Anda di halaman 1dari 4

Nama :Muh.

Berkah Heriyansyah

NIM :A031191173

A. DASAR HUKUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah pusat yang berbasis double entry memiliki dasar
hukum sebagai berikut:

1. Keputusan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2000, khususnya Bab VI tentang


Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/KMK.01/1991 tanggal 24 Mei 1991 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah.
3. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1135/KMK.01/1992 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
4. Surat Menteri Keuangan RI Nomor S-984/KMK.018/1992 perihal Pengesahan Daftar
Perkiraan Sistem Akuntansi Pemerintah

B. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT Modul Sistem Akuntansi Instansi


: Hal. 2) Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) bertujuan untuk :

- Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemprosesan


dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek
akuntansi yan diterima secara umum;
- Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai
dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk
tujuan akuntabilitas; - Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan
suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
- Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

Disamping itu, SAPP juga di rancang untuk mendukung transparansi laporan Keuangan
Pemerintahan dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah dalam mencapai pemerintahan yang baik,
yang meliputi Akuntabilitas, Manajerial dan Transparansi. Akuntabilitas yang dimaksud adalah
meningkatkan kualitas akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemerintah atas pelaksanaan
anggaran. Dalam hal Manajerial adalah menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian anggaran, perumusan
kebijaksanaan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja pemerintah. Sedangkan
menyangkut transparansi adalah memberikan keterbukaan pelaksanaan kegiaan pemerintah
kepada rakyat untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.

C. RUANG LINGKUP SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 476/KMK.01/1991 tentang Sistem


Akuntansi Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah pusat telah dikembangkan dan
diimplementsikan secara bertahap. Tahap pertama dilaksanakan mulai tahun anggaran
1993/1994, dan di ikuti dengan tahap – tahap berikutnya, dan yang pada tahun anggaran
1999/2000, implementasi SAPP telah mencakup seluruh Departemen/Lembaga diseluruh
propinsi.

Berbagai perubahan dan penyempurnaan terus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
pengembangan sistem akuntansi pemerintah pusat. Pada tahun 2005, pemerintah dalam hal ini
Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Pertimbangan peraturan ini dikelurkan bahwa sesuai
dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang – undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara sehingga perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat.

Penerapan Sistem Akuntanasi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah untuk unit-unit organisasi
pemerintah pusat yang keuangan dikelola langsung oleh pemerintah pusat, seperti lembaga
tertinggi Negara (MPR), lembaga tinggi Negara (DPR, DPA, MA), departemen atau lembaga
nondepartemen. Sedangkan SAPP tidak diterapkan untuk pemerintah daerah, BUMN/BUMD,
bank pemerintah, dan lembaga keuangan milik pemeintah.

D. RUANG LINGKUP SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH


Sistem Akuntansi Pemerintah terbagi menjadi 2 sistem utama yang mempunyai
hubungan data atau informasi akuntansi timbal balik yaitu : 1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
yang dilaksanakan oleh Departemen Keuangan cq Ditjen Perbendaharaan. Subsistem Sistem
Akuntansi Pusat (SiAP) terdiri dari: - Sistem Akuntansi Umum (SAU). Sistem menghasilkan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU - Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN)
Sistem ini menghasilkan menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca KUN. Pada tingkat
wilayah, kedua subsistem di atas dilaksanakan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan seluruh
KPPN di wilayah kerjanya selaku Kuasa BUN. Sistem Akuntansi Pusat, yang selanjutnya disebut
SiAP, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkompurerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

E. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung- jawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan realisasi
anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP Merupakan konsolidasi laporan keuangan
Kementerian Negara/Lembaga yang disusun dengan berdasarkan praktik terbaik internasional
(best practice) dalam pengelolaan keuangan Negara. LKPP diterbitkan setiap tahun, dan pertama
kali diterbitkan pada tahun 2004 sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggungjawaban
keuangan pemerintah. LKPP disusun oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Keuangan Indonesia. Komponen LKPP Saat ini laporan keuangan pemerintah pusat
disusun berdasarkan penerapan akuntansi basis kas menuju akrual. Pada tahun 2015 penerapan
basis akrual akan diberlakukan di Indonesia sehingga laporan keuangan yang diberi opini oleh
Badan Pemeriksa Keuangan adalah yang berbasis akrual. Komponen laporan keuangan
pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dariLaporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih

2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan
dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan

Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen
laporan keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.

Anda mungkin juga menyukai