.

Bagian Kedua
Kedudukan

Pasal 3

Badan Penaggulangan Bencana Daerah adalah unsur pendukung


Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.

Bagian Ketiga
Tugas

Pasal 4

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas :


a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil
dan merata;

6
b. menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan
bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan
bencana;
e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana;
f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Bupati sebulan sekali dalam keadaan normal dan setiap saat
dalam keadaan darurat bencana;
g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan
i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Keempat
Fungsi

Pasal 5

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,


Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat,
efektif dan efisien; dan
b. koordinasi kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh.

BAB III
ORGANISASI

Bagian Kesatu
Susunan Organisasi

Pasal 6

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari unsur :


a. pengarah penanggulangan bencana; dan
b. pelaksana penanggulangan bencana.

7
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Daerah ini.

Bagian Kedua
Pengarah Penanggulangan Bencana

Pasal 7

(1) Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai tugas menyusun


konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan penanggulangan
bencana daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1), Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi :
a. penyusunan konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan
bencana daerah; dan
b. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan
bencana daerah.

(3) Keanggotaan Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari :


a. Pejabat Pemerintah Daerah terkait; dan
b. Anggota masyarakat profesional dan ahli di bidangnya.

(4) Keanggotaan Pengarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)


huruf b dipilih melalui uji kepatutan yang dilakukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapin.

(5) Penetapan Keanggotaan Pengarah Penanggulangan Bencana


ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Pelaksana Penanggulangan Bencana

Paragraf 1
Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi

Pasal 8

(1) Pelaksana Penanggulangan Bencana di pimpin oleh seorang


Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan.

(2) Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas


melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang
meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

8
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi :
a. komando penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah;
b. koordinasi perumusan program dan pelaksanaan pencegahan
bencana;
c. koordinasi perumusan program dan pelaksanaan tanggap
darurat terjadinya bencana;
d. koordinasi perumusan program dan pelaksanaan rehabilitasi
dan rekonstruksi bencana; dan
e. pengelolaan kesekretariatan.

(4) Susunan organisasi Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri


dari :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
c. Bidang Kedaruratan dan Logistik;
d. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Paragraf 2
Sekretariat

Pasal 9

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan


penyusunan program, pengelolaan penatausahaan keuangan,
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan, hubungan
masyarakat dan keprotokolan serta administrasi kepegawaian.

Pasal 10

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,


Sekretariat mempunyai fungsi :
a. penyusunan program, pembinaan, pengaturan dan evaluasi
kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
b. penyusunan program, pembinaan, pengaturan dan evaluasi
kegiatan penyusunan rencana anggaran, pengelolaan
penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban keuangan;
c. penyusunan program, pembinaan, pengaturan dan evaluasi
pengelolaan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan
perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan; dan

9
d. penyusunan program, pembinaan, pengaturan dan evaluasi
efektifitas organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan
administrasi kepegawaian.

Pasal 11

Sekretariat terdiri dari :


a. Sub Bagian Program;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 12

(1) Sub Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan


pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, penyusunan
program dan rencana kegiatan, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan.

(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana


anggaran mengelola administrasi keuangan dan menyusun
laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran.

(3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melaksanakan urusan ketatausahaan, rumah tangga, peralatan,
perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan serta
mengelola administrasi kepegawaian.

Paragraf 3
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Pasal 13

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan
pencegahan pada situasi tidak terjadi bencana dan kesiapsiagaan
dalam situasi terdapat ancaman bencana.

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,


Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi :
a. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi,penyusunan rencana penanggulangan bencana;
b. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi kegiatan pengurangan resiko bencana;

10
c. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi kegiatan pencegahan bencana;
d. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi penetapan standar teknis penanggulangan bencana;
e. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi kesiapsiagaan terhadap potensi bencana;
f. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi kegiatan peringatan dini terjadinya bencana; dan
g. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
evaluasi kegiatan mitigasi bencana.

Pasal 15

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri dari :


a. Sub Bidang Pencegahan; dan
b. Sub Bidang Kesiapsiagaan.

Pasal 16

(1) Sub Bidang Pencegahan mempunyai tugas menyiapkan bahan


dan menyusun rencana penanggulangan bencana, memfasilitasi
upaya pengurangan resiko bencana, analisis resiko bencana,
penegakan tata ruang dan penetapan persyaratan standar teknis
penanggulangan bencana.

(2) Sub Bidang Kesiapsiagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan


dan melaksanakan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana,
pengembangan dan penerapan peringatan dini dan
menyelenggarakan kegiatan mitigasi bencana serta bimbingan
teknis penanggulangan bencana.

Paragraf 4
Bidang Kedaruratan dan Logistik

Pasal 17

Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas melaksanakan


koordinasi pembinaan, pengkajian, penentuan wilayah bencana,
status keadaan darurat dan fasilitas penyelenggaraan
penanggulangan bencana, perlindungan, bantuan kebutuhan dasar
dan logistik pada saat tanggap darurat.

11
Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,


Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi :
a. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi kegiatan pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan
kerugian terjadinya bencana;
b. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi penentuan status keadaan darurat bencana;
c. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi kegiatan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana;
d. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terkena
bencana;
e. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi kegiatan perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
evaluasi kegiatan pemberian bantuan kebutuhan dasar dan
logistik.

Pasal 19

Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri dari :


a. Sub Bidang Kedaruratan; dan
b. Sub Bidang Logistik.

Pasal 20

(1) Sub Bidang Kedaruratan mempunyai tugas menyiapkan bahan


dan melaksanakan kajian keadaan darurat, memfasilitasi
pengerahan sumber daya untuk menyelamatkan dan
mengevakuasi korban bencana.

(2) Sub Bidang Logistik mempunyai tugas menyiapkan bahan dan


melaksanakan kajian tingkat kerusakan akibat bencana,
perlindungan kelompok rentan, pemenuhan kebutuhan dasar dan
logistik.

12
Paragraf 5
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pasal 21

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan akibat bencana.

Pasal 22

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,


Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi :
a. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan perbaikan lingkungan,
sarana dan prasarana umum;
b. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan pemulihan sosial psikologis,
sosial ekonomi dan sosial budaya serta pelayanan kesehatan;
c. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan pemulihan fungsi
pemerintahan, pelayanan publik, dan keamanan serta ketertiban;
d. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan pembanguanan kembali
prasarana dan sarana sosial masyarakat dan keagamaan;
e. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan pembangkitan kembali
kehidupan sosial budaya masyarakat dan pengembangan
partisipasi lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha
dan masyarakat; dan
f. penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi kegiatan peningkatan fungsi
pelayanan publik dan kondisi sosial ekonomi dan budaya.

Pasal 23

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri dari :


a. Sub Bidang Rehabilitasi; dan
b. Sub Bidang Rekonstruksi.

13
Pasal 24

(1) Sub Bidang Rehabilitasi mempunyai tugas menyiapkan bahan


koordinasi rehabilitsi kerusakan akibat bencana, memfasilitasi
dan melaksanakan kerjasama perbaikan lingkungan, prasarana
dan sarana umum dan keagamaan, pemenuhan sosial psikilogis,
sosial ekonomis dan sosial budaya, fungsi pemerintahan dan
fungsi pelayanan masyarakat, keamanan dan ketertiban.

(2) Sub Bidang Rekonstruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan


koordinasi rekontruksi sosial, ekonomi, budaya dan sarana
prasarana, memfasilitasi dan melaksanakan kerjasama
pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat,
pengembangan partisipasi lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, peningkatan
fungsi pelayanan publik dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.

Pasal 25

(1) Untuk membantu pelaksanaan tugas Pelaksanaan Badan


Penanggulangan Bencana Daerah dapat dibentuk Satuan Tugas.

(2) Satuan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


kelompok tugas tertentu yang melaksanakan tugas-tugas
operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas-tugas Satuan Tugas


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Paragraf 6
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 26

Kelompok Jabatan Fungsional mempunvai tugas melaksanakan


sebagian tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai
dengan keahlian dan kebutuhan.

Pasal 27

(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga


fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.

14
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(5) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV
ESELONISASI, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN JABATAN

Pasal 28

(1) Kepala Badan adalah jabatan eselon II a yang secara ex-officio


dijabat oleh Sekretaris Daerah, diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati.

(2) Kepala Pelaksana adalah jabatan eselon II b, diangkat dan


diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah.

(3) Kepala Sekretariat jabatan eselon III a diangkat dan diberhentikan


oleh Bupati atas usul Seketaris Daerah.

(4) Kepala Bidang adalah jabatan eselon III b diangkat dan


diberhentikan oleh Bupati atas usul Seketaris Daerah.

(5) Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang adalah Jabatan eselon
IV a diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala
Badan.

(6) Jabatan Fungsional diangkat dan diberhentikan oleh Bupati


sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 29

(1) Pengisian jabatan di lingkungan Pelaksana Badan


Penanggulangan Bencana Daerah berasal dari Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keahlian,
pengalaman, keterampilan dan integritas dalam upaya
penanggulangan bencana.

(2) Pembinaan teknis Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.

15
BAB V
TATA KERJA

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas, setiap unsur organisasi di lingkungan


Badan Penanggulangan Bencana Daerah wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah maupun dalam hubungan dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah lain dan Instansi vertikal di daerah.

Pasal 31

Setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Pelaksana


Penanggulangan Bencana Daerah wajib melaksanakan system
pengendalian internal di lingkungan masing-masing.

Pasal 32

Setiap pimpinan unit organisasi dilingkungan Pelaksana Badan


Penanggulangan Bencana Daerah bertanggungjawab memimpin dan
mengoordinasikan bawahan masing-masing dan wajib memberikan
pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 33

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi di


lingkungan Pelaksana Penanggulangan Bencana, wajib melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap unsur organisasi di bawahnya.

Pasal 34

Fungsi koordinatif Pelaksana Penanggulangan Bencana dilalsanakan


melalui koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya,
instansi vertikal di daerah, badan usaha dan/atau pihak lain yang
dipandang perlu pada tahap prabencana dan pasca bencana.

Pasal 35

(1) Fungsi komando Pelaksana Penanggulangan Bencana


dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia,
peralatan, logistik dan penyelamatan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah lainnya, instansi vertikal didaerah serta langkah-langkah
lain yang diperlukan dalam rangka Penanganan darurat bencana.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

16
Pasal 36

Fungsi pelaksana pada Pelaksana Penanggulangan Bencana.


Dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan Satuan
Kerja Perangkat Daerah lainnya, Instansi vertikal di daerah dengan
memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 37

Hubungan kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten


Tapin dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota lebih
bersifat fasilitatif/koordinatif dan pada saat penanganan darurat
bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat
rnelaksanakan fungsi komando, koordinasi dan pelaksana.

Pasal 38

Hubungan kerja antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Kabupaten Tapin dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi bersifat koordinatif dan teknis kebencanaan dalam rangka
upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan penanggulangan
bencana.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 39

(1) Pembinaan dan Pengawasan teknis administratif serta fasilitasi


penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan oleh
Menteri Dalam Negeri.

(2) Pembinaan dan pengawasan teknis operasional dilaksanakan olah


Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana berkoordinasi
dengan Menteri Dalam Negeri.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 40

(1) Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan


Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dapat diberikan bantuan lain
yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

17
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka semua


penanganan teknis penanggulangan bencana oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah lainnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,
serta semua arsip/dokumen dan data/informasi lain yang berkaitan
dengan penanggulangan bencana wajib diserahkan kepada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.

Pasal 42

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang


mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan/atau ditetapkan
dengan Peraturan dan/atau Keputusan Bupati.

Pasal 43

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Tapin.

Ditetapkan di Rantau
pada tanggal 10 Pebruari 2012

BUPATI TAPIN,

ttd

IDIS NURDIN HALIDI

Diundangkan di Rantau
pada tanggal 10 Pebruari 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN,

ttd

RAHMADI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2012 NOMOR 0102

18
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH
NOMOR : 01 TAHUN 2012
TANGGAL : 10 Pebruari 2012

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TAPIN

KEPALA BADAN

UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA

- INSTANSI KEPALA PELAKSANA BPBD


- PROFESIONAL/AHLI - PROFESIONAL/AHLI

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM & KEPEGAWAIAN PROGRAM & PELAPORAN KEUANGAN

BIDANG BIDANG BIDANG


PENCEGAHAN DAN KEDARURATAN DAN REHABILITASI DAN
KESIAPSIAGAAN LOGISTIK REKONSTRUKSI

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG


PENCEGAHAN KEDARURATAN REHABILITASI

SUB BIDANG SUB BIDANG LOGISTIK SUB BIDANG


KESIAPSIAGAAN REKONSTRUKSI

BUPATI TAPIN,
Kelompok Jabatan Fungsional
ttd

IDIS NURDIN HALIDI


19
20
BUPATI TAPIN

PERATURAN BUPATI TAPIN


NOMOR 12 TAHUN 2012

TENTANG

URAIAN TUGAS UNSUR–UNSUR ORGANISASI


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN TAPIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN,
Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkan dan
diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Tapin Nomor 01 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin dan untuk
melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 Peraturan Daerah
Kabupaten Tapin Nomor 01 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Tapin, maka perlu menetapkan uraian tugas
unsur-unsur Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tapin;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Tapin tentang Uraian Tugas
Unsur-Unsur Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tapin;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang


Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut,
Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II
Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007


tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);

2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008


tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4829);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46


Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53


Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04


Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tapin;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05


Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Tapin, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 08
Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Tapin;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 01


Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin;

3
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN


TUGAS UNSUR – UNSUR ORGANISASI BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN TAPIN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Tapin.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah SKPD Kabupaten Tapin, merupakan unsur
pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.
4. Bupati adalah Bupati Tapin.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin.
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapin.
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin.
8. Pengarah Penanggulangan Bencana adalah Pengarah
Penanggulangan Bencana pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tapin.
9. Pelaksana Penanggulangan Bencana adalah Pelaksana
Penanggulangan Bencana pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Tapin.
10. Kepala Pelaksana adalah Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapin.
11. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

4
12. Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat dan rehabiliitasi.
13. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi ancaman bencana.
14. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
15. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwewenang.
16. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
17. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, serta pemulih atau sarana dan prasarana.
18. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakan pada masyarakat
pada wilayah pasca bencana.
19. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana
dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik
pada tingkat pemerintah maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
20. Wilayah bencana adalah wilayah tertentu yang terkena dampak
bencana.
21. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok orang dan/atau
badan hukum.
22. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa
atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu
yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
23. Kelompok rentan adalah bayi, anak usia di bawah lima tahun,
anak-anak, ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat dan
orang lanjut usia.

5
24. Kelompok jabatan fungsional adalah kelompok jabatan
fungsional dilingkungan Badan Penanggulanngan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin yang penetapannya dilakukan dengan
peraturan perundang-undangan.

BAB II
URAIAN TUGAS UNSUR–UNSUR ORGANISASI

Bagian Kesatu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Pasal 2

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempuyai tugas :


a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta
rekonstruksi secara adil dan merata;
b. menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan
bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan
bencana;
e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana;
f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kepada Bupati sebulan sekali dalam keadaan normal dan
setiap saat dalam keadaan darurat bencana;
g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang;
h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan
i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas


sebagai berikut :
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan darurat, rehabilitas serta rekonstruksi
akibat bencana secara adil dan merata;

6
b. merumuskan, menetapkan kebijakan operasional,
standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
c. merumuskan dan menetapkan kebijakan perencanaan
penanggulangan bencana;
d. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional
penyusunan, penetapan dan pengembangan informasi peta
rawan bencana;
e. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional
pengembangan informasi Daerah rawan bencana ;
f. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional dan
prosedur tetap penanggulangan bencana;
g. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
h. merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional
pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang;
i menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah;
j. menyampaikan laporan penyelenggaraan penanggulangan
bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dan setiap saat
dalam keadaan darurat bencana; dan
k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 3

Unsur-unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah


terdiri dari :
a. Pengarah Penanggulangan Bencana ; dan
b. Pelaksana Penanggulangan Bencana.

Bagian Kedua
Pengarah Penanggulangan Bencana

Pasal 4

(1) Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai tugas


menyusun konsep pelaksanaan kebijakan Penanggulangan
Bencana Daerah, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Daerah.

7
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. menganalisa dan mengembangkan informasi potensi
bencana daerah;
b. menganalisa dan mengembangkan informasi peristiwa
bencana daerah;
c. potensi menganalisa dan mengembangkan informasi potensi
penanggulangan bencana daerah;
d. menghimpun dan menginventarisasikan kebijakan
penanganan penanggulangan bencana daerah;
e. merumuskan dan menyusun konsep pengembangan dan
pemanfaatan teknologi penanganan dan penanggulangan
bencana daerah;
f. merumuskan dan menyusun konsep pengaturan teknologi
yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bencana
daerah;
g. merumuskan dan menyusun konsep kerjasama penanganan
dan penanggulangan bencana daerah;
h. memantau dan mengevaluasi efektivitas kegiatan
penanganan dan penanggulangan bencana daerah;
i. membantu dan mengevaluasi efektivitan pelaksanaan
kebijakan dan penanggulangan bencana daerah ; dan
j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Bagian Ketiga
Pelaksana Penanggulangan Bencana

Paragraf 1
Pelaksana Penanggulangan Bencana

Pasal 5

(1) Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas


melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi
yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan
pascabencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. melaksanakan koordinasi dan komando penyelenggaraana
penanganan dan penanggulangan bencana;
b. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
pencegahan bencana;

8
c. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
pengenalan dan pengkajian potensi ancaman bencana;
d. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
analisis dan pengurangan resiko bencana;
e. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan Daerah;
f. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
kesiapan penanggulangan bencana;
g. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
pengembangan peringatan dini dalam penanggulangan
bencana;
h. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
pengembangan mitigasi dalam penanggulangan bencana;
i. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
penanganan tanggap darurat;
j. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
analisis dampak kerusakan;
k. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
rehabilitasi dampak kerusakan bencana;
l. mengoordinasikan perumusan kebijakan dan program
rekonstruksi dampak kerusakan bencana;
m. mengoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas
kesekretariatan ; dan
n. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 6

Unsur-unsur Organisasi Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri


dari :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
c. Bidang Kedaruratan dan Logistrik;
d. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

9
Paragraf 2
Sekretariat

Pasal 7

(1) Sekretariat mempunyai tugas mengelenggarakan kegiatan


penyusunan program, pengelolaan penatausahaan keuangan,
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan, hubungan
masyarakat dan keprotokolan serta administrasi Kepegawaian.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis
dan penyajian data bencana;
b. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan penyusunan program dan rencana
kegiatan serta pelaporan kegiatan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
c. menyusun program, membina, mengatur, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan penyusunan rencana anggaran;
d. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
penatausahaan Keuangan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban Keuangan;
e. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
pelaksanaan urusan ketatausahaan;
f. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;
g. menyusun program, membina, mengatur dan mengevaluasi
pengelolaan hubungan masyarakat dan keprotokolan;
h. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan
dan mengevaluasi efektivitas Organisasi dan
Ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi
Kepegawaian; dan
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Pelaksana sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 8

Unsur-unsur Organisasi Sekretariat, terdiri dari :


a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Keuangan:
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

10
Pasal 9

(1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas


melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data,
penyusunan program dan rencana kegiatan, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
penyusunan program, perencanaan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan;
b. mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan
data bencana;
c. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penyusunan program dan rencana kegiatan;
d. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
penyusunan program rencana terintegrasi;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan dan
evaluasi program dan rencana kegiatan;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
penyusunan bahan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan dan Dokumen Perencanaan;
g. menyiapkan bahan menyusun dokumen-dokumen Rencana
Stratejik Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
h. menyiapkan bahan dan menyusun Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati/Laporan Penyelenggaraan
Daerah Tahunan dan Lima Tahunan, Laporan Akuntabilitasi
Kenerja dan Laporan Tahunan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
i. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja pelaksanaan tugas penyusunan
program dan rencana, evaluasi dan pelaporan; dan
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 10

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana


anggaran dan mengelola administrasi Keuangan serta
menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran.

11
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penyusunan anggaran dan pengelolaan penatausahaan
Keuangan;
b. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran belanja
tidak langsung, anggaran belanja langsung, rencana
penerimaan dan pendapatan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
c. melaksanakan kerjasama penyusunan rencana anggaran
dan rencana pendapatan dan penerimaan;
d. menyiapkan bahan penyusunan dan penegasan dokumen
anggaran;
e. menyiapkan bahan dan mengelola penatausahaan
keuangan;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi realisasi
anggaran;
g. menyiapkan bahan menyusun laporan pertanggungjawaban
pengelolaan anggaran;
h. menyiapkan bahan dan mengusulkan pejabat pengelola
keuangan;
i. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja penyusunan rencana anggaran,
penatausahaan keuangan dan laporan pertanggungjawaban
pengelolaan anggaran; dan
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai
bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas


melaksanakan urusan ketatausahaan, rumah tangga, peralatan,
perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan serta
mengelola administrasi kepegawaian.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
pengelolaan urusan ketatausahaan, rumah tangga,
peralatan dan perlengkapan, hubungan masyrakat dan
keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan serta
pengelolaan administrasi kepegawaian;
b. mengelola urusan surat menyurat, pengetikan,
penggandaan, pencetakan dan ekspedisi;

12
c. melaksanakan kegiatan penyimpanan, pemilihan,
pemindahan dan penjadwalan retensi serta pemusnahan
arsip;
d. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas;
e. melaksanakan pengaturan tata ruang kantor, penerangan,
penyediaan air bersih, pengawasan keamanan dan
kebersihan lingkungan kantor serta mengatur perparkiran;
f. menyiapkan bahan dan menyusun Rancangan Kebutuhan
Barang Unit (RKBU) sesuai kebutuhan;
g. melaksanakan kegiatan pengadaan, penyimpanan
pemeliharaan, distribusi, inventarisasi dan penghapusan
barang-barang inventaris;
h. melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan
keprotokolan;
i. menyiapkan pelayanan akomodasi tamu kedinasan;
j. menyiapkan bahan analisis dan melaksanakan evaluasi
efektivitas organisasi dan ketatalaksanaan;
k. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan
pegawai berdasarkan besetting formative;
l. menyiapkan bahan dan memproses mutasi kepegawaian
meliputi mutasi jabatan, mutasi kepangkatan, mutasi gaji
dan pemberhentian pegawai;
m. menyiapkan bahan pembinaan pegawai meliputi pembinaan
kedisiplinan, pengawasan melekat, peningkatan
kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan, pemberian
penghargaan dan sanksi Kepegawaian;
n. menyiapkan bahan dan menyusun Daftar Urut
Kepangkatan, dan mengelola dokumentasi/berkas
kepegawaian, serta mengolah data dan menyajikan informasi
kepegawaian;
o. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi kinerja
individual kepegawaian dan pembinaan jiwa Korps dan kode
etik kepegawaian;
p. menyiapkan bahan, melaksanaan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja pelaksanaan tugas pengelolaan
urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan
administrasi kepegawaian; dan
q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris
sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

13
Paragraf 3
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Pasal 12

(1) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi, pembinaan dan fasilitas
penyelenggaraan pencegahan pada situasi tidak terjadi bencana
dan kesiapsiagaan dalam situasi terhadap ancaman bencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi penyusunan rencana
penganggulangan bencana;
b. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pengurangan
risiko bencana;
c. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pencegahan
bencana;
d. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi penetapan standar teknis
penanggulangan bencana;
e. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kesiapsiagaan terhadap
potensi bencana;
f. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan peringatan dini
terjadinya bencana;
g. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan mitigasi bencana;
dan
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Pelaksana sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 13

Unsur-unsur Organisasi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan


terdiri dari :
a. Sub Bidang Pencegahaan; dan
b. Sub Bidang Kesiapsiagaan.

14
Pasal 14

(1) Sub Bidang Pencegahan mempunyai tugas menyiapkan bahan


dan menyusun rencana penanggulangan bencana, memfasilitasi
upaya pengurangan risiko bencana, analisis risiko bencana,
penegakan tata ruang dan penerapan persyaratan standar
teknis penanggulangan bencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :


a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
pencegahan bencana;
b. menyiapkan bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian
pencegahan bencana;
c. menghimpun, mengolah dan menyajikan data potensi
ancaman dan risiko bencana;
d. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penyusunan rencana penanggulangan bencana;
e. menyiapkan bahan dan menyusun rencana penanggulangan
bencana;
f. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
inventarisasi dan pengurangan resiko terjadinya bencana
Daerah;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi dan
fasilitasi upaya pengurangan resiko bencana;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan analisis risiko
bencana;
i. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
pemantauan dan penegakan rencana tata ruang;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
pemantauan dan penegakan rencana tata ruang ;
k. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penetapan dan penerapan standar teknis penanggulangan
bencana;
l. menyiapkan bahan dan menyusun rencana persyaratan
standar teknis penanggulangan bencana;
m. menyiapkan bahan dan memantau penerapan persyaratan
standar teknis penanggulangan bencana ;
n. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja pelaksanaan tugas penyusunan
rencana penanggulangan bencana, fasilitas upaya
pengurangan risiko bencana, analisis risiko bencana,
penegakan tata ruang dan penerapan persyaratan standar
teknis penanggulangan bencana; dan
o. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sesuai bidang tugas
dan tanggung jawabnya.

15
Pasal 15

(1) Sub Bidang Kesiapsiagaan mempunyai tugas menyiapkan


bahan dan melaksanakan kesiapsiagaan terhadap ancaman
bencana, pengembangan dan penerapan peringatan dini dan
menyelenggarakan kegiatan mitigasi bencana serta bimbingan
teknis penanggulangan bencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana;
b. menyiapkan bahan koordinasi, pembinaan dan
pengembangan kesiapsiagaan atas bencana;
c. menghimpun, mengolah dan menyajikan data kesiapsiagaan
atas ancaman bencana;
d. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penyusunan rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
e. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
penerapan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan
bencana;
f. menyiapkan bahan, menyusun dan menerapkan uji coba
rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
g. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
pengorganisasian, pemasangan dan pengujian system
peringatan dini terhadap ancaman bencana ;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis
pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem
peringatan dini terhadap ancaman bencana;
i. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
inventarisasi dan analisis penyediaan dan penyiapkan
barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
j. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
penyediaan dan penyiapkan barang pasokan kebutuhan
dasar;
k. menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis
pengorganisasian, penyuluhan dan gladi tentang mekanisme
tanggap darurat;
l. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan
untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana;
m. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama,
pemantauan dan pelaksanaan penataan ruang;

16
n. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan
tata bangunan;
o. menyiapkan bahan, melaksanakan bimbingan teknis dan
kerjasama pendidikan, pelatihan dan penyuluhan mitigasi
bencana;
p. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja kesiapsiagaan terhadap ancaman
bencana, pengembangan dan penerapan peringatan dini dan
penyelenggaraan kegiatan mitigasi bencana; dan
q. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sesuai bidang tugas
dan tanggung jawabnya.

Paragraf 4
Bidang Kedaruratan dan Logistik

Pasal 16

(1) Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengkajian, penentuan
wilayah bencana, status keadaan darurat dan fasilitasi
penyelenggaraan penanggulangan bencana, perlindungan,
bantuan kebutuhan dasar dan logistik pada saat tanggap
darurat.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pengkajian
terhadap lokasi, kerusakan dan kerugian terjadinya
bencana;
b. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi penentuan status
keadaan darurat bencana;
c. menyusun program, mengoordinasikan, membina
mengendalikan dan mengevaluasi penetapan standar teknis
penanggulangan bencana;
d. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan penyelamatan
dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
e. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat terkena bencana;

17
f. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan perlindungan
kelompok rentan;
g. menyusun program, mengoordinasikan, membina,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemberian
bantuan kebutuhan dasar dan logistik; dan
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Pelaksana sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 17

Unsur-unsur Organisasi Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri


dari :
a. Sub Bidang Kedaruratan ; dan
b. Sub Bidang Logistik.

Pasal 18

(1) Sub Bidang Kedaruratan mempunyai tugas menyiapkan bahan


dan melaksanakan kajian keadaan darurat, memfasilitasi
pengerahan sumber daya untuk menyelamatkan dan
mengevaluasi korban bencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai


berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
penanganan kedaruratan;
b. mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan
data kedaruratan;
c. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi bencana
dan kerusakan;
d. menyiapkan dan melaksanakan pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi bencana;
e. menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi cakupan lokasi bencana;
f. menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi jumlah korban bencana;
g. menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi,
identifikasi dan analisis gangguan pelayanan umum dan
pemerintahan;
h. menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi sumberdaya alam maupun buatan;

18
i. menyiapkan bahan dan merumuskan petunjuk teknis
penetapan status keadaan darurat bencana;
j. menyiapkan bahan penetapan status keadaan darurat
bencana;
k. menyiapkan bahan dan merumuskan petunjuk teknis
penyelamatan dan evakuasi masyarakat korban bencana;
l. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama
penyelamatan dan evakuasi masyarakat korban bencana;
m. menyiapkan bahan dan melaksanakan fasilitasi pengerahan
sumberdaya dalam penyelamatan dan evakuasi masyarakan
korban bencana;
n. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi kegiatan dan
menyusun laporan kinerja pengkajian keadaan darurat,
fasilitasi pengerahan sumberdaya dalam penyelamatan dan
evakuasi korban bencana; dan
o. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik sesuai Bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

Pasal 19

(1) Sub Bidang Logistik mempunyai tugas menyiapkan bahan dan


melaksanakan kajian tingkat kerusakan akibat bencana,
perlindungan kelompok rentan, pemenuhan kebutuhan dasar
dan Logistik.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
pengkajian tingkat kerusakan, perlindungan kelompok
rentan dan pemenuhan kebutuhan dasar dan logistik;
b. mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan
data kerusakan akibat bencana, kelompok rentan dan
kebutuhan dasar dan logistik;
c. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis
pengkajian tingkat kerusakan akibat bencana; dan
d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Kedaruratan dan Logistik sesuai Bidang tugas dan
tanggung jawabnya.

19
Paragraf 5
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pasal 20

(1) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas


melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengendalian
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan akibat
bencana.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan perbaikan
lingkungan ;
b. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan perbaikan sarana
prasarana umum ;
c. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan Sosial
psikologi ;
d. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan Sosial
Ekonomis ;
e. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan Sosial
Budaya ;
f. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan
pelayanan kesehatan ;
g. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan fungsi
pemerintahan ;
h. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan
pelayanan publik;
i. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemulihan
keamanan dan ketertiban ;
j. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan
kembali prasarana dan sarana Sosial masyarakat dan
keagamaan ;
k. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pembangkitan
kembali kehidupan Sosial Budaya masyarakat ;

20
l. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pengembangan
partisipasi lembaga dan Organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha dan masyarakat ;
m. menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur,
mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan peningkatan fungsi
pelayanan publik dan kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya ;
dan
n. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Pelaksanaan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 21

Unsur-unsur Organisasi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi terdiri


dari :
a. Sub Bidang Rehabilitasi ; dan
b. Sub Bidang Rekontruksi.

Pasal 22

(1) Sub Bidang Rehabilitasi mempunyai tugas menyiapkan bahan


koordinasi rehabilitasi kerusakan akibat bencana, memfasilitasi
dan melaksanakan kerjasama perbaikan lingkungan, prasarana
dan sarana umum dan keagamaan, pemlihan Sosial psikologis,
Sosial Ekonomis dan Budaya Sosial, fungsi pemerintahan dan
fungsi pelayanan masyarakat, keamanan dan ketertiban.

(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
penyiapan bahan koordinasi rehabilitasi lingkungan,
fasilitasi dan kerjasama rehabilitasi dampak bencana;
b. mengumpulkan, mengolah, menganalisa, dan menyajikan
data kerusakan akibat bencana;
c. menyiapkan bahan koordinasi rehabilitasi lingkungan
daerah bencana;
d. menyiapkan bahan, melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi tingkat kerusakan lingkungan;
e. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama perbaikan kerusakan lingkungan;

21
f. menyiapkan bahan, melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi kerusakan prasarana dan sarana umum dan
keagamaan;
g. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama perbaikan prasarana dan sarana umum dan
keagamaan;
h. menyiapkan bahan, melaksanakan inventarisasi dan
identifikasi dampak negatif sosial psikologis masyarakat;
i. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pemulihan kondisi sosial psikologis masyarakat;
j. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pelayanan kesehatan korban bencana;
k. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama kegiatan rekonsiliasi dan resolusi konflik;
l. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pemulihan Sosial, Ekonomi, dan Budaya;
m. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pemulihan keamanan dan ketertiban;
n. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pemulihan fungsi Pemerintah;
o. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pemulihan fungsi pelayanan publik;
p. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi dan menyusun
laporan kinerja penyiapan bahan koordinasi rehabilitasi
kerusakan akibat bencana, fasilitasi dan kerjasama
rehabilitasi dampak bencana; dan
q. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi sesuai bidang tugas
dan tanggung jawabnya.

Pasal 23

(1) Sub Bidang Rekontruksi mempunyai tugas menyiapkan bahan


koordinasi rekontruksi Sosial, Ekonomi, Budaya dan sarana
prasarana, memfasilitasi dan melaksanakan kerjasama
pembangkitan kembali kehidupan Sosial Budaya masyarakat,
pengembangan partisipasi lembaga dan Organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, penigkatan
fungsi pelayanan publik dan kondisi Sosial, Ekonomi dan
Budaya.

22
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan
penyiapan bahan koordinasi rekontruksi Sosial, Ekonomi,
Budaya, sarana dan prasarana, serta kerjasama
pembangunan kembali dampak kerusakan akibat bencana;
b. mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kerusakan
lingkungan masyarakat;
c. menyiapkan bahan koordinasi rekontruksi Sosial, Ekonomi,
Budaya, sarana dan prasarana;
d. menyiapkan bahan dan merumuskan petunjuk teknis
fasilitasi dan kerjasama pembangunan kembali dampak
kerusakan bencana baik fisik maupun non fisik;
e. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pembangunan kembali prasarana dan sarana;
f. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pembangunan kembali sarana Sosial masyarakat;
g. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pembangunan kembali kehidupan Sosial Budaya
masyarakat;
h. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama penerapan rencana bangun yang tepat;
i. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama penggunaan teknologi yang lebih baik dan tahan
bencana;
j. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama pengembangan partisipasi dan peran serta
lembaga dan Organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat;
k. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama peningkatan kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya;
l. menyiapkan bahan, memfasilitasi dan melaksanakan
kerjasama peningkatan fungsi pelayanan publik;
m. menyiapkan bahan, melaksanakan evaluasi dan menyusun
laporan kinerja penyiapan bahan koordinasi rekonstruksi
Sosial, Ekonomi, Budaya, sarana dan prasarana, fasilitasi
dan kerjasama pembangunan kembali dampak kerusakan
akibat bencana; dan
n. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sesuai bidang tugas
dan tanggung jawabnya.

23
Paragraf 6
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 24

Uraian tugas Kelompok Jabatan Fungsional diatur dan ditetapkan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB III
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 25

Pelimpahan wewenang dan penunjukan pejabat yang mewakili


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kepala
Pelaksana :
a. dalam hal Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
berhalangan sementara, maka ditunjuk Kepala Pelaksana sebagai
Pelaksana Harian (PLH);
b. dalam hal Kepala Pelaksana berhalangan sementara, maka
ditunjuk Sekretaris sebagai Pelaksana Harian (PLH); dan
c. dalam hal Kepala Pelaksana dan Sekretaris berhalangan
sementara, maka ditunjuk salah seorang Kepala Bidang sebagai
Pelaksana Harian (PLH) berdasarkan senioritas.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka semua ketentuan


yang mengatur hal yang sama diyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 27

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang


mengenai pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan
Bupati.

24
Pasal 28

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang- mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Tapin.

Ditetapkan di Rantau
pada tanggal 23 JvJl 2012

NURPIN IIALIDI

Dirryrdangkan di Rantau
23 JuJI 2012
I,DAERAII KABUPATEN TAPIN,
,r{(

rd

BERITA DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2OT2 NOMOR 12

25

Anda mungkin juga menyukai