Berkah Heriyansyah
NIM :A031191173
Penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah pusat yang berbasis double entry memiliki dasar
hukum sebagai berikut:
Disamping itu, SAPP juga di rancang untuk mendukung transparansi laporan Keuangan
Pemerintahan dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah dalam mencapai pemerintahan yang baik,
yang meliputi Akuntabilitas, Manajerial dan Transparansi. Akuntabilitas yang dimaksud adalah
meningkatkan kualitas akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemerintah atas pelaksanaan
anggaran. Dalam hal Manajerial adalah menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian anggaran, perumusan
kebijaksanaan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pemerintah. Sedangkan
menyangkut transparansi adalah memberikan keterbukaan pelaksanaan kegiaan pemerintah
kepada rakyat untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.
Berbagai perubahan dan penyempurnaan terus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
pengembangan sistem akuntansi pemerintah pusat. Pada tahun 2005, pemerintah dalam hal ini
Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Pertimbangan peraturan ini dikelurkan bahwa sesuai
dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang – undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara sehingga perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat.
Penerapan Sistem Akuntanasi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah untuk unit-unit organisasi
pemerintah pusat yang keuangan dikelola langsung oleh pemerintah pusat, seperti lembaga
tertinggi Negara (MPR), lembaga tinggi Negara (DPR, DPA, MA), departemen atau lembaga
nondepartemen. Sedangkan SAPP tidak diterapkan untuk pemerintah daerah, BUMN/BUMD,
bank pemerintah, dan lembaga keuangan milik pemeintah.
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung- jawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan realisasi
anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP Merupakan konsolidasi laporan keuangan
Kementerian Negara/Lembaga yang disusun dengan berdasarkan praktik terbaik internasional
(best practice) dalam pengelolaan keuangan Negara. LKPP diterbitkan setiap tahun, dan pertama
kali diterbitkan pada tahun 2004 sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggungjawaban
keuangan pemerintah. LKPP disusun oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Keuangan Indonesia. Komponen LKPP Saat ini laporan keuangan pemerintah pusat
disusun berdasarkan penerapan akuntansi basis kas menuju akrual. Pada tahun 2015 penerapan
basis akrual akan diberlakukan di Indonesia sehingga laporan keuangan yang diberi opini oleh
Badan Pemeriksa Keuangan adalah yang berbasis akrual. Komponen laporan keuangan
pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dariLaporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan
dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen
laporan keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.