Anda di halaman 1dari 5

Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of
Education, 2001). Pembelajaran kontekstual dijadikan alternatif yang dapat
memberdayakan siswa. Pembelajaran dengan menerapkan strategi kontekstual kelas
dapat berfungsi sebagai tempat mendiskusikan hasil penemuan di lapangan. Tugas guru
dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Guru
hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang
baru bagi siswa

Proses Pembelajaran kontekstual dapat berlangsung secara alamiah dalam bentuk


kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi dan proses pembelajaran ini lebih dipentingkan dari pada hasil. Pengertian
Pembelajaran adalah ”upaya untuk membelajarkan siswa” (Degeng, 1990; 2). Upaya
tersebut tidak hanya berupa bagaimana siswa belajar sendiri, melainkan bertujuan dan
terkontrol. Lebih lanjut Degeng (1990:2) mengemukakan bahwa pembelajaran memiliki
makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat perancangan (desain) upaya
membelajarkan siswa. Guru senantiasa mengupayakan perbaikan kualitas pembelajaran
melalui berbagai usaha yang langsung berhubungan dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Salah satu usaha guru adalah memberikan atau mendorong motivasi belajar
kepada siswanya agar dapat mendapatkan sebuah hasil dan prestasi yang memuaskan.
Motivasi atau minat siswa bertujuan agar siswa senantiasa rajin belajar merupakan tugas
guru sebagai motivator. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan karena beban
belajar siswa yang berlebihan. Keberhasilan atau kegagalan siswa seringkali dikaitkan
dengan tinggi rendahnya motivasi belajar. Berdasarkan masalah yang ditemukan di atas,
jika diidentifikasikan dengan permasalahannya yang selanjutnya mempengaruhi hasil
belajar atau prestasi belajar siswa maka ditemukan masalah-masalah yang sedemikian
kompleks termasuk kemungkinan adanya faktor-faktor yang tidak diketahui.
(Kode PENDMIPA-0019) : Studi Komparasi Pendekatan Konstruktivisme Metode Inkuiri,
Demonstrasi Dan Konvensional Ditinjau Dari Prestasi Belajar Biologi Siswa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK sekarang ini menuntut adanya perbaikan pada sistem pendidikan nasional
dimana sampai saat ini kualitas dan kuantitas pendidikan tetap menjadi masalah yang paling
menonjol dalam usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Berbagai upaya telah dilakukan
Pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut khususnya dalam lingkungan Sekolah Menengah
Atas (SMA), antara lain: pembaharuan kurikulum, penyediaan perpustakaan, penyediaan
laboratorium serta pemberian beasiswa kepada siswa. Atas dasar ini diberlakukan Kurikulum
2004 yang memberi penekanan pada pencapaian kompetensi dan pembekalan kecakapan hidup
bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendidikan yang
berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki
oleh lulusan suatu jenjang pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas,
kesehatan, akhlak, ketaqwaan dan kewarganegaraan (Kompetensi Dasar dan silabus Biologi
SMU, 2002:1)
Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan proses kegiatan belajar mengajar yaitu
terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran dan mengajar menunjuk pada apa yang harus
dilakukan guru sebagai pengajar. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan
efektif apabila seluruh komponen yang berpengaruh di dalamnya saling mendukung. Komponen-
komponen dalam mengajar tersebut antara lain: tujuan, materi, guru, metode, waktu yang
tersedia, perlengkapan pengajaran dan evaluasi pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001:54)
SMA Negeri X merupakan salah satu SMA favorit di Kabupaten X. Di sekolah ini sudah
menerapkan sistem KBK sejak 2 tahun terakhir. Namun pelaksanaannya belum secara mutlak,
hal ini disebabkan karena adanya beberapa kendala yang dihadapi antar lain: belum adanya
sarana dan prasarana yang memadai, kurangnya pengalaman para guru tentang pelaksanaan KBK
serta kondisi siswa sendiri. Di dalam KBK, seharusnya dilaksanakan dengan sistem student
centerd (proses pembelajaran dimana seluruh kegiatan pembalajaran berpusat pada siswa)
dimana guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Namun, guru-guru Biologi di
SMA Negeri X belum menerapkan sistem student centered secara menyeluruh untuk semua
materi pelajaran, guru hanya menerapkan sistem ini untuk materimateri pelajaran tertentu saja.
Guru masih menggunakan sistem teacher centered yang berupa ceramah. Ini dilakukan karena
guru lebih berorientasi pada pencapaian materi yang padat dan harus diselesaikan dalam waktu
yang cukup singkat.
Dengan metode ceramah yang diterapkan ini, kegiatan belajar mengajar lebih banyak berpusat
pada guru dan kurang melibatkan aktivitas siswa. Guru hanya memberikan ceramah di depan
kelas dan memberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal LKS saja tanpa melibatkan aktivitas
siswa. Dengan metode pembelajaran yang digunakan ini menyebabkan kurang adanya interaksi
edukatif antara guru dan siswa. Bila dijejali dengan materi secara terus menerus siswa akan
mengantuk, bosan dan siswa cenderung ramai. Kebosanan ini pada akhirnya akan melemahkan
motivasi dan minat belajar siswa.
Banyak siswa yang menganggap bahwa Biologi adalah mata pelajaran yang sulit dan hanya
dapat dipelajari dengan cara dihafalkan. Siswa hanya menghafalkan fakta, prinsip dan teori yang
disampaikan oleh guru tanpa berusaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan
ide-ide yang ada dalam pikiran mereka. Siswa cenderung bersikap pasif. Dengan cara yang
seperti ini, siswa akan kurang dapat memahami maksud dan isi dari pelajaran yang diterimanya.
Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran biologi ini mengakibatkan
rendahnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada ujian semester ganjil. Nilai rata-rata kelas
yang diperoleh adalah 60 sedangkan batas tuntas yang seharusnya dicapai adalah 61. Ini
membuktikan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai ketuntasan untuk mata pelajaran
Biologi.
Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan dan metode belajar yang tepat.
Tidak ada satupun pola pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat dianggap paling baik
diantara pola pendekatan dan metode pembelajaran yang lain, karena masing-masing mempunyai
karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pendekatan dan metode
pembelajaran tertentu kemungkinan baik untuk materi, situasi, dan kondisi tertentu, namun
kemungkinan dapat juga kurang tepat untuk keadaan yang lain.
Penerapan metode pembelajaran yang efektif merupakan salah satu upaya untuk memecahkan
berbagai masalah pendidikan yang ada, antara lain: rendahnya pemahaman konsep,
kecenderungan siswa menghafal materi pelajaran, kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran
serta kebosanan siswa dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan adalah pola pendekatan konstruktivisme. Menurut teori
belajar Konstruktivisme di sekolah bahwa pengetahuan tidak boleh dipindahkan dari guru
kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna (Paul Suparno, 1997: 13).
Siswa perlu membina konsep dan pengetahuan yang diberikan guru menjadi konsep dan
pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman awal yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
Oleh karena itu, untuk belajar siswa tidak hanya mengasimilasikan konsep dan pengetahuan tapi
harus mengakomodasikan, mengembangkan dan memodifikasi konsep yang sudah ada. Banyak
cara pembelajaran di sekolah yang didasarkan pada teori konstruktivisme seperti CBSA, dimana
ini merupakan suatu cara yang menekankan peranan siswa dalam membentuk struktur
pengetahuannya sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan
siswa dalam pembentukan pengetahuannya. Penelitian ini akan menerapkan pendekatan
konstruktivisme dengan metode pembelajaran inkuiri dan demonstrasi di dalam proses
pembelajaran Biologi SMA. Pada kelompok perlakuan dilaksanakan pembelajaran pendekatan
konstruktivisme dengan metode inkuiri dan metode demonstrasi sedang pada kelompok kontrol
dilaksanakan pembelajaran dengan metode konvensional.
Mulyani Sumantri (2001: 133) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu
proses, situasi/benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru/sumber belajar lain yang memahami/ahli
dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Sedangkan metode Inkuiri atau metode
penemuan merupakan metode yang diperkenalkan pada guru bersamaan dengan meluasnya
CBSA. Metode ini menyajikan pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Pengubahan model pembelajaran terutama dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar baik
dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa terutama pada mata pelajaran Biologi. Aspek
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek yaitu:
pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang meliputi lima aspek, yaitu: penerimaan,
jawaban/reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu: gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan konseptual, keharmonisan/ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif serta interpretatif. Bertolak dari latar belakang
masalah yang telah diuraikan dimuka, maka diambil judul: STUDI KOMPARASI POLA
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE INKUIRI DAN
DEMONSTRASI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya anggapan siswa bahwa Biologi merupakan mata pelajaran yang hanya dapat dipahami
dengan cara menghafal.
1. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi akibat dari metode
ceramah yang digunakan oleh guru.
2. Kebosanan yang dialami siswa dengan metode ceramah yang diterapkan guru serta
3. Penerapan pola pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dengan metode inkuiri dan
demonstrasi pada mata pelajaran Biologi kemungkinan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa

B. Pembatasan Masalah
1. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri X
2. Obyek penelitian
a. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode inkuiri,
demonstrasi dan konvensional
b. Prestasi belajar Biologi siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor

D. Perumusan Masalah
Agar penelitian lebih terarah sesuai dengan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan prestasi belajar yang dicapai antara siswa yang diberi pendekatan
konstruktivisme metode Inkuiri, pendekatan konstruktivisme metode demonstrasi dan siswa yang
diberi metode konvensional?
2. Apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme metode inkuiri, demonstrasi dan
konvensional baik digunakan dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada
materi pokok Bioteknologi?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar yang dicapai antara siswa yang diberi
pendekatan konstruktivisme metode inkuiri, pendekatan konstruktivisme metode demonstrasi
dan siswa yang diberi metode konvensional.
2. Untuk mengetahui bahwa pembelajaran kooperatif melalui tipe stad lebih baik digunakan
daripada metode ceramah dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Jatinegara
pada
3. Untuk mengetahui bahwa pendekatan konstruktivisme metode inkuiri lebih baik digunakan
daripada metode konvensional dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA Negeri X pada
materi pokok Bioteknologi.
4. Untuk mengetahui bahwa pendekatan konstruktinisme metode demonstrasi lebih baik
digunakan daripada metode konvensional dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X SMA
Negeri X pada materi pokok Bioteknologi

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih pola pendekatan dan metode pembelajaran
pada bidang Studi Biologi yang sesuai dengan kemampuan siswa serta kondisi lingkungan
belajar
2. Memberikan latihan pada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip dengan pembelajaran
bermakna (meaningful learning) agar tidak mudah terlupakan, sehingga dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Biologi
3. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih dan menerapkan pola
pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran Biologi agar lebih menarik dan
diminati siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai